Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH MIKO AHMAD

030522027

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya.

Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 19 Januari 2013 Yang membuat pernyataan,

MIKO AHMAD NIM: 030522027


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala hikmat dan anugerah kasihNya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI” dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu peneliti selama menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis M.M., Ak. selaku Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak. dan Drs. Hotmal Jafar, MM., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam M.Si., Ak, selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahelmi Ak, selaku dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Orang Tua Peneliti yang tidak henti-hentinya memberikan support dan kasih

sayang kepada peneliti.

Peniliti juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari jurusan Akuntansi , kalian memang teman-teman yang luar biasa.


(4)

Peneliti menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 19 Januari 2013 Penulis,

MIKO AHMAD NIM: 030522027


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajer yaitu menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan utang perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Secara parsial, variable kepemilikan institusional, struktur aset dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan, sedangkan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.

Kata kunci: Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan


(6)

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE AND PROFITABILITY ON CORPORATE

DEBT POLICY IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Debt Policy is one of the essential decision that need to be considered by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of institutional ownership, asset structure, firm size and profitability on corporate debt policy. The hypothesis of this research is whether profitability, institutional ownership and asset structure has the effect of simultantly and partially to the company's debt policy.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional ownership, asset structure, firm size and profitability has effect on corporate debt policy. Partially, institutional ownership, asset structure and firm size had significant positive impact to corporate debt policy while profitability had no significant impact on corporate debt policy.

Kata kunci: Institutional Ownership, Asset Structure, Firm Size, Profitability and Corporate Debt Policy


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Landasan Teori ... 7

2.1.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Utang ... 7

2.1.2 Kebijakan Utang ... 8

2.1.3 Kepemilikan Institusional... 10

2.1.4 Struktur Aset ... 12

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 12

2.1.6 Profitabilitas ... 14

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu... 15

2.3Kerangka Konseptual ... 16

2.4Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1Jenis Penelitian ... 19

3.2Populasi dan Sampel Penelitian... 19

3.3Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data ... 21

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 22

3.5Alat Analisis Data ... 26

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 26

3.5.2 Pengujian Normalitas Data ... 26

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 27

3.5.3.1 Multikolinearitas ... 27

3.5.3.2 Autokorelasi ... 28

3.5.3.3 Heteroskedastisitas ... 29

3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 29 3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan


(8)

(Uji F) ... 27

3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda... 30

3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 30

3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1Deskripsi Data ... 33

4.2Statistik Deskriptif... 33

4.3Pengujian Normalitas Data ... 35

4.4Pengujian Asumsi Klasik ... 38

4.4.1.Multikolinearitas ... 38

4.4.2.Autokorelasi ... 39

4.4.3.Heteroskedastisitas ... 40

4.4.4.Pengujian Hipotesis ... 41

4.4.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) .... 41

4.4.4.2. Pengujian Regresi Berganda ... 42

4.4.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 45

4.4.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) ... 46

4.4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1Kesimpulan ... 52

5.2Keterbatasan Penelitian ... 53

5.3Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

3.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 20

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 34

4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov Test ... 36

4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 39

4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 40

4.5 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) ... 42

4.6 Hasil Uji Regresi Berganda... 43

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 45


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 16

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 37

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 58 2 Output SPSS ... 59


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajer yaitu menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan utang perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Secara parsial, variable kepemilikan institusional, struktur aset dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan, sedangkan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.

Kata kunci: Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan


(13)

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE AND PROFITABILITY ON CORPORATE

DEBT POLICY IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Debt Policy is one of the essential decision that need to be considered by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of institutional ownership, asset structure, firm size and profitability on corporate debt policy. The hypothesis of this research is whether profitability, institutional ownership and asset structure has the effect of simultantly and partially to the company's debt policy.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional ownership, asset structure, firm size and profitability has effect on corporate debt policy. Partially, institutional ownership, asset structure and firm size had significant positive impact to corporate debt policy while profitability had no significant impact on corporate debt policy.

Kata kunci: Institutional Ownership, Asset Structure, Firm Size, Profitability and Corporate Debt Policy


(14)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP

KEBIJAKAN UTANG PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajer yaitu menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan utang perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Secara parsial, variable kepemilikan institusional, struktur aset dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan, sedangkan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan.

Kata kunci: Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Berpengaruh Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan


(15)

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE AND PROFITABILITY ON CORPORATE

DEBT POLICY IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Debt Policy is one of the essential decision that need to be considered by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of institutional ownership, asset structure, firm size and profitability on corporate debt policy. The hypothesis of this research is whether profitability, institutional ownership and asset structure has the effect of simultantly and partially to the company's debt policy.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional ownership, asset structure, firm size and profitability has effect on corporate debt policy. Partially, institutional ownership, asset structure and firm size had significant positive impact to corporate debt policy while profitability had no significant impact on corporate debt policy.

