8 g. Gangguan dan Kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga PMT membuka trip di luar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan
pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir dan tanaman. Gangguan dapat
juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya gangguan misalnya yang disebabkan petir yang terjadi berkali-kali akhirnya dapat mengakibatkan alat
misalnya transformator menjadi rusak. h. Pengembangan Pembangkitan
Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena
beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi.
Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan
menambah unit pembagkit dalam gedung pusat listrik yang telah ada tersebut. Tetapi jika tidak ada lagi kemungkinan memperluas gedung pusat listrik yang
ada, maka harus dibangun pusat listrik yang baru. Pengembangan pembangkitan khususnya dalam sistem interkoneksi, selain harus
memperhatikan masalah gangguan dan kerusakan, juga harus memperhatikan masalah saluran transmisi dalam sistem.
i. Perkembagan Teknologi Pembangkitan Perkembangan teknologi pembangkitan umumnya mengarah pada
perbaikan efisiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat lunak
software seperti pengembangan model-model matematika untuk optimasi.
2.3 Mutu Tenaga Listrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi keperluan industri, maka mutu tenaga listrik juga menjadi
tuntutan yang makin besar dari pihak pemakai tenaga listrik.
Universitas Sumatera Utara
9 Mutu tenaga listrik ini meliputi :
a. Kontinuitas penyediaan; apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun. b. Nilai tegangan; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan.
c. Nilai frekuensi; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan. d. Kedip tegangan; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima oleh
pemakai tenaga listrik e. Kandungan harmonisa; apakah jumlahnya masih dalam batas-batas yang
dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.
2.4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2.4.1 Proses Konversi Energi
Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batubara
padat , minyak cair , atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar.
Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU adalah konversi energi primer menjadi energi panas kalor . Hal ini
dilakukan dalam ruang bakar dari ketel uap PLTU. Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap
yang dikumpulkan dalam drum dari ketel. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap, energi enthalpy uap dikonversikan menjadi
energi mekanis penggerak generator, dan akhirnya energi mekanik dari turbin uap ini dikonversikan menjadi energi listrik oleh generator.
2.4.2 Siklus Energi Mesin Tenaga
Energi sebagai suatu arus panas dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, radiasi surya, atau reaksi nuklir. Pemanasan atau pendinginan
ruangan dan berbagai proses industri mempergunakan energi dalam jumlah yang besar. Energi berupa panas dapat dikonversikan menjadi energi
mekanikal yang menggerakkan sebuah piston atau memutar sebuah generator, sehingga menjadi “kerja”. Pusat-pusat tenaga listrik mengubah energi panas
menjadi energi mekanikal dan energi listrik melalui suatu siklus konversi
Universitas Sumatera Utara
10 energi. Kerja atau energi yang bermanfaat, yang diperoleh dari suatu arus
energi akan tergantung dari jumlah panas, pola suhu dan lingkungan atau suhu penerima panas yang tersedia. Suatu siklus panas menerima sejumlah
energi panas pada suatu suhu tertentu, dan mengubah sebagian energi panas itu menjadi kerja atau energi bermanfaat, dan “membuang” atau meneruskan
yang selebihnya kepada lingkungan atau penerima panas itu sebagai “energi kerugian” pada suhu yang lebih rendah.
Gambar 2.1a memperlihatkan suatu siklus panas yang umum pada koordinat-koordinat suhu dan entropi. Luas 1-2-b-a merupakan jumlah energi
panas pada suhu T1 yang diterima oleh medium kerja pada suhu T2. Luas 1- 2-3-
4 merupakan energi yang “bermanfaat”. Siklus ini dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot ini merupakan suatu siklus “ideal”. Namun dalam
kenyataannya siklus sistem turbin uap menyimpang dari siklus ideal antara lain karena ada berapa faktor, yaitu:
1. Kerugian dalam pipa fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan kerugian kalor ke atmosfer sekitarnya. Dengan demikian tekanan dan temperatur
uap masuk turbin menjadi lebih rendah daripada keadaan yang ideal. 2. Di dalam ketel uap juga terdapat kerugian tekanan. Dengan demikian air
masuk ke dalam ketel uap harus bertekanan lebih tinggi daripada tekanan uap yang harus dihasikan.
3. Kerugian energi di dalam turbin karena adanya gesekan antara fluida kerja dan bagian dari turbin.
4. Kerugian di kondensor relatif kecil, sehingga mengakibatkan perpindahan kalor lebih banyak daripada keadaan ideal.
Efisiensi termal mesin menurut siklus Carnot ini adalah sebesar:
η
-
dimana: T
1
= Suhu sumber energi K , dan T
2
= Suhu penerima energi K .
Universitas Sumatera Utara
11 a
b Gambar 2.1. Siklus Panas Carnot. a Siklus Panas Ideal Carnot
b Siklus Panas Realistik Carnot
Siklus energi sebagaimana terjadi dalam keadaan yang nyata sehari- hari dilukiskan oleh Gambar 2.1b. Suhu T
1
bukanlah merupakan besaran yang konstan sebagaimana dilukiskan oleh Gambar 2.1, melainkan merupakan
lengkung 1-2 yang tidak rata. Sedangkan suhu T
2
naik dari 3- 4 menjadi 3’-4’,
dan jumlah “energi terbuang” adalah sesuai dengan luas 3’-4’-a-b, yang lebih besar dari luas 3-4-a-b.
Dalam suatu siklus energi, perlu berbagai faktor dipertimbangkan, misalnya jenis sumber energi yang dipakai untuk proses pembakaran, reaksi
nuklir, atau radiasi surya. Penting juga diperhatikan bahan siklus yang dimanfaatkan, yaitu uap atau gas. Juga mesin yang dimanfaatkan untuk
proses ini, misalnya boiler uap, atau motor diesel. Serta juga medium, atau penerima panas dengan suhu yang terendah.
