Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) Dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik Pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal Di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

(1)

KORELASI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) DENGAN KEJADIAN HIPOTENSI INTRADIALITIK PADA PASIEN GAGAL

GINJAL STADIUM TERMINAL DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

Oleh : SURYA ATMAJA

100100046

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

KORELASI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) DENGAN KEJADIAN HIPOTENSI INTRADIALITIK PADA PASIEN GAGAL

GINJAL STADIUM TERMINAL DI UNIT HEMODIALISIS RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : SURYA ATMAJA

100100046

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(3)

(4)

ABSTRAK

Hipotensi intradialitik merupakan komplikasi intradialitik yang paling sering terjadi. Hipotensi intradialitik berhubungan dengan umur, jenis kelamin, asupan cairan yang berlebihan antara dua waktu dialisis (IDWG), pengobatan antihipertensi, serta penyakit penyerta pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi IDWG dan hipotensi intradialitik serta mencari hubungan antara keduanya.

Penelitian ini bersifat analitik korelatif menggunakan desain cross

sectional. Data dipereloh dengan penghitungan IDWG dengan pengukuran berat

badan, pengukuran tekanan darah pradialisis dan intradialisis, serta pencatatan rekam medik. Responden penelitian adalah 71 orang pasien hemodialisis rutin di Instalasi hemodialisis RSUP HAM.

Hasil penelitian menunjukkan dari 71 orang responden, 36 orang (50,7%) mengalami hipotensi intradialitik. Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar responden berumur antara 44-65 tahun (60,6%). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden adalah laki-laki (66,2%). Berdasarkan penggunaan obat antihipertensi, sebagian besar responden menggunakan obat antihipertensi lebih dari satu jenis (62%). Berdasarkan IDWG, sebagian besar responden memiliki IDWg ringan (64,85). Didapatkan hubungan antara IDWG dengan hipotensi intradialitik dengan p=0.032.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa IDWG berat berhubungan dengan kejadian hipotensi intradialitik. Oleh karena itu, disarankan untuk adanya deteksi dini kejadian hipotensi intradialitik berdasarkan faktor resiko yang dimiliki pasien.


(5)

ABSTRACT

Intradialytic hypotension is the most frequent complication of hemodialysisa. Intradialytic hypotension associated with age, sex, excessive fluid intake between the two time dialysis or interdialytic wieght gain (IDWG), antihypertensive treatment, and disease of patients. This study aims to determine the factors influencing IDWG and hypotension intradialitik and find the relationship between the two.

This study is using correlative analytic cross-sectional design. Data collected by counting IDWG by body weight measurements, measuring predialysis and intradialysis blood pressure, and recording medical record . The respondents were 71 regular hemodialysis patient in Hemodialysis Department RSUP HAM.

From 71 respondents in this study, 36 (50.7%) experienced intradialytic hypotension. By age group, the majority of respondents aged between 44-65 years old (60.6%). By sex, the majority of respondents were male (66.2%). Based on the usage of antihypertensive drugs, most respondents were using more than one antihypertensive drug (62%). Based on IDWG, most respondents have mild IDWG (64.8%). And we documented that IDWG associated with intradialytic hypotention with p = 0.032 .

From this study, it can be concluded that severe IDWG associated with intradialytic hypotention. Therefore, it is recommended for the early detection of hypotension events intradialitik owned by patient risk factors .


(6)

KATA PENGANTAR

Namo Buddhaya!

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang turut berperan besar dalam penulisan KTI ini, yaitu: 1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Syafrizal Nasution, Sp.PD selaku dosen pembimbing yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. Dwi Faradina, Sp.OG dan dr. Adi Muradi Muhar, Sp.B-KBD selaku penguji yang telah memberikan masukan untuk Karya Tulis Ilmiah ini agar menjadi lebik baik.

4. Direktur, Kepala SMF Ilmu Penyakit Dalam, Kepala Unit Hemodialisis, beserta staff Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.

5. Ibunda, Nursima dan Ayahanda, Akik Kusuma Atmaja yang senantiasa mencurahkan ridhonya, mendoakan dan memberikan dukungan baik moral maupun materal sejak lahir hingga saat ini.

6. Dosen-dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah mencurahkan ilmunya dan memotivasi saya untuk tertarik dalam bidang penelitian kedokteran.

7. Teman-teman staff dan personalia, kakak dan abang di SCORE PEMA FK USU yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman serta motivasi sehingga saya tertarik dalam bidang penelitian kedokteran.

8. Sahabat saya, Tio prima Simangunsong yang turut mendukung dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman stambuk 2010 yang telah membantu saya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.


(7)

Hanya Tuhan Yang Maha Esa saja yang dapat membalas semua hal positif tersebut dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih indah.

Besar harapan kiranya karya tulis ini dapat menjadi pembuktian pencapaian hasil perjuangan penulis selama mengenyam pendidikan untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran, terutama untuk Ibunda dan Ayahanda tercinta.

Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam penulisan karya tulis ini, oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan karya tulis ini. Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat benar-benar bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya serta bagi diri penulis sendiri pada khususnya.

Hormat Saya


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Gagal Ginjal Stadium Terminal ... 5

2.2. Hemodialisis ... 5

2.2.1. Definisi ... 5

2.2.2. Indikasi ... 5

2.2.3. Prinsip Kerja ... 6

2.2.4. Komplikasi ... 6

2.3. Interdialytic Weight Gain (IDWG) ... 7

2.3.1. Definisi dan Klasifikasi ... 7

2.3.2. Cara Pengukuran ... 7

2.4. Hipotensi Intradialitik ... 7

2.4.1. Definisi ... 7

2.4.2. Etiologi ... 7


(9)

2.4.4. Komplikasi ... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 10

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 10

3.2. Definisi Operasional ... 10

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 12

4.1. Jenis Penelitian ... 12

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

4.3. Populasi dan Sampel ... 12

4.3.1. Populasi ... 12

4.3.2. Besar Sampel ... 12

4.3.3. Kriteria Inklusi ... 13

4.3.4. Kriteria Eksklusi ... 13

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 13

4.4.1. Teknik Pengumpulan ... 13

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 13

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 14

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 14

5.2. Karakteristik Individu ... 14

5.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 14

5.2.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 15

5.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi ... 16

5.2.4. Distribusi Responden Berdasarkan IDWG ... 16

5.2.5. Distribusi Responden Berdasarkan Hipotensi Intradialitik . 17 5.3. Hasil Analisis Data ... 18

5.3.1. Hubungan Umur dengan IDWG ... 18

5.3.2. Hubungan Umur dengan Hipotensi Intradialitik ... 19


(10)

5.3.4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipotensi Intradialitik ... 20

5.3.5. Hubungan Penggunaan Obat Antihipertensi dengan Hipotensi Intradialitik ... 21

5.3.6. Hubungan IDWG dengan Hipotensi Intradialitik ... 23

5.4. Pembahasan ... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

3.1. Kesimpulan ... 29

3.2. Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian ... 10

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 15

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur ... 15

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi 16 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan IDWG ... 17

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kejadian Hipotensi Intradialitik ... 17

Tabel 5.6. Hubungan Umur dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG) ... 18

Tabel 5.7. Hubungan Umur dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik ... 19

Tabel 5.8. Hubungan Jenis Kelamin dengan IDWG ... 20

Tabel 5.9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipotensi Intradialitik ... 20

Tabel 5.10. Hubungan Penggunaan Obat Antihipertensi Lebih dari Satu dengan Hipotensi Intradialitik ... 21


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Mekanisme Hemodialisis ... 6 Gambar 2 Patogenesis Hipotensi Intradialitik... 9


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Induk Penelitian

Lampiran II Hasil Output Analisis Data Penelitian

Lampiran III Lembar Penjelasan Kepada Responden

Lampiran IV Lembar persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran V Surat Izin Penelitian

Lampiran VI Surat Persetujuan Komisi Etik


(14)

ABSTRAK

Hipotensi intradialitik merupakan komplikasi intradialitik yang paling sering terjadi. Hipotensi intradialitik berhubungan dengan umur, jenis kelamin, asupan cairan yang berlebihan antara dua waktu dialisis (IDWG), pengobatan antihipertensi, serta penyakit penyerta pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi IDWG dan hipotensi intradialitik serta mencari hubungan antara keduanya.