Kata kunci: Institutional Ownership, Asset Structure, Firm Size, Profitability and Corporate Debt Policy


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan kondisi perekonomian yang semakin pesat dan adanya persaingan yang semakin tajam dalam pasar global merupakan suatu tantangan dan peluang bagi perusahaan untuk melakukan perkembangan usahanya. Sebagai upaya untuk mengembangkan tersebut, maka perusahaan memerlukan adanya suatu kebijakan pendanaan yang tepat untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan keputusan yang penting mengingat keputusan tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan nanti. Secara umum terdapat dua bentuk sumber pendanaan pada perusahaan yaitu sumber pendanaan internal dan eksternal.

Sumber pendanaan internal yaitu suatu dana yang berasal dari dalam perusahaan yaitu modal sendiri, laba ditahan. Modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan berasal dari sumber dana yang diperoleh dari usaha perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan, akan tetapi seiring dengan perkembangan ekonomi serta adanya tuntutan perkembangan usaha, dana yang berasal dari dari dalam perusahaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut untuk berusaha mencari lagi tambahan dana yang berasal dari sumber pendanaan eksternal yaitu suatu dana yang diperoleh dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada pihak ketiga atau berutang.


(17)

Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen keuangan dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari pihak ketiga untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan utang adalah salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer adalah menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham.

Tujuan utama perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (stockholder) melalui keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen, yang tercermin dalam harga saham di pasar modal. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak pemegang saham atau sering disebut principal yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para profesional (manajer) atau sering disebut agen untuk bertanggungjawab mengelola perusahaan. Para manajer yang diangkat diharapkan dapat melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan dengan cara memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran dapat tercapai. Menurut Sundjaja dan Barlian (2002: 61) secara teoritis, banyak manajer keuangan setuju dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun pada prakteknya manajer juga memperhatikan harta miliknya, keamanan pekerjaanya, gaya hidup dan manfaat lainya yang diperoleh dari perusahaan. Adanya perbedaan tujuan ini, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Teori keagenan, menerangkan bahwa adanya pemisahan fungsi kepemilikan dan fungsi pengolaan (pihak manajemen) dalam suatu perusahaan akan rentan dengan konflik keagenan. Hal ini terjadi karena manajer cenderung berusaha


(18)

mengutamakan kepentingan pribadinya dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham. Pemegang saham biasanya tidak menyukai kepentingan manajer, karena hal tersebut akan menambah biaya (cost) bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan dan dividen yang diterima oleh pemegang saham. Penyebab adanya konflik keagenan antara pemegang saham dengan manajer salah satunya adalah berkaitan dengan pembuatan keputusan sumber pendanaan.

Saham yang dijual perusahaan dapat dimiliki oleh pihak manajemen ataupun pihak diluar manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak luar seperti investor institusi disebut dengan kepemilikan institusional. Kepemilikan institusional menyebabkan kinerja manajemen diawasi secara optimal dan akan meminimalisir perilaku opurtunistik. Penelitian Manan (2004:16) dan Kurniati (2007:54) menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, namun Damayanti (2006:77) menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang.

Ukuran perusahaan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu besarnya tingkat penjualan pada suatu periode dan besarnya nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam kaitannya dengan ukuran perusahaan, semakin besarnya perusahaan dan luasan usahanya, secara logika, kebutuhan dana untuk menjalankan operasinya pasti akan semakin besar. Kebutuhan dana ini bisa dipenuhi dengan dua alternatif kebijakan, bisa dengan menjual saham sebagai tambahan modal, dan juga dengan melakukan kebijakan utang. Menurut Pecking


(19)

Order Theory yang dikutip oleh Pithaloka (2009:39) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal juga semakin kecil, artinya perusahaan yang besar cenderung sedikit menggunakan utang, namun hasil penelitian Manan (2004:17) dan Pithaloka (2009:121) justru menunjukkan hal yang berlainan. Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kebijakan utang suatu perusahaan. Artinya, semakin besar ukuran suatu perusahaan maka perusahaan tersebut akan berutang semakin banyak.

Variabel lain yang juga diperkirakan mempengaruhi kebijakan utang perusahaan adalah struktur aset. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak Utang (Houston, 2001:39). Semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin banyak suatu perusahaan tersebut menggunakan utangnya. Penelitian tentang struktur aset dilakukan oleh Manan (2004:17) dimana hasil penelitian menemukan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang. Sementara hasil penelitian kurniati (2007:55) struktur aset berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan utang.

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dividen terhadap kebijakan utang pada periode dimana terjadinya suatu krisis keuangan yang akan berdampak terhadap pada pembuatan keputusan pendanaan.

Berdasarkan fenomena diatas serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul


(20)

“Pengaruh kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan?

2. Apakah struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan utang

perusahaan?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan? 5. Apakah kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan

profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, struktur asset, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kebijakan utang pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.


(21)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan (emiten)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kebijakan utang perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam menetapkan kebijakan utang. 2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat mengembangkannya dalam taraf yang lebih lanjut dengan topik sejenis.

3. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh strategi kepemilikan institusional, struktur asset, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap kebijakan utang perusahaan, sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis perusahaan dimasa yang akan datang. 4. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dan informasi tambahan agar penelitian selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih baik.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Utang

Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham. Dana dari kreditur inilah yang disebut dengan utang. FASB mendefinisikan kewajiban atau utang sebagai kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang muncul dari kewajiban saat ini dari suatu entitas tertentu untuk mengalihkan aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu. (Stice, 2004:769).

Untuk tujuan pelaporan, utang diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu:

1. Utang lancar merupakan kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun dalam siklus operasi normal perusahaan. Selain itu, utang lancar biasanya dibayar dengan aktiva lancar. Jika utang yang telah diklasifikasikan sebagai tidak lancar akan jatuh tempo tahun depan, maka kewajiban tersebut harus dilaporkan sebagai utang lancar.


(23)

2. Utang tidak lancar merupakan kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Selain itu, utang tidak lancar akan dibayar dengan penyerahan aktiva tidak lancar yang telah diakumulasikan untuk tujuan pelunasan kewajiban.

2.1.2Kebijakan Utang

Kebijakan pendanaan suatu perusahaan ditentukan oleh tingkat kebutuhan investasi. Manajemen akan mencari dana untuk mendanai investasi tersebut. Higgins (2007:199) menyatakan bahwa kebijakan pendanaan harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, apakah harus mengajukan pinjaman atau menerbitkan saham baru. Hal ini karena kebijakan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan.

Menurut Pecking Order Theory, perusahaan akan menggunakan pendanaan internal jika tersedia (Brealey dan Myers, 2004:516). Namun, jika dana internal tidak mencukupi, maka manajemen akan mencari sumber dana eksternal. Pada saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan terlebih dahulu akan menerbitkan sekuritas yang paling aman yaitu perusahaan akan mulai dari utang kemudian sekuritas campuran seperti obligasi konvertibel, kemudian ekuitas sebagai langkah terakhir. Kebijakan utang merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Menurut Brailsford dalam Bachtiar (2007:45), kebijakan utang dipandang sebagai mekanisme internal control yang dapat mengurangi konflik keagenan antara manajemen dan


(24)

pemegang saham. Chrurchley dan Hansen (1989) dalam Silvi et.al (2008:40) menyatakan bahwa penambahan utang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Selain itu, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajemen bekerja lebih keras untuk meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajibam dari penggunaan utang Selain mengurangi konflik keagenan, utang dapat menguntungkan bagi perusahaan, terutama dalam hal pengurangan jumlah pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Higgins (2007:211) menyatakan penurunan jumlah pajak yang harus dibayarkan dapat meningkatkan jumlah kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada pemegang saham dan kreditor.

Manajemen harus mempertimbangkan nilai manfaat pengajuan utang dimana biaya utang berupa biaya bunga harus lebih rendah daripada manfaat yang akan diperoleh perusahaan. Selain itu, manajemen juga perlu memperhitungkan distress cost yang akan ditimbulkan dari utang yang semakin tinggi. Distress cost ini berkaitan dengan biaya-biaya yang akan dikeluarkan apabila terjadi kebangkrutan (bankruptcy costs), biaya tidak langsung (indirect cost) berupa biaya yang timbul akibat kehilangan penjualan atau pendapatan, serta konflik kepentingan yang akan terjadi dimana pihak kreditor dan pemegang saham akan mengkhawatirkan pengembalian atas dana mereka (Higgins, 2007:213). Kebijakan pendanaan suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio solvabilitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur


(25)

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Kasmir, 2009:151). Jenis rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER) dimana rasio ini membandingkan antara total utang, termasuk utang lancar dengan total ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan yang berkaitan dengan kebijakan pendanaan perusahaan.

Bagi kreditor, semakin tinggi debt to equity ratio, akan semakin tidak menguntungkan karena risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi pada perusahaan akan semakin tinggi. Debt to equity ratio juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.

2.1.3Kepemilikan Institusional

Komposisi kepemilikan saham dapat memiliki dampak penting dalam sistem pengendalian manajemen dalam perusahaan. Kepemilikan dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari sisi manajerial dan sisi institusional. Kepemilikan manajerial merupakan presentase kepemilikan saham oleh pihak manajerial yang mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil salah terutama pada pengambilan keputusan mengenai utang. Sedangkan kepemilikan institusional merupakan prosentase kepemilikan saham oleh investor-investor institusional seperti perusahaan investasi bank,


(26)

perusahaan asuransi, maupun berupa kepemilikan lembaga dan perusahaan-perusahaan lain.

Pendapat Rozeff yang dikutip dalam Manan (2004:18) menyatakan bahwa makin banyak pemegang saham, semakin tersebar kepemilikan, sehingga hubungan negatif atau tidak signifikan bisa diharapkan diantara banyaknya pemegang saham dan tingkat utang. Grier dan Zychowics (1994:33) dalam penelitian Kurniati (2007:36) juga menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh institusi dapat menggantikan peranan utang dalam memonitor manajemen perusahaan.

Moh’d, Perry, dan Rimbey (1998:121) menemukan bahwa kepemilikan saham oleh institusional mempunyai hubungan yang signifikan dan negatif terhadap kebijakan utang. Adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Semakin tinggi kepemilikan institusional, maka diharapkan pengendalian internal terhadap perusahaan akan semakin kuat sehingga dapat mengurangi agency cost pada perusahaan. Pengendalian ini akan membuat manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Manan (2004:18) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang untuk perusahaan yang termasuk industri keuangan yang go public di BEJ tahun 1999-2002.


(27)

2.1.4Struktur Aset

Aktiva menurut Warren (2005:18) adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi aktiva perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva lancar yang lebih banyak dalam struktur aktivanya cenderung untuk menggunakan utang dalam pemenuhan kegiatan pendanaanya, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetap yang lebih banyak cenderung menggunakan modal sendiri dalam memenuhi kegiatan pendanaanya.

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan kredit. Aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang diberikan kepada perusahaan. Kreditor tentunya melakukan suatu analisis kredit yang mendalam untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya (likuiditas).

2.1.5Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat kebijakan utang yang akan dilakukan perusahaan. Besar atau kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tingkat penjualan yang


(28)

terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang dapat mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan termasuk kedalam ukuran perusahaan kecil, menengah, ataupun besar.

Perusahaan kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan sedangkan perusahaan besar dapat mengakses pasar modal dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana atau permodalan (Wahidahwati dalam Pithaloka, 2009:22). Perusahaan-perusahaan dengan ukuran besar cenderung lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuan mengakses kepada pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa aset bernilai besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manan (2004:16) dan Pithaloka (2009:45) menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang yang mengindikasikan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih mudah dalam memperoleh dana dari kreditor dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya lebih kecil.


(29)

Hasil penelitian tersebut ternyata bertentangan dengan Pecking Order Theory yang dikutip oleh Pithaloka (2009:39) menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal juga semakin kecil, artinya perusahaan yang besar cenderung sedikit menggunakan utang. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar mempunyai resiko kebangkrutan yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar cenderung mendahulukan menggunakan dana internal untuk operasi perusahaannya dan berhati-hati dalam mengajukan pinjaman kepada pihak ketiga.

2.1.6Profitabilitas

Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghosh,et. al., 2000:225). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aset.

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Setiawan (2008:120) meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang perusahaan pada perusahaan


(30)

non manufaktur di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang. Namun secara simultan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Arimoerti (2003:23) juga meneliti mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur yang go public dibursa efek. Hasil penelitian menunjukkan insider ownership, institusional investor, firm size, berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Shareholder dispersion tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Fatmawati (2009:61) pengaruh kepemilikan manajerial, dividen, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko dan struktur asset terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko dan struktur asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Damayanti (2006:87) analisa pengaruh free cash flow dan struktur kepemilikan saham terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil penelitian free cash flow, rasio MVABVA, dividen yield mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Manan (2004:19) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan pada industry keuangan yang go public di BEJ TH.1999-2002 sebuah pendekatan agency theory. Hasil penelitian kepemilikan manajerial, dividen, stock


(31)

volatility tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan kepemilikan institusi, penyebaran saham, ukuran perusahaan, pertumbuhan, struktur asset, earning volatility berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Kurniati (2007) Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan utang perusahaan (studi pada perusahaan textile/garments di bursa efek Jakarta. Hasil penelitian Secara simultan, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Secara parsial, kepemilikan institusional, kepemilikan manjerial, dividen, struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

2.3Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka konseptual Kepemilikan Institusional

(X1)

Struktur Aset (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Profitabilitas (X4)

Kebijakan Utang (Y)


(32)

Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah kebijakan utang. Sedangkan yang menjadi variabel independen adalah kepemilikan institusional, struktur asset, ukuran perusahaan dan profitabilitas.

Begitu juga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang, karena dengan meningkatnya kepemilikan institusional maka diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan dapat mengurangi cost agency pada perusahaan. Adanya kontrol ini akan membuat manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan.

Menurut Houston (2001:39) Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan struktur aset, semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin banyak suatu perusahaan tersebut menggunakan utangnya.

2.4Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2008:49) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenaranya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau


(33)

keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan baik secara simultan maupun parsial.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan empirical research yang menguji hipotesis dengan aplikasi teori dalam memecahkan masalah yang diteliti dan mengadakan interpretasi tentang hubungan tertentu, pengaruh, atau perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam suatu objek yang diteliti (Sularso, 2003:66). Penelitian ini bersifat survey data sekunder perusahaan dan berupa kejadian sesungguhnya yang terjadi sesuai fakta. Data perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini dimuat dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap variabel dependen berupa kebijakan utang perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Menurut Djarwanto (2000:123) “populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/indvidu-individu) yang karakteristiknya


(35)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009–2011 yang berjumlah 15 perusahaan.

b. Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2000:34) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2009–2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2009- 2011. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun

2009–2011.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1 Akasha Wira

International Tbk.