2.4.3 Siklus Tenaga Uap
Siklus Rankine atau siklus tenaga uap merupakan siklus teoritis paling sederhana yang mempergunakan uap sebagai medium kerja
sebagaimana dipergunakan pada sebuah pusat listrik tenaga uap. Gambar 2.2a
Universitas Sumatera Utara
12 memperlihatkan skema dari Pusat Listrik Tenaga Uap PLTU yang terdiri
atas komponen-komponen terpenting yaitu : boiler, turbin uap, dan kondensor. Jumlah energi masuk sebagai bahan bakar melalui boiler adalah E
m
, sedangkan energi efektif yang tersedia pada poros turbin adalah energi kerja
E
k
. Energi yang terbuang melalui kondensor adalah sebesar E
b
. Dengan menganggap semua kerugian lainya adalah Eb, maka dapat dikatakan bahwa
berlaku : E
m
= E
k
+ E
b
Sedangkan untuk efisiensi kerja dapat ditulis : -
Dalam Gambar 2.2b, yang merupakan suatu diagram suhu entropi bagi konstelasi menurut Gambar 2.2a, luas 1-2-3-4 merupakan energai
keluaran Ek, sedangkan luas a-b-3-4 merupakan energi terbuang Eb. Luas wilayah a-b-2-1 mewakili jumlah energi masukan Em. Meningkatkan daya
guna siklus ini dapat dilakukan dengan menurunkan tekanan kondensor. Secara ideal tekanan kondenser yang terendah dapat dicapai adalah tekanan
jenuh sesuai dengan suhu terendah dari air pendingin atau udara yang dipakai sebagai penerima. Dalam diagram suhu-entropi hal ini berarti menutunkan
garis suhu 4-3. Hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan air pendingin pada kondensor yang mempunyai suhu yang lebih rendah. Akan tetapi hal ini
sangat terbatas, karena air pendingin yang dapat dipakai hanyalah apa yang tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau yang ada.
Universitas Sumatera Utara
13 Gambar 2.2. Siklus Tenaga Uap: a Skema Pusat Listrik Tenaga Uap;
b Siklus Rankine.
2.4.4 Siklus Pemanasan Ulang
Peningkatan efisiensi dapat pula dicapai dengan mempergunakan proses pemanasan ulang. Proses pemanasan ulang ini terlihat pada gambar
2.3.a. Turbin uap tebagi dua bagian, yaitu bagian Tekanan Tinggi TT dan bagian Tekanan Rendah TR. Uap yang telah dipakai pada taraf pertama
meninggalkan bagian TT pada titik 3 dan dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang, kemudian dimasukkan kembali ke turbin pada titik 4 dan
dipakai oleh bagian TR turbin uap tersebut. Luas 1-2-3-4-5-6 dari gambar 2.3b yang
“mewakili” jumlah energi yang dimanfaatkan, dengan demikian menjadi lebih besar, dan daya guna atau
efisiensi termal dari pusat tenaga listrik menjadi lebih besar pula. Untuk mesin-mesin yang lebih besar, pemanasan ulang dapat dilakukan hingga dua
kali, dan turbin uap terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian Tekanan Tinggi TT, Tekanan Menengah TM, dan Tekanan Rendah TR.
Keuntungan dari pemanasan kembali adalah untuk menghindari terjadinya korosi dan pengikisan, peningkatan kualiltas uap, peningkatan
efisiensi sudu dan nosel, efisiensi panas, dan daya keluaran. Tetapi biaya yang diperlukan untuk pemanasan kembali lebih besar dibandingkan dengan
keuntungan yang didapat dari peningkatan efisiensi panas, disamping itu pemeliharaan menjadi lebih banyak.
Universitas Sumatera Utara
14 Gambar 2.3. PLTU dengan Proses Pemanasan Ulang
2.4.5 Siklus Regeneratif
Dalam apa yang dinamakan siklus regeneratif sebagian dari energi yang berada di dalam rangkaian panas dipertahankan beredar dalam
rangkaian itu. Hal demikian dilakukan dengan misalnya memanaskan air yang keluar dari kondensor dengan uap yang “dipinjam” dari turbin, sebelum
dimasukkan ke boiler sebagaimana terlihat dalam gambar 2.4a. Lengkung suhu entropi menjadi sebagaimana tampak pada Gambar 2.4b.
Universitas Sumatera Utara
15 Gambar 2.4. PLTU dengan Siklus Regeneratif
2.5 Komponen-Komponen Utama PLTU
Struktur dan komponen-komponen utama sebuah pusat listrik tenaga uap PLTU terlihat pada Gambar 2.6. Sebuah boiler bekerja sebagai tungku,
memindahkan panas berasal dari bahan bakar kepada barisan pipa air yang mengelilingi api. Air harus berada senantiasa dalam keadaan mengalir walaupun
dilakukan dengan pompa. Sebuah drum berisi air dan uap bertekanan dan suhu tinggi menghasilkan uap
yang diperlukan turbin. Drum itu juga menerima air pengisi yang diterima dari kondensor. Uap mengalir ke turbin tekanan tinggi setelah melewati superheater
guna meningkatkan suhu kira-kira 200
O
C. Dengan demikian uap juga menjadi kering dan efisiensi seluruh PLTU meningkat.
Turbin tekanan tinggi merubah energi termal menjadi energi mekanikal dengan mengembangnya uap yang melewati sudu-sudu turbin. Uap dengan
demikian menurun baik tekanan maupun suhunya. Agar meningkatkan efisiensi termal dan menghindari terjadinya kondensasi terlampau dini, uap dilewatkan
sebuah pemanas ulang yang juga terdiri atas barisan-baarisan pipa yang dipanaskan.
Universitas Sumatera Utara
16 Uap yang meninggalkan pemanas ulang dialirkan ke turbin tekanan
menengah. Turbin ini ukurannya lebih besar dari turbin tekanan tinggi, karena dengan menurunnya tekanan uap volume menjadi naik. Uap kemudian dialirkan
ke turbin tekanan rendah, yang memiliki ukuran yang lebih besar. Uap lalu dialirkan ke dalam kondensor.
Uap terpakai yang memasuki kondensor didinginkan oleh air pendingin, sehingga terjadi kondensasi. Air pendingin biasanya berasal dari laut, sungai
atau danau terdekat. Proses kondensai uap menyebabkan terjadinya pakem yang diperlukan guna meningkatkan efisiensi turbin. Air hangat yang meninggalkan
kondensor dipompakan ke sebuah pemanas awal sebelum dikembalikan ke drum boiler. Pemanas awal memperoleh panas dari uap yang diambil dari turbin
tekanan tinggi. Menurut beberapa studi yang dilakukan, hal demikian meningkatkan efisiensi keseluruhan PLTU.
