Perhitungan Zakat PerusahaanPerdaganganTijarah Tinjauan Teoritis

H. Perhitungan Zakat PerusahaanPerdaganganTijarah

Dalam Harahap 2001:305 dijabarkan mengenai perhitungan zakat perusahaan beserta contoh neraca dari PT. Bank Citra Hasanah yang akan dihitung zakat perusahaannya. Neraca PT. Bank Citra Hasanah terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 PT. Bank Citra Hasanah Neraca Per 31 Desember 2001 Dalam Rupiah Penuh Sumber: Harahap 2001:306 Informasi tambahan: Penyertaan modal termasuk penyertaan modal dari pemerintah, penyertaan lembaga atau organisasi non-profit dan sumbangan sebesar Rp. 4.000.000 Di bawah ini juga disajikan nilai setara kas untuk aset yang diperdagangkan dari PT. Bank Citra Hasanah yang nantinya diperlukan dalam perhitungan zakat perusahaan dengan menggunakan metode perhitungan zakat menurut AAOFI. Nilai setara kas untuk aset yang diperdagangkan terdapat pada tabel 2.2 di bawah ini yaitu: Aktiva Jumlah Pasiva Jumlah Kas dan setara kas Piutang bersih Mudharabah, Salam PembiayaanMudharabah Pembiayaan Musyarakah Istisna’ Real estate yang diperdagangkan Surat berharga yang diperdagangkan Persediaan Investasi yang diperdagangkan Investasi yang tidak diperdagangkan Total aktiva lancar Aktivabangunan yang disewakan Aktiva tetap yang dipakai Total aktiva tetap Total aktiva Rp. 204.554.392 428.234.216 20.000.000 30.000.000 20.000.000 11.330.659 164.542.229 10.814.130 40.500.000 34.432.992 964.408.618 82.992.031 10.759.580 93.751.611 1.058.160.229 Utang lancar Wesel bayar Utang lain-lain Cadangan untuk resiko investasi Utang jangka panjang Total utang Modal investasi tak terbatas Penyertaan minoritas Penyertaan modal: Kenaikan modal Cadangan Laba ditahan Laba bersih tahun berjalan Total modal Total pasiva Rp. 21.130.727 49.561.094 53.185.054 9.444.298 100.000.000 233.321.173 684.504.716 20.000.000 104.000.000 3.334.340 10.000.000 3.000.000 120.334.340 1.058.160.229 Tabel 2.2 Nilai Setara Kas PT. Bank Citra Hasanah Per 31 Desember 2001 Dalam Ribuan Rupiah Sumber: Harahap 2001:306 Harahap 2001:307 menyebutkan ada berbagai pendapat mengenai metode perhitungan zakat usaha, antara lain: 1. Perhitungan zakat dengan metode TE Gambling dan RA Karim Zakat usaha dikenakan pada nilai bersih kekayaan yaitu: modal + laba bersih x 2.5 atau atas modal kerja atau laba bersih. Zakat dikenakan pada perusahaan jasa dan perdagangan. Akan tetapi untuk tarif zakat industri sebesar 10 berdasarkan contoh di atas maka kewajiban zakat adalah sebagai berikut: modal + cadangan – aktiva tetap + laba bersih x 2.5 = [Rp. 117.334.340 – Rp. 10.759.580 + Rp. 3.000.000] x 2,5 Rp. 106.574.760 + Rp. 3.000.000 x 2,5 Rp. 109.574.760 x 2,5 = Rp. 2.739.369 Maka zakat yang wajib dikeluarkan adalah sebesar Rp. 2.739.369. 2. Yusuf Qardhawi Zakat perusahaan menurut Yusuf Qardhawi disamakan dengan zakat untuk harta perdagangan. Yang dimaksud dengan harta benda perdagangan adalah Akun Penilaian berdasarkan pada laporan keuangan Nilai kas dan setara kas Selisih Surat berharga Rp. 164.542.229 Rp. 180.542.229 Rp. 16.000.000 Persediaan 10.814.130 15.814.130 5.000.000 Bangunanproperti 11.330.659 16.330.659 5.000.000 Investasi lainnya 40.500.000 45.000.000 4.500.000 Total Rp. 227.187.018 Rp. 257.687.018 Rp. 30.500.000 sesuatu yang dibeli atau dijual untuk tujuan memperoleh keuntungan. Seseorang yang memiliki kekayaan perdagangan yang sudah satu tahun dan senisab pada akhir tahun periode itu, maka wajib mengeluarkan zakatnya sebesar 2.5 dihitung dari modal dan keuntungan zakat