Analisa Koordinasi Simpang Kondisi Eksisting Analisa Kondisi Eksisting

Dari gambar 5.1, terlihat cycle time kedua simpang berbeda dan tidak sebanding. Hal ini menyebabkan selisih nyala sinyal hijau dari simpang yang satu dengan simpang berikutnya tidak tetap. Hubungan sinyal kedua simpang pun menjadi acak, sehingga tidak terjadi koordinasi sinyal antar simpang.

5.2 Analisa Kondisi Eksisting

Terdapat dua kinerja simpang yang dihitung dalam hal ini, yaitu pada saat peak hours pagi dan peak hours sore. Waktu yang memiliki kinerja terjenuh akan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan cycle time baru yang lebih baik. Kinerja simpang dihitung dengan menggunakan perhitungan Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

5.3 Analisa Data

Data hasil pengukuran dilapangan berupa data geometrik simpang, waktu siklus volume lalu lintas, dan data kecepatan lalu lintas selanjutnya akan diolah dengan analisa MKJI 1997. Rumus yang digunakan pada kondisi eksisting untuk faktor arus jenuh, untuk arus terlindung adalah S O = 600 x lebar efektif. Perhitungan evaluasi ini dilakukan berdasarkan data pada jam puncak senin pagi.  Arus Jenuh Arus jenuh S dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian arus untuk keadaan standar, dengan faktor penyesuaian F untuk kondisi sebenarnya dari kumpulan kondisi-kondisi ideal yang telah ditetapkan sebelumnya. S = S O x F CS x F SF x F G x F P x F RT x F LT Sebagai contoh perhitungan, untuk pendekat Utara SimpangI : Jl. Jamin Ginting – Jl. Iskandar Muda – Jl. Pattimura – Jl. Brimob. S O = 600 x We = 600 x 7 m = 4200 smpjam S = S O x F CS x F SF x F G x F P x F RT x F LT = 4200 x 1,0 x 0,95 x 1,0 x 1,0 x 0,99 x 1,0 = 4200 smpjam Hasil perhitungan arus jenuh kondisi eksisting untuk seluruh pendekat dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut. Tabel 5.1 : Hasil perhitungan arus lalu lintas dan arus jenuh Simpang Pendekat We meter Faktor Penyesuaian S smpjam q smp F CS F SF F G F P F RT F LT I Utara 7 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 0,99 4200 758 Selatan 9 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 0,92 5400 1521 Barat 5 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 1,0 3000 492 Timur 3.5 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 1,0 2100 156 II Utara 5 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 1,0 3000 573 Selatan 7 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 1,0 4200 1218 Barat 5 1,0 0,95 1,0 1,0 1,0 1,0 3000 394  Rasio Arus Jenuh Nilai arus jenuh untuk setiap pendekat menggunakan rumus : FR = QS. Sebagai contoh perhitungan, untuk pendekat Utara Simpang I : Jl. Jamin Ginting – Jl. Iskandar Muda – Jl. Pattimura – Jl. Brimob. FR = 8584200 = 0,2043 Hasil perhitungan rasio arus jenuh kondisi eksisting untuk seluruh pendekat dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut.