ASPEK DAYA SAING DAERAH

- 47 -

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

1. Kemampuan Ekonomi Daerah a. Meskipun proporsi konsumsi rumah tangga terhadap komoditi makanan masih cukup dominan tetapi persentasenya menunjukkan penurunan selama tahun 2008-2009. Peningkatan proporsi konsumsi non makanan berimbas pada peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk biaya pendidikan dan kesehatan. b. Pada tahun 2008 proporsi konsumsi makanan oleh penduduk Papua Barat mendekati 60, tetapi pada tahun 2009 persentasenya berkurang menjadi 55,84. c. Proporsi konsumsi non makanan meningkat dari 41,21 pada tahun 2005 menjadi 44,07 pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 menjadi 52,33. d. Kondisi perumahan tahun 2010 di Papua Barat secara umum mengalami perbaikan kualitas dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2010 di Papua Barat secara umum mengalami perbaikan kualitas dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2010, hampir duapertiga rumah tangga telah memiliki rumah dengan status milik sendiri sebesar 63,67. Sedangkan untuk status sewa 9,84, kontrak 4,66 dan lainnya dinas, bebas sewa, milik keluarga, lainnya 21,83 e. Nilai Tukar Petani NTP Papua Barat tahun 2011 sd September sebesar 103,23 lebih tinggi dibandingkan NTP 2010 sebesar 103,05. 2. Fasilitas Wilayah Infrastruktur a. Aksesibilitas i. Salah satu program pendukung percepatan pembangunan Papua Barat yang diamanahkan dalam Perpres Nomor 65 Tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat adalah Program Pengembangan Infrastruktur Dasar. Selama ini belum seluruhnya kabupatenkota belum terhubung dengan jalan darat. Sebagian pembangunan jalan sedang dilakukan, meskipun sebagian Kabupaten telah terhubung namun belum dibuka untuk umum. Dengan masih terbatasnya akses perhubungan lewat darat, sebagian besar orang memanfaatkan fasilitas perhubungan melalui laut dan udara. ii. Panjang jalan di Papua Barat tahun 2010 hanya sepanjang 5.729,22 Km. Kondisi ini mengalami perbaikan dibandingkan pada tahun 2008 yaitu sepanjang 5.400,71 Km. Kondisi panjang jalan tersebut terbagi menjadi 412,31 Km 7,20 jalan Negara; 938,48 Km 76,42 adalah jalan Kabupaten. Sedangkan menurut jenis permukaannya terbagi menjadi 1.328,49 Km 23,19 jalan aspal; 1.639,25 Km 28,61 jalan dengan permukaan kerikil; 2.222,13 Km - 48 - 38,79 jalan dengan permukaan tanah; dan 539,35 Km 9,41 jalan dengan permukaan lainnya. iii. Pada tahun 2008 jumlah penumpang kapal datang 281.200 orang dan berangkat 277.700 orang dengan jumlah armada 880 kapal. Di tahun 2010 jumlahnya mengalami penurunan menjadi 237.200 orang yang datang dan 252.900 orang yang berangkat dengan jumlah armada yang juga menurun menjadi 669 unit. iv. Jumlah penumpang pesawat udara cenderung memiliki tren meningkat signifikan selama 2008-2010. Jumlah penumpang datang mencapai 334.700 orang dengan jumlah penerbangan 11.656 dan berangkat 349.200 orang dengan jumlah penerbangan 11.820 kali di tahun 2010. Rata-rata penumpang pesawat untuk debarkasi 29 orang dan untuk embarkasi 30 orang. 3. Penataan Wilayah  Struktur Ruang Rencana struktur ruang mencakup rencana pengembangan sistem perkotaan dan rencana pengembangan infrastruktur wilayah. Struktur ruang wilayah akan diarahkan pada pertumbuhan Provinsi Papua Barat yang merata di seluruh wilayah melalui peningkatan hubungan antar wilayah. Pusat-pusat pertumbuhan merupakan generator pertumbuhan kawasan. Hubungan intra regional ini dibangun dengan memadukan infrastruktur transportasi laut, darat, dan udara. Rencana struktur ruang di Papua Barat terdiri atas: a. Sistem Perkotaan Pengembangan Sistem Perkotaan Provinsi Papua Barat meliputi: 1 Penetapan Pusat Kegiatan Nasional PKN di Kota Sorong yang merupakan pusat pertumbuhan utama dalam skala pelayanan nasional, terutama lebih pada kegiatan ekonomi sesuai dengan kecenderungan yang telah ada selama ini. Penetapan Kota Sorong sebagai PKN memperhatikan perkembangan kegiatan perkotaan yang sangat pesat, terutama pada perdagangan dan jasa yang berskala nasional dan internasional. Struktur perekonomian. Aksesibilitas dari dan menuju Kota Sorong yang semakin meningkat telah mendorong meningkatnya pergerakan orang dan barang.Pelabuhan dan bandar udara Domine Eduard Osok di Kota Sorong merupakan salah satu gerbang ekspor-impor berskala nasional dan internasional. 2 Pusat Kegiatan Wilayah PKW di Kabupaten Manokwari, Fakfak dan Ayamaru yang merupakan pusat pertumbuhan utama dalam skala regional dan memiliki orientasi nasional. 3 Pusat Kegiatan Lokal PKLdi Kota Terminabuan Sorong Selatan, Aimas Kabupaten Sorong, Kaimana, Bintuni, Waisai Raja Ampat, Raisei Teluk Wondama, Kumurkek - 49 - Kabupaten Maybrat, dan Fef Kabupaten Tambrauw yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupatenkota atau beberapa kecamatan. b. Sistem Jaringan Prasarana Utama Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Provinsi Papua Barat meliputi: 1 Sistem Transportasi Darat a Jaringan Lalu Lintas angkutan jalan 1 Jarigan jalan  Jalan arteri primer, meliputi: Ruas Jalan Teminabuan-Kota Sorong perbaikan, Ruas Jalan Bintuni-Kota Sorong melalui Teminabuan, Ruas Jalan Kota Sorong - Klamono, Kambuaya, Kebar, Mubrani, Prafi, Maruni - Manokwari perbaikan.  Jalan kolektor primer, meliputi: Ruas jalan Sorong – Makbon; Ruas jalan Kambuaya Ayamaru – Teminabuan; Ruas jalan Sorong – Seget; Ruas jalan Manokwari – Mubrani; Ruas jalan Mameh – Bintuni; Ruas jalan Fak fak - Hurimber – Kokas; Ruas jalan Fak fak - Torea - Werba – Siboru; Ruas jalan Hurimber - Baham – Bomberai, Ruas Jalan Beraur-Sorong, Salawati-Sorong, Aimas-Sorong; Ruas Jalan Prafi-Manokwari, Warmare-Manokwari, Oransbari-Manokwari; Perbaikan Ruas Jalan Kaimana-Fakfak, Fakfak Barat- Fakfak; Ruas Jalan Rumberpon-Rasiei, Wasior-Resiei, Wamesa-Rasiei; Ruas Jalan Bintuni-Babo, Bintuni-Merdey, Moskona Selatan-Bintuni; Ruas Jalan Teminabuan-Manokwari perbaikan; Ruas Jalan Bintuni-Manokwari melalui Manokwari-Maruni-Mameh-Bintuni; Ruas Jalan Manokwari - Maruni - Granbari - Ransiiki – Mameh. 2 Jaringan Prasarana  Terminal tipe A di Kota Sorong  Pembangunan dan peningkatan kapasitas Terminal tipe B di Manokwari, Fakfak, dan Ayamaru. b Jaringan Lalu Lintas Penyebrangan 1 Penyeberangan lintas provinsi dengan interaksi kuat, meliputi : Sorong-Patani, Sorong-Wahai, Fakfak-Wahai, Sorong-Biak. 2 Penyeberangan lintas kabupatenkota dengan interaksi kuat, meliputi : Sorong- Seget, Seget-Mogem, Seget-Taminabuan 2 Sistem Transportasi Laut a Pelabuhan utama sekunder di Sorong Arar b Pelabuhan utama tersier di Manokwari dan Kaimana c Pelabuhan pengumpan primer:  Pelabuhan Manokwari  Pelabuhan Sorong - 50 -  Pelabuhan Kaimana  Pelabuhan Teminabuan  Pelabuhan Bomberay Fakfak d Pelabuhan pengumpan sekunder:  Pelabuhan Oransbari di Kabupaten Manokwari  Pelabuhan Wasior dan Windesi di Kabupaten Teluk Wondama  Pelabuhan Fatanlap, Kalomono, Mankbon, Mega, Seget, Sele, Susunu, Salawati, Sailolof, Muarana di Sorong.  Pelabuhan Fakfak, Kokas, P.Adi, Karas, Adijaya di Kabupaten Fakfak.  Pelabuhan Kalobo, Kangka, Kasim, Etna di Kabupaten Kaimana  Pelabuhan Kabarek, Saonek, Saokorem di Kabupaten Raja Ampat.  Pelabuhan Waigama, Inawatan di Kabupaten Sorong Selatan.  Pelabuhan Babo, Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni. 3 Sistem Transportasi Udara a Bandar udara Pengumpul  Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer yaitu Bandara Domine Eduardo Osok-Sorong.  Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier yaitu Bandara Rendani-Manokwari dan Bandara Waisai-Raja Ampat. b Bandar Udara Pengumpan  Bandara Torea di Fakfak  Bandara Utarom di Kaimana  Bandara Bintuni di Teluk Bintuni  Bandara Wasior di Teluki Wondama  Bandara Babo di Teluk Bintuni  Bandara Anggi di Manokwari  Bandara Kebar di Manokwari  Bandara Inawatan di Sorong Selatan  Bandara Teminabuan di Sorong Selatan  Bandara Ayawasi  Bandara Kambuaya Ayamaru di Maybrat  Bandara Werur. 4 Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan a Jaringan transmisi tenaga listrik 150 KV di Kota Sorong, Sorong, Manokwari dan Fakfak b Penyaluran jaringan listrik dengan menggunakan kawat saluran udara, bawah tanah dan bawah laut di seluruh wilayah Papua Barat. - 51 - 5 Sistem Jaringan Pos dan Telekomunikasi a Jaringan telekomunikasi mikro digital di seluruh KabupatenKota di Papua Barat b Kantor pos pembantu dan rumah pos di seluruh KabupatenKota di Papua Barat. 6 Sistem Jaringan Sumberdaya Airdan Irigasi a Jaringan air bersih perpipaan di seluruh KabupatenKota perencanaan di Papua Barat. b Jarangan air bersih non perpiaan di seluruh KabupatenKota perencanaan di Papua Barat. c Jaringan irigasi dan air baku di seluruh KabupatenKota perencanaan di Papua Barat. 7 Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan a Jaringan Drainase sistem perkotaan di seluruh KabupatenKota perencanaan di Papua Barat. b Sistem persampahan terpadu di seluruh KabupatenKota perencanaan di Papua Barat.  Pola Ruang Rencana Pola Ruang mencakup rencana kawasan lindung provinsi dan arahan pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional. Penetapan kawasan strategis provinsi menghasilkan kawasan-kawasan yang diprioritaskan penataan ruangnya karena memiliki pengaruh sangat penting dalam lingkup nasional.Penataan pola ruang di Papua Barat terbagi menjadi: 1 Kawasan Lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarianlingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.Kawasan lindung merupakan kawasan yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekologi kawasan sekitarnya yang dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, Kawasan Perlindungan Setempat, Kawasan Suaka Alam. a Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya. 1 Hutan Lindung seluas +22.323,08 km 2 yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. 2 Kawasan Resapan Air seluas + 26.466,40 Km 2 yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. 3 Kawasan Bergambut seluas + 14.461,57 yang tersebar di Kabupaten Teluk Bintuni dan Sorong Selatan. b Kawasan Perlindungan Setempat. 1 Kawasan sekitar mata air dengan radius 200 meter dari mata air yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat - 52 - 2 Kawasan sempadan sungai dengan lebar sempadan 50 meter yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. 