23
2.1.4 Struktur Aset
Aktiva menurut Warren 2005:18 adalah sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kondisi aktiva perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan
pendanaan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva lancar yang lebih banyak dalam struktur aktivanya cenderung untuk menggunakan utang
dalam pemenuhan kegiatan pendanaanya, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetap yang lebih banyak cenderung menggunakan
modal sendiri dalam memenuhi kegiatan pendanaanya. Menurut Brigham dan Houston 2001:39 perusahaan yang aktivanya
sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak
perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan
kredit. Aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang diberikan kepada
perusahaan. Kreditor tentunya melakukan suatu analisis kredit yang mendalam untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya
likuiditas.
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tingkat kebijakan utang yang akan
dilakukan perusahaan. Besar atau kecilnya ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tingkat penjualan yang
24
terjadi dalam suatu periode tertentu, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar jumlah aset yang dimiliki suatu perusahaan maka akan semakin besar pula
modal yang tertanam dalam perusahaan tesebut, semakin banyak penjualan yang dapat dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang dapat mengklasifikasikan apakah
suatu perusahaan termasuk kedalam ukuran perusahaan kecil, menengah, ataupun besar.
Perusahaan kecil sangat rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang menguntungkan sedangkan perusahaan besar dapat
mengakses pasar modal dan dengan kemudahan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk
mendapatkan dana atau permodalan Wahidahwati dalam Pithaloka, 2009:22. Perusahaan-perusahaan dengan ukuran besar cenderung lebih mudah untuk
memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuan mengakses kepada pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa aset bernilai besar
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manan 2004:16 dan Pithaloka 2009:45 menunjukkan
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang yang mengindikasikan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih
mudah dalam memperoleh dana dari kreditor dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya lebih kecil.
25
Hasil penelitian tersebut ternyata bertentangan dengan Pecking Order Theory yang dikutip oleh Pithaloka 2009:39 menyatakan bahwa semakin
besar perusahaan maka kecenderungan menggunakan pendanaan eksternal juga semakin kecil, artinya perusahaan yang besar cenderung sedikit
menggunakan utang. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar mempunyai resiko kebangkrutan yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Perusahaan
besar cenderung mendahulukan menggunakan dana internal untuk operasi perusahaannya dan berhati-hati dalam mengajukan pinjaman kepada pihak
ketiga.
2.1.6 Profitabilitas