Bahan bakar yang dipakai biasanya terdiri atas batu bara, minyak bakar, atau gas bumi. Sebelum dimasukkan ke pembakar boiler, batu bara digiling terlebih
dahulu. Demikian juga minyak bakar perlu dipanaskan, sebelum dapat dialirkan ke pembakar boiler. Sebuah kipas mengatur masuknya udara ke dalam boiler
dalam jumlah besar sebagaimana diperlukan guna pembakaran. Dan sebuah kipas lain mengatur agar semua gas buang melewati berbagai alat pembersih
sebelum dialirkan ke cerobong dan dilepas ke udara bebas. Generator listrik terpasang pada poros sama dengan ketiga turbin.
Selain komponen-komponen utama yang disebutkan diatas, sebuah PLTU masih memiliki ratusan lagi komponen dan alat lain guna menjalankan seluruh
sistem, seperti katup uap, pembersih air, pompa minyak pelumas, dan lain sebagainya. Kemudian perlu juga disebut sistem air pendingin, yang terdiri atas
tempat air masuk dan kembali ke laut, sungai atau danau. Kemungkinan adanya menara pendingin. Kemudian instalasi untuk membuat air bersih bagi boiler.
Dan bilamana pendinginan generator dilakukan dengan hidrogen, terdapat pula sebuah instalasi hidrogen. Sebuah PLTU batu bara juga perlu memiliki sebuah
fasilitas untuk penerimaan batu bara dari kereta api atau dari lautsungai serta
Universitas Sumatera Utara
17 sebuah halaman batu bara dengan fasilitas penggilingan. Banyak PLTU batu
bara juga dilengkapi dengan fasilitas untuk memanfaatkan abu terbangnya guna dibuat batu bata untuk bangunan atau jalanan. Dan tidak kalah penting perlu
adanya fasilitas untuk mengurangi pencemaran. Agar partikel-partikel tidak dibuang ke udara melalui cerobong, digunakan presipitator elektrostatik
electrostatic presipitator . Dan untuk mengurangi emisi belerang digunakan peralatan desulfuralisasi gas buang fluegas desulfurization, FGD. Sulfur sering
terdapat pada batu bara. Untuk mengurangi masalah ini dikembangkan apa yang dinamakan teknologi batu bara bersih clean coal technology .
Universitas Sumatera Utara
18 Keterangan :
1. Boiler 2. Drum
3. Turbin Tekanan Tinggi 4. Turbin Tekanan Menengah
5. Turbin Tekanan Rendah 6. Kondensor
7. Pemanas Awal 8. Pembakaran Bahan Bakar
9. Kipas Udara Masuk 10. Kipas Gas Buang
11. Generator P Pompa
Q
2
Superhiter Q
1
Pipa-pia Boiler Q
3
Pemanas Ulang
Gambar 2.6. Komponen-komponen Utama PLTU
Universitas Sumatera Utara
19
2.5.1 Boiler Ketel Uap
Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau uap steam . Air panas atau steam pada
tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas
ke suatu proses. Syarat-syarat ketel uap yang ideal, yaitu :
Memiliki konstruksi yang sederhana, mempunyai kinerja yang bagus, dan terbuat dari bahan yang memerlukan biaya pemeliharaan yang
rendah. Memiliki konstruksi yang mudah untuk keperluan ekspansi.
Memiliki sistem sirkulasi air dan uap air yang bagus. Memiliki efisiensi yang tinggi dalam hal combustion dan heat transfer.
Memiliki respon cepat terhadap beban seketika dan beban lebih. Memiliki kemudahan untuk pembersihan dan perbaikan.
Memiliki tingkat keselamatan yang tinggi.
Pada umumnya ketel uap diperlukan pada semua industri perusahaan yang memerlukan pemanasan di dalam produksinya atau menggunakan
tenaga uap untuk menjalankan mesin-mesinya. Ketel uap dipakai juga di rumah-rumah sakit untuk memasak, memanasi suatu bejana, tempat
pencucian dan digunakan untuk penggerak mesin-mesin yang harus berputar cepat turbin uap dan suatu mesin yang memerlukan suatu tenaga dorong
yang sangat kuat mesin uap , kapal-kapal laut hingga masa kini masih banyak menggunakan tenaga uap sebagai penggeraknya.
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, berkurang terhadap waktu disebabkan buruknya pembakaran, kotornya
permukaan penukar panas dan buruknya operasi dan pemeliharaan. Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan
bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan buruknya kinerja boiler. Neraca panas dapat membantu dalam mengidentifikasi kehilangan panas yang dapat
atau tidak dapat dihindari. Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam
Universitas Sumatera Utara
20 menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target
area permasalahan untuk tindakan perbaikan. Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi. Diagram ini
menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi
aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masing-masing.
Gambar 2.7. Diagram Neraca Energi Boiler
2.5.1.1 Perpindahan Panas Pada Ketel Uap
Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara, yang berupa api yang menyala dan gas asap yang tidak menyala
dipindahkan kepada air, uap ataupun udara, melalui bidang yang dipanaskan atau heating surface, pada suatu instalasi ketel uap, dengan tiga cara:
a. Dengan cara pancaran atau radiasi, b. Dengan cara aliran atau konveksi,
c- Dengan cara perambatan atau konduksi. a. Perpindahan panas secara pancaran atau radiasi.
Universitas Sumatera Utara
21 Pemindahan panas secara pancaran atau radiasi adalah perpindahan
panas antara suatu benda ke benda yang lain dengan jalan melalui gelombang- gelombang elektro-magnetis tanpa tergantung kepada ada
atau tidaknya media atau zat diantara benda yang menerima pancaran panas tersebut.
Pemindahan panas secara pancaran dapat dibayangkan berlangsung melalui media berupa Aether yaitu suatu jenis materi bayangan tanpa
bobot, yang mengisi seluruh sela-sela ruangan di antara molekul-molekul dari suatu zat tertentu, ataupun di dalam ruang hampa sekalipun. Molekul-
molekul api yang merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan elektro-magnetis
terhadap Aether tersebut. Sebagian dari panas atau energi yang timbul dari hasil pembakaran
tersebut, diserahkan kepada aether, dan yang akan menyerahkannya lebih lanjut melalui gelombang-gelombang elektro-magnetik kepada benda atau
bidang yang akan dipanasi dinding ketel, dinding tungku, lorong api, pipa-pipa ketel dan sebagainya .
Penyerahan panas dari api atau gas asap melalui aether kepada bidang yang akan dipanasi tersebut melalui gelombang-gelombang elektro-
magnetik yang lintasannya lurus seperti halnya lintasan sinar. Apabila lintasan penyerahan panas melalui gelombang-gelombang
elektro-magnetis dari aether tersebut tertutup atau terhalang oleh benda lain, maka bidang yang akan dipanasi tadi tidak akan menerima panas
secara pancaran, atau terhalang penyerahan panas secara pancarannya. Dengan demikian: bidang yang akan dipanasi hanya dapat menerima
perpindahanpanas secara pancaran bila benda bidang tersebut dapat melihat
api tersebut. Dan bila sesuatu benda bidang terhalang penglihatannya oleh api, maka bidang benda tersebut tidak akan
memperoleh panas secara pancaran.
Universitas Sumatera Utara
22 b. Perpindahan panas secara aliran atau konveksi.
Perpindahan panas secara aliran atau konveksi adalah perpindahan panas yang dilakukan oleh molekul-molekul suatu fluida cair ataupun
gas . Molekul-molekul fluida tersebut dalam gerakannya melayang-layang kesana kemari membawa sejumlah panas. Pada saat molekul fluida
tersebut menyentuh dinding ketel makan panasnya dibagikan sebagian, dan selebihnya dibawa pergi. Bila gerakan dari molekul-molekul yang
melayang-layang kesana kemari tersebut disebabkan karena perbedaan temperatur di dalam fluida itu sendiri, maka perpindahan panasnya disebut
konveksi bebas atau konveksi alamiah. Bila gerakan molekul-molekul tersebut sebagai akibat dari kekuatan mekanis karena dipompa atau
karena dihembus dengan kipas maka perpindahan panasnya disebut konveksi paksa.
Dalam gerakannya, molekul-molekul tersebut tidak perlu melalui lintasan yang lurus untuk mencapai dinding ketel atau bidang yang
dipanasi.
c. Perpindahan panas secara perambatan atau konduksi.
Perpindahan panas secara perambatan atau konduksi adalah perambatan panas dari satu bagian benda padat ke bagian lain dari benda
padat yang sama, atau dari benda padat yang satu ke benda padat yang lain karena terjadinya persinggungan fisik kontak fisik atau menempel ,
tanpa terjadinya perpindahan molekul-molekul dari benda padat itu sendiri. Di dalam dinding ketel tersebut, panas akan dirambatkan oleh
molekul-molekul dinding ketel sebelah luar yang berbatasan dengan api, menuju molekul-molekul dinidnig ketel sebelah dalam yang berbatasan
dengan air, uap ataupun udara. Perambatan panas melalui benda padat menempuh jarak yang terpendek.
Universitas Sumatera Utara
23
2.5.1.2 Klasifikasi Ketel Uap
Ketel uap merupakan suatu pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas. Energi
panas ini akan dimanfaatkan untuk proses pendidihan boiling air menjadi uap air. Uap air yang terbentuk masih bersifat jenuh sehingga perlu ada
pemanasan lanjut untuk menghasilkan uap superpanas yang akan mempunyai sifat-sifat seperti gas sempurna. Uap superpanas tersebut digunakan untuk
menggerakkan sudu-sudu turbin uap sebagai penggerak mula prime mover. Berdasarkan pemakaiannya, ketel dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel stasioner stasionary boiler atau ketel tetap. Yang termasuk dalam ketel ini adalah ketel-ketel yang didudukkan di atas fondasi
yang tetap, seperti boiler untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan lain-lain.
b. Ketel mobil mobile boiler ketel pindah Ketel ini merupakan jenis ketel yang dipasang pada pondasi yang berpindah-pindah mobile,
seperti boiler lokomotif, loko mobil dan ketel panjang serta yang lain termasuk ketel kapal marine boiler .
Berdasarkan letak dapur furnace position , diklasifikasikan menjadi: a. Ketel dengan sistem pembakaran di dalam internal fire steam
boiler , dalam hal ini dapur berada pada bagian dalam ketel.
Kebanyakan digunakan dalam ketel pipa api. b. Ketel dengan system pembakaran di luar outernally fire steam
boiler , dalam hal ini dapur berada di luar ketel dan sering
digunakan pada ketel pipa air. Menurut jumlah lorong boiler tube , dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel dengan lorong tunggal single tube steam boiler . Pada jenis ini hanya terdapat satu lubang saja, apakah itu merupakan lubang
api maupun lubang air.
Universitas Sumatera Utara
24 b. Ketel dengan lorong ganda multi tube steam boiler Contoh dari
ketel ini adalah ketel scotch dan multi water tube boiler ketel B dan W
Tergantung pada poros tutup drum shell, ketel ini diklaisfikasikan: a. Ketel tegak vertical steam boiler , seperti ketel Cochcram, ketel
Clarkson dan sebagainya. b. Ketel mendatar horizontal steam boiler , seperti ketel Cornish,
Lancashire, scoth dan lain sebagainya. Menurut bentuk dan letak pipa, diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok, dan lekuk-lekuk straight, bent, and sinous tubuler heating
b. Ketel dengan pipa miring-datar dan miring-tegak horizontal, incliened or vertical tubeler heating surface
Menurut sistem peredaran air ketel water circulation , dibedakan menjadi:
a. Ketel dengan peredaran alami natural circulation steam boiler Pada ketel ini, peredaran air dalam ketel terjadi secara alami, yaitu
air yang ringan naik sedang air yang berat turun sehingga terjadi aliran konveksi alami. Ketel yang beroperasi secara aliran alami
adalah ketel Lanchasire, Babcock dan Wilcox, dan lain-lain. b. Ketel dengan peredaran paksa force circulation steam boiler .
Pada ketel dengan aliran paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah pompa sentrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor. Ketel
aliran paksa dipakai pada ketel-ketel yang bertekanan tinggi seperti La-Mont Boiler, Benson Boiler, Luffer Boiler, dan Velcan Boiler.
Tergantung dari sumber panasnya heat surface untuk pembuatan uap, ketel jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Ketel uap dengan bahan bakar alami b. Ketel uap dengan bahan bakar buatan
c. Ketel uap dengan dapur listrik d. Ketel uap dengan energi nuklir
Universitas Sumatera Utara
25 Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka ketel dapat
diklasifikasikan sebagai berikut a. Fire Tube Boiler. Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-
pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk kapasitas steam
yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman fire tube boilers mampu menghasilkan uap
sebesar 12.000 kgjam dengan tekanan sampai 18 kgcm2. Fire tube boilers dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. b. Water Tube Boiler. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan
tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern
dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kgjam,
dengan tekanan sangat tinggi. Karakteristik water tube boilers sebagai berikut: Forced, induced dan balanced draft membantu
untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan dari plant pengolahan air.
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih tinggi. c. Paket Boiler. Disebut boiler paket sebab sudah tersedia sebagai
paket yang lengkap. Ciri-ciri dari packaged boilers adalah: Kecilnya ruang pembakaran dan tingginya panas yang dilepas
menghasilkan penguapan yang lebih cepat. Banyaknya jumlah pipa yang berdiameter kecil membuatnya memiliki perpindahan panas
konvektif yang baik. d. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed CFB
.
Pembakaran dengan fluidized bed CFB muncul sebagai alternatif yang
memungkinkan dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistim pembakaran yang konvensional dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
26 banyak keuntungan
– rancangan boiler yang kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan
berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx. Bahan bakar yang dapat dibakar dalam boiler ini adalah batubara,
sekam padi, bagas limbah pertanian lainnya. Boiler fluidized bed memiliki kisaran kapasitas bahan bakar yang digunakan antara 0.5
Tjam sampai lebih dari 100 Tjam. e. Atmospheric Fluidized Bed Combustion AFBC Boiler.
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed Combustion
AFBC Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang ditambah
dengan sebuah fluidized bed combustor. f. Pressurized Fluidized Bed Combustion PFBC Boiler. Pada tipe
Pressurized Fluidized bed Combustion PFBC , sebuah
kompresor memasok udara Forced Draft FD , dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Sistim PFBC dapat digunakan untuk
pembangkitan kogenerasi uap dan listrik atau pembangkit tenaga dengan siklus gabungan combined cycle. Operasi combined cycle
turbin gas turbin uap meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.
g. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers CFBC . Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada
boiler AFBC, untuk penerapannya di industri memerlukan lebih dari 75
– 100 Tjam steam. Untuk unit yang besar, semakin tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan
ruang yang semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk pembakaran yang efisien dan
penangkapan SO
2
yang semakin besar pula, dan semakin mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NO
x
daripada pembangkit steam AFBC.
Universitas Sumatera Utara
27 h. Stoker
Fired Boilers
. Diklasifikasikan
menurut metode
pengumpanan bahan bakar ke tungku dan oleh jenis grate nya.
2.5.2 Turbin Uap
Turbin uap adalah pesawat dengan aliran tetap steady-flow machine. Turbin uap mendapat energi uap yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi yang berekspansi melalui sudu-sudu turbin, dimana uap melalui nosel diekspansikan ke sudu-sudu turbin dengan penuruna tekanan yang drastis
sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap. Energi kinetik uap yang keluar dari nosel diberikan pada sudu-sudu turbin. Akibatnya, poros turbin
berputar dan menghasilkan tenaga. Turbin uap modern pertama kali dikembangkan oleh Sir Charles
Parsons pada tahun 1884. Pada perkembangannya, turbin uap ini mampu menggantikan peranan dari kerja mesin uap piston torak. Hal ini disebabkan
karena turbin uap memiliki kelebihan berupa efisiensi termal yang besar dan perbandingan berat dengan daya yang dihasilkan yang cukup tinggi. Pada
prosesnya turbin uap menghasilkan gerakan rotasi, sehingga hal ini sangat cocok digunakan untuk menggerakkan generator listrik. Pada saat ini, banyak
pembangkit listrik di seluruh dunia telah menggunakan turbin uap.
2.5.2.1 Klasifikasi Turbin Uap
Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda- beda, tergantung dari konstruksi, panas jatuh yang dihasilkan, keadaan mula-
mula dan akhir dari uap, penggunaan dalam industri serta jumlah tingkat yang ada padanya.
Sesuai dengan jumlah tingkat a. Turbin uap dengan satu tingkat tekanan dengan satu atau beberapa
tingkat kecepatan, biasanya menghasilkan tenaga kecil. Banyak digunakan pada kompresor sentrifugal, blower dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
28 b. Turbin uap dengan bebrapa tingkat tekanan, turbin ini dibuat
dengan beberapa macam variasi dari kapasitas besar sampai kapasitas kecil.
Sesuai dengan aliran uap a. Turbin aksial yaitu suatu turbin dimana uap masuk ke sudu jalan
dengan poros turbin. b. Turbin radial yaitu dimana suatu aliran uap masuk ke sudu jalan
tegak lurus terhadap poros turbin. Biasanya beberapa turbin satu atau lebih dengan tingkat tekanan rendah dibuat secara aksial.
Sesuai dengan jumlah silinder a. Turbin dengan satu silinder.
b. Turbin dengan dua silinder. c. Turbin dengan tiga silinder dan lain-lain.
Sesuai dengan pengaturan cara masuknya uap a. Turbin dengan pengatur katub throttle, uap baru masuk ke sudu
jalan di atur oleh satu atau beberapa katub. b. Turbin dengan pengatur pipa pemancar, dimana uap baru masuk
melalui dua atau beberapa alat pengatur yang dipasang secara berderet-deret.
c. Turbin dengan pengatru terusan, dimana setelah uap baru masuk ke sudu jalan di teruskan ke sudu yang lain, bahkan sampai beberpa
tingkat berikutnya. Sesuai dengan prinssip kerja dari uap
a. Turbin aksi, dimana energy potensial uap direubah menjadui tenaga kinetis di dalam sudu tetap dan sudu jalan ernerggi kinetic di ubah
menjadi energy mekanik. b. Turbin reaksi aksial, pengembangan uap dilakukan di dalam sudu
tetap dan sudu jalan, keduanya diletakkan dan sama luasnya. c. Turbin reaksi radial tanpa beberapa sudu antar tetap.
d. Turbin reaksi radial yang mempunyai sudu antar tetap. Sesuai dengan proses panas jatuh
Universitas Sumatera Utara
29 a. Condensing turbin dengan generator, pada turbin ini tekanan uap
yang kurang dari satu atrmosfer dimasukan ke dalam kondensor. Disamping itu uapa juga dikeluarakan dari tingkat perantara untuk
pemanasan air penambah. Turbin dengan kapasitas yang kecil pada perencanaan mulanya sering tidak mempunyai regenerator panas.