Penelitian ini bersifat analitik korelatif menggunakan desain cross

sectional. Data dipereloh dengan penghitungan IDWG dengan pengukuran berat

badan, pengukuran tekanan darah pradialisis dan intradialisis, serta pencatatan rekam medik. Responden penelitian adalah 71 orang pasien hemodialisis rutin di Instalasi hemodialisis RSUP HAM.

Hasil penelitian menunjukkan dari 71 orang responden, 36 orang (50,7%) mengalami hipotensi intradialitik. Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar responden berumur antara 44-65 tahun (60,6%). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden adalah laki-laki (66,2%). Berdasarkan penggunaan obat antihipertensi, sebagian besar responden menggunakan obat antihipertensi lebih dari satu jenis (62%). Berdasarkan IDWG, sebagian besar responden memiliki IDWg ringan (64,85). Didapatkan hubungan antara IDWG dengan hipotensi intradialitik dengan p=0.032.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa IDWG berat berhubungan dengan kejadian hipotensi intradialitik. Oleh karena itu, disarankan untuk adanya deteksi dini kejadian hipotensi intradialitik berdasarkan faktor resiko yang dimiliki pasien.


(15)

ABSTRACT

Intradialytic hypotension is the most frequent complication of hemodialysisa. Intradialytic hypotension associated with age, sex, excessive fluid intake between the two time dialysis or interdialytic wieght gain (IDWG), antihypertensive treatment, and disease of patients. This study aims to determine the factors influencing IDWG and hypotension intradialitik and find the relationship between the two.

This study is using correlative analytic cross-sectional design. Data collected by counting IDWG by body weight measurements, measuring predialysis and intradialysis blood pressure, and recording medical record . The respondents were 71 regular hemodialysis patient in Hemodialysis Department RSUP HAM.

From 71 respondents in this study, 36 (50.7%) experienced intradialytic hypotension. By age group, the majority of respondents aged between 44-65 years old (60.6%). By sex, the majority of respondents were male (66.2%). Based on the usage of antihypertensive drugs, most respondents were using more than one antihypertensive drug (62%). Based on IDWG, most respondents have mild IDWG (64.8%). And we documented that IDWG associated with intradialytic hypotention with p = 0.032 .

From this study, it can be concluded that severe IDWG associated with intradialytic hypotention. Therefore, it is recommended for the early detection of hypotension events intradialitik owned by patient risk factors .


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit ginjal kronis merupakan penyakit yang progresif irreversible dan berlanjut menjadi gagal ginjal stadium terminal. Pada stadium ini pengobatan konserfatif tidak lagi efektif. Diperlukan terapi pengganti ginjal yang salah satunya adalah hemosialisis. Dewasa ini, hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak dipergunakan. Sekitar 67% pasien yang manjalani terapi pengganti ginjal manjalani hemodialisis. Menurut USRDS (2011), lebih dari 380.000 penderita gagal ginjal stadium terminal manjalani terapi pengganti ginjal. Menurut Gatot (2003, dalam Suryarinilsih, 2010), di Indonesia terdapat 70.000 penderita gagal ginjal stadium terminal yang memerlukan hemodialisis. Di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan ( IHD RSUP HAM), jumlah pasien yang menjalani hemodialisis pada bulan Desember 2011 mencapai 108 orang pasien, sedangkan pada bulan Desember 2012 mencapai 128 orang pasien.

Tindakan hemodialisis pada hakikatnya menggantikan fungsi ginjal manusia dalam mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh dengan alat dialyzer, bukan mengembalikan fungsi fisiologis ginjal. Pasien yang manjalani hemodialisis akan mengalani komplikasi baik intradialitik maupun kronis. Komplikasi intradialitik dari hemodialisis adalah hipotensi, kram otot, dialysis

disequilibrium syndrome, aritmia dan angina, serta reaksi dialisis (Raharjo et al.,

2009; Himmelfarb, 2005).

Hipotensi intradialitik merupakan komplikasi intradialitik yang paling penting. Menurut Knoll et al. (2004), hipotensi intradialitik terjadi pada 20-30% dari semua tindakan hemodialisis. Penanganan hipotensi intradialitik mencakup penambahan cairan kepada pasien dan penghentian hemodialisis, dimana keduanya mengurangi keefektifan hemodialisis. Hipotensi intradialitik menimbulkan ketidaknyamanan selama proses hemodialisis berupa gelaja-gejala abdomen, mual, muntah, kram otot, gelisah, pusing, dan panik. Komplikasi


(17)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

kardiovaskuler dapat terjadi meyertai hipotensi intradialitik berupa iskemia kardiogenik maupun neurogenik, trombosis vaskuler, disritmia, dan infark arteri mesenterika sedangkan hipertrofi ventrikel kiri dan hipertensi interdialitik dapat terjadi sebagai efek jangka panjang.

Terjadinya hipotensi intradialitik tergantung dari faktor yang berhubungan denga pasien maupun faktor yang berhubungan dengan prosedur dialisis. Etiologi hipotensi intradialitik yang berhubungan dengan pasien yaitu asupan cairan yang berlebihan antara dua waktu dialisis, pengobatan antihipertensi, kelainan jantung, dan neuropati perifer karena diabetes (Sulowicz dan Radziszewski, 2006). Asupan cairan yang berlebihan antara dua waktu dialisis dinyatakan dengan interdialytic

weight gain (IDWG).

Agustriadi et al. (2009) menemukan adanya hubungan antara penurunan volume darah relatif pre dan pascadialisis dengan hipotensi intradialitik. Menurut Leypoldt et al. (2002), penurunan tekanan darah intradialitik darah berhubungan dengan penurunan akut berat badan dan volume plasma relatif pradialisis dan pascadialisis. Penurunan berat badan dan volume plasma sebanding dengan penambahan cairan tubuh yang dinyatakan dalam IDWG. Menurut Inrig et al. (2011), IDWG berhubungan dengan peninggian tekanan darah sistole pradialisis dan penurunan tekanan darah pascadialisis. Sementara penelitian yang menerangkan tentang kekuatan hubungan antara IDWG dengan hipotensi intradialitik belum tersedia.

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan merupakan salah satu rumah sakit rujukan dan mempunyai fasilitas hemodialisis yang cukup memadai di Medan. Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan, IHD RSUP HAM melayani lebih dari 100 pasien setiap bulannya. Pada bulan April 2013 IHD RSUP HAM melayani sebanyak 142 orang pasien. Dengan banyaknya jumlah pasien yang menjalani hemodialisis reguler di RSUP IHD HAM, hasil penelitian diharapkan representatif untuk pasien yang menjalani hemodialisis reguler.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk memeliti hubungan


(18)

pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah korelasi interdialytic weight gain (IDWG) dengan kejadian hipotensi intradialitik pada pasien gagal ginjal stadium terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui korelasi interdialytic weight gain (IDWG) dengan kejadian hipotensi intradialitik pada pasien gagal ginjal stadium di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah:

a. Mengetahui gambaran karakteristik (umur, jenis kelamin, tekanan darah, IDWG, dan penggunaan obat antihipertensi) pasien gagal ginjal stadium terminal yang mengalami hipotensi intradialitik di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

b. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interdialytic weight gain (IDWG) pada pasien gagal ginjal stadium terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

c. Menganalisis faktor-faktor demografi sebagai faktor resiko terjadinya hipotensi intradialitik pada pasien gagal ginjal stadium terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1.4. Manfaat Penelitian

1 Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan


(19)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

2 Bagi khasanah ilmu kedokteran, diharapkan penelitian ini dapat menampah khasanah ilmu kedokteran serta dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

3 Bagi pihak Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, hasil penelitian ini memberi informasi sebagai referensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gagal Ginjal Stadium Terminal

Gagal ginjal stadium terminal (end-stage renal disease/ ESRD) merupakan keadaan kegagalan permanen dan menyeluruh fungsi ginjal. Gagal ginjal stadium terminal terjadi ketika 95% fungsi normal ginjal terganggu (Arnold, 2008). Kondisi ini menyebabkan retensi cairan dalam tubuh dan sisa metabolisme. Pasien dengan gagal ginjal stadium terminal membutuhkan terapi pengganti ginjal untuk mengembalikan keseimbangan dalam tubuhnya (Suwitra, 2009). Gagal ginjal stadium terminal merupakan komplikasi dari penyakit ginjal kronis yang tidak terobati (NKUDIC, 2012).

2.2. Hemodialisis

Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal disamping peritonial dialisis dan transplantasi ginjal.

