RPJPD Kab. Sanggau Tahun 2005 2025

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang……….. 1

1.2. Dasar Hukum Penyusunan………. 3

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD Kabupaten Sanggau Dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya………... 5 1.4. Sistimatika Penulisan……….. 6

1.5. Maksud dan Tujuan……… 7

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH……….. 9

2.1. Aspek Geografi dan Demografi………. 9

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah……… 9

2.1.1.1. Luas dan Batas Administrasi……….. 9

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis………. 10

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah……….. 14

2.1.2.1. Demografi………. 14

2.1.2.2. Sosial, Budaya dan Agama……… 15

2.1.2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat……….. 16

2.1.2.4. Aspek Pelayanan Umum……… 24

2.1.2.5. Aspek Daya Saing Daerah………. 24

2.1.2.6. Pertanian dan Tanaman Pangan 26 2.1.2.7. Pertambangan dan Industri……… 28

2.1.2.8. Listrik dan Air Bersih……… 29

2.1.2.9. Perkebunan……… 29

2.1.2.10. Peternakan dan Unggas………. 35

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAERAH……… 41

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah……….. 41

A. Bidang Pemerintahan………. 41

B. Bidang Perekonomian……… 42

C. Bidang Sumber Daya Manusia……….. 43


(9)

G. Bidang Jasa dan Perdagangan……… 47

H. Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana……… 47

I. Bidang Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang……… 48

J. Bidang Pariwisata, Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi…………. 49

3.2. Isu Strategis………. 50

A. Tata Pemerintahan Yang baik………. 50

B. Kabupaten Sanggau Merupakan Daerah Rawan Bencana……….. 50

C. Peningkatan Sarana dan Akses Pelayanan Pendidikan Serta Kesehatan……… 50

D. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang……… 51

E. Pembangunan, Pemeliharaan dan Pengembangan Kualitas Infrastruktur Dasar . 51 F. Pertumbuhan Ekonomi Yang Semakin Meningkat………. 51

G. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia……… 52

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH……… 53

4.1. Visi Kabupaten Sanggau……… 53

4.2. Misi Kabupaten Sanggau……… 56

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH………. 59

5.1. Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah untuk Masing-Masing Misi………. 59 5.1.1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kabupaten Sanggau ……… 60 5.1.2.Meningkatkan Perkonomian Daerah yang Berbasis Pada Ekonomi

Kerakyatan, Pengembangan Kawasan Ekonomi Baru dan Komoditas Unggulan Dengan Pendekatan Agroindustri ……….

60

5.1.3.Mewujudkan Kehidupan Politik dan Tata Pemerintahan Yang Baik Dengan Didukung Oleh Kompetensi dan Profesionalitas Serta Bebas Dari Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)………..

61

5.1.4.Mewujudkan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Dengan Tetap Menjaga Kelestarian Fungsinya Dalam Menopang Kehidupan…………

62

5.1.5.Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Sejahtera, Aman, Damai, dan Bersatu Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Didukung Dengan Kepastian Hukum dan Penegakan HAM Serta Kesetaraan dan Keadilan Gender ……….

63

5.1.6.Mewujudkan Kawasan Perbatasan Sebagai Beranda Depan Negara Yang Saling Menguntungkan Antara Kedua Belah Pihak………


(10)

5.2.2.RPJMD II ……… 65

5.3.3 RPJMD III ……….. 67

5.3.4 RPJMD IV……… 68

Analisis Kebijakan 72


(11)

Tabel 2.1. Batas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Sanggau... ... 10 Tabel 2.2. Presentase Luas Kecamatan Terhadap wilayah Kabupaten

Sanggau ... ... 11 Tabel 2.3. Lokasi dan Luas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kabupaten

Sanggau Tahun 2009 ... ... 13 Tabel 2.4. Luas Lahan Kritis di Kabupaten Sanggau (Ha)... ... 13 Tabel 2.5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sanggau Tahun 2009... ... 14 Tabel 2.6. Penduduk Kabupaten Sanggau menurut Golongan Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2009 ... ... 15 Tabel 2.7. Laju Inflasi Kabupaten Sanggau Tahun 2003-2007... ... 17 Tabel 2.8. PDRB Per Kapita Kabupaten Sanggau Tahun 2003-2008 (Juta

Rp) atas Dasar Harga Berlaku ... ... 18 Tabel 2.9. Gambaran Ekonomi Makro... ... 19 Tabel 2.10. Komposisi Sarana Pendidikan di Kabupatem Sanggau Tahun

2007/2008... ... 20 Tabel 2.11. Banyaknya Bayi yang dilahirtkan pada Kamar Bersalin di RSUD

Kabupaten Sanggau Tahun 2009... ... 21 Tabel 2.12. Beberapa Indikator Kesehatan Kabupaten Sanggau Tahun

2006-2007………... ... 22 Tabel 2.13. Bench-Marking Indikator Sosial Tahun 2009-210... ... 23 Tabel 2.14. Perkembangan Dana Kegiatan Pembangunan Kabupaten Sanggau

TA.2008-2011 Berdasarkan Fungsi Pemerintah ... ... 24 Tabel 2.15. Panjang Jalan di Kabupaten Sanggau dirinci menurut keadaaan

Jalan Tahun 2006-2007... ... 25 Tabel 2.16. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Kabupaten Sanggau

Tahun 2009 ... ... 27 Tabel 2.17. Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran Kabupaten Sanggau

Tahun 2009... ... 28 Tabel 2.18. Luas Areal Produksi Tanaman Kakao Kabupaten Sanggau Tahun


(12)

Gambar 1.1. Diagram Hubungan Antar Dokumen ………...………6 Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Sanggau ... ……. 9


(13)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan, baik tujuan pembangunan daerah maupun nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari generasi demi generasi. Pembangunan di daerah semakin menggeliat semenjak bergulirnya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 yang mengawali lahirnya wacana otonomi daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah otonom baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk lebih leluasa menangani berbagai permasalahan rumah tangganya dan mengelola potensi yang dimiliki. Dalam hal ini pemerintah daerah kabupaten mempunyai kewenangan untuk menyusun rencana pembangunan daerah sebagai arah untuk mencapai tujuan pembangunan dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki dan masalah yang dihadapi. Sejalan dengan hal tersebut dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, pemerintah kabupaten mempunyai wewenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah. Penataan Ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dengan penataan ruang diharapkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, tidak terjadi pemborosan sumberdaya dan tidak menyebabkan penurunan kualitas ruang.

Perencanaan pembangunan daerah harus tetap memperhatikan dan mempedomani dokumen perencanaan pembangunan baik itu di tingkat pusat maupun daerah lainnya. Hal ini sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang menyebutkan bahwa sistem perencanaan pembangunan nasional merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang (20 tahunan), jangka menengah (5 tahunan), dan perencanaan tahunan yang dilaksanakan oleh


(15)

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Perencanaan pembangunan yang disusun harus dapat mengakomodir kepentingan semua elemen masyarakat sehingga akan tercapai tujuan yang diinginkan, yaitu pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan pembangunan (sustainable development). Pasal 150 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagai acuan kebijakan pembangunan daerah dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. RPJPD merupakan suatu dokumenperencanaan pembangunan jangka panjang daerah yang bersifat makro serta memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang daerah, dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan.

Penyusunan RPJPD mengacu pada RPJP Nasional, RPJPD Provinsi dan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Selanjutnya berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai dengan pembangunan, kesejahteraan yang semakin tinggi dan semakin adil senantiasa dicita-citakan oleh semua pihak. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa setiap pengelola pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah pada dasarnya selalu menetapkan hal tersebut sebagai tujuan akhir yang ingin diwujudkan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 serta Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 bahwa RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun mendatang, yang selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap jangka waktu 5 (lima) tahunan. Dalam rangka memenuhi amanat peraturan perundangundangan tersebut serta sebagai upaya pengintegrasian perencanaan pembangunan daerah dengan perencanaan pembangunan nasional maupun daerah lainnya, maka disusun RPJPD Kabupaten Sanggau untuk periode tahun 2005-2025.

Proses penyusunan RPJPD terdiri dari 5 (lima) tahap utama yaitu : tahap pertama : persiapan penyusunan RPJPD yang meliputi pembentukan tim penyusun, orientasi mengenai RPJPD, penyusunan agenda kerja tim RPJPD serta pengumpulan data dan informasi. Tahap kedua : penyusunan rancangan awal RPJPD yang dilakukan melalui dua tahapan yaitu perumusan rancangan awal dan penyajian rancangan awal RPJPD yang didalamnya


(16)

dilakukan analisis terhadap RTRW, penelaahan terhadap RPJPN, analisis gambaran kondisi daerah, isu strategis daerah, perumusan visi dan misi serta perumusan arah kebijakan. Selain itu juga dilakukan forum konsultasi publik yang melibatkan tokoh atau wakil berbagai elemen masyarakat, pakar, akademisi, dan para pemangku kepentingan terhadap draft rancangan awal RPJPD. Tahap ketiga : Pelaksanaan Musrenbang RPJPD. Tahap keempat : Penyusunan rancangan akhir RPJPD meliputi : konsultasi rancangan akhir ke Gubernur Kalimantan Barat, penyempurnaan rancangan akhir RPJPD dan melengkapi sistematika rancangan awal RPJPD menjadi rancangan akhir. Tahap kelima: penetapan Perda RPJPD.

Kabupaten Sanggau memiliki berbagai potensi yang harus dikelola dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat. Disisi lain, Kabupaten Sangau juga sebagai kabupaten yang memiliki wilayah strategis berbatasan langsung dengan Sarawak negara bagian Malaysia timur. Kabupaten Sanggau memiliki keragaman budaya, keragaman suku serta keragaman agama yang menjadi ciri kekayaan tersendiri yang sangat potensial untuk dikembangkan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi daerah. Keragaman, walaupun merupakan tantangan, namun menjadi bagian dari modal dalam mendorong proses dan membangun pilar-pilar kemajuan yang semakin saling mengisi (komplementatif) dan saling memperkuat yang memberikan sinergi. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sanggau Tahun 2005-2025 yang pada gilirannya menambah kemampuan bersaing dan kemampuan berkolaborasi sesuai dengan potensi terbaik daerah. Dengan demikian, dalam jangka panjang diharapkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah dapat tercapai dan dapat menjamin berjalannya pembangunan berkelanjutan.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Landasan hukum penyusunan RPJPD Kabupaten Sanggau 2005-2025 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Pemerintah Kabupaten Sanggau. Penetapan Undang–Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9, sebagai Undang-Undang ( Lembaran Negara Republik Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820 );


(17)

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437),sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4884);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4663);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;


(18)

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD Kabupaten Sanggau Dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya

Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sanggau 2005-2025 merupakan satu kesatuan dari pembangunan nasional, sebagaimana ditegaskan di dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Hal ini sebagai upaya pengintegrasian perencanaan pembangunan di daerah dengan pembangunan nasional.

