U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis reguler di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah korelasi interdialytic weight gain IDWG dengan kejadian hipotensi intradialitik pada pasien gagal ginjal stadium terminal di Unit
Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui korelasi interdialytic weight gain IDWG dengan kejadian hipotensi intradialitik pada pasien gagal ginjal stadium di Unit Hemodialisis
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini adalah: a.
Mengetahui gambaran karakteristik umur, jenis kelamin, tekanan darah, IDWG, dan penggunaan obat antihipertensi pasien gagal ginjal stadium
terminal yang mengalami hipotensi intradialitik di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
b. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi interdialytic weight gain
IDWG pada pasien gagal ginjal stadium terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
c. Menganalisis faktor-faktor demografi sebagai faktor resiko terjadinya
hipotensi intradialitik pada pasien gagal ginjal stadium terminal di Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
1.4. Manfaat Penelitian
1 Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
2 Bagi khasanah ilmu kedokteran, diharapkan penelitian ini dapat
menampah khasanah ilmu kedokteran serta dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
3 Bagi pihak Unit Hemodialisis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan, hasil penelitian ini memberi informasi sebagai referensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien penyakit ginjal
kronis yang menjalani hemodialisis reguler
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gagal Ginjal Stadium Terminal
Gagal ginjal stadium terminal end-stage renal disease ESRD merupakan keadaan kegagalan permanen dan menyeluruh fungsi ginjal. Gagal ginjal stadium
terminal terjadi ketika 95 fungsi normal ginjal terganggu Arnold, 2008. Kondisi ini menyebabkan retensi cairan dalam tubuh dan sisa metabolisme. Pasien
dengan gagal ginjal stadium terminal membutuhkan terapi pengganti ginjal untuk mengembalikan keseimbangan dalam tubuhnya Suwitra, 2009. Gagal ginjal
stadium terminal merupakan komplikasi dari penyakit ginjal kronis yang tidak
terobati NKUDIC, 2012.
2.2. Hemodialisis
Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal disamping peritonial dialisis dan transplantasi ginjal.
2.2.1. Definisi
Dialisis didefinikan sebagai proses difusi molekul pada larutan melalui membran semipermeabel sesuai dengan gradien konsentrasi elektrokimia
Himmelfarb dan Ikizler, 2010. Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah kedalam alat dialyzer Raharjo et al., 2009.
2.2.2. Indikasi
Terapi hemodialisis dipertimbangkan pada pasien dengan beberapa indikasi, diantaranya ditemukannnya sindrom uremik pada pasien, hiperkalemia
yang tidak berespon terhadap terapi konservatif, asidosis yang menetap, edema yang persisten dengan terapi diuretik, bleeding diathesis, dan laju filtrasi
gromerulus ≤10 mLmenit per 1,73 m
2
Liu dan Chertow, 2010. Sedangkan menurut Raharjo 2009, hemodialisis perlu dimulai pada kondisi pasien dengan
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
keadaan umum yang buruk, konsentrasi kalium serum 6 mEqL, kadar ureum darah 200 mgdL, pH daran 7,1, anuria 5 hari, dan fluid overloaded.
2.2.3. Prinsip Kerja
Prinsip kerja hemodialisis adalah penggunaan proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi untuk memindahkan sisa metabolisme, zat racun, dan air tubuh pada
darah ke cairan dialisat pada mesin dialyzer Istanti, 2009. Pada proses hemodialisis, darah dialirkan ke kompartemen darah pada
dialyzer, pada dialyzer darah diproses dengan prinsip diatas, darah yang telah diproses dialirkan kembali melalui venosa.
Gambar 2.1. Mekanisme hemodialisis Sumber : NIDDK, 2006
2.2.4. Komplikasi
Koplikasi intradialitik adalah komplikasi yang terjadi selama hemodialisis berlangsung. Komplikasi intradialitik dapat berupa hipotensi, kram otot, mual
dam muntah, sakit kepala, sindrom disequilibrium, angina, aritmia, dan reaksi dialisis. Raharjo et al., 2009; Himmelfarb, 2005
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
2.3. Interdialytic Weight Gain IDWG
2.3.1. Definisi dan Klasifikasi
IDWG merupakan penambahan berat dan pada pasien antara dua sesi dialisis interdialitik yang merepresentasikan peningkatan volume cairan tubuh
selama periode tersebut Arnold, 2008. Menurut Yetti 2001 dalam Istanti, 2009, IDWG dapat diklasifikasin berdasarkan persentase kenaikan berat badan pasien,
dimana IDWG dikatakan ringan bila penembahan berat badan 4, IDWG sedang bila pemanbahan berat badan 4-6, dan IDWG berat jika pemabnahan
berat badan 6.
2.3.2. Cara Pengukuran
Secara rutin, berat badan pasien hemodialisis dinilai pradialisis dan pascadialisis. IDWG ditentukan dengan selisih antara berat badan pradialisis dan
pascadialisis sesi sebelumnya dan dinyatakan dalan persen Arnold, 2008.
2.4. Hipotensi Intradialitik
2.4.1. Definisi
Hipotensi intradialitik adalam komplikasi tersering tindakan dialisis. Seorang pasien hemodialisis dikatakan mengalami hipotensi intradialitik jika
ditemukan tekanan darah sistole dibawah 90 mmHg atau ditemukan penurunan tekanan darah sistole 20 mmHg selama dialisis disertai adanya gejala mual dan
muntah Sulowicz dan Radziszewski, 2006. Menurut NKF KDOQI 2005, hipotensi intradialitik adalah penurunan tekanan darah sistole 20 mmHg atau
penurunan mean arterial pressure MAP sebanyak 10 mmHg dengan gejala- gejala abdomen, mual, muntah, kram otot, gelisah, pusing, dan panik.
2.4.2. Etiologi
Hipotensi intradialitik disebabkan terjadinya perubahan yang cepat dari homeostasis volume darah ditambah dengan kompensasi tubuh yang terganggu
dalam menghadapi kondisi tersebut Agustriadi, 2009; Sulowicz dan Radziszewski, 2006. Kondisi ketidakseimbangan tersebut dirinci oleh Dheenan
Universitas Sumatera Utara
U nive rsi
dan Henri dan penur
adekuat. T Menurut H
dengan pe
it a s Sum a
ch 2001 m runan volum
Tekanan dar Hayes dan H
enurunan ca
a t e ra U t a
meliputi dis me cairan
rah ditentuk Hothi 2001
ardiac outpu
Gambar 2.2 Sumber
ra
sfungsi auto ekstraselule
kan oleh car 1, patogene
ut dan perip
2. Patogene r : Hayes da
onomik, pen er dengan v
rdiac outpu esis hipoten
pheral resist
esis hipotens an Hothi, 20
nurunan osm volume pla
ut dan periph
nsi intradiali tance
.
si intradialit 001
molaritas pla asma yang
heral resist itik berhubu
tik
asma, tidak
tance .
ungan
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Beberapa faktor dapat meningkatkan resiko hipotensi intradialitik yaitu proses ultrafiltrasi berlebihan disertai dengan kompensasi vaskuler tubuh yang
tidak memadai, gangguan respon autonomik, riwayat makanan sebelum hemodialisis, serta penggunaan antihipertensi.
Hipotensi intradialitik dapat dicegah dengan pemantauan berat badan kering, penghentian sementara obat antihipertensi sehari sebelum dan sehari
setelah hemodialisis, dan menghindari makan selama dialisis.
2.4.4. Komplikasi
Hipotensi intradialitik
menimbulkan berbagai komplikasi mulai dari ringan sampai berat. Ketidaknyamanan selama proses hemodialisis menjadi
masalah bagi pasien, kondisi tersebut berupa gelaja-gejala abdomen, mual, muntah, kram otot, gelisah, pusing, dan panik.
Kelainan sistem kardiovaskuler merupakan komplikasi fatal hipotensi intradialisis dan dapat terjadi akut maupun kronis. Komplikasi kardiovaskuler
akut berupa iskemia cardiogenik maupun neurogenik, trombosis vaskuler, disritmia, dan infark arteri mesenterika sedangkan hipertrofi ventrikel kiri dan
hipertensi interdialitik dapat terjadi sebagai efek jangka panjang. Terjadinya hipotensi intradialisis merupakan indikasi untuk penghentian
prosis hemodialisis sehingga dosis optimal hemodialisis tidak tercapai NKF KDOQI, 2005.
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas Variabel
Terikat
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi
Operasional
Tabel: 3.1. Definisi operasional penelitian
Variabel Definisi
Operasional Cara
Pengukuran Hasil
Pengukuran Skala
Pengukuran Variabel Bebas
Interdialytic Weight Gain
IDWG Peningkatan
berat badan antara dua sesi
hemodialisis Penimbangan
berat badan pada akhir
hemodialisis I dan
sebelum hemodialisis
II 1.
Ringan ≤ 4,8
2. Berat
4,8 Kategorik
Variabel Terikat
Hipotensi Intradialisis
Penurunan tekanan darah
sistole lebih dari 20 mmHg
Pengukuran tekanan darah
selama hemodialisis
1. Ya
2. Tidak
Kategorik
Interdialytic weight gain Hipotensi
intradialitik
Universitas Sumatera Utara
U nive rsit a s Sum a t e ra U t a ra
disertai gejala atau penurunan
mean arterial pressure
MAP 10 mmHg
disertai gejala atau tekanan
darah sistole absolut dibawah
90 mmHg
3.3. Hipotesis