2.2.1. Definisi

Dialisis didefinikan sebagai proses difusi molekul pada larutan melalui membran semipermeabel sesuai dengan gradien konsentrasi elektrokimia (Himmelfarb dan Ikizler, 2010). Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah kedalam alat dialyzer (Raharjo et al., 2009).

2.2.2. Indikasi

Terapi hemodialisis dipertimbangkan pada pasien dengan beberapa indikasi, diantaranya ditemukannnya sindrom uremik pada pasien, hiperkalemia yang tidak berespon terhadap terapi konservatif, asidosis yang menetap, edema yang persisten dengan terapi diuretik, bleeding diathesis, dan laju filtrasi gromerulus ≤10 mL/menit per 1,73 m2 (Liu dan Chertow, 2010). Sedangkan menurut Raharjo (2009), hemodialisis perlu dimulai pada kondisi pasien dengan


(21)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

keadaan umum yang buruk, konsentrasi kalium serum > 6 mEq/L, kadar ureum darah > 200 mg/dL, pH daran < 7,1, anuria > 5 hari, dan fluid overloaded.

2.2.3. Prinsip Kerja

Prinsip kerja hemodialisis adalah penggunaan proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi untuk memindahkan sisa metabolisme, zat racun, dan air tubuh pada darah ke cairan dialisat pada mesin dialyzer (Istanti, 2009).

Pada proses hemodialisis, darah dialirkan ke kompartemen darah pada dialyzer, pada dialyzer darah diproses dengan prinsip diatas, darah yang telah diproses dialirkan kembali melalui venosa.   

Gambar 2.1. Mekanisme hemodialisis Sumber : NIDDK, 2006

2.2.4. Komplikasi

Koplikasi intradialitik adalah komplikasi yang terjadi selama hemodialisis berlangsung. Komplikasi intradialitik dapat berupa hipotensi, kram otot, mual dam muntah, sakit kepala, sindrom disequilibrium, angina, aritmia, dan reaksi dialisis. (Raharjo et al., 2009; Himmelfarb, 2005)


(22)

2.3. Interdialytic Weight Gain (IDWG) 2.3.1. Definisi dan Klasifikasi

IDWG merupakan penambahan berat dan pada pasien antara dua sesi dialisis (interdialitik) yang merepresentasikan peningkatan volume cairan tubuh selama periode tersebut (Arnold, 2008). Menurut Yetti (2001 dalam Istanti, 2009), IDWG dapat diklasifikasin berdasarkan persentase kenaikan berat badan pasien, dimana IDWG dikatakan ringan bila penembahan berat badan <4%, IDWG sedang bila pemanbahan berat badan 4-6%, dan IDWG berat jika pemabnahan berat badan >6%.

2.3.2. Cara Pengukuran

Secara rutin, berat badan pasien hemodialisis dinilai pradialisis dan pascadialisis. IDWG ditentukan dengan selisih antara berat badan pradialisis dan pascadialisis sesi sebelumnya dan dinyatakan dalan persen (Arnold, 2008).

2.4. Hipotensi Intradialitik 2.4.1. Definisi

Hipotensi intradialitik adalam komplikasi tersering tindakan dialisis. Seorang pasien hemodialisis dikatakan mengalami hipotensi intradialitik jika ditemukan tekanan darah sistole dibawah 90 mmHg atau ditemukan penurunan tekanan darah sistole >20 mmHg selama dialisis disertai adanya gejala mual dan muntah (Sulowicz dan Radziszewski, 2006). Menurut NKF KDOQI (2005), hipotensi intradialitik adalah penurunan tekanan darah sistole >20 mmHg atau penurunan mean arterial pressure (MAP) sebanyak 10 mmHg dengan gejala-gejala abdomen, mual, muntah, kram otot, gelisah, pusing, dan panik.

2.4.2. Etiologi

Hipotensi intradialitik disebabkan terjadinya perubahan yang cepat dari homeostasis volume darah ditambah dengan kompensasi tubuh yang terganggu dalam menghadapi kondisi tersebut (Agustriadi, 2009; Sulowicz dan Radziszewski, 2006). Kondisi ketidakseimbangan tersebut dirinci oleh Dheenan


(23)

U nive rsi dan Henri dan penur adekuat. T Menurut H dengan pe

it a s Sum a ch (2001) m runan volum Tekanan dar Hayes dan H enurunan ca

a t e ra U t a meliputi dis me cairan rah ditentuk Hothi (2001 ardiac outpu Gambar 2.2 Sumber ra sfungsi auto ekstraselule kan oleh car 1), patogene ut dan perip

2. Patogene r : Hayes da

onomik, pen er dengan v rdiac outpu esis hipoten pheral resist

esis hipotens an Hothi, 20

nurunan osm volume pla ut dan periph nsi intradiali tance. si intradialit 001 molaritas pla asma yang heral resist itik berhubu tik asma, tidak tance. ungan


(24)

2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Beberapa faktor dapat meningkatkan resiko hipotensi intradialitik yaitu proses ultrafiltrasi berlebihan disertai dengan kompensasi vaskuler tubuh yang tidak memadai, gangguan respon autonomik, riwayat makanan sebelum hemodialisis, serta penggunaan antihipertensi.

Hipotensi intradialitik dapat dicegah dengan pemantauan berat badan kering, penghentian sementara obat antihipertensi sehari sebelum dan sehari setelah hemodialisis, dan menghindari makan selama dialisis.

2.4.4. Komplikasi

Hipotensi intradialitik menimbulkan berbagai komplikasi mulai dari ringan sampai berat. Ketidaknyamanan selama proses hemodialisis menjadi masalah bagi pasien, kondisi tersebut berupa gelaja-gejala abdomen, mual, muntah, kram otot, gelisah, pusing, dan panik.

Kelainan sistem kardiovaskuler merupakan komplikasi fatal hipotensi intradialisis dan dapat terjadi akut maupun kronis. Komplikasi kardiovaskuler akut berupa iskemia cardiogenik maupun neurogenik, trombosis vaskuler, disritmia, dan infark arteri mesenterika sedangkan hipertrofi ventrikel kiri dan hipertensi interdialitik dapat terjadi sebagai efek jangka panjang.

Terjadinya hipotensi intradialisis merupakan indikasi untuk penghentian prosis hemodialisis sehingga dosis optimal hemodialisis tidak tercapai (NKF KDOQI, 2005).


(25)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

3.2. Definisi Operasional

Tabel: 3.1. Definisi operasional penelitian Variabel Definisi

Operasional Cara Pengukuran Hasil Pengukuran Skala Pengukuran Variabel Bebas Interdialytic Weight Gain (IDWG) Peningkatan berat badan antara dua sesi hemodialisis Penimbangan berat badan pada akhir hemodialisis I dan sebelum hemodialisis II 1. Ringan ( ≤ 4,8 %) 2. Berat

( > 4,8 %)

Kategorik Variabel Terikat Hipotensi Intradialisis Penurunan tekanan darah sistole lebih dari 20 mmHg Pengukuran tekanan darah selama hemodialisis 1. Ya 2. Tidak Kategorik

Interdialytic weight gain Hipotensi


(26)

disertai gejala atau penurunan mean arterial

pressure (MAP)

10 mmHg disertai gejala atau tekanan darah sistole absolut dibawah 90 mmHg

3.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada korelasi yang bermakna antara


(27)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional study) untuk mengetahui hubungan antara IDWG dengan kejadian hipotensi intradialitik.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2013. Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi target penelitian ini adalah pasien gagal ginjal stadium terminal yang menjalani hemosialisis reguler. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pasien gagal ginjal stadium terminal yang menjalani hemosialisis reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

4.3.1. Sampel

Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel total sampling. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien gagal ginjal stadium terminal yang menjalani hemosialisis reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada bulan Juli-September 2013 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

4.3.2. Kriteria Inklusi

1. Pasien gagal ginjal stadium terminal

2. Telah menjalani hemodialisis paling tidak 3 bulan terakhir 3. Frekuensi hemodialisis paling tidak 2 kali per minggu


(28)

4. Pasien dalam keadaan stabil

5. Mendapatkan terapi obat antihipertensi

6. Kooperatif dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian

4.3.3. Kriteria Eksklusi

1. Memiliki riwayat hipotensi sebelum hemodialisis

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Teknik Pengumpulan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Dimana pada pasien gagal ginjal stadium terminal yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, IDWG dan hipotensi intradialitik ditentukan. IDWG ditentukan dengan penimbangan berat badan pada akhir hemodialisis I dan sebelum hemodialisis II, sedangkan hipotensi intradialitik ditentukan dengan penilaian gejala klinis dan pengukuran tekanan darah sebelum dan selama dialisis (Arnold, 2008). Data diambil dengan metode single blind. Data IDWG dihitung oleh peneliti dan tekanan darah intradialitik diukur oleh pengambil data independen. Data rekam medis digunakan untuk mendapatkan data lain yang mendukung penelitian.