RPJPD Kabupaten Sanggau memiliki hubungan dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya dimana keterkaitan tersebut sebagai berikut :

1. RPJP Nasional tahun 2005-2025 merupakan dokumen perencanaan pembangunan di tingkat nasional. Dokumen-dokumen tersebut berisikan visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang dan menengah untuk seluruh Indonesia. Sementara itu, RPJP Propinsi Kalimantan Barat Tahun 2005-2025 merupakan dokumen yang berisikan perencanaan pembangunan di Propinsi Kalimantan Barat ;

2. RPJPD Kabupaten Sanggau 2005-2025 merupakan pedoman bagi penyusunan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan di lingkungan Kabupaten Sanggau, dalam rangka mendukung terciptanya pembangunan berkesinambungan. Di samping itu RPJPD di susun untuk memudahkan koordinasi dan sinkronisasi guna memudahkan tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan Kabupaten Sanggau dalam jangka panjang. RPJPD Kabupaten Sanggau mempunyai kedudukan sebagai kerangka dasar pengelolaan pembangunan daerah yang merupakan penjabaran dari kehendak masyarakat Kabupaten Sanggau dengan tetap memperhatikan arah RPJP Nasional dan Provinsi.

3. Dalam penyusunan RPJPD Kabupaten Sanggau 2005-2025 mengacu dan mempedomani dokumen perencanaan lainya seperti RPJP Nasional, RPJP Provinsi Kalimantan Barat, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pulau Kalimantan, RTRW Provinsi Kalimantan Barat, RTRW Kawasan Perbatasan Negara di Pulau Kalimantan maupun RTRW Kabupaten tetangga khususnya kesepakatan bersama dengan kabupaten tetangga, dengan harapan tercipta sinkronisasi dalam pembangunan dan pengembangan yang berbasis tata ruang wilayah.


(19)

Untuk memberikan gambaran secara lebih spesifik, dapat dijabarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Gambar.1.1. Diagram Hubungan Antar Dokumen

1.4. Sistimatika Penulisan BAB.I Pendahuluan

Bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang penyusunan RPJPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antara dokumen RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan RPJPD serta maksud dan tujuan penyusunan RPJPD.

BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Gambaran umum kondisi daerah menjelaskan tentang kondisi daerah dilihat dari aspek geografi dan demografi Kabupaten Sanggau serta aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah.

BAB III. Analisis Isu-Isu Strategis Daerah

Penyajian isu-isu strategis daerah meliputi permasalahan-permasalahan daerah dan isu-isu strategis daerah. Permasalahan-permasalahan daerah yang disajikan adalah permasalahan pembangunan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Isu-isu strategis daerah dapat berasal dari permasalahan-permasalahan di daerah maupun yang berasal dari dunia internasional, kebijakan nasional maupun regional. Hal terpenting yang


(20)

perlu diperhatikan adalah isu tersebut dapat memberikan manfaat/pengaruh dimasa mendatang terhadap daerah tersebut.

BAB IV. Visi dan Misi Daerah

Bab ini berisi tentang visi dan misi Kabupaten Sanggau ingin dicapai dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahunan. Bab ini juga menjelaskan mengenai tujuan dan sasaran dari misi yang telah ditetapkan dan disepakati bersama tersebut.

BAB V. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Dalam bagian ini diuraikan mengenai sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah untuk masing-masing misi serta tahapan dan proritas pembangunan jangka panjang daerah.

BAB VI. Kaidah Pelaksanaan

Bab ini menjelaskan kaidah pelaksanaan yang menjelaskan bahwa seluruh stake holder pembangunan berkewajiban untuk bersama-sama mendukung dan mensukseskan pencapaian visi, misi, tujuan dan arah kebijakan Kabupaten Sanggau. RPJPD juga merupakan pedoman bagi setiap kepala daerah untuk menyusun RPJMD sebagai bentuk perencanaan pembangunan jangka waktu 5 (lima) tahunan.

1.5. Maksud dan Tujuan

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sanggau tahun 2005-2025, selanjutnya disebut RPJPD Kabupaten Sanggau, adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaksana pembangunan daerah (Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Sanggau tahun 2005 2025 disusun dengan tujuan sebagai berikut :


(21)

2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah antar waktu, antar fungsi pemerintah dan daerah;

3. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

4. Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya Kabupaten Sanggau yang efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan(sustainable);

5. Tercapainya pembangunan jangka panjang berdasarkan kesinambungan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Sanggau.


(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1. Luas dan Batas Administrasi

Kabupaten Sanggau merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang dibentuk berdasarkan Penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Barat, namun berdasarkan UU RI No.34 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Melawi dan Kabupaten Sekadau dimana wilayah Kabupaten Sekadau berasal dari Kabupaten Sanggau sehingga luasan wilayah Kabupaten Sanggau berkurang menjadi 12.857,70 Km2 dengan kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa per Km2.


(23)

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Sanggau terletak di antara 1 derajat 0 menit Lintang Utara dan 0 derajat 35 menit Lintang Selatan, serta di antara 109 derajat 45 menit dan 111 derajat 11 menit Bujur Timur, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan negara Malaysia Timur (Sarawak); sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ketapang; sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sekadau; dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Landak. Kabupaten Sanggau merupakan Daerah Tingkat II yang daerahnya terluas ke-4 (12,47%) kabupaten/kodya di Provinsi Kalimantan Barat, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Jangkang dengan luas wilayah 1.589,20 Km2, dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Balai dengan luas 395,60 Km2 dan Kecamatan Beduwai dengan luas wilayah 435,00 Km2.

Sumber: Kabupaten Sanggau Dalam Angka 2009 Tabel 2.1. Batas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Sanggau

No. Kecamatan District Utara North Timur East Selatan South Barat West

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. T o b a Tayan Hilir Kab. Ketapang Meliau Kab. Landak 2. M e l i a u Tayan Hilir Kab. Ketapang Kapuas Toba

3. Kapuas Bonti, Jangkang Meliau, Mukok, Parindu, Tyn Kab. Sekadau Kab. Sekadau Hilir, Meliau 4. M u k o k Jangkang Kab. Sekadau Kab. Sekadau Kapuas 5. Jangkang Kab. Sintang Kapuas, Mukok Kab. Sekadau Bonti, Noyan 6. B o n t i Noyan Parindu, Kapuas Jangkang Kembayan

7. Parindu Bonti Tayan Hilir Kapuas Tayan Hulu

8. Tayan Hilir Tayan Hulu Toba Kapuas, Parindu Kab. Landak 9. B a l a i Tayan Hulu Tayan Hilir Tayan Hilir Kab. Landak 10. Tayan Hulu Kembayan Tayan Hilir Parindu Kab. Landak 11. Kembayan Beduai Tayan Hulu Noyan, Bonti Kab. Landak

12. Beduwai Sekayam Kembayan Noyan Kab. Landak

13. N o y a n Sekayam Kembayan, Bonti Jangkang Beduwai, Sekayam 14. Sekayam Entikong Beduwai Kab. Sintang Kab. Landak 15. Entikong Malaysia Timur Sekayam Sekayam Kab. Landak Kabupaten Sanggau Serawak Kab. Sekadau Kab. Ketapang Kab. Landak


(24)

Tabel.2.2. Persentase Luas Kecamatan Terhadap Wilayah Kabupaten Sanggau

No. Kecamatan Ibukota Luas

(Km2)

Persentase terhadap luas Kabupaten (%)

1. Toba Teraju 1.127 8,77

2. M e l i a u Meliau 1.495,70 11,63

3. Kapuas Sanggau 1.382,00 10,75

4. M u k o k Kedukul 501,00 3,90

5. Jangkang Balai Sebut 1.589,20 12,36

6. B o n t i Bonti 1.121,80 8,72

7. Parindu Pusat Damai 593,90 4,62

8. Tayan Hilir Kawat 1.050,50 8,17

9. B a l a i Batang Tarang 395,60 3,08

10. Tayan Hulu Sosok 719,20 5,59

11. Kembayan Tanjung Merpati 610,80 4,75

12. Beduwai Bereng Berkawat 435,00 3,38

13. N o y a n Noyan 487,90 3,79

14. Sekayam Balai Karangan 841,01 6,54

15. Entikong Entikong 506,89 3,94

Kabupaten Sanggau 12 857,70 100

Sumber : Kabupaten Sanggau Dalam Angka 2009

Pada umumnya Kabupaten Sanggau merupakan daerah dataran tinggi yang berbukit dan berawa-rawa yang dialiri oleh beberapa sungai, di antaranya: Sungai, Kapuas, Sungai Sekayam, Sungai Mengkiang, Sungai Kambing, dan Sungai Tayan. Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Kal-Bar yang mengalir dari Kabupaten Kapuas Hulu melalui Kabupaten Sintang, Kab. Sanggau, dan bermuara di Kabupaten Pontianak. Sedangkan sungai-sungai kecil lainnya merupakan cabang dari Sungai Kapuas yang berhubungan satu dengan yang lainnya.

