6 menjadi energi listrik oleh generator, maka dalam pusat listrik umumnya
terdapat: a. Instalasi Energi Primer, yaitu instalasi bahan bakar atau instalasi tenaga air.
b. Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator. Mesin
penggerak generator ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin diesel, turbin gas, atau turbin air.
c. Instalasi Pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar.
d. Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari: Instalasi Tegangan Tinggi, yaitu instalasi yang menyalurkan energi listrik
yang dibangkitkan generator. Instalasi Tegangan Rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu dan instalasi
penerangan. Instalasi Arus Searah, yaitu instalasi yang terdiri dari baterai aki beserta
pengisinya dan jaringan arus searah yang terutama digunakan untuk proteksi, kontrol, dan telekomunikasi.
2.2 Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Sebagaimana telah diuraikan diatas, proses pembangkitan tenaga listrik pada prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi energi mekanik
penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses yang demikian ini menimbulkan
masalah-masalah sebagai berikut: a. Penyediaan Energi Primer
Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi: pengadaan, transportasi, dan penyimpanannya,
terutama yang memerlukan perhatian terhadap resiko kebakaran.
Universitas Sumatera Utara
7 b. Penyediaan Air Pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat listrik termal seperti PLTU dan PLTD. PLTG tidak memerlukan air pendingin yang banyak.
c. Masalah Limbah PLTU batu bara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dan asap
yang mengandung gas SO
2
, CO
2
, dan NO
x
. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari ketel uap.
d. Masalah Kebisingan Pusat listrik termal menimbulkan suara keras yang merupakan kebisingan
bagi masyarakat yang tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak melampaui standar yang berlaku.
e. Operasi Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu biaya
penyediaan tenaga listrik sebagian besar untuk operasi pusat listrik, khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena itu, perlu dilakukan
operasi pusat listrik yang seefisien mungkin. Jika pusat listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan
pusat-pusat listrik lain melalui saluran transmisi , maka pusat listrik ini harus mengikuti pola operasi sistem interkoneksi.
f. Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :
Mempertahankan efisiensi Mempertahankan keandalan
Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah : Bagian-bagian yang bergeser, seperti: bantalan, cincin pengisap piston
ring , dan engsel-engsel.
Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda, seperti: penukar panas heat exchanger dan ketel uap.
Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
Universitas Sumatera Utara
8 g. Gangguan dan Kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga PMT membuka trip di luar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan
pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir dan tanaman. Gangguan dapat
juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya gangguan misalnya yang disebabkan petir yang terjadi berkali-kali akhirnya dapat mengakibatkan alat
misalnya transformator menjadi rusak. h. Pengembangan Pembangkitan
Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena
beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi.
Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan
menambah unit pembagkit dalam gedung pusat listrik yang telah ada tersebut. Tetapi jika tidak ada lagi kemungkinan memperluas gedung pusat listrik yang
ada, maka harus dibangun pusat listrik yang baru. Pengembangan pembangkitan khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus
memperhatikan masalah gangguan dan kerusakan, juga harus memperhatikan masalah saluran transmisi dalam sistem.
i. Perkembagan Teknologi Pembangkitan Perkembangan teknologi pembangkitan umumnya mengarah pada
perbaikan efisiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat lunak
software seperti pengembangan model-model matematika untuk optimasi.
2.3 Mutu Tenaga Listrik