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program analisis statistik. Data dianalisa secara analitik korelatif dengan menggunakan uji chi

square (χ2), uji korelasi koefisien kontingensi, uji korelasi lambda, dan

menghitung Odds Ratio (OR) untuk mengetahui adanya hubungan dan kekuatan hubungan antara interdialytic weight gain (IDWG) dengan kejadian hipotensi intradialitik kemudian dinarasikan serta melakukan pembahasan sesuai dengan kepustakaan yang ada (Mukhtar et al., 2011; Fajar et al., 2009).


(29)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan 1 - 30 September 2013 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Medan. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas-A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, RSUP H. Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.

RSUP H. Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

5.2. Karakteristik Individu

Sampel penelitian yang ikut serta dalam penelitian ini terdiri dari 71 orang yang semuanya merupakan pasien gagal ginjal stadium terminal stabil yang manjalani hemodialisis rutin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data berasal dari pengukuran langsung terhadap subjek penelitian dan data sekunder berasal dari rekam medis pasien gagal ginjal stadium terminal yang manjalami hemodialisis rutin di RSUP HAM Medan tahun 2013.


(30)

5.2.1. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin pasien gagal ginjal stadium terminal yang menjalani hemodialisis rutin dengan jumlah sampel penelitian 71 orang dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%) Laki-laki Perempuan 47 24 66,2 33,8

Total 71 100

Berdasarkan Tabel 5.1 dari 71 responden penelitian diketahui mayoritas pasien adalah laki-laki yaitu sebanyak 47 orang (66,2%) sedangkan pasien perempuan 24 orang (33,8%) adalah wanita.

5.2.2. Distribusi Responden berdasarkan Umur

Untuk kategori umur, dari 71 orang responden, dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur, yaitu 20-44 tahun, 45-64 tahun, dan 65-74 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur Umur (tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%) 20-44 45-64 65-70 25 43 3 35,2 60,6 4,2

Total 71 100

Dari Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa responden yang berumur 20-44 tahun sebanyak 25 orang (35,2%), responden yang berumur 45-64 tahun sebanyak 43 orang (60,6%), dan responden yang berumur 65-74 tahun sebanyak 3 orang (4,2%).


(31)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

Sementara itu, rata-rata umur seluruh responden adalah 49,59 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan tertua 68 tahun(SD=10,670).

5.2.3. Distribusi Responden berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi

Distribusi responden penelitian berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang dikonsumsi dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan Penggunaan Obat Antihipertensi Jumlah Obat

Antihipertensi

Frekuensi (orang) Persentase (%)

0 1 >1 13 14 44 18,3 19,7 62

Total 71 100

Berdasarkan Tabel 5.3 dari 71 responden penelitian diketahui mayoritas responden menggunakan obat antihipertensi lebih dari satu jenis yaitu sebanyak 44 orang (62%), responden yang menggunakan satu jenis obat antihipertensi sebanyak 14 orang (19,7%), sedangkan responden yang tidak menggunakan satu jenis obat antihipertensi sebanyak 13 orang (18,3%).

5.2.4. Distribusi Responden berdasarkan Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Distribusi responden penelitian berdasarkan jIDWG dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan IDWG

IDWG Frekuensi (orang) Persentase (%)

Ringan (≤ 4,8%) Berat (> 4,8%)

46 25

64,8 35,2


(32)

Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki IDWG ringan sebanyak 46 orang (64,8%), sedangkan responden yang memiliki IDWG berat sebanyak sebanyak 25 orang (35,2%).

Sementara itu, rata-rata IDWG seluruh responden adalah 3,9197% dengan nilai minimun 0% dan maksimum 9,2%(SD=2,30674).

5.2.5. Distribusi Responden berdasarkan Kejadian Hipotensi Intradialitik

Dari hasil pengambilan data, didapatkan data tekanan darah sebelum hemodialisis, tekanan darah selama hemodialisis, dan gelaja hipotensi intradialitik. Dari data tersebut ditentukan apakah pasien mengalami hipotensi intradialitik berdasarkan beberapa kriteria. Data hipotensi intradialitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu responden yang mengalami hipotensi intradialitik dan responden yang tidak mengalami hipotensi intradialitik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kejadian Hipotensi Intradialitik

Hipotensi Intradialitik Frekuensi (orang) Persentase (%) Ya

Tidak

36 35

50,7 49,3

Total 71 100

Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa responden dengan hipotensi intradialitik berjumlah 36 orang (50,7%) sedangkan responden yang tidak mengalami hipotensi intradialitik berjumlah 35 orang (49,3%).


(33)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

5.3. Hasil Analisis Data

5.3.1. Hubungan Umur dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Dari 71 orang responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil tabulasi silang antara umur responden dengan IDWG yang dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Hubungan Umur dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Umur (tahun)

IDWG

Jumlah p

Ringan Berat n % total n % total

20-44 45-64 65-70 11 33 2 15,5 46,5 2,8 14 10 1 19,7 14,1 1,4 25 43 3 0,024

Total 46 64,8 25 35,2 71

Dari Tabel 5.6 didapatkan bahwa responden dengan IDWG ringan terbanyak didapatkan pada yaitu 33 orang kategori umur 45-64 tahun (46,5%), sedangkan responden dengan IDWG berat didapatkan terbanyak pada kategori umur 20-44 tahun yaitu 14 orang (19,7%).

Responden berumur 20-44 tahun dan memiliki IDWG ringan sebanyak 11 orang (15,5%), sedangkan responden berumur 20-44 tahun dan memiliki IDWG berat sebanyak 14 orang (19,7%). Responden berumur 45-64 tahun dan memiliki IDWG ringan sebanyak 33 orang (46,5%), sedangkan responden berumur 45-64 tahun dan memiliki IDWG berat sebanyak 10 orang (14,1%). Responden berumur 65-70 tahun dan memiliki IDWG ringan sebanyak 2 orang (2,8%), sedangkan responden berumur 65-70 tahun dan memiliki IDWG berat sebanyak 1 orang (1,4%).

Pada uji chi square hubungan antara kelompok umur dan IDWG didapatkan p = 0,024, yang berarti ada hubungan antara kelompok usia dan IDWG.


(34)

5.3.2. Hubungan Umur dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik

Dari 71 orang responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil tabulasi silang antara umur responden dengan kejadian hipotensi intradialitik yang dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hubungan Umur dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik

Umur (tahun)

Hipotensi Intradialitik

Jumlah p

Ya Tidak n % total n % total

20-44 45-64 65-70 14 21 1 19,7 29,6 1,4 11 22 2 15,5 31 2,8 25 43 3 0,704

Total 36 50,7 35 49,3 71

Dari Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa responden berumur 20-44 tahun dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 14 orang (19,7%), sedangkan responden berumur 20-44 tahun dan tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 11 orang (15,5%). Responden berumur 45-64 tahun dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 21 orang (29,6%), sedangkan responden berumur 45-64 tahun dan tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 22 orang (31%). Responden berumur 65-70 tahun dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 1 orang (1,4%), sedangkan responden berumur 65-70 tahun dan tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 2 orang (2,8%).

Pada uji chi square hubungan antara kelompok umur dan kejadian hipotensi intradialitik didapatkan p = 0,704, yang berarti tidak ada hubungan antara kelompok umur kejadian hipotensi intradialitik.


(35)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

5.3.3. Hubungan Jenis Kelamin dengan Interdialytic Weight Gain (IDWG)

Dari 71 orang responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil tabulasi silang antara jenis kelamin responden dengan IDWG yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Hubungan Jenis Kelamin dengan IDWG

Jenis Kelamin

IDWG

Jumlah p

Ringan Berat n % total n % total

Laki-laki Perempuan 30 16 42,3 22,5 17 8 23,9 11,3 47 24 0,813

Total 46 64,8 25 35,2 71

Dari Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa responden laki-laki yang mengalami IDWG ringan sebanyak 30 orang (42,3%), sedangkan responden laki-laki yang mengalami IDWG berat sebanyak 17 orang (23,9%). Responden perempuan yang mengalami IDWG ringan sebanyak 16 orang (22,5%), sedangkan responden perempuan yang mengalami IDWG berat sebanyak 8 orang (11,3%).