Menurut jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Sanggau, sebagian besar adalah jenis tanah padsolik merah kuning batuan dan padat yang hampir merata di seluruh kecamatan, dengan luas mencapai sekitar 576.910 hektar (44,80%). Sedangkan latosol merupakan jenis tanah dengan luas terkecil yang terdapat di Kabupaten Sanggau, yaitu 19.375 Hektar (1,06%) yang hanya terdapat di Kec. Toba dan Meliau. Formasi Geologi yang terdapat di daerah Kabupaten Sanggau, antara lain Formasi Kwartir, Kapur, Trias, Plistosen, Intruksif dan


(25)

Plutonik Basa Menengah, Intruksif Plutonik Asam, Sekis Hablur, Intruksif dan Plutonik Basa, Lapisan Batu, dan Permo Karbon. Pada umumnya lapisan Plistosen hampir terdapat di seluruh kecamatan, kecuali di Kec. Toba dan Beduwai. Lapisan tanah Efusif Basa hanya terdapat pada Kec.Tayan Hulu.

Dalam Rencana Tata Ruang dilakukan upaya pemanfaatan ruang Kabupaten Sanggau yang aman, nyaman dan produktif dengan memperhatikan keterpaduan pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan melalui pengembangan industri, perdagangan dan jasa berskala regional, sektor pariwisata serta pengembangan kawasan perbatasan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam rencana pengembangan struktur ruang di Kabupaten Sanggau dilakukan penataan dan pengembangan jaringan transportasi dan infrastruktur sebagai pendukung pengembangan sektor unggulan utama kabupaten, yaitu sektor perkebunan, sektor pertambangan, sektor industri, serta sektor perdagangan dan jasa skala regional.

Pengembangan ini sekaligus berfungsi sebagai pendukung fungsional kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang memiliki hubungan fungsional dan mendukung kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berkenaan dengan rencana pola ruang, perlu dilakukan evaluasi terhadap peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten Sanggau yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Hal ini penting mengingat di Kabupaten Sanggau masih terdapat kawasan yang harus ditata kembali, terutama keberadaan hutan.

Pengembangan kawasan budidaya sebagaimana yang dimaksud terdiri atas Kawasan peruntukan hutan produksi; Kawasan peruntukan hutan rakyat; Kawasan peruntukan pertanian; Kawasan peruntukan perikanan; Kawasan peruntukan pertambangan; Kawasan peruntukan industri; Kawasan peruntukan permukiman; Kawasan peruntukan pariwisata; dan Kawasan peruntukan pertahanan keamanan.

Berikut penjelasan lokasi dan luas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi di Kabupaten Sanggau pada tahun 2009, berdasar pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sanggau.


(26)

Tabel.2.3.

Lokasi dan Luas Kawasan Peruntukan Hutan Produksi Kabupaten SanggauTahun 2009

Fungsi Kawasan Wilayah

Administratif (Kecamatan)

Luas Kawasan (Ha)

Hutan Produksi Terbatas (HPT) Kapuas Luas 16.299 Ha

Sekayam Luas 7.564 Ha Meliau Luas 15.562 Ha

Hutan Produksi Tetap ( HP) Mukok Luas 4.684 Ha

Jangkang Luas 62.709 Ha Entikong Luas 8.682 Ha Noyan Luas 12.299 Ha Bonti Luas 40.780 Ha Tayan Hulu Luas 256 Ha Toba Luas 45.481 Ha Beduwai Luas 22.430 Ha Balai Luas 12.984 Ha.

Kawasan Hutan Produksi konversi (HPK) Kembayan luas 3.388 Ha Sekayam luas 4.527 Ha Beduwai luas 1.368 Ha Entikong luas 4.728 Ha

Sumber : RTRW Kabupaten Sanggau

Tabel.2.4.


(27)

Selama tahun 2008, Kabupaten Sanggau umumnya memiliki curah hujan dengan rata-rata hari hujan tertinggi terjadi selama 122 hari yaitu pada bulan November dengan rata-rata-rata-rata tinggi curah hujan terbesar 1.864,5 mm. Sedangkan hari hujan terendah selama 39 hari dengan curah hujan rata-rata sebesar 717,9 mm yang terjadi pada bulan Juli.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah 2.1.2.1. Demografi

Jumlah Penduduk Kabupaten Sanggau pada Tahun 1985 sebanyak 389.944 jiwa, Tahun 1988 sebanyak 415.514 jiwa, tahun 1993 sebanyak 458,438 jiwa, tahun 1999 sebanyak 506.876 jiwa, tahun 2003 sebanyak 529.473, Tahun 2004 sebanyak 368.538 jiwa sedangkan Tahun 2005 sebanyak 374.022 jiwa. Untuk tahun 2004 terjadi penurunan yang cukup tajam dikarenakan adanya pemekaran Kabupaten Sanggau menjadi 2 (dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau.

Tabel 2.5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Sanggau Tahun 2009 No. Kecamatan Luas

(Km2) Desa Penduduk

Kepadatan Penduduk Per Km2 Per Desa

1 Toba 1127.2 7 11883 10.54 1698

2 Meliau 1495.7 18 42463 28.39 2359

3 Kapuas 1382 25 80773 58.45 3231

4 Mukok 510 8 16834 33.60 2104

5 Jangkang 1589.2 11 26731 16.82 2430

6 Bonti 1121.8 9 19431 17.32 2159

7 Parindu 593.9 14 30018 50.54 2144

8 Tayan Hilir 1050.5 15 28528 27.16 1902

9 Balai 395.6 12 22216 56.16 1851

10 Tayan Hulu 719.2 11 28380 39.46 2580

11 Kembayan 610.8 11 25941 42.47 2358

12 Beduwai 435.0 5 10627 24.43 2125

13 Noyan 487.9 5 9980 20.46 1996

14 Sekayam 841.01 10 27853 33.12 2785

15 Entikong 506.89 5 13514 26.66 2703

2009 12857.70 166 395172 30.73 2381

Sumber: KDA Sanggau 2009

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,72%. Penduduk Kabupaten Sanggau yang luas wilayahnya 12.857,70 km2 (8,76%) dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat,


(28)

penduduk laki-laki 200.895 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 194.277 jiwa yang menyebar di 15 Kecamatan dengan kepadatan penduduk 31 jiwa/Km2. Penyebaran ini tidak merata antara kecamatan satu dengan lainnya.

