21
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang Kasmir, 2009:151. Jenis rasio solvabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio DER dimana rasio ini membandingkan antara total utang, termasuk utang lancar dengan
total ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan yang berkaitan dengan
kebijakan pendanaan perusahaan. Bagi kreditor, semakin tinggi debt to equity ratio, akan semakin tidak
menguntungkan karena risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan akan semakin tinggi. Debt to equity ratio
juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.
2.1.3 Kepemilikan Institusional
Komposisi kepemilikan saham dapat memiliki dampak penting dalam sistem pengendalian manajemen dalam perusahaan. Kepemilikan dalam suatu
perusahaan dapat dilihat dari sisi manajerial dan sisi institusional. Kepemilikan manajerial merupakan presentase kepemilikan saham oleh pihak
manajerial yang mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang
diambil salah terutama pada pengambilan keputusan mengenai utang. Sedangkan kepemilikan institusional merupakan prosentase kepemilikan
saham oleh investor-investor institusional seperti perusahaan investasi bank,
22
perusahaan asuransi, maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan- perusahaan lain.
Pendapat Rozeff yang dikutip dalam Manan 2004:18 menyatakan bahwa makin banyak pemegang saham, semakin tersebar kepemilikan,
sehingga hubungan negatif atau tidak signifikan bisa diharapkan diantara banyaknya pemegang saham dan tingkat utang. Grier dan Zychowics
1994:33 dalam penelitian Kurniati 2007:36 juga menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusi dapat menggantikan peranan utang dalam
memonitor manajemen perusahaan. Moh’d, Perry, dan Rimbey 1998:121 menemukan bahwa kepemilikan
saham oleh institusional mempunyai hubungan yang signifikan dan negatif terhadap kebijakan utang. Adanya kepemilikan institusional akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Semakin tinggi kepemilikan institusional, maka diharapkan pengendalian
internal terhadap perusahaan akan semakin kuat sehingga dapat mengurangi agency cost pada perusahaan. Pengendalian ini akan membuat manajer
menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Manan 2004:18 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang
untuk perusahaan yang termasuk industri keuangan yang go public di BEJ tahun 1999-2002.
23
2.1.4 Struktur Aset