Pada uji chi square hubungan antara jenis kelamin dan IDWG didapatkan p = 0,813, yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan IDWG.


(36)

5.3.4. Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipotensi Intradialitik

Dari 71 orang responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil tabulasi silang antara jenis kelamin responden dengan hipotensi intradialitik yang dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Hubungan Jenis Kelamin dengan Hipotensi Intradialitik

Jenis Kelamin

IDWG

Jumlah p

Ringan Berat n % total n % total

Laki-laki Perempuan 23 13 32,4 18,3 24 11 33,8 15,5 47 24 0,677

Total 36 50,7 35 49,3 71

Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa responden laki-laki yang mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 23 orang (32,4%), sedangkan responden laki-laki yang tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 24 orang (33,8%). Responden perempuan yang mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 13 orang (18,3%), sedangkan responden perempuan yang tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 11 orang (15,5%).

Pada uji chi square hubungan antara jenis kelamin dan kejadian hipotensi intradialitik didapatkan p = 0,677, yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan kejadian hipotensi intradialitik.


(37)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

5.3.5. Hubungan Penggunaan Obat Antihipertensi Lebih dari Satu dengan Hipotensi Intradialitik

Dari 71 orang responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil tabulasi silang antara penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu responden dengan hipotensi intradialitik yang dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Hubungan Penggunaan Obat Antihipertensi Lebih dari Satu dengan Hipotensi Intradialitik

Jumlah Obat Antihipertensi

Hipotensi Intradialitik

Jumlah p

Ya Tidak n % total n % total

≤ 1 > 1 17 19 23,9 26,8 10 25 14,1 35,2 27 44 0,677

Total 36 50,7 35 49,3 71

Dari Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa responden yang menggunakan obat anti hipertensi kurang atau sama dengan satu jenis dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 17 orang (23,9%), sedangkan yang tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 10 orang (14,1%). Responden yang menggunakan obat anti hipertensi lebih dari satu jenis dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 19 orang (26,8%), sedangkan yang tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 25 orang (35,2%).

Pada uji chi square hubungan antara penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu dengan kejadian hipotensi intradialitik didapatkan p = 0,267, yang berarti tidak ada hubungan antara penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu dengan kejadian hipotensi intradialitik.


(38)

5.3.5. Hubungan Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Hipotensi Intradialitik

Dari 71 responden dalam penelitian ini, IDWG dan hipotensi intradialitik ditentukan. IDWG ditentukan dengan penimbangan berat badan pada akhir hemodialisis I dan sebelum hemodialisis II, sedangkan hipotensi intradialitik ditentukan dengan penilaian gejala klinis dan pengukuran tekanan darah sebelum hemodialisis, tekanan darah selama hemodialisis, dan adanya gejala penyerta. Data yang dikumpulkan berupa data kategorik IDWG dan kejadian hipotensi intradialitik.

Dari data yang dikumpulkan dimasukkkan ke dalan tabel 2 x 2 dan didapatkan hasil tabulasi silang antara interdialytic weight gain (IDWG) responden dengan kejadian hipotensi intradialitik yang dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Hubungan IDWG dengan Kejadian Hipotensi Intradialitik

IDWG

Hipotensi Intradialitik

Jumlah p

Ya Tidak n % total n % total

Ringan Berat 19 17 26,8 23,9 27 8 38,0 11,3 46 25 0,032

Total 36 50,7 35 49,3 71

Dari Tabel 5.11. dapat diketahui bahwa responden yang memiliki IDWG ringan dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 19 orang (26,8%), sedangkan responden yang memiliki IDWG ringan dan tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 27 orang (38%). Responden yang memiliki IDWG berat dan mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 17 orang (23,9%), sedangkan responden yang memiliki IDWG berat dan tidak mengalami hipotensi intradialitik sebanyak 8 orang(11,3%).

Data responden dianalisa secara analitik korelatif dengan menggunakan uji


(39)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

hubungan dan kekuatan hubungan antara interdialytic weight gain (IDWG) dengan kejadian hipotensi intradialitik.

Hasil uji chi square (χ2) hubungan IDWG dengan hipotensi intradialitik menunjukkan nilai p = 0,032. Pengambilan keputusan pada uji chi square (χ2) adalah jika p > 0,05 maka hipotesis nol diterima, sedangkan jika p < 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Dari hasil analisis, didapatkan p = 0,032 (p < 0,05) , maka hipotesis nol penelitian ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara interdialytic weight gain (IDWG) dengan kejadian hipotensi intradialitik.

Pada tabel 2 x 2, jika IDWG ringan dianggap sebagai suatu faktor yang menyebabkan hipotensi intradialitik, maka perhitungan perbandingan proporsi

Odds Ratio (OR), didapatkan OR sebesar 0,331. Interpretasi pada perhitungan OR

adalah jika OR = 1 maka dikatakan faktor netral, jika OR > 1 maka suatu faktor dikatakan suatu faktor resiko, dan jika OR < 1 maka suatu faktor dikatakan faktor pencegah. Didapatkan OR=0,331 (OR < 1) pada faktor IDWG ringan berarti responden dengan IDWG ringan 0,331 kali lebih beresiko mengalami hipotensi intradialitik, dengan kata lain IDWG ringan sebagai faktor pencegah hipotensi intradialitik.

Sebaliknya, jika IDWG berat dianggap sebagai suatu faktor yang menyebabkan hipotensi intradialitik, maka perhitungan perbandingan proporsi

Odds Ratio (OR), didapatkan OR sebesar 3,020. Didapatkan OR=3,020 (OR > 1)

pada faktor IDWG berat berarti responden dengan IDWG berat 3,020 kali lebih beresiko mengalami hipotensi intradialitik, dengan kata lain IDWG berat sebagai faktor resiko hipotensi intradialitik.


(40)

5.4. Pembahasan

Penelitian ini melibatkan 71 orang responden dimana responden laki-laki yaitu sebanyak 47 orang sedangkan responden perempuan 24 orang. Rata-rata umur responden adalah 49,59 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan tertua 68 tahun(SD=10,670). Berdasarkan kategori umur, responden paling banyak berada pada kategori umur 45-64 tahun, yaitu 46 orang (60,6%). Hal ini sesuai dengan laporan USRDS 2013 yang menyatakan bahwa jumlah pasien hemodialisis di Amerika Serikat terbanyak berada pada kelompak usia 45-64 tahun.

Penambahan berat badan antara dua sesi hemodialisis dinyatakan dengan

interdialytic weight gain (IDWG) dihitung berdasarkan presentasi kenaikan berat

badan antara dua seesi hemodialisis. IDWG merupakan indikator kelebihan asupan cairan dan natrium. Data IDWG responden dibagi dua kategori, yaitu IDWG ringan (≤ 4,8 %) dan IDWG berat (≤ 4,8 %) (NKF KDOQI, 2005). responden yang memiliki IDWG ringan sebanyak 46 orang (64,8%), sedangkan responden yang memiliki IDWG berat sebanyak sebanyak 25 orang (35,2%). Sementara itu, rata-rata IDWG seluruh responden adalah 3,9197% dengan nilai minimun 0% dan maksimum 9,2%(SD=2,30674). Hasil tersebut sedikit berbeda dengan penelitian Suryarinilsih (2010) di RS Dr. M. Djamil Padang, dimana didapatkan 68 responden dengan rata-rata IDWG 4,62% dengan nilai minimum 0,88% dan maksimum 8,16% (SD=1,66).

IDWG pada umumnya dipengaruhi oleh kebiasaan makan, faktor lingkungan, dan level perawatan diri. IDWG biasanya meningkat pada periode interdialitik yang melewati akhir minggu (Lopez-gomez, 2005). Dalam penelitian ini didapatkan hubungan yang antara umur dan IDWG. Dimana didapatkan IDWG relatif lebih rendah pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan usia lanjut. Pada uji chi square didapatkan p=0,024 yang berarti ada hubungan positif antara kelompok umur dengan kelompok IDWG. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian Istanti (2009) yang tidak menemukan hubungan antara umur dengan IDWG pada pasien gagal ginjal stadium terminal. Kimmel (2000), Ifudu (2002), dan Lopez-gomez (2005) menemukan adanya hubungan berbanding terbalik antara umur dengan IDWG, dimana IDWG yang tinggi relatif sering ditemukan


(41)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

pada umur muda dibandingkan tua. Hal tersebut terjadi akibat kepatuhan pola makan yang buruk pada pasien berumur lebih muda dibandingkan umur lebih tua (Kimmel, 2000).