Tabel 2.6.

Penduduk Kabupaten Sanggau

Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009

2.1.2.2. Sosial, Budaya dan Agama

Kabupaten Sanggau kaya akan bermacam potensi yang dapat dikembangkan untuk memberikan nilai tambah bagi daerah, diantaranya keberagaman budaya dan agama. Keberagaman yang ada tersebut tidak kemudian memunculkan permasalahan, justru fenomena unik yang terjadi di kalangan masyarakat terjalin hubungan sosial yang baik dan harmonis. Namun dengan perbedaan agama tersebut, justru memberikan energy positif bagi


(29)

terciptanya kehidupan di masyarakat yang saling asah, asih dan asuh. Secara nyata dapat dikatakan bahwa kerukunan hidup beragama baik kerukunan intern umat beragama maupun kerukunan antar umat beragama terjaga dan terpelihara dengan baik, sehingga kondisi kehidupan sosial, budaya dan agama di Kabupaten Sanggau kondusif. Hal ini tercermin dalam perilaku masyarakat saling membantu, bekerja sama dan bahumembahu. Sebagai sarana dan prasarana untuk menunjang peribadatan dalam beragama sesuai dengan kepercayaan dan agamanya di Kabupaten Sanggau terdapat rumah ibadah, dengan rincian sebagai berikut: Masjid 239 buah, Surau/mushola 155 buah, Gereja katolik 127 buah, dan Gereja protestan 246 buah, Vihara 2 buah dan Pura 1 buah.

Sebagaimana diketahui bahwa di Kabupaten Sanggau memiliki berbagai macam suku, keberagaman suku ini menjadi embrio munculnya beraneka macam kekayaan budaya dalam bentuk seni tradisi maupun adat istiadat yang apabila dikemas dan dikembangkan dengan baik akan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata daerah Kabupaten Sanggau. 2.1.2.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pelaksanaan pembangunan baik itu pembangunan dalam skala nasional maupun pembangunan daerah. Keberhasilan pembangunan salah satu indikatornya dapat dilihat dari aspek kesejahteraan masyarakat, karena aspek ini sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Berbagai indikator kesejahteraan masyarakat dapat dijabarkan ke dalam fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan sosial, fokus seni budaya dan olah raga.

a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sanggau tentunya ditopang dari berbagai sektor kegiatan ekonomi yang masing-masing sektor memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi pembangunan Kabupaten Sanggau. PDRB merupakan indikator yang memberikan informasi tentang gambaran keberhasilan pembangunan ekonomi regional Kabupaten Sanggau. PDRB dapat disajikan berdasarkan atas dasar harga berlaku dan berdasarkan atas dasar harga konstan. Penyajian PDRB Kabupaten Sanggau atas dasar harga berlaku


(30)

memperlihatkan besaran dari nilai tambah bruto masingmasing sektor sesuai dengan keadaan pada tahun tertentu.

Pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertumbuhan sektoral. Pertumbuhan sektoral menunjukkan perubahan dan perkembangan ekonomi, untuk kemudian dapat digunakan sebagai alat analisis lebih lanjut. Semakin membaiknya perekonomian Kabupaten Sanggau juga dapat dilihat dari perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

2. Laju Inflasi

Perekonomian suatu daerah yang baik ditunjukkan dengan nilai inflasi yang rendah dan apabila dikaitkan dengan perkembangan PDRB maka daerah yang baik adalah daerah yang mempunyai nilai inflasi yang rendah akan tetapi pertumbuhan PDRB-nya yang tinggi. Gambaran fluktuasi dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator untuk mengetahui perkembangan perekonomian suatu. Selain itu, nilai PDRB juga dapat dipakai untuk mengetahui tingkat daya beli masyarakat. Dengan angka inflasi maka akan dapat diketahui nilai uang secara riil.

Tabel 2.7.

Laju Inflasi Kabupaten Sanggau Tahun 2003-2007

Tahun Indeks Harga Implisit Inflasi

2003 120,02 4,90

2004 125,97 4,96

2005 141,15 12,05

2006 150,22 6,43

2007 164,42 9,50

Sumber: BPS Kabupaten Sanggau, April 2008 3. PDRB Per Kapita Kabupaten Sanggau

PDRB Perkapita atau yang biasa disebut pendapatan perkapita (per capita income) merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang telah dicapai Kabupaten Sanggau. PDRB Perkapita Kabupaten Sanggau menunjukkan kenaikan tiap tahun. Namun kenaikan tersebut belum menunjukkan kenaikan daya


(31)

beli masyarakat karena kenaikan tersebut masih terpengaruh oleh adanya kenaikan harga.