3 Kawasan sempadan pantai yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. 4 Kawasan sempadan sungai di kawasan permukiman dengan lebar sempadan 10 meter yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. 5 Sempadan hutan bakaumangrove yang meliputi sepanjang pantai di Papua Barat termasuk kepulauan. 6 Kawasan terbuka hijau yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. c Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya seluas + 16.559,75 km 2 . 1 Kawasan lindung nasional, terdiri dari kawasan suaka alam nasional, yaitu: Suaka alam laut Kaimana, Suaka Margasatwa Tanjung Mubrani-Sidei-Wibain I-dan Wibain II, Suaka margasatwa Pulau Venu, Cagar Alam Piulau Waigeo Barat, Cagar Alam Pulau Batanta Barat, Cagar Alam Pegunungan Arfak, Cagar Alam Salawati Utara, Cagar Alam Biak Utara, Cagar Alam Tamarau Selatan, Cagar Alam Pulau Supriori, Cagar Alam Pegunungan Wondiboy, Cagar Alam Pulau Waigeo Timur, Cagar Alam Pulau Misool, Cagar Alam Pulau Kofiau, Cagar Alam Pegunungan Wayland, Cagar Alam Teluk Bintuni, Cagar Alam Pegunungan Fakfak, Cagar Alam Pegunungan Kumawa, Cagar Alam Tamrau Utara, Cagar Alam Tanjung Wiay, Cagar Alam Wagura Kote, Taman Wisata Alam Beriat, dan Taman Wisata Alam Klamono. 2 Kawasan lindung di Provinsi Papua Barat yang memiliki nilai strategis kabupaten : Cagar Alam Pulau Waegeo Barat, Cagar Alam Wekwek Kwoor, Taman Nasional laut Cenderawasih, Cagar Alam Pantai Sausapor, Suaka Margasatwa Sabuda Tataruga, Suaka Margasatwa Mubrani Kairomi, Taman Wisata Alam Sorong, Taman Wisata Alam Gunung Meja, Taman Wisata Sungai Sausiran. d Kawasan Rawan Bencana 1 Kawasan rawan gempa bumi terdapat di seluruh KabupatenKota Papua Barat. 2 Kawasan rawan tsunami terdapat di wilayah barat daya pantai Papua Barat dan selatan Biak yang dapat mengenai daerah Teluk Cendrawasi. 3 Kawasan rawan longsor terdapat di Tinggian Kemum, dan Sabuk Lenguru. 4 Kawasan rawan banjir terdapat di Sorong dan Kabupaten Teluk Bintuni. 2 Kawasan Budidaya, merupakan kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan dengan penggunaan lahan tertentu sebagai bagian dari kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Berikut beberapa penggunaan lahan sebagai kawasan budidaya: a Kawasan Permukiman yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat dengan luas +4.047,67 km 2 . b Kawasan Hutan Produksi, terdiri dari: 1 Hutan Produksi tetap yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat dengan luas +12.007,95 km 2 . - 53 - 2 Hutan Produksi terbatas yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat dengan luas +8.375,03 Km 2 . 3 Hutan Produksi yang dapat dikonversi yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat dengan luas + 10.954,10km 2 . c Kawasan Pertanian yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat dengan luas +50,02 km 2 . d Kawasan perkebunan yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. e Kawasan Budidaya perikanan darat dan laut yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. f Kawasan pertambangan terdapat di Kabupaten Teluk Bintuni dengan luas 4.517,88 km 2 . g Kawasan Pariwisata terdiri dari:  Kabupaten Manokwari terdiri dari: Hutan Taman Wisata Gunung Meja, Pegunungan Arfak, Danau Anggi Giji Gita, Gunung Botak, Pantai Bakaro, Pantai Pasir Putih, Pantai Bremi, Pulau Mansinam, Pantai Amban, Pantai Maruni dan Danau Kabori, Kawasan Dataran Prafi.  Kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari: Pantai Teluk Bintuni Pantai Sebelah Selatan, Danau Tanimot, Sungai Naramasa, Sungai Wasian, Sungai Muturi, Pantai Bombarai, Air Terjun Korano.  Kabupaten Teluk Wondama terdiri dari: Pulau Rumberpon, Pulau Nusrowi, Pulau Nukusa, Pulau Mioswar.  Kabupaten Raja Ampatterdiri dari: Kepulauan Wayag, Selat Dampier, Pantai Saonek, Teluk Manyalibit, Teluk Kabui.  Kabupaten Sorong terdiri dari: Pantai Jamursba, Pulau Um, Sungai Air Panas kyaili.  Kota Sorong terdiri dari: Kawasan Wisata Tanjung Kasuari, Taman Rekreasi Pantai Tanjung Kasuari, Wisata Alam Hutan Arboretum Klasaman, Pulau Raam, Pulau Sop, Pulau Doom, Pulau Dofior, Tembok Dofior Tembok Berlin.  Kabupaten Sorong Selatan terdiri dari: Sungai Sembra Siribauw, Sungai Kohoin, Danau Ayamaru, Danau Uter, Sungai WensiSoroan,Kolam Renang Framu, Kali Sentuf Johafah, Pantai Isogo, Sungai Kamundan.  Kabupaten Kaimana terdiri dari: Kawasan Wisata Teluk Triton, Kawasan Wista Pantai, Kawasan Rekreasi Km 14 Jl. Bash.  Kabupaten Fakfak terdiri dari: pulau Tubir Seram, Pantai Wambar, dan Air Besar. h Kawasan perdagangan yang difokuskan pada kawasan perkotaan PKN, PKW, dan PKL Provinsi Papua Barat. i Kawasan ruang terbuka hijau yang tersebar di seluruh KabupatenKota Papua Barat. - 54 - 4. Fasilitas Keuangan dan Perbankan Jumlah kantor bank di Provinsi Papua Barat terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari tahun 2007 yang hanya 49 unit 5 unit Bank Swasta Nasional, 44 unit bank Persero dan Pemerintah menjadi 67 unit kantor bank 13 unit Bank Swasta Nasional, 54 unit Bank Persero dan Pemerintah. 5. Fasilitas Air Bersih Persentase terbesar rumah tangga pengguna air bersih memiliki sendiri fasilitasnya, sebesar 49,02. Meningkat dari kondisi tahun 2009 yaitu sebesar 46,65 dari total rumah. Sementara 25,33 menggunakan air bersih secara bersama dan 16,73 masih menggunakan fasilitas umum. 8,92 tidak memiliki akses terhadap air bersih. 6. Fasilitas Energi Listrik Rumah tangga di Papua Barat hanya 57,67 yang menggunakan listrik PLN. Belum seluruh Kampung di Papua Barat teraliri listrik dan belum seluruh Kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam dalam sehari. Masyarakat yang tidak teraliri listrik 24 jam biasanya menggunakan genset. Untuk Kampung-Kampung yang tidak teraliri listrik, terutama di daerah yang jauh dari ibukota Kabupaten umumnya menggunakan pelitasenteroborlainnya. Persentase rumah tangga yang menggunakan jenis penerangan tersebut mencapai 17,83. Kondisi penggunaan energi listrik terutama yang memanfaatkan listrik negara PLN masih belum maksimal. Belum seluruh Kabupaten mendapatkan pasokan listrik 24 jam, seperti contohnya di Kabupaten Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Tambrauw, dan Maybrat. Hanya 32,37 Kampung saja yang telah terjangkau layanan PLN. Sulitnya kondisi geografis dan terbatasnya ketersediaan energi listrik menjadi penyebab belum meratanya pasokan listrik. Dari total 168.000 rumah tangga di Papua Barat, hanya 80.421 rumah tangga yang terdaftar sebagai pelanggan PLN. Gambar 2-19 Cakupan Pelayanan Listrik dan Air Bersih Pada Perkampungan Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua Barat, 2009 2007 2008 2009 70.28 53.41 25.86 89.47 86.04 89.13 Cakupan pelayanan listrik pada kampung Cakupan pelayanan air bersih pada kampung - 55 - 7. Fasilitas Telekomunikasi a. Untuk jaringan telekomunikasi di Provinsi Papua Barat berkembang pesat melalui pelayanan provider