ADES √ √ √ Sampel 1

2 PT Aqua Golden Mississipi

AQUA √ x √ -

3 PT Cahaya kalbar Tbk

CEKA √ √ √ Sampel 2

4 PT Davomas Abadi Tbk


(36)

5 PT Delta Djakarta Tbk

DLTA √ √ √ Sampel 4

6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF √ √ √ Sampel 5

7 PT Mayora Indah Tbk

MYOR √ √ √ Sampel 6

8 PT Multi Bintang Indonesia Tbk

MLBI √ √ √ Sampel 7

9 Prasidha Aneka Niaga Tbk

PSDN √ √ √ Sampel 8

10 PT. Sekar Bumi SKBM x x x -

11 PT Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ Sampel 9

12 PT Siantar Top Tbk STTP √ √ √ Sampel 10 13 PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk

AISA √ √ √ Sampel 11

14 PT Ultra Jaya Milk ULTJ √ √ √ Sampel 12 15 PT Nippon Indosari

Corpindo

ROTI x x x -

Sumber : Indonesian Capital Market Directory yang diolah.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 data perusahaan makanan dan minuman dengan 3 tahun penelitian (12 x 3 tahun) 36 sampel. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat di tabel 3.1.

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data-data sekunder yang dilakukan dengan studi panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat historis karena merupakan kejadian atau kenyataan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diamati dan diperoleh dari www.idx.co.id untuk periode tahun penelitian yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data


(37)

sekunder tersebut merupakan data yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan selama periode penelitian yang berupa:

1. Data perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2011.

2. Data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dan diperlukan dalam penelitian berupa laporan tahunan yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 sampai 2011

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian melibatkan 5 variabel yang terdiri atas 1 variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel independen tersebut adalah : kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah kebijakan utang.

1. Variabel Dependen a. Kebijakan Utang

Kebijakan hutang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan (dana) dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan rasio DER (Debt to equity ratio). DER merupakan perbandingan antara total hutang atau kewajiban terhadap total ekuitas (modal sendiri) dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan


(38)

tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung dengan persamaan:

2. Variabel Independen a. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan persentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor-investor institusional, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, kepemilikan lembaga maupun perusahaan swasta atas keseluruhan saham yang beredar di luar. Dirumuskan sebagai berikut:

b. Struktur Aset

Struktur aset merupakan sumber daya atau kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan jaminan. Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva perusahaan secara keseluruhan. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:


(39)

c. Ukuran Perusahaan

Besar atau kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tingkat penjualan yang terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar pula modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran Perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan:

LnTotalAset

d. Profitabilitas

Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan:


(40)

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Pengukuran

Independen 1: Kepemilikan Institusional Persentase saham perusahaan yang dimiliki investor institusional. Independen 2: Struktur Aset Struktur aset adalah berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap Independen 3: Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan LnTotalAset Independen 4: Profitabilitas Profitabilitas (profitability) atau kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan

bisnis yang dilakukannya Dependen: Kebijakan Utang Kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari


(41)

pihak ketiga untuk

membiayai operasional perusahaan.

3.5 Alat Analisis Data 3.5.1 Statistik Deskriptif

Menurut Jogiyanto (2005:68) “Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui karakteristik distribusinya”. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.5.2 Pengujian Normalitas Data

Menurut Priyatno (2008:141) “Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak”. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Informasi terhadap variasi variabel dependen yang tidak dapat diterangkan pada regresi akan termuat dalam residual. Oleh karena itu, menurut Nachrowi dan Usman (2006:88) “untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi apakah melanggar asumsi atau tidak maka digunakan analisis residual”.

Setelah mendapatkan nilai residual tersebut maka selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov_Smirnov


(42)

Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila

p-value ³ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang terdistribusi normal (Priyatno, 2008:142). Selain itu juga digunakan Histogram Display Normal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT.

Pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005:79). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:82).

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik 3.5.3.1 Multikolinearitas

Menurut Gujarati (1999) “Uji Multikolinearitas digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di

antara variabel-variabel independen yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1999)”. Menurut Nugroho (2005:45) “Bila terjadi hubungan


(43)

maka terdapat korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen”. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal antara lain: 1) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan

nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas.

2) Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas, dan sebaliknya.

3) Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square di atas 0,60 tetapi tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka dapat dikatakan bahwa model terkena multikolinieritas.

3.5.3.2 Autokorelasi

Menurut Gujarati (1999:226) “Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang”. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan pada observasi lain. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan metode pengumpulan time series. Metode yang paling terkenal untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi adalah menggunakan pengujian Durbin- Watson. Penentuan nilai Durbin-Watson dibantu dengan tabel dl dan du. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan nilai Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0 dan 4 (Uyanto,


(44)

2009:100). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

3.5.3.3 Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas diartikan sebagai penyebaran titik data regresi yang tidak sama (hetero). Heteroskedastisitas muncul apabila residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lain (Kuncoro, 2003:163). Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :

1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

3.5.4 Pengujian Hipotesis

3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3,...) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008:66). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.


(45)

Hasil F-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen jika p-value yang terletak pada kolom Sig. < dari level of significant yang ditentukan, atau bila F-hitung pada kolom F menunjukkan nilai yang lebih besar dari tabel. Nilai F-hitung dapat diF-hitung dengan cara df1= k-1, dan df2= n-k, dimana k merupakan jumlah variabel dependen dan independen.

3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk menguji hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3,...) terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008:70). Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y

= a +

b

1

Inst_Own

+

b

2

St_Aset

+

b

3

Size

+

b

4

Profitability

+

e

Keterangan:

Y = Kebijakan Utang

a = Konstanta b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

Inst_Own = Kepemilikan Institusional St_Aset = Struktur Aset

Size = Ukuran Perusahaan Profitability = Tingkat Profitabilitas e = Standar Error

3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel


(46)

dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dalam model regresi linier berganda digunakan R-Square karena disesuaikan dengan banyaknya variabel independen yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruhnya di antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005:101). Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Menurut Priyatno (2008:87) Pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X1, X2, X3,...) secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada output SPSS melalui tabel

Coeffisienta dengan melihat nilai p-value (pada kolom Sig.) dari masing-masing variabel independen. Jika nilai p-value lebih kecil dari level of significant sebesar 5% atau nilai hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel yang didapat dari perhitungan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 maka menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap


(47)

variabel dependen dan Ho diterima bila –t hitung > t- tabel atau t-hitung < t-tabel. Kondisi ini berarti bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen.


(48)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap kebijakan utang perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut berupa kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas. pada bab IV ini akan dilakukan analisis data dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Sollution) version 18.0 for windows. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen berupa kebijakan utang perusahaan.

Penelitian ini menggunakan obyek penelitian pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya. Periode pengamatan yang dilakukan menggunakan tahun penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Perolehan data penelitian yang merupakan data sekunder diperoleh melalui www.idx.co.id.

4.2.Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui karakteristik distribusinya. Statistik deskriptif yang


(49)

dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran suatu data mengenai nilai mean, standard deviation, minimum, dan maximum dalam variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan, profitabilitas dan kebijakan utang perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif setiap variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1seperti berikut:

TABEL 4.1

HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inst_Own 36 .33 .96 .6800 .20320

St_aset 36 .17 .96 .5126 .19476

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

Profitability 36 .02 .41 .1057 .09824

DER 36 .19 2.28 1.0245 .51815

Valid N (listwise) 36

Berdasarkan tabel 4.1di atas dapat diketahui bahwa nilai DER perusahaan makanan dan minuman yang digunakan dalam sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,0245 (102,45%) dengan standar deviasi sebesar 0,51815. Nilai DER

terendah adalah 0,19 (19%), sedangkan nilai DER tertinggi adalah 2,28 (228%). Perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai kepemilikan institusional (Inst_Own) rata-rata sebesar 0,68 (68%) dengan standar deviasi sebesar 0,20320. Nilai kepemilikan institusional terendah adalah 0,33 (33%), sedangkan nilai kepemilikan institusional tertinggi adalah 0,96 (96%).

Nilai rata-rata struktur aset (St_aset) perusahaan makanan dan minuman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki nilai sebesar 0,5126


(50)

(51,26%) dengan standar deviasi sebesar 0,19476. Nilai struktur aset terendah adalah 0,17 (17%), sedangkan nilai struktur aset tertinggi adalah 0,96 (96%).

Nilai rata-rata ukuran perusahaan (Size) pada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebesar 15,5663 dengan standar deviasi sebesar 1,37292. Nilai ukuran perusahaan terendah adalah 10,61, sedangkan nilai ukuran perusahaan tertinggi adalah 16,23.

Nilai rata-rata profitabilitas (profitability) perusahaan makanan dan minuman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki nilai sebesar 0,1057 (10,57%) dengan standar deviasi sebesar 0,09824. Nilai profitabilitas terendah adalah 0,02 (2%), sedangkan nilai profitabilitas tertinggi adalah 0,41 (41%).

4.3.Pengujian Normalitas Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji

Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, Histogram Display Normal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov terhadap nilai residual seluruh variabel untuk meghindari adanya variasi variabel dependen yang tidak nampak pada regresi tetapi akan termuat pada nilai residualnya. Dengan kriteria, apabila nilai p value hasil pengujian lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal. Untuk pengujian dengan Histogram Display Normal Curve,


(51)

data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005:20). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:24).

Hasil pengujian normalitas data disajikan dalam tabel 4.2 dan grafik 4.1 sebagai berikut:

TABEL 4.2

Hasil Uji Normalitas KolmogorovSmirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000

Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative

.18122299 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.992 .279 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(52)

Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram

Gambar 4.2

Uji Normalitas Grafik P-Plot

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov_Smirnov pada tabel 4.2, di atas menunjukkan bahwa nilai residual memiliki p-value > 0,05 yaitu sebesar 0,279


(53)

yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Demikian halnya dengan hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada grafik

4.1 variabel DER Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk grafik P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.4.Pengujian Asumsi Klasik 4.4.1. Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara variabelvariabel

independen yang menjelaskan dari model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Tolerance atau nilai Varian Inflation Factor (VIF). Model dapat dikatakan terhindar dari asumsi klasik multikoliearitas jika nilai

Tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil Pengujian multikolinearitas, nilai Tolerance dan nilai VIF untuk masing-masing variabel dapat dilihat melalui tabel 4.3seperti berikut:


(54)

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Tolerance VIF Interpretasi Hasil

Inst_Own 0,596 1,678 Tidak terjadi multikolinearitas

St_aset 0,746 1,341 Tidak terjadi multikolinearitas

Size 0,753 1,329 Tidak terjadi multikolinearitas

Profitability 0,895 1,117 Tidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: DER

Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 2

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang ditunjukkan pada tabel 4.3 di atas maka dapat terlihat bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam tiga model regresi memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terhindar dari multikolinearitas.

4.4.2.Auto Korelasi

Pengujian autokorelasi perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan dengan observasi lain. Cara yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan menggunakan metode Durbin Watson test. Metode ini menyatakan bahwa data yang digunakan dalam model tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berkisar antara 0 sampai dengan 4 yaitu terletak diantara du dan (4-du) (Priyanto, 2008:48). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga yaitu dw lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka residual dari model regresi


(55)

berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi. Hasil pengujian Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 seperti berikut:

TABEL 4.4

HASIL PENGUJIAN AUTOKORELASI

n k dl du dhitung Interpretasi Hasil

36 5 1,406 1,6708 1,953 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 2

Berdasarkan tabel hasil pengujian asumsi klasik autokorelasi pada tabel

4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson terletak diantara du dan (4-du) yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu berada di sekitar angka 2 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terhindar dari autokorelasi (Nugroho, 2005:60).

4.4.3.Uji Heteroskedastisitas

Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah : 1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali


(56)

GAMBAR 4.3

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menjukkan adanya heteroskedastisitas.

4.4.4.Pengujian Hipotesis

Pengujian normalitas telah membuktikan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya yakni pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dapat dibuktikan. Hasil uji hipotesis ini dilakukan dengan model regresi sebagai berikut: 4.4.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Inst_Own, St_aset, Size dan


(57)

profitability) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (DER). Hasil uji F menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen jika F-hitung pada kolom F lebih besar dari F-tabel.

TABEL 4. 5

HASIL UJI F (KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .788 4 .197 5.710 .011a

Residual 8.609 31 .278

Total 9.397 35

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own b. Dependent Variable: DER

Sumber: Data sekunder yang sudah diolah

Tabel 4.5 di atas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 5,710 dan tingkat signifikansi sebesar 0,011 yang berarti probabilitas < α 0,05%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini signifikan, karena memiliki signifikansi kurang dari alpha 5% serta dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel dependen berupa DER.

4.4.4.2. Pengujian Regresi Berganda

Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap


(58)

variabel independen secara simultan. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y

= a +

b

1

Inst_Own

+

b

2

St_Aset

+

b

3

Size

+

b

4

Profitability

+

e

Keterangan:

Y = Kebijakan Utang

a = Konstanta b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

Inst_Own = Kepemilikan Institusional St_Aset = Struktur Aset

Size = Ukuran Perusahaan Profitability = Tingkat Profitabilitas e = Standar Error

TABEL 4. 6

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Y = 0,56 + 0,465 Inst_Own + 0,859 St_Aset + 0,025 Size –0,160 Profitability + e

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .056 1.293 -.043 .966

Inst_Own .465 .568 .182 .818 .041 .596 1.678

St_aset .859 .530 .323 1.622 .015 .746 1.341

Size .025 .075 .067 .336 .039 .753 1.329

Profitability -.160 .958 -.030 -.167 .868 .895 1.117


(59)

Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen berupa kebijakan utang yang diukur melalui DER sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar 0,056 menunjukkan bahwa jika nilai variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas adalah nol maka rata-rata DER bernilai positif sebesar 0,056.

Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,465. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1% akan menaikkan DER sebesar 0,465 satuan atau sebesar 46,5%.

Variabel struktur aset memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,859. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ratio struktur aset 1 satuan akan berpengaruh menaikkan DERsebesar 0,859 satuan atau sebesar 85,9 %.

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,025. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan meningkatkan DERsebesar 0,025 satuan atau sebesar 2,5%.

Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,160. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 satuan akan menurunkan DERsebesar 0,160 satuan atau sebesar 16,0%.


(60)

4.4.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil perhitungan terhadap koefisien determinasi yang terlihat pada tabel 4.7:

TABEL 4. 7

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,290a ,084 ,340 ,52697 1,953

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own b. Dependent Variable: DER

Tabel 4.7 menunjukkan nilai adjusted R-Square sebesar 0,340. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini (kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan dan profitabilitas) mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 34,0% sedangkan sisanya sebesar 66,0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.


(61)

4.4.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

TABEL 4. 8

HASIL UJI KOEFISIEN PARSIAL (UJI t)

Coefficientsa

Variabel

t Signifikansi

Hasil

Inst_Own .818 .041 Ha diterima

St_aset 1.622 .015 Ha diterima

Size Profitability

.336 -.167

.039 .868

Ha diterima Ha ditolak

a. Dependent Variable: DER

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Penjelasan pengaruh parsial dari masing-masing variabel independen pada variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan seperti berikut: a) Variabel Kepemilikan Institusional

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Kepemilikan Institusional (X1) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa p-value untuk variabel Inst_Own adalah 0,041 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel Inst_Own berpengaruh signifikan terhadap DER. Dengan demikian H1 diterima karena kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh yang


(62)

signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.

b) Variabel Struktur Aset

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Struktur Aset (X2) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Nilai p-value untuk variabel St_Aset adalah 0,015 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel St_Aset berpengaruh signifikan terhadap DER. Dengan demikian H2 diterima karena struktur aset secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aset secara parsial memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.

c) Variabel Ukuran Perusahaan

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 : Ukuran Perusahaan (X3) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

Nilai p-value untuk variabel Size adalah 0,039 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara


(63)

demikian H3 diterima karena ukuran perusahaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

d) Variabel Profitabilitas

Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 : Profitabilitas (X4) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan utang (Y) perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Nilai p-value untuk variabel Profitability adalah 0,868 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel Profitability tidak berpengaruh signifikan terhadap DER. Dengan demikian H4 ditolak karena profitabilitas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan.

4.4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, kepemilikkan institusional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan artinya semakin banyak jumlah saham yang dimiliki oleh institusi semakin tinggi perusahaan mengambil kebijakan utangnya, ini menunjukkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan pendanaan perusahaan dengan utang. Karena dengan menggunakan utang hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jalu (2008:44) yaitu kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap


(1)

67

Kurniati, Wahyuning, 2007.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kebijakan

Hutang Perusahaan (Studi pada Perusahaan Textile/Garments) di BEI

UNDIP, Tesis, Semarang.

Kuncoro, Mudrajat, 2003.

Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,

Jakarta.

Manan, Abdul. 2004.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang Perusahaan pada Industri Keuangan yang Go Public di BEJ Th.

1999-2002 Sebuah Pendekatan Agency Theory,

Tesisi Universitas

Diponegoro, Semarang.

Moh’d, M.A., L.G.Perry., and J.N. Rimbey.

1998. “The Impact of Ownership

Structure on Corporate Debt Policy: a Time-Series Cross-Sectional

Analysis”.

Financial Review 33, 85-99.

Nugroho, Bhuono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS, Andi, Yogyakarta.

Pithaloka, Nina Diah. 2009. “Pengaruh Faktor

-Faktor Intern Perusahaan Terhadap

Kebijakan Hutang: Dengan Pendekatan

Pecking Order Theory

”. Skripsi

Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Priyatno, Dwi, 2008.

Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service

Solution) untuk Ananlisis Data & Uji Statistik, MediaKom, Yogyakarta.

Setiawan, Cecep Jalu. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non

Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Universitas Muhammadiyah,

Surakarta.

Silvi, Meliza dan Wiwik Lestari, “Analisis Simultan

antara Kepemilikan

Manajerial, Kebijakan Utang, Kebijakan Dividen, dan Risiko dalam

Perspektif Teori Keagenan”,

Ekobis, Vol. 9 No. 2, hal. 39-49

Stice, Earl K., James D Stice dan K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Intermediate.

Edisi Lima Belas. Salemba Empat, Jakarta.

Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian, 2002.

Manajemen Keuangan,

Edisi Keempat,

Prenhallindo, Jakarta.

Uyanto, Stanislaus, 2009.

Pedoman Analisis Data dengan SPSS, Edisi Ketiga,

Graha Ilmu, Yogyakarta.


(2)

68

Lampiran 1

Daftar Perusahaan yang Jadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan

Kode

1

Akasha Wira International Tbk.

ADES

2

PT Cahaya kalbar Tbk

CEKA

3

PT Davomas Abadi Tbk

DAVO

4

PT Delta Djakarta Tbk

DLTA

5

PT Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF

6

PT Mayora Indah Tbk

MYOR

7

PT Multi Bintang Indonesia Tbk

MLBI

8

Prasidha Aneka Niaga Tbk

PSDN

9

PT Sekar Laut Tbk

SKLT

10

PT Siantar Top Tbk

STTP

11

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

AISA


(3)

69

Lampiran 2

Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Inst_Own 36 .33 .96 .6800 .20320

St_aset 36 .17 .96 .5126 .19476

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

Profitability 36 .02 .41 .1057 .09824

DER 36 .19 2.28 1.0245 .51815

Valid N (listwise) 36

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000

Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative

.18122299 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.992 .279


(4)

(5)

71

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,290a ,084 ,340 ,52697 1,953

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own b. Dependent Variable: DER

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .788 4 .197 5.710 .011a

Residual 8.609 31 .278

Total 9.397 35

a. Predictors: (Constant), Profitability, Size, St_aset, Inst_Own b. Dependent Variable: DER


(6)

72

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .056 1.293 -.043 .966

Inst_Own .465 .568 .182 .818 .041 .596 1.678

St_aset .859 .530 .323 1.622 .015 .746 1.341

Size .025 .075 .067 .336 .039 .753 1.329

Profitability -.160 .958 -.030 -.167 .868 .895 1.117


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Institusional Dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 71 76

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 24 74

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN UTANG DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Studi pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013).

0 0 114

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Institusional Dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Institusional Dan Struktur Aset Terhadap Kebijakan Utang Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Pengaruh Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11