Perkembangan PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Sanggau selama lima tahun terakhir ini (2003-2008) menunjukkan peningkatan setiap tahun. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku misalnya terjadi peningkatan sekitar 62,32 persen selama kurun waktu lima tahun terakhir, dan juga PDRB Per Kapita Atas dasar Harga Konstan meningkat sekitar 20,77 persen. Dari perkembangan PDRB Per Kapita tersebut diatas dapat diproyeksi PDRB per kapita untuk lima tahun kedepan, PDRB per kapita tahun 2009 Rp.12.190,13 juta atau mengalami pertumbuahan (10,39) persen, tahun 2010, Rp.13.456,24 juta, tahun 2012, Rp.14.853,85, juta tahun 2013, Rp.18.099,63 juta dan tahun 2014, Rp.19.979,52, juta rata-rata mengalami pertumbuhan perkapita lima tahun kedepan sebesar 10, 39 persen. Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (2000) selama lima tahun kedepan dapat diproyeksikan sebagai berikut : Tahun 2009 Rp.6.488,55, juta, tahun 2010 Rp.6.713,66 juta, tahun 2011 Rp.6.946,59 juta, tahun 2012 Rp.7.187,60 juta, tahun 2013, Rp.7.436,97 juta dan tahun 2014 Rp.7.694,99 juta dan mengalami pertumbuahan rata-rata setiap tahunnya adalah 3,47 persen.

Tabel 2.8.

PDRB Per Kapita Kabupaten Sanggau Tahun 2003 - 2008 (Juta Rp) Atas Dasar Harga Berlaku

Uraian Tahun

2003 2004 2005 2006 2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Atas Dasar Harga Berlaku

6.143,21 6.833,59 7.830,82 8.897,46 10.127,51 11.043,15

Atas Dasar Harga Konstan 2000

5.118,55 5.424,58 5.547,26 5.922,95 6.159,54 6.268,43


(32)

Grafik 2.1.

PDRB Perkapita Kabupaten Sanggau Tahun 2003-2008

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

P

D

R

B

P

e

rk

a

p

it

a

(

R

ib

u

R

p

)

2003 2004 2005 2006 2007 2008 Tahun

Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

Tabel 2.9.


(33)

4. Angka Kriminalitas

Data kriminalitas bersumber dari Pengadilan Negeri, Kejaksaan, dan Rumah Tahanan Kabupaten Sanggau. Tahun 2009, jumlah perkara yang masuk dan diselesaikan sebanyak 4.308 perkara. Berdasarkan hasil keputusan pengadilan pada tahun 2009, diketahui jumlah narapidana sebanyak 150 orang (142 orang laki-laki dan 8 orang perempuan).

b. Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Bidang Pendidikan

Kemajuan pendidikan mempunyai hubungan yang positif dengan bidang lain, salah satu hubungan pendidikan dengan produktivitas tercermin pada keadaan tingkat penghasilan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin besar peluang untuk memperoleh pekerjaan atau untuk mendapatkan penghasilan yang lebih memadai. Berhasil tidaknya pembangunan bidang pendidikan dapat diketahui dari kualitas SDM yang dihasilkan dengan kuantitas/jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang ada serta jumlah siswa/mahasiswa yang mengikuti pendidikan maupun tenaga pengajar (guru/dosen) yang ada.

Tabel 2.10

Komposisi Sarana Pendidikan di Kabupaten Sanggau Tahun 2007/2008

Tk. Pend

Sarana (Unit) Guru (Orang Murid (orang)

Rasio Negeri Swasta

Negeri Swasta

Negeri Swasta PNS Non

PNS GT GTT

PAUD 0 40 0 0 0 110 0 1.376 1 : 8

TK 2 38 37 0 6 82 64 1.685 1 : 7

SD/MI 474 16 3.120 0 175 475 53.810 2.855 1 : 7

SLB 2 0 9 0 0 0 54 0 1 : 2

SMP/MTs 55 45 399 283 92 418 10.226 4.064 1 : 8

SMU/MA 13 18 169 76 67 189 3.483 2.629 1 : 8

SMK 4 9 31 30 34 123 717 1.896 1 : 8


(34)

Pada tahun 2009 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) 42 buah, SMP 110 buah, SLTA 29 buah, dan SMK 14 buah. Jumlah murid sekolah pada tahun 2009 mengalami peningkatan. Untuk jumlah murid SMU mengalami peningkatan sebesar 3,89 persen. Jumlah murid SMP mengalami peningkatan sebanyak 3,89 persen. jumlah murid SD yang melanjutkan ke SLTP mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 6.572 siswa menjadi 6.622 siswa. Jumlah guru TK baik negeri maupun swasta sebanyak 169 orang. Jumlah tenaga pengajar di tingkat SD sebanyak 3.353. Guru SMP meningkat menjadi 1.145 dan guru di tingkat SMU ada 419 orang.

2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Perempuan

Merupakan angka kelangsungan hidup bayi di Kabupaten Sanggau dengan jumlah balita 04 tahun dan perempuan berumur 15 - 49 tahun menurut Rumah Sakit Umum Kabupaten Sanggau tahun 2009.

