11 a
b Gambar 2.1. Siklus Panas Carnot.  a  Siklus Panas Ideal Carnot
b  Siklus Panas Realistik Carnot
Siklus  energi  sebagaimana  terjadi  dalam  keadaan  yang  nyata  sehari- hari dilukiskan oleh Gambar 2.1b. Suhu T
1
bukanlah merupakan besaran yang konstan  sebagaimana  dilukiskan  oleh  Gambar  2.1,  melainkan  merupakan
lengkung 1-2 yang tidak rata. Sedangkan suhu T
2
naik dari 3- 4 menjadi 3’-4’,
dan jumlah “energi terbuang” adalah sesuai dengan luas 3’-4’-a-b, yang lebih besar dari luas 3-4-a-b.
Dalam  suatu  siklus  energi,  perlu  berbagai  faktor  dipertimbangkan, misalnya  jenis  sumber  energi  yang  dipakai  untuk  proses  pembakaran,  reaksi
nuklir,  atau  radiasi  surya.  Penting  juga  diperhatikan  bahan  siklus  yang dimanfaatkan,  yaitu  uap  atau  gas.  Juga  mesin  yang  dimanfaatkan  untuk
proses  ini,  misalnya  boiler  uap,  atau  motor  diesel.  Serta  juga  medium,  atau penerima panas dengan suhu yang terendah.
2.4.3  Siklus Tenaga Uap
Siklus  Rankine  atau  siklus  tenaga  uap    merupakan    siklus  teoritis paling  sederhana  yang  mempergunakan  uap  sebagai  medium  kerja
sebagaimana dipergunakan pada sebuah pusat listrik tenaga uap. Gambar 2.2a
Universitas Sumatera Utara
12 memperlihatkan skema dari Pusat Listrik Tenaga Uap  PLTU   yang terdiri
atas komponen-komponen terpenting yaitu : boiler, turbin uap, dan kondensor. Jumlah  energi  masuk  sebagai  bahan  bakar  melalui  boiler  adalah  E
m
, sedangkan energi efektif yang tersedia pada poros turbin adalah energi kerja
E
k
.  Energi  yang  terbuang  melalui  kondensor  adalah  sebesar  E
b
.  Dengan menganggap semua kerugian lainya adalah Eb, maka dapat dikatakan bahwa
berlaku : E
m
= E
k
+ E
b
Sedangkan untuk efisiensi kerja dapat ditulis : -
Dalam  Gambar  2.2b,  yang  merupakan  suatu  diagram  suhu  entropi bagi  konstelasi  menurut  Gambar  2.2a,  luas  1-2-3-4  merupakan  energai
keluaran  Ek,  sedangkan  luas  a-b-3-4  merupakan  energi  terbuang    Eb.  Luas wilayah  a-b-2-1  mewakili  jumlah  energi  masukan  Em.  Meningkatkan  daya
guna  siklus  ini  dapat  dilakukan  dengan  menurunkan  tekanan  kondensor. Secara  ideal  tekanan  kondenser  yang  terendah  dapat  dicapai  adalah  tekanan
jenuh sesuai dengan suhu terendah dari air pendingin atau udara yang dipakai sebagai  penerima.  Dalam  diagram  suhu-entropi  hal  ini  berarti  menutunkan
garis suhu 4-3. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan air pendingin pada kondensor yang mempunyai suhu yang  lebih rendah. Akan tetapi hal ini
sangat  terbatas,  karena  air  pendingin  yang  dapat  dipakai  hanyalah  apa  yang tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau yang ada.
Universitas Sumatera Utara
13 Gambar 2.2. Siklus Tenaga Uap: a Skema Pusat Listrik Tenaga Uap;
b Siklus Rankine.
2.4.4  Siklus Pemanasan Ulang
Peningkatan  efisiensi  dapat  pula  dicapai  dengan  mempergunakan proses  pemanasan  ulang.  Proses  pemanasan  ulang  ini  terlihat  pada  gambar
2.3.a.  Turbin  uap  tebagi  dua  bagian,  yaitu  bagian  Tekanan  Tinggi  TT  dan bagian  Tekanan  Rendah  TR.  Uap  yang  telah  dipakai  pada  taraf  pertama
meninggalkan  bagian  TT  pada  titik  3  dan  dialirkan  kembali  ke  boiler  untuk pemanasan  ulang,  kemudian  dimasukkan  kembali  ke  turbin  pada  titik  4  dan
dipakai oleh bagian TR turbin uap tersebut. Luas  1-2-3-4-5-6  dari  gambar  2.3b  yang
“mewakili”  jumlah  energi yang dimanfaatkan, dengan demikian menjadi lebih besar, dan daya guna atau
efisiensi  termal  dari  pusat  tenaga  listrik  menjadi  lebih  besar  pula.  Untuk mesin-mesin yang lebih besar, pemanasan ulang dapat dilakukan hingga dua
kali,  dan  turbin  uap  terbagi  atas  tiga  bagian,  yaitu  bagian  Tekanan  Tinggi TT, Tekanan Menengah TM, dan Tekanan Rendah TR.
Keuntungan  dari  pemanasan  kembali  adalah  untuk  menghindari terjadinya  korosi  dan  pengikisan,  peningkatan  kualiltas  uap,  peningkatan
efisiensi  sudu  dan  nosel,  efisiensi  panas,  dan  daya  keluaran.  Tetapi  biaya yang diperlukan untuk  pemanasan kembali lebih besar dibandingkan dengan
keuntungan  yang  didapat  dari  peningkatan  efisiensi  panas,  disamping  itu pemeliharaan menjadi lebih banyak.
Universitas Sumatera Utara
14 Gambar 2.3. PLTU dengan Proses Pemanasan Ulang
2.4.5  Siklus Regeneratif