dikenakan dari pangkal dan pertumbuhannya, bukan dari keuntungannya saja. Sedangkan untuk aktiva tetap maka tidak diwajibkan atasnya zakat kecuali jika aktiva tetap itu menghasilkan keuntungan atau pendapatan, maka zakat atas aktiva tetap tanah, gedung dan pabrik besarnya 10 dari hasil bersih setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan. Tetapi bila hasil bersih tidak mungkin untuk diketahui, maka zakat dikenakan atas seluruh hasil sebesar 5. Berdasarkan contoh di atas maka perhitungan zakat perusahaan adalah sebagai berikut: a. Modal + Laba bersih x 2,5 Rp. 117.334.340 + Rp. 3.000.000 x 2,5 = Rp. 3.008.358 b. Keuntungan dari aktiva tetap yang disewakan yaitu sebesar Rp. 82.992.031 dan keuntungan bersih diasumsikan sebesar Rp. 7.250.000 dengan tarif zakat 10, maka zakat yang wajib dibayar adalah: Rp. 7.250.000 x 10 = Rp. 725.000 Total zakat perusahaan: Rp. 3.008.358 + Rp. 725.000 = Rp. 3.733.358 3. Bazis DKI Bazis DKI menghitung zakat dari aktiva lancar sesuai dengan neraca tahunan, yaitu uang yang ada di kas dan bank, surat-surat berharga dan persediaan dikurangi dengan kewajiban yang harus dibayar dengan ketentuan nisab 98 gram emas murni dan tarif zakat 2.5. dalam perhitungan ini aktiva tetap dan utang jangka panjang tidak diperhitungkan. Berdasarkan contoh di atas maka zakat dapat dihitung sebagai berikut: Aktiva lancar – utang lancar x 2,5 Rp. 929.975.626 – Rp. 133.321.173 x 2,5 Rp. 796.654.453 x 2,5 = Rp. 19.916.361 4. Syarikat Takaful Malaysia Sdn Berhad Menurut Syarikat Takaful Malaysia Sdn Berhad, zakat dihitung sebesar 2.5 dari keuntungan sebelum pajak. Laba bersih tahun berjalan dalam laporan keuangan di atas adalah Rp. 3.000.000, maka diasumsikan bahwa laba perusahaan sebelum dikurangi pajak adalah sebesar Rp. 4.835.500. Maka perhitungan zakatnya adalah sebagai berikut: Laba sebelum zakat dan pajak x 2,5 Rp. 4.835.500 x 2,5 = Rp. 120.887 Zakat perusahaan adalah sebesar Rp. 120.887. 5. Bank Muamalat Indonesia Zakat perusahaan dihitung sebesar 2.5 dari laba peseroan setelah pajak laba dihitung menurut prinsip akuntansi yang berlaku PSAK. Berdasarkan contoh di atas zakat dapat dihitung sebagai berikut: Laba setelah pajak x 2,5 Rp. 3.000.000 x 2,5 = Rp. 75.000 Maka, zakat perusahaan adalah Rp. 75.000 6. Hafidhuddin 1998 Hafidhuddin mengemukakan bahwa tarif zakat usaha lebih tepat zakat perdagangantijarah adalah 2.5 dihitung dari jumlah seluruh nilai aset barang dagangan dan laba yang diperoleh dari barang tersebut setelah sampai nisab setara 98 gram emas dan sudah cukup masa satu tahun. Di bagian lain beliau mengemukakan bahwa yang dihitung hanya nilai barang yang diperdagangkan tidak termasuk aktiva tetap dalam bahasa fiqh: “seluruh harta yang sejak awalnya diperuntukkan untuk diperjualbelikan untuk mendapat keuntungan”. Kalau ini benar maka nilai yang menjadi dasar perhitungan zakat adalah persediaan barang dagangan akhir serta laba yang ditimbulkannya. Di bagian lain beliau menjelaskan bahwa uang tunai di bank, emas yang dibeli dari hasil usaha, persediaan barang dagangan, dan piutang yang timbul dari penjualan barang yang kolektibilitasnya tinggi juga termasuk dalam nilai dasar perhitungan zakat. Berdasarkan contoh di atas zakat perusahaan adalah sebagai berikut: Total aktiva lancar + Laba bersih x 2,5 Rp. 929.975.626 + Rp. 3.000.000 x 2,5 Rp. 932.975.626 x 2,5 = Rp. 23.324.390 Zakat perusahaan yang wajib dibayarkan adalah Rp. 23.324.390 7. ‘Atiyah ‘Atiyah membagi harta ke dalam dua jenis harta yang berubah dan harta