Dari jenis kelamin, ditemukan tidak ada perbedaan bermakna IDWG pada laki-laki dibadingkan dengan IDWG pada pasien perempuan. Pada uji chi square didapatkan p=0,813 yang berarti tidak ada hubungan antara kelompok jenis kelamin dengan kelompok IDWG. IDWG berhubungan dengan kepatuhan pasien mengatur pola makan, dan mengatur asupan cairan dan garam, ditemukan kepatuhan yang lebih buruk pada pasien laki-laki dibandingkan pada pasien perempuan (Kimmel, 2000). Perbedaan IDWG pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan juga disebabkan oleh perbadaan komposisi tubuh, dimana komposisi tubuh laki-laki yang terdiri dari 60% air sedangkan perempuan terdiri dari 50% air. Dari perbedaan komposisi tubuh, jelas bahwa kebutuhan cairan dan peningkatan berat badan karena cairan lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa hipotensi intradialitik terjadi pada 50,7% responden. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan insidensi hipotensi intradialitik beberapa literatur (NKF KDOQI, 2005) yang menyatakan bahwa hipotensi intradialisis terjadi pada 20-30% dari semua tindakan hemodialisis. Daugirdas (2010) mengemukakan bahwa hipotensi intradialitik merupakan komplikasi tersering hemodialisis dan menemukan insedensi hipotensi intradialisis 15-30% dari semua tindakan hemodialisis. Data kejadian hipotensi intradialitik pada penelitian ini tidak bisa disejajarkankan dengan insidensi pada beberapa literatur. Penelitian ini menggunakan jumlah responden sebagai sampel, sedangkan pada penelitian lain menggunakan tindakan hemodialisis sebagai sampel.

Pasien hemodialisis yang memiliki faktor resiko hipotensi intradialitik adalah pasien wanita, pasien dengan diabetes melitus, pasien dengan penyakit kardiovaskuler, pasien dengan penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu, pasien dengan usia muda, pasien dengan status nutrisi buruk, dan hiperfostatemia


(42)

(NKF KDOQI, 2005). IDWG yang tinggi juga merupaka faktor resiko terjadinya hipotensi intradialitik. Beberapa faktor resiko tersebut diteliti pada penelitian ini.

Dalam penelitian ini, faktor umur didapatkan tidak berhubungan dengan kejadian hipotensi intradialitik. Pada uji chi square pada data kelompok umur dan kejadian hipotensi intradialitik, didapatkan p=0,704 yang berarti tidak ada hubungan antara umur responden dengan kejadian hipotensi intradialitik. Dari pasien yang berumur 65-74 tahun, didapatkan 33,3% pasien mengalami hipotensi intradialitik. Dari pasien yang berumur 45-64 tahun, didapatkan 48,8% pasien mengalami hipotensi intradialitik. Sedangkan dari pasien yang berumur 20-44 tahun, didapatkan 50,6% pasien mengalami hipotensi intradialitik. Data tersebut berbeda dengan laporan NKF KDOQI (2005), dimana didapatkan 44% pasien berumur ≥65 tahun, sedangkan 32% pasien yang lebih muda tahun mengalami hipotensi intradialisis. Umur pasien dihubungan dengan hipotesi intradialitik pada kepatuhan pengobatan dan kontrol asupan natrium maupun cairan. Menurut, penelitian Inrig (2011), usia muda menjadi faktor resiko tingginya IDWG yang manjadi faktor resiko kejadian hipotensi intradialitik.

Dalam penelitian ini, faktor penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu didapatkan tidak berhubungan dengan kejadian hipotensi intradialitik. Pada uji chi

square pada data kelompok penggunaan obat antihipertensi lebih dari satu dan

kejadian hipotensi intradialitik, didapatkan p=0,106 yang berarti tidak ada hubungan antara umur responden dengan kejadian hipotensi intradialitik. Dari pasien menggunakan obat antihipertensi ≤1 jenis, didapatkan 63% pasien mengalami hipotensi intradialitik. Pada pasien yang menggunakan obat antihipertensi >1 jenis, didapatkan 43,2% pasien mengalami hipotensi intradialitik.

Dalam penelitian ini, faktor IDWG didapatkan berhubungan dengan kejadian hipotensi intradialitik. Pada uji chi square pada data kelompok IDWG dan kejadian hipotensi intradialitik, didapatkan p=0,032 yang berarti ada hubungan antara IDWG responden dengan kejadian hipotensi intradialitik. Data IDWG juga dianalisis dengan uji korelasi koefisien Cramer untuk data kategorik (Sujarweni, 2012), dimana nilai signifikan Phi, Cramer’s V, dan Koefisien


(43)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

Kontingensi didapatkan p=0,032 (p<0,05) . Didapatkan p=0,032 (p<0,05) menunjukkkan adanya korelasi antara IDWG dengan kejadiah hipotensi intradialitik.

Dari analisis data, didapatkan bahwa IDWG berat merupakan faktor resiko terjadinya hipotensi intradialitik dengan OR=3,020 yang berarti bahwa pasien hemodialisis dengan IDWG tinggi memiliki resiko 3,020 kali lebih tinggi menglami hipotensi intradialitik dibandingkan dengan pasien yang memiliki IDWG ringan. IDWG tinggi yang merupakan faktor resiko kejadian hipotensi intradialitik berkaitan dengan tingginya laju ultrafiltrasi saat hemosialisis. IDWG dengan tekanan darah interdialisis memiliki hubungan berbanding lurus dimana setiap kenaikan 1% persentase IDWG berhubungan dengan peningkatan 1,00 mmHg tekanan darah sistolik predialisis dan penurunan tekanan darah pascadialisis. Kondisi tersebut, mendukung terjadinya hipotensi intradialitik (Lopez-Gomez, 2005 dan Inrig, 2011).


(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara umur dengan IDWG dan tidak ada hubungan perbedaan jenis kelamin dengan IDWG pada responden.

2. Tidak terdapat hubungan antara variabel umur, jenis kelamin, dan penggunaan obat antihipertensi dengan kejadian hipotensi intradialitik pada responden. 3. Terdapat korelasi lemah antara IDWG dengan kejadian hipotensi intradialitik

pada responden.

4. IDWG berat merupakan faktor resiko terjadinya hipotensi intradialitik.

6. 2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Kepada praktisi medis, dokter dan perawat, agar dapat memprediksi kejadian hipotensi intradialitik berdasarkan IDWG sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan.

2. Kepada pasien hemodialisis, agar dapat mengontrol IDWG sebagai pencegahan hipotensi intradialisis.

3. Kepada peneliti selanjutnya, perlu dilaksanakan penelitian lain yang lebih dalam tentang korelasi IDWG dengan kejadian hipotensi intradialisis dengan cakupan jumlah responden dan lokasi penelitian yang lebih besar lagi, khususnya di Indonesia.


(45)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

DAFTAR PUSTAKA

Agustriadi, O., Ketut S., Gde R. W., Wayan S., Jodi S. L., Yenny K., 2009. Hubungan antara Perubahan Volume Darah Relatif dengan Episode Hipotensi Intradialik selama Hemodialisis pada Gagal Ginjal Kronik. Jurnal

Penyakit Dalam 10(2): 99-109

Arnold, T. L., 2008, Predicting Fluid Adherence in Hemodialysis Patients via the

Illness Perception Questionaire – Revided. Counseling and Psychological

Services Dissertations Georgia State University.

Dheenan, S., & Henrich, W. L., 2001. Preventing dialysis hypotension: A comparison of usual protective maneuvers. Kidney International 59: 1175-1181

Fajar, I., Isnaeni, D. T. N., Pudjirahaju, A., Amin, I., Sunindya, B. R., Aswin, A. A. G. A., et al., 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Himmelfarb, J., 2005. Hemodialysis Complications. American Journal of Kidney

Diseasese 45(6): 1122-1131

Himmelfarb, J., & Ikizler, T. A., 2010. Hemodialysis. The new england journal of

medicine 363(19):1833-1845.

Leypoldt J.K., Alfred K. C., James A. D., Jennifer J. G., Nathan W. L., Julia A. B. L., et al., 2002. Relationship between volume status and blood pressure during chronic hemodialysis. Kidney International 61. 266-275


(46)

Liu, K. D., & Chertow, G. M., 2010, Dialysis Threatment of Renal Failure. Dalam: Jameson, J. L., & Loscalzo, J., 2010. Harrison’s Nephrology and Acid-Base Disorders. USA: The McGraw-Hill, 130-136.

Lopez-Gomez, J.M., Matte V., Rosa J., Patricinio R., & Rafael P., 2005. Interdialytic Weight Gain as marker of Bloof Pressure, Nutrition, and Survival in Hemodialysis Patient. Kidney International 67: S63-S68.

Hayes, W., & Hothi K., 2011. Intradialytic hypotension. Pediatric Nephrology 26:867-879.

Ifudi, O., jaime U., Imran R., VeraV., Kathy R., Georgina D., & Eli A.F., 2002. Relation between Interdialytic Weight Gain, Body Weight and Nutririon in Hemodialysis Patient. Am J Nephrol 22: 363-368.

Inrig, J. K., Uptal D. P., Barbara S. G., Vic H., Jonathan H., Donal R., et al., 2007. Relationship Between Interdialytic Weight Gain and Blood Pressure Among Prevalent Hemodialysis Patients. American Journal of Kidney Disease. 50(1): 108–118

Istanti, Y.P., 2009. Tesis Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap IDWG pada

Pasien dengan CKD di UHD RS PKU Muhammadiyah Yogjakarta. Depok:

FIK UI.

Knoll, G.A., Jenny A.G., Geoffrey F.D., and Keith O., 2004. A Randomized, Controlled Trial of Albumin versus Saline for the Treatment of Intradialytic Hypotension. Journal America Society Nephrology 15: 487–492

Kimmel, P.L., Maria P.V., Rolf P.V., Karen L.W., Samuel J.S., Sylvan A., et al, 2000. Interdialytic Weight Gain and Survival in Hemodialysis Patient:


(47)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

Effects of Duration of ESRD and Diabetes Mellitus. Kidney International 57: 1141-1151.

NKUDIC, 2012. Kidney Disease Statistics for the United States. National Kidney

and Urologic Diseases Information Clearinghouse. Diakses pada:

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/kustats/KU_Diseases_Stats_50 8.pdf [diakses tanggal 22 April 2012]

Mukhtar, Z., Haryuna, T. S. H., Effendy, E., Rambe, A. Y. M., Betty, dan Zahara, D., 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran edisi 1. Medan: USU Press.

NKF KDOQI, 2005. KDOQI Clinical Practice Guidelines for Cardiovascular

Disease in Dialysis Patients. The National Kidney Foundation Kidney

Disease Outcomes Quality Initiative. Diakses pada: http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_cvd/intradialytic.htm [diakses tanggal 22 April 2013)

Raharjo, P., Endang S., Sujardjono, 2009. Hemodialisis. Dalam: Sudoyo, A.W. , Bambang S., Idrus A., Marcellus S.K., Siti S., 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 1035-1040.

Sastroasmoro, Sudigdo and Ismael, Sofyan, 2011. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto

Sujarweni, W.V., 2012, SPSS untuk Paramedis, Yogjakarta : Gavamedia.

Sulowicz, W. and Radziszewski, 2006. Pathogenesis and treatment of dialysis hypotension. International Society of Nephrology. 36-39


(48)

Suryarinilsih, Y., 2010. Tesis Hubungan Penambahan Berat Badan Antara Dua Waktu Dialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit

dr. M. Djamil Padang. Depok: FIK UI.

Suwitra, K., 2009. Penyakit Ginjal Kronis. Dalam: Sudoyo, A.W. , Bambang S., Idrus A., Marcellus S.K., Siti S., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 1035-1040.

USRDS, 2011. Atlas of CKD and ESRD. Unites States Renal Data System. Diakses pada: http://www.usrds.org/2011/view/v1_00a_intro.asp [diakses tanggal 22 April 2013]


(49)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

LAMPIRAN I


(50)

(51)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

LAMPIRAN II


(52)

(53)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(54)

(55)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(56)

(57)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(58)

(59)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

LAMPIRAN III

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Surya Atmaja mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) angkatan 2010. Saat ini, saya sedang menjalankan penelitian dengan judul “Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Kejadian Hipotensi Intradialisis pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Salit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

Tujuan penelitian ini adalah untuk korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) atau penambahan berat badan antara dua sesi dialisis dengan kejadian hipotensi selama dialisis pada pasien gagal ginjal stadium terminal yang menjalani hemodialisis reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Saudara untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, saya mengambil data berat badan sebelum dan setelah dialisis selama dua sesi dialisis dan tekanan darah selama dialisis saudara untuk sianalisis. Jika Saudara bersedia, saudara saya persilakan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Saudara.

Identitas pribadi Saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Ibu dapat bertanya langsung pada saya atau dapat menghubungi saya di nomor 089613085580. Atas perhatian dan kesediaan Saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,


(60)

LAMPIRAN IV

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Kejadian Hipotensi Intradialisis pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Salit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hormat Saya,


(61)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(62)

(63)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

LAMPIRAN VII

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Surya Atmaja

Tempat / Tanggal Lahir : Muara Bungo/ 22 Desember 1991

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Zulkarnain no.3 Komp. USU, Medan Riwayat Pendidikan : 1. SD Xaverius 2 Jambi

2. SMP Xaverius 1 Jambi 3. SMA Xaverius 1 Jambi

Riwayat Pelatihan : 1. Workshop Hewan Coba PIM SCORE 2010 2. Workshop Basic Life Support and Traumatology

TBM FK USU 2011 3. Pelatihan Soft Skill USU 2011

4. Workshop pada Temu Ilmiah Nasional

(TEMILNAS) 2011 dengan tema Love Your Self, Love Your Diet

5. Workshop pada Temu Ilmiah Nasional

(TEMILNAS) 2012 dengan tema Psikologi Geriatri

5. WorkshopPublic Speaking and Presentation


(64)

Riwayat Organisasi : 1. Sekretaris Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2011

2. Manager Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2011/2012

3. Anggota Divisi Penelitian Multi Center (PMC) Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasionan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) 2011/2012

4. Kepala Divisi Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasionan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) 2012/2013

6. Ketua Komisi 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012/2013

Prestasi Yang Pernah Diraih: 1. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTIN) Fakultas Kedokteran Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin 2012.

2. Juara 1 Regional Medical Olympiad ISMKI Wilayah 1 cabang Genitourinary-Reproductive Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2013.

3. Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2013.

4. Juara 3 Indonesian Medical Olympiad ISMKI cabang Urogenital Fakultas Kedokteran Universitas Sunatera Utara


(65)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Agustriadi, O., Ketut S., Gde R. W., Wayan S., Jodi S. L., Yenny K., 2009. Hubungan antara Perubahan Volume Darah Relatif dengan Episode Hipotensi Intradialik selama Hemodialisis pada Gagal Ginjal Kronik. Jurnal

Penyakit Dalam 10(2): 99-109

Arnold, T. L., 2008, Predicting Fluid Adherence in Hemodialysis Patients via the

Illness Perception Questionaire – Revided. Counseling and Psychological

Services Dissertations Georgia State University.

Dheenan, S., & Henrich, W. L., 2001. Preventing dialysis hypotension: A comparison of usual protective maneuvers. Kidney International 59: 1175-1181

Fajar, I., Isnaeni, D. T. N., Pudjirahaju, A., Amin, I., Sunindya, B. R., Aswin, A. A. G. A., et al., 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Himmelfarb, J., 2005. Hemodialysis Complications. American Journal of Kidney

Diseasese 45(6): 1122-1131

Himmelfarb, J., & Ikizler, T. A., 2010. Hemodialysis. The new england journal of

medicine 363(19):1833-1845.

Leypoldt J.K., Alfred K. C., James A. D., Jennifer J. G., Nathan W. L., Julia A. B. L., et al., 2002. Relationship between volume status and blood pressure during chronic hemodialysis. Kidney International 61. 266-275


(67)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

Liu, K. D., & Chertow, G. M., 2010, Dialysis Threatment of Renal Failure. Dalam: Jameson, J. L., & Loscalzo, J., 2010. Harrison’s Nephrology and Acid-Base Disorders. USA: The McGraw-Hill, 130-136.

Lopez-Gomez, J.M., Matte V., Rosa J., Patricinio R., & Rafael P., 2005. Interdialytic Weight Gain as marker of Bloof Pressure, Nutrition, and Survival in Hemodialysis Patient. Kidney International 67: S63-S68.