b. Condensing turbin dengan satu atau dua tingkat penurunan perantara pada tekanan spesifik untuk keperluan pemanasan dan
industri. c. Turbin tekanan akhir atau back pressure turbin, dimana
pengeluaran uap dipakai untuk tujuan industri dan pemanasan. d. Topping turbin, turbin ini seperti tipe pressure back turbine dengan
perbedaaan bahwa pengeluaran uap dari turbin ini juga digunakan dalam medium dan turbin dengan tekanan rendah.
e. Turbin tekanan rendah tekanan pengeluaran rendah , dimana pengeluaran uap dari mesin uap torak, hammer uap, press uap
dipakai untuk menggerakkan generator. f. Mix pressure turbine turbine dengan tekanan campuran , dengan
dua atau tiga tingkat tekanan, dengan mengganti uap yang keluar padanya dengan uap baru pada tingkat perantara.
Sesuai dengan kondisi tekanan uap yang masuk pada turbin a. Turbin tekanan rendah.
b. Turbin tekanan menengah. c. Turbin tekanan tinggi.
d. Turbin tekanan sangat tinggi. e. Turbin dengan tekanan super.
Sesuai penggunaan dalam industri a. Turbin stasioner dengan kecepatan konstan, untuk penggerak
altenator. b. Turbin stasioner dengan variasi kecepatan untuk menggerakkan
turbo blewer, pompa dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
30 c. Turbin non-stasioner dengan variasi kecepatan, biasanya dipakai
pada kalap, lokomotif dan lain-lain.
Sesuai dengan prinsip kerjanya a. Turbin Impulse Aksi
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu atau banyak gabungan yang mempunyai sudu-sudu
pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
Turbin satu tahap.
Turbin impuls gabungan.
Turbin impuls gabungan kecepatan. Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses pengembangan uap penurunan tekanan seluruhnya
terjadi pada sudu diam nosel. -
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan tekanan rata.
b. Turbin Reaksi Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya
terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu
impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya
berlawanan. Ciri-ciri turbin ini adalah :
- Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di nosel dan sudu
gerak. -
Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut tekanan bertingkat.
Universitas Sumatera Utara
31 Gambar 2.8. Turbin Impuls Aksi vs Turbin Reaksi
2.5.3 Kondensor
Kondensor merupakan peralatan untuk mengembunkan kembali uap yang telah dimanfaatkan untuk memutar turbin uap. Hal ini diperlukan untuk
menghemat sumber air yng ada di sekitarnya serta menjamin kemurnian air yang digunakan dalam sistem turbin uap agar tidak terjadi pengendapan
maupun kotoran-kotoran yang dapat merusak. Sebagai pendingin kondensor biasanya menggunakan air dingin seperti air sungai, laut atau air tanah yang
sudah diproses melalui water treatment terlebih dahulu. Air yang dihasilkan dinamakan air suling atau kondensat.
Kondensor terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas
menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam kondensor, air laut biasanya melewati debris filter yang
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut.
Cara kerja kondensor yaitu pompa menghisap air dari sumber air lalu dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan uap bekas. Uap bekas yang
berubah menjadi air kembali dialirkan ke boiler. Kemampuan kondensor
Universitas Sumatera Utara
32 tergantung dari kemampuannya menyerap panas latent penguapan dari uap
buang turbin. Kondensor tersebut menjadi berkurang akibat dari laju perpindahan panas antara air pendingin dengan uap buang turbin terhambat
oleh kotoran atau kerak. Secara umum, terdapat 2 jenis kondensor yaitu : direct-contact
condenser dan surface condenser. Seperti namanya, direct-contact condenser
mengkondensasikan steam dengan mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa
kasus khusus, seperti : ketika digunakan menara pendingin, pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan pada pembangkit liastrik yang menggunakan
perbedaan temperatur air laut. Surface condenser merupakan jenis yang paling banyak digunakan di pembangkit listrik. Jenis ini merupakan heat
exchanger tipe shell and tube, dimana mekanisme perpindahan panas
utamanya adalah kondensasi saturated steam pada sisi luar tube dan pemanasan secara konveksi paksa dari circulating water di dalam tube.
2.5.4 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat
berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas, serta fluida
lainnya yang tak mampu mampat. Industri-industri banyak. menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses
produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air
yang akan diuapkan di boiler Pompa juga merupakan alat mesin konversi energi, tetapi mesin ini
banyak diaplikasikan sebagai alat bantu proses konversi. Sebagai contoh
Universitas Sumatera Utara
33 pompa banyak dipakai sebagai alat sirkulasi air pada instalasi pembangkit
tenaga uap. Pompa bekerja dengan penggerak dari luar. Jadi mesin ini adalah pengguna energi.
Pompa Secara umum pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif positive displacement pump dan pompa kerja
dinamis non positive displacement pump . Pada pompa kerja positif kenaikan tekanan cairan di dalam pompa
disebabkan oleh pengecilan volume ruangan yang ditempati cairan tersebut. Adanya elemen yang bergerak dalam ruangan tersebut menyebabkan volume
ruangan akan membesar atau mengecil sesuai dengan gerakan elemen tersebut. Secara umum pompa kerja positif diklasifikasikan menjadi Pompa
Reciprocating dan Pompa Rotari. Pada pompa kerja dinamis energi penggerak dari luar diberikan
kepada poros yang kemudian digunakan untuk menggerakkan baling-baling yang disebut impeler. Impeler memutar cairan yang masuk ke dalam pompa
sehingga mengakibatkan energi tekanan dan energi kinetik cairan bertambah. Cairan akan terlempar ke luar akibat gaya sentrifugal yang ditimbulkan
gerakan impeler. Yang termasuk jenis pompa ini adalah pompa sentrifugal.