tetap. Harta yang berubah merupakan barang yang dapat dipindah-pindahkan seperti barang perniagaan, uang, binatang ternak atau kapal. Khusus mengenai perniagaan, jenis-jenis dalam pembagian ini merupakan harta perniagaan yang bertujuan untuk diperdagangkan dan sifat dari harta tersebut berkembang, misalnya persediaan, harta dalam bentuk kasuang. Zakat harta perniagaan harta yang berubah ini dapat dihitung berdasarkan modal yang berkembang yaitu modal dan keuntungan bersih akhir periode sebesar 2.5. Sedangkan harta tetap adalah barang yang dimiliki tetapi tidak untuk diperdagangkan, aktiva tetap ini tidak dibebankan zakat. Akan tetapi untuk aktiva tetap yang menghasilkan keuntungan misalkan akibat penilaian kembali maka zakat dibebankan atas kenaikan nilai tersebut sebesar 10. Zakat perusahaan dapat dihitung sebagai berikut: a. Modal + Laba bersih x 2,5 Rp. 117.334.340 + Rp. 3.000.000 x 2,5 Rp. 120.334.340 x 2,5 = Rp. 3.008.358 b. Dari kenaikan nilai atau keuntungan aktiva tetap, misalkan sebesar Rp. 82.992.031. Rp. 82.992.031 x 10 = Rp. 8.299.203 Total zakat perusahaan sebesar Rp. 3.008.358 + Rp. 8.299.203 = Rp. 11.307.561 8. Zakat menurut AAOFI Menurut AAOFI, zakat dihitung dengan dua metode, dimana kedua metode ini menggunakan penanggalan Syamsiah yang telah ditetapkan persentasenya sebesar 2,5775, sedangkan persentase 2,5 jika yang digunakan adalah penanggalan Qomariyah. Kedua metode tersebut adalah: a. Metode aktiva bersih Net Asset i. Subjek zakat pada metode aktiva bersih terdiri dari kas dan setara kas, piutang bersih total piutang dikurangi piutang ragu-ragu, aktiva yang diperdagangkan seperti: persediaan, surat berharga, real estate dan lain- lain, dan pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Salam, Istisna’. Aktiva tetap bukan merupakan subjek zakat. ii. Aktiva yang dimaksudkan untuk diperdagangkan kembali diukur pada nilai kas ekuivalen dari aktiva tersebut pada saat kewajiban zakat dibayarkan. Rumus dari metode aktiva bersih adalah sebagai berikut: Zakat = Aktiva subjek zakat – Utang lancar + modal investasi tak terbatas + penyertaan minoritas + penyertaan pemerintah + penyertaan lembaga sosial, endowment dan lembaga non profit. Dasar penilaian dalam menghitung zakat: Tabel 2.3 Dasar Penilaian Metode Aktiva Bersih Metode Aktiva Bersih Dasar Penilaian Aktiva: Nilai kas atau setara kas Kas dan setara kas Nilai kas atau setara kas Piutang bersih Nilai kas atau setara kas Pembiayaan mudharabah Nilai kas atau setara kas Pembiayaan musyarakah Nilai kas atau setara kas Salam Nilai kas atau setara kas Istisna’ Nilai kas atau setara kas Aktiva yang diperdagangkan: Persediaan Nilai kas atau setara kas Surat berharga Nilai kas atau setara kas Real estate Nilai kas atau setara kas Lain-lain Nilai kas atau setara kas Utang: Utang lancar Nilai buku Wesel bayar Nilai buku Utang lain-lain Nilai buku Modal investasi tak terbatas Nilai buku Penyertaan dari pemerintah, endowment, lembaga sosial, organisasi non profit Nilai buku Penyertaan minoritas Nilai buku Sumber: Harahap 2001:316 b. Metode Invested FundsNet Equity Metode invested funds sebagai dasar dalam menghitung zakat perusahaan diterapkan oleh sistem perhitungan zakat di Arab Saudi. Pos-pos yang terdapat dalam dasar perhitungan zakat perusahaan dengan metode ini adalah sebagai berikut: i. Modal disetor Paid up capital atau tambahan modal yaitu modal pemilik dan setiap tambahankenaikan modal selama satu tahun. ii. Cadangan tidak dikurangkan dari aktiva. iii. Laba ditahan termasuk laba