Hayes, W., & Hothi K., 2011. Intradialytic hypotension. Pediatric Nephrology 26:867-879.

Ifudi, O., jaime U., Imran R., VeraV., Kathy R., Georgina D., & Eli A.F., 2002. Relation between Interdialytic Weight Gain, Body Weight and Nutririon in Hemodialysis Patient. Am J Nephrol 22: 363-368.

Inrig, J. K., Uptal D. P., Barbara S. G., Vic H., Jonathan H., Donal R., et al., 2007. Relationship Between Interdialytic Weight Gain and Blood Pressure Among Prevalent Hemodialysis Patients. American Journal of Kidney Disease. 50(1): 108–118

Istanti, Y.P., 2009. Tesis Faktor-Faktor yang Berkontribusi terhadap IDWG pada

Pasien dengan CKD di UHD RS PKU Muhammadiyah Yogjakarta. Depok:

FIK UI.

Knoll, G.A., Jenny A.G., Geoffrey F.D., and Keith O., 2004. A Randomized, Controlled Trial of Albumin versus Saline for the Treatment of Intradialytic Hypotension. Journal America Society Nephrology 15: 487–492

Kimmel, P.L., Maria P.V., Rolf P.V., Karen L.W., Samuel J.S., Sylvan A., et al, 2000. Interdialytic Weight Gain and Survival in Hemodialysis Patient:


(68)

Effects of Duration of ESRD and Diabetes Mellitus. Kidney International 57: 1141-1151.

NKUDIC, 2012. Kidney Disease Statistics for the United States. National Kidney

and Urologic Diseases Information Clearinghouse. Diakses pada:

http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/kustats/KU_Diseases_Stats_50 8.pdf [diakses tanggal 22 April 2012]

Mukhtar, Z., Haryuna, T. S. H., Effendy, E., Rambe, A. Y. M., Betty, dan Zahara, D., 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran edisi 1. Medan: USU Press.

NKF KDOQI, 2005. KDOQI Clinical Practice Guidelines for Cardiovascular

Disease in Dialysis Patients. The National Kidney Foundation Kidney

Disease Outcomes Quality Initiative. Diakses pada: http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines_cvd/intradialytic.htm [diakses tanggal 22 April 2013)

Raharjo, P., Endang S., Sujardjono, 2009. Hemodialisis. Dalam: Sudoyo, A.W. , Bambang S., Idrus A., Marcellus S.K., Siti S., 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 1035-1040.

Sastroasmoro, Sudigdo and Ismael, Sofyan, 2011. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto

Sujarweni, W.V., 2012, SPSS untuk Paramedis, Yogjakarta : Gavamedia.

Sulowicz, W. and Radziszewski, 2006. Pathogenesis and treatment of dialysis hypotension. International Society of Nephrology. 36-39


(69)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

Suryarinilsih, Y., 2010. Tesis Hubungan Penambahan Berat Badan Antara Dua Waktu Dialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit

dr. M. Djamil Padang. Depok: FIK UI.

Suwitra, K., 2009. Penyakit Ginjal Kronis. Dalam: Sudoyo, A.W. , Bambang S., Idrus A., Marcellus S.K., Siti S., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi V. Jakarta: Interna Publishing, 1035-1040.

USRDS, 2011. Atlas of CKD and ESRD. Unites States Renal Data System. Diakses pada: http://www.usrds.org/2011/view/v1_00a_intro.asp [diakses tanggal 22 April 2013]


(70)

LAMPIRAN I


(71)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(72)

LAMPIRAN II


(73)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(74)

(75)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(76)

(77)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(78)

(79)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(80)

LAMPIRAN III

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Surya Atmaja mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) angkatan 2010. Saat ini, saya sedang menjalankan penelitian dengan judul “Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Kejadian Hipotensi Intradialisis pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Salit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

Tujuan penelitian ini adalah untuk korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) atau penambahan berat badan antara dua sesi dialisis dengan kejadian hipotensi selama dialisis pada pasien gagal ginjal stadium terminal yang menjalani hemodialisis reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Saudara untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, saya mengambil data berat badan sebelum dan setelah dialisis selama dua sesi dialisis dan tekanan darah selama dialisis saudara untuk sianalisis. Jika Saudara bersedia, saudara saya persilakan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Saudara.

Identitas pribadi Saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Ibu dapat bertanya langsung pada saya atau dapat menghubungi saya di nomor 089613085580. Atas perhatian dan kesediaan Saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,


(81)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

LAMPIRAN IV

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Kejadian Hipotensi Intradialisis pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Salit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hormat Saya,


(82)

(83)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  


(84)

LAMPIRAN VII

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Surya Atmaja

Tempat / Tanggal Lahir : Muara Bungo/ 22 Desember 1991

Agama : Buddha

Alamat : Jl. Zulkarnain no.3 Komp. USU, Medan Riwayat Pendidikan : 1. SD Xaverius 2 Jambi

2. SMP Xaverius 1 Jambi 3. SMA Xaverius 1 Jambi

Riwayat Pelatihan : 1. Workshop Hewan Coba PIM SCORE 2010 2. Workshop Basic Life Support and Traumatology

TBM FK USU 2011 3. Pelatihan Soft Skill USU 2011

4. Workshop pada Temu Ilmiah Nasional

(TEMILNAS) 2011 dengan tema Love Your Self, Love Your Diet

5. Workshop pada Temu Ilmiah Nasional

(TEMILNAS) 2012 dengan tema Psikologi Geriatri

5. WorkshopPublic Speaking and Presentation


(85)

U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra  

Riwayat Organisasi : 1. Sekretaris Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2011

2. Manager Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2011/2012

3. Anggota Divisi Penelitian Multi Center (PMC) Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasionan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) 2011/2012

4. Kepala Divisi Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasionan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) 2012/2013

6. Ketua Komisi 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012/2013

Prestasi Yang Pernah Diraih: 1. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTIN) Fakultas Kedokteran Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin 2012.

2. Juara 1 Regional Medical Olympiad ISMKI Wilayah 1 cabang Genitourinary-Reproductive Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2013.

3. Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2013.

4. Juara 3 Indonesian Medical Olympiad ISMKI cabang Urogenital Fakultas Kedokteran Universitas Sunatera Utara


(86)

(1)

LAMPIRAN IV

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Alamat :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Korelasi Interdialytic Weight Gain (IDWG) dengan Kejadian Hipotensi Intradialisis pada Pasien Gagal Ginjal Stadium Terminal di Unit Hemodialisis Rumah Salit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”. Oleh karena itu saya menyatakan BERSEDIA menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hormat Saya,


(2)

(3)

(4)

LAMPIRAN VII

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Surya Atmaja

Tempat / Tanggal Lahir : Muara Bungo/ 22 Desember 1991 Agama : Buddha

Alamat : Jl. Zulkarnain no.3 Komp. USU, Medan Riwayat Pendidikan : 1. SD Xaverius 2 Jambi

2. SMP Xaverius 1 Jambi 3. SMA Xaverius 1 Jambi

Riwayat Pelatihan : 1. Workshop Hewan Coba PIM SCORE 2010 2. Workshop Basic Life Support and Traumatology

TBM FK USU 2011 3. Pelatihan Soft Skill USU 2011

4. Workshop pada Temu Ilmiah Nasional

(TEMILNAS) 2011 dengan tema Love Your Self, Love Your Diet

5. Workshop pada Temu Ilmiah Nasional

(TEMILNAS) 2012 dengan tema Psikologi Geriatri

5. WorkshopPublic Speaking and Presentation


(5)

Riwayat Organisasi : 1. Sekretaris Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2011

2. Manager Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2011/2012

3. Anggota Divisi Penelitian Multi Center (PMC) Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasionan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) 2011/2012

4. Kepala Divisi Temu Ilmiah Nasional (TEMILNAS) Badan Analisis dan Pengembangan Ilmiah Nasionan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (BAPIN ISMKI) 2012/2013

6. Ketua Komisi 1 Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012/2013

Prestasi Yang Pernah Diraih: 1. Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTIN) Fakultas Kedokteran Universitas lambung Mangkurat Banjarmasin 2012.

2. Juara 1 Regional Medical Olympiad ISMKI Wilayah 1 cabang Genitourinary-Reproductive Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2013.

3. Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan 2013.

4. Juara 3 Indonesian Medical Olympiad ISMKI cabang Urogenital Fakultas Kedokteran Universitas Sunatera Utara


(6)