telepon selular yang mulai mengembangkan jaringan paling tidak di kawasan perkotaan ataupun ibukota setiap Distrik di masing-masing KabupatenKota. Untuk di kawasan perkampungan, penggunaan telepon satelit masih diandalkan. b. Telekomunikasi menggunakan jaringan internet juga berkembang cukup pesat meskipun hanya di kawasan perkotaan dengan layanan gabungan dari provider telepon seluler maupun dari PT.Telkom sebagai perusahaan negara yang menangani masalah penyediaan layanan komunikasi. Untuk sistem jaringan nirkabel untuk internet, belum dikembangkan secara umum dan gratis dari pemerintah. Namun di banyak tempat umum, sudah mulai disediakan dengan jenis dan ketentuan layanan yang berbeda-beda dan sebagian besar bersifat komersil. c. Kantor Pos juga masih diandalkan oleh masyarakat baik untuk pengiriman suratdokumen dan barang. Kantor Pos besar hanya terdapat di dua wilayah yaitu Kota Sorong dan Manokwari sementara Kantor Pos Pembantu terdapat di semua wilayah kecuali Kabupaten Raja Ampat. Kebutuhan Pos di Raja Ampat dipenuhi oleh Rumah Pos dan Kantor Pos Kampung. 8. Iklim Investasi a. Kondisi investasi di Papua Barat menunjukan kecenderungan yang terus membaik. Peningkatan jumlah proyek yang dijalankan memberikan gambaran meningkatnya kepercayaan publik dalam menanamkan modal yang dimilikinya. Penanaman modal yang berasal dari dalam negeri maupun asing atau luar negeri secara jumlah memang mengalami peningkatan, namun secara nilai tidak terlalu meningkat. Tabel 2-1Kondisi Investasi Provinsi Papua Barat Tahun Realisasi Dalam Negeri Realisasi Asing Jumlah Proyek Nilai Investasi dalam juta rupiah Jumlah Proyek Nilai Investasi dalam ribu US 2010 40 1.185.429 61 98.459 2009 41 967.468 58 98.459 2008 41 967.468 49 98.459 2007 38 967.468 26 78.360 2006 35 967.468 28 78.360 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010 b. Di Provinsi Papua Barat pada tahun 2010 telah terjadi 89 kasus kriminal. 74 kasus atau sekitar 83,1 diantaranya telah ditangani oleh pihak yang berwenang. Kasus yang paling banyak terjadi adalah kasus pencurian kendaraan bermotor yaitu sebanyak 15 - 56 - kasus 16,85. Kasus yang paling sedikit terjadi adalah kasus pemerkosaan yaitu sebanyak 1 kali 1,12. Tidak ada kasus kejahatan terhadap kepala negara. 9. Sumber Daya Manusia a. Dilihat dari latar belakang pendidikan, persentase penduduk yang bekerja ternyata sebagian besar berpendidikan rendah. Sebesar 49,16 penduduk yang bekerja 26,91 belum bersekolah tidak tamat SD dan 22,25 tamat SD. 18,32 tamat SLTP. Hanya 9,50 yang berijazah perguruan tinggi b. Kesejahteraan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusia IPM di daerah tersebut. Secara keseluruhan nilai IPM di Provinsi Papua Barat selalu meningkat dari kurun waktu tahun 2007 – 2009, yaitu sebesar 67, 28 pada tahun 2007, pada tahun 2008 sebesar 67,95 dan pada tahun 2009 sebesar 68,58. KabupatenKota yang memiliki nilai IPM terbesar di Provinsi Papua Barat pada tahun 2009 adalah Kota Sorong, yaitu sebesar 76,84 diikuti oleh Kabupaten Fak-Fak dan Kaimana dengan masing-masing nilai IPM sebesar 70,8 dan 69,8, sedangkan nilai IPM terendah terdapat di Kabupaten Tambrauw yaitu sebesar 49,12. Gambar 2-20 Indeks Pembangunan Manusia IPM Provinsi Papua Barat dan Perkembangannya Sumber: Buku IPM Provinsi Papua Barat 2009, BPS. - 57 - BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

3.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN