Standar Akuntansi Zakat Badan Usaha

diakui pada saat kejadian dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna dalam pengambilan keputusan. 16. Perhitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil menggunakan dasar kas.

G. Standar Akuntansi Zakat Badan Usaha

Standar akuntansi zakat secara umum menurut Harahap 2001:322 adalah sebagai berikut: 1. Penilaian current exchange value nilai tukar sekarang atau harga pasar. Kebanyakan para fuqaha mendukung bahwa harta perusahaan pada saat menghitung zakat harus dinilai berdasarkan harga pasar sekarang. 2. Aturan satu tahun. Untuk mengukur nilai aktiva, kalender bulan harus dipakai kecuali untuk zakat pertanian. Aktiva harus diberlakukan lebih dari satu tahun. Zakat yang dihitung tergantung pada kekayaan akhir tahun. Piutang pendapatan yang bukan pendapatan tahun ini dan pendapatan yang dipindahkan untuk tahun-tahun berikutnya bukan termasuk kekayaan subjek zakat. 3. Standar realisasi. Kenaikan jumlah diakui pada tahun yang bersangkutan apakah transaksi selesai atau belum. Disini hanya piutang tertagih yang harus dimasukkan dalam perhitungan zakat. 4. Nisab Nisab batas jumlah harus dihitung menurut hadist dimana tidak ditagih zakat dari orang yang tidak cukup kekayaan senisab. 5. Net income. Setelah satu tahun penuh, biaya, utang dan penggunaan keluarga harus dikurangkan dari income yang akan dikenakan zakat. Menurut standar akuntansi zakat dari AAOFI, hutang harus dikeluarkan dalam perhitungan zakat pada periode berjalan kecuali untuk hutang jangka panjang. 6. Aktiva tetap tidak dikenakan zakat. 7. Kekayaanaktiva. Apakah di negara Islam atau bukan, jika pemiliknya adalah Islam, maka harus dimasukkan dalam perhitungan kekayaannya yang akan dikenakan zakat dan dihitung nisabnya. Jika perusahaan, zakat dibayarkan dari net worth kekayaan bersih selama satu periode dengan tarif zakat yang diatur dalam syariah yaitu 2,5. Kemudian Triyuwono 2001:81 menyebutkan bahwa yang termasuk dalam aktiva yang dikenai kewajiban zakat selain aktiva tetap adalah: 1. Kas dan setara kas Kas terdiri dari saldo kas cash on hand dan rekening giro, sedangkan setara kas cash equivalent adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan yang signifikan. 2. Piutang Piutang adalah klaim terhadap pihak lain atas penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan usaha perusahaan. Piutang disini adalah piutang netto setelah dikurangi provisi untuk piutang ragu-ragu. 3. Aktiva yang diperoleh untuk diperdagangkan misalnya persediaan, surat-surat berharga, real estate, dan lain-lain Aktiva yang diperoleh untuk diperdagangkan harus diukur pada nilai ekuivalen tunainya pada saat zakat sampai haul dan nisabnya. 4. Aktiva pembiayaan misalnya mudharabah, musyarakah, salam dan istisna’ dan lain-lain Aktiva pembiayaan haruslah merupakan aktiva bersih netto dari semua provisi untuk semua nilai atau non-collectibility-nya. Dana-dana yang digunakan untuk mendapatkan aktiva tetap yang berhubungan dengan aktiva pembiayaan harus dikurangkan. AAOFI juga menetapkan standar akuntansi zakat dengan membagi standar akuntansi zakat untuk perusahaan yang wajib zakat dan perusahaan yang ditetapkan tidak wajib zakat tetapi zakat diwajibkan atas pemegang saham. Perusahaan hanya berfungsi sebagai lembaga penerima zakat dan penyalur dana zakat. Standar akuntansi zakat menurut AAOFI adalah sebagai berikut: 1. Lembaga atau bank syariah sebagai muzakki yang membayar zakat. Zakat diakui sebagai biaya yang termasuk sebagai unsur dalam menentukan laba bersih dalam laporan laba rugi perusahaan. Zakat yang belum dibayarkan oleh perusahaan diakui sebagai hutang yang dicantumkan dalam neraca. 2. Lembaga atau bank syariah sebagai amil zakat. Perusahaan adalah sebagai agen dalam membayar kewajiban zakat. Sumber zakat yang terkait dengan investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham, ditentukan dari pembagian laba dividen yang dikurangkan dari laba. Jika laba yang dibagikan kepada pemegang saham tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban zakatnya misalnya kurang dari nisab maka jumlah zakat yang dibayar perusahaan atau bank diakui sebagai piutang pemegang saham.

H. Perhitungan Zakat PerusahaanPerdaganganTijarah

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2005 – 2015 (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Mega Syariah)

0 10 90

ANALISIS MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH (Studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia)

1 6 13

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 2 12

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 15

ANALISIS KINERJA SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 2 4

ANALISIS KINERJA SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 2 18

ANALISIS IMPLEMENTASI DAN KONSEP AKUNTANSI ZAKAT PERUSAHAAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH : Studi Kasus Pada Pt.Bank Syariah Mandiri Tbk.

0 12 41