ditahan yang digunakan sebagai cadangan. iv. Laba bersih yang belum dibagikan. Dikurangi: v. Aktiva tetap bersih. vi. Investasi yang tidak digunakan dalam perdagangan, misalnya gedung yang disewakan. vii. Kerugian yang terjadi selama satu periode. Formula perhitungan zakat adalah sebagai berikut: Zakat = tambahan modal + cadangan + cadangan yang bukan dikurangkan dari aktiva + laba ditahan + laba bersih + utang jangka panjang – aktiva tetap + investasi yang tidak diperdagangkan + kerugian Untuk menghitung zakatnya adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan zakat dengan metode aktiva bersih Net Asset Untuk memperjelas perhitungan zakat perusahaan dengan menggunakan metode aktiva bersih maka pada tabel 2.4 di bawah ini diterakan perhitungan zakat perusahaan pada PT. Bank Citra Hasanah, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.4 Perhitungan Zakat Metode Aktiva Bersih Dalam Rupiah Penuh Aktiva Subjek Zakat Rp. Rp. Kas dan setara kas Piutang bersih Pembiayaan mudharabah Pembiayaan musyarakah Istisna’ Persediaan Surat berharga Real estate yang diperdagangkan Investasi lainnya yang diperdagangkan Total Dikurangi: Utang Utang lancar Wesel bayar Utang lain-lain Penyertaan pemerintah dan organisasi non- profitsosial, dll. Penyertaan minoritas Modal investasi tak terbatas Total Dasar perhitungan zakat Zakat periode berjalan = 128.094.035 x 2,5775 204.554.392 428.234.216 20.000.000 30.000.000 20.000.000 15.814.130 180.542.229 16.330.659 45.000.000 21.130.727 49.561.094 53.185.054 4.000.000 20.000.000 684.504.716 960.475.626 823.381.591 128.094.035 3.301.624 Sumber: Harahap 2001:318 2. Perhitungan zakat menggunakan metode Net invested funds Untuk memperjelas perhitungan zakat perusahaan dengan menggunakan metode Net Invested Funds maka pada tabel 2.5 di bawah ini dijelaskan mengenai perhitungan zakat perusahaan PT. Bank Citra Hasanah yaitu sebagai berikut: Tabel 2.5 Perhitungan Zakat Metode Invested Funds Dalam Rupiah Penuh Rp. Rp. Total modal dikurangi penyertaan pemerintah dan sumbangan Ditambah: Selisih nilai aktiva yang diperdagangkan dalam neraca dan nilai setara kas Utang jangka panjang Cadangan untuk resiko investasi Dikurangi: Aktiva yang disewakan Investasi bukan untuk diperdagangkan Aktiva tetap Dasar perhitungan zakat Zakat periode berjalan = 128.094.035 x 2,5775 116.334.340 30.500.000 100.000.000 9.444.298 82.992.031 34.432.992 10.759.580 256.278.638 128.184.603 128.094.035 3.301.624 Sumber: Harahap 2001:318

II. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

ANALISIS MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH PERIODE 2005 – 2015 (Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank Mega Syariah)

0 10 90

ANALISIS MANAJEMEN LABA PADA LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH (Studi pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat Indonesia)

1 6 13

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 2 12

ANALISIS MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Mengukur Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia Periode 2009-2012).

0 1 15

ANALISIS KINERJA SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 2 4

ANALISIS KINERJA SOSIAL PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Analisis Kinerja Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Muamalat Indonesia).

0 2 18

ANALISIS IMPLEMENTASI DAN KONSEP AKUNTANSI ZAKAT PERUSAHAAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH : Studi Kasus Pada Pt.Bank Syariah Mandiri Tbk.

0 12 41