2.6 Siklus Uap dan Air
Gambar 2.9 menggambarkan siklus uap dan air yang berlangsung dalam PLTU, yang dayanya relatif besar, di atas 200 MW. Untuk PLTU ukuran ini,
PLTU umumnya memiliki pemanas ulang dan pemanas awal serta mempunyai tiga turbin yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah, dan turbin
tekanan rendah. Siklus yang digambarkan oleh Gambar 2.9 telah disederhanakan, yaitu bagian yang menggambarkan sirkuit pengolahan air untuk suplisi
dihilangkan untuk penyederhanaan. Suplisi air ini diperlukan karena adanya kebocoran uap pada sambungan-sambungan pipa uap dan adanya blow down air
dari drum ketel. Air dipompakan ke dalam drum dan selanjutnya mengalir ke pipa-pipa air
yang merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Ke dalam ruang
Universitas Sumatera Utara
34 bakar ketel disemprotkan bahan bakar dan udara pembakaran. Bahan bakar yang
dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran dalam ruang bakar. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah
energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas kalori . Energi panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air
ketel melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi. Untuk setiap macam bahan bakar, komposisi perpindahan panas berbeda.
misalnya bahan bakar minyak paling banyak memindahkan kalori hasil pembakarannya melalui radiasi dibandingkan bahan bakar lainnya. Untuk
melaksanakan pembakaran diperlukan oksigen yang diambil dari udara. Oleh karena itu, diperlukan pasokan udara yang cukup ke dalam ruang bakar. Untuk
keperluan memasok udara ke ruang bakar, ada kipas ventilator tekan dan kipas isap yang dipasang masing-masing pada ujung masuk udara ke ruang
bakar dan pada ujung keluar udara dari ruang bakar. Gas hasil pembakaran dalam ruang bakar setelah diberi kesempatan
memindahkan energi panasnya ke air yang ada di dalam pipa air ketel, dialirkan melalui saluran pembuangan gas buang untuk selanjutnya dibuang ke udara
melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini masih mengandung banyak energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat dipindahkan ke air yang
ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang masih mempunyai suhu di atas 400
o
C ini dimanfaatkan untuk memanasi.
2.6.1 Pemanas Lanjut Super Heater
Di dalam pemanas lanjut, mengalir uap dari drum ketel yang menuju ke turbin uap tekanan tinggi. Uap yang mengalir dalam pemanas lanjut ini
mengalami kenaikan suhu sehingga uap air ini semakin kering, oleh karena adanya gas buang di sekeliling pemanas lanjut.
2.6.2 Pemanas Lanjut Reheater
Uap yang telah digunakan untuk menggerakkan turbin tekanan tinggi, sebelum menuju turbin tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa
Universitas Sumatera Utara
35 yang dikelilingi oleh gas buang. Di sini uap akan mengalami kenaikan suhu
yang serupa dengan pemanas lanjut.
2.6.3 Economizer
Gas asap setelah meniggalkan superheater maupun reheater, temperaturnya masih cukup tinggi sekitar 500
o
C hingga 800
o
C, sehingga akan merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung
dibuang lewat cerobong. Gas asap yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum ketel,
sehingga air telah dalam keadaan panas, sekitar 30
o
C sampai 50
o
C dibawah temperatur mendidihnya.
Air yang telah dalam keadaan panas pada saat masuk ke dalam drum ketel membawa keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum,
dinding ketel tidak mengerut sehingga drum ketel dapat lebih awet. Dengan demikian, biaya perawatan atau biaya maintenance nya menjadi lebih murah.
Lain halnya bila air dalarn keadaan dingin masuk ke dalam drum tersebut, dinding drum akan mengerut dan mudah pecah atau bocor, sehingga biaya
perawatannya mahal. Keuntungan kedua ialah dengan memanfaatkan gas asap yang masih
mempunyai temperatur yang tinggi tersebut untuk memanasi air sebelum masuk ke dalam drum ketel, berarti akan memperbesar efisiensi dari ketel uap,
karena dapat memperkecil kerugian panas yang diderita oleh ketel. Keuntungan berikutnya ialah dengan air yang telah dalam keadaan
panas masuk ke dalam drum ketel tersebut, untuk menguapkannya di dalarn tungku hanya sedikit saja dibutuhkan panas, sehingga dengan demikian untuk
menguapkan air di dalam tungku hanya dibutuhkan sedikit bahan bakar, sehingga pemakaian bahan bakamya lebih hemat atau dengan kata lain, biaya
operasinya menjadi lebih ekonomis. Keuntungan keempat ialah, bila air telah dalam keadaan panas
memasuki drum ketel, maka untuk menguapkannya hanya dibutuhkan panas yang sedikit di dalam penguap, sehingga luas bidang yang dipanaskan atau
Universitas Sumatera Utara
36 heating surface dari penguap atau evaporator menjadi lebih sedikit, akibatnya
ukuran-ukuran tungku menjadi lebih kecil, oleh karena itu harga tungku menjadi lebih murah atau secara keseluruhannya harga ketel atau harga
investasinya menjadi lebih murah, sekalipun harus dipasang alat untuk memanaskan air terlebih dahulu sebelum masuk drum ketel.
2.6.4 Pemanas Udara
Udara yang akan dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan untuk membakar bahan bakar terlebih dahulu dialirkan melalui pemanas
udara agar mendapat pemanasan oleh gas buang sehingga suhu udara pembakaran naik yang selanjutnya akan mempertinggi suhu nyala
pembakaran.
Dengan menempatkan alat-alat tersebut di atas dalam saluran gas buang. maka energi panas yang masih terkandung dalam gas buang dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebelum melalui pemanas udara, gas buang diharapkan masih nrempunyai suhu di atas suhu pengembunan asam sulfat
H
2
SO
4
, yaitu sekitar 180 C. Hal ini perlu untuk menghindari terjadinya
pengembunan asam sulfat di pemanas udara. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi korosi pada pemanas udara dan pemanas udara tersebut akan menjadi
rusak keropos. Energi panas yang timbul dalam ruang pembakaran sebagai hasil
pembakaran. Setelah dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa air ketel, akan menaikkan suhu air dan menghasilkan uap. Uap ini dikumpulkan dalam
drum ketel. Uap yang terkumpul dalam drum ketel mempunyai tekanan dan suhu yang tinggi di mana bisa mencapai sekitar 100 kgcm2 dan 530C. Energi uap
yang tersimpan dalam drum ketel dapat digunakan untuk mendorong atau memanasi sesuatu uap ini mengandung enthalpy . Drum ketel berisi air di
bagian bawah dan uap yang mengandung enthalpy di bagian atas. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap, dan dalam turbin uap,
energi enthalphy dari uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak
Universitas Sumatera Utara
37 generator. Turbin pada PLTU besar, di atas 150 MW, umumnya terdiri dari 3
kelompok, yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah, dan turbin tekanan rendah. Uap dari drum ketel mula-mula dialirkan ke turbin tekanan
tinggi dengan terlebih dahulu melalui pemanas lanjut agar uapnya menjadi kering. Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap dialirkan ke pemanas ulang
untuk menerima energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik. Dari pemanas ulang, uap dialirkan ke turbin tekanan menengah.