Tabel. 2.11. Banyaknya Bayi Yang Dilahirkan Pada Kamar Bersalin di RSU Kabupaten Sanggau Tahun 2009

Bulan Lahir Hidup Lahir Mati

Laki-laki Perempuan Jmlh Laki-laki Perempuan Jmlh

Januari 20 15 35 1 1 2

Februari 14 17 31 2 2 4

Maret 17 18 35 1 4 5

April 28 17 45 - -

-Mei 27 22 49 2 1 3

Juni 21 19 40 3 2 5

Juli 28 20 48 1 2 3

Agustus 18 13 31 1 - 1

September 20 10 30 2 1 3

Oktober 31 31 68 2 1 3

November 34 29 63 1 1 2

Desember 32 24 56 - 2 2

Tahun 2009

296 235 531 16 17 33


(35)

Tabel 2.12.

Beberapa Indikator Kesehatan Kabupaten Sanggau Tahun 20062007

No. Beberapa Indikator Kesehatan

2006 2007

Keterangan Angka Target Angka Target

1. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup (KH)

6,86 < 40 6,80 < 40 Menurun

2. Angka Kematian Balita per 1.000 Anak Balita

2,12 < 58 0,33 < 58 Menurun

3. Angka Kematian Ibu melahirkan per 100.000 ibu melahirkan

- < 150 24/7447 < 150

4. Angka Kesakitan malaria per 1.000 penduduk

21,26 17 20,65 5 Menurun

5. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +

86,98 > 85 88,8 > 85 Meningkat

6. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 penduduk

13,92 1,42 8,89 2 Menurun

7. Persentase Balita Gizi Buruk 0,07 <15 0,15 <15 Meningkat

8. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi 100 34 100 80 Stabil

9. Persentase Rumah Sehat 11,93 30 54,06 80 Meningkat

10. Persentase Keluarga Miskin yang mendapat yankes

60,00 100 31,71 100 Menurun

11. Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk 9,72 12 11,77 40 Meningkat

12. Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk

1,31 3 1,31 6 Tetap

Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk 1,58 5 2,61 11 Meningkat

13. Rasio Bidan per 100.000 penduduk 32,57 45 36,9 100 Meningkat

14. Rasio Perawat per 100.000 penduduk 54,10 80 65,13 117,5 Meningkat

15. Persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan

42,64 59 25,12 80 Menurun

16. Rata-rata persentase anggaran kesehatan dalam APBD Kabupaten

11,34 9 8,43 15 Menurun

17. Persentase Keluarga yang memiliki akses air bersih

21,27 59 26,02 85 Meningkat

18. Persentase pasangan usia subur yang menjadi Akseptor KB

64,29 70 59,39 70 Menurun


(36)

Tabel 2.13.

3. Rasio Penduduk Yang Bekerja

Secara garis besar penduduk dalam hubungan dengan kegiatan ekonomi dapat digolongkan 2 (dua) macam yaitu usia kurang dari 15 (lima belas) tahun dan 15 (usia lima belas) tahun ke atas. Penduduk yang berusia 15 (lima belas) tahun ke atas adalah usia kerja, dimana pada usia ini dianggap sebagai tenaga kerja potensial yang produktif untuk dimanfaatkan di semua sektor ekonomi untuk menggerakkan sumber-sumber produksi yang ada dalam menghasilkan barang dan jasa. Dari jumlah penduduk pada tengah tahun 2009 Kabupaten Sanggau sebesar 395.172 jiwa diantaranya terdapat 212.987 jiwa (53,90%) yang bekerja terdiri dari 123.233 penduduk laki-laki dan 89.754 penduduk perempuan.

Lapangan usaha yang paling banyak digeluti masih pada sektor pertanian yang mencapai 81,39 %, kemudian sektor konstruksi 5,92%, sektor jasa 5,43%, sedangkan di sektor industri pengolahan sekitar 2,29% .


(37)

2.1.2.4. Aspek Pelayanan Umum

Pelayanan Umum merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Pelayanan umum lebih menentukan keberhasilan pelaksana pembangunan terutama pelayanan umum yang langsung bersentuhan dengan kepentingan masyarakat. Untuk itu aspek pelayanan umum sudah seharusnya mendapatkan perhatian dari para pelaksana pembangunan. Indikator aspek pelayanan umum meliputi fokus urusan layanan wajib dan fokus urusan layanan pilihan.

Tabel.2.14

2.1.2.5. Aspek Daya Saing Daerah 1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Kemampuan ekonomi daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersentuhan langsung dengan aktivitas kehidupan masyarakat di Kabupaten Sanggau. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan ekonomi daerah antara lain ; angka konsumsi RT per kapita, persentase konsumsi RT untuk non pangan, produktivitas di sektor PDRB, pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, bangunan,


(38)

2. Fokus Fasilitasi Wilayah Infrastruktur

Infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan dan irigasi merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan jaringan air bersih serta pengelolaannya dan peningkatan layanan publik yang dikelola oleh pemerintah seperti prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana olah raga secara berkelanjutan sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.15

Panjang Jalan