Keluar dari turbin tekanan menengah, uap langsung dialirkan ke turbin tekanan rendah. Turbin tekanan rendah umumnya merupakan turbin
dengan aliran uap ganda dengan arah aliran yang berlawanan untuk mengurangi gaya aksial turbin.
Dari turbin tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan. Kondensor memerlukan air pendingin untuk mengembunkan uap
yang keluar dari turbin tekanan rendah. Oleh karena itu, banyak PLTU dibangun di pantai, karena dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin kondensor
dalam jumlah yang besar. Di lain pihak, penggunaan air laut sebagai air pendingin menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut :
a. Material yang dialiri air laut harus material anti korosi tahan air laut . b. Binatang laut ikut masuk dan berkembang biak dalam saluran air pendingin
yang memerlukan pembersihan secara periodik. c. Selain binatang laut, kotoran air laut juga ikut masuk dan akan menyumbat
pipa-pipa kondensor sehingga diperlukan pembersihan pipa kondensor secara periodik.
d. Ada resiko air laut masuk ke dalam sirkuit uap. Hal ini berbahaya bagi sudu-sudu turbin uap. Oleh karena itu, harus dicegah.
Setelah air diembunkan dalam kondensor, air kemudian dipompa ke tangki pengolah air. Dalam tangki pengolah air, ada penambahan air untuk
mengkompensasi kehilangan air yang terjadi karena kebocoran. Dalam tangki pengolah air, air diolah agar memenuhi mutu yang diinginkan untuk air ketel.
Mutu air ketel antara lain menyangkut kandungan NaCl, Cl, O
2
, dan derajat
Universitas Sumatera Utara
38 keasaman pH . Dari tangki pengolah air, air dipompa kembali ke ketel, tetapi
terlebih dahulu melalui economizer. Dalam economizer, air mengambil energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik, kemudian baru mengalir ke ketel
uap.
2.7 Masalah Operasi
Untuk menstart PLTU dari keadaan dingin sampai operasi dengan beban penuh, dibutuhkan waktu antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi
dihentikan, tetapi uapnya dijaga agar tetap panas dalam drum ketel dengan cara tetap menyalakan api secukupnya untuk menjaga suhu dan tekanan uap ada di
sekitar nilai operasi yaitu sekitar 500 C dan sekitar 100 kgcm
2
maka untuk mengoperasikannya kembali sampai beban penuh diperlukan waktu kira-kira 1
jam. Waktu yang lama untuk mengoperasikan PLTU tersebut di atas terutama diperlukan untuk menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk operasi
biasanya dinyatakan dalam ton per jam . Selain waktu yang diperlukan untuk menghasilkan uap yang cukup untuk operasi, juga perlu diperhatikan masalah
pemuaian bagian-bagian turbin. Sebelum distart, suhu turbin adalah sama dengan suhu ruangan, yaitu sekitar 30
C. Pada waktu start, dialirkan uap dengan suhu sekitar 500
C. Hal ini harus dilakukan secara bertahap agar jangan sampai terjadi pemuaian yang berlebihan dan tidak merata. Pemuaian yang berlebihan
dapat menimbulkan tegangan mekanis mechanical stress yang berlebihan, sedangkan pemuaian yang tidak merata dapat menyebabkan bagian yang
bergerak berputar bergesekan dengan bagian yang diam, misalnya antara sudu-sudu jalan turbin dengan sudu-sudu tetap yang menempel pada rumah
turbin. Apabila turbin sedang berbeban penuh kemudian terjadi gangguan yang
menyebabkan pemutus tenaga PMT generator yang digerakkan turbin trip, maka turbin kehilangan beban secara mendadak. Hal ini menyebabkan putaran
turbin akan naik secara mendadak dan apabila hal ini tidak dihentikan, maka akan merusak bagian-bagian yang berputar pada turbin maupun pada generator,
seperti: bantalan, sudu jalan turbin, dan kumparan arus searah yang ada pada
Universitas Sumatera Utara
39 rotor generator. Untuk mencegah hal ini, aliran uap ke turbin harus dihentikan,
yaitu dengan cara menutup katup uap turbin. Pemberhentian aliran uap ke turbin dengan menutup katup uap turbin secara mendadak menyebabkan uap
mengumpul dalam drum ketel sehingga tekanan uap dalam drum ketel naik dengan cepat dan akhirnya menyebabkan katup pengaman pada drum membuka
dan uap dibuang ke udara. Bisa juga sebagian dari uap di by pass ke kondensor. Dengan cara by pass ini tidak terlalu banyak uap yang hilang sehingga sewaktu
turbin akan dioperasikan kembali banyak waktu dapat dihemat untuk start. Tetapi sistem by pass memerlukan biaya investasi tambahan karena kondensor
harus tahan suhu tinggi dan tekanan tinggi dari hasil by pass. Dari uraian di atas tampak bahwa perubahan beban secara mendadak
memerlukan pula langkah pengurangan produksi uap secara mendadak agar tidak terlalu banyak uap yang harus dibuang ke udara. Langkah pengurangan
produksi ini dilakukan dengan mematikan nyala api dalam ruang bakar ketel dan mengurangi pengisian air ketel. Masalahnya di sini bahwa walaupun nyala api
dalam ruang bakar padam, masih cukup banyak panas yang tertinggal dalam ruang bakar untuk menghasilkan uap sehingga pompa pengisi ketel harus tetap
mengisi air ke dalam ketel untuk mencegah penurunan level air dalam drum yang tidak dikehendaki.
Mengingat masalah-masalah tersebut di atas yang menyangkut masalah proses produksi uap dan masalah-masalah pemuaian yang terjadi dalam turbin,
sebaiknya PLTU tidak dioperasikan dengan persentase perubahan-perubahan beban yang besar.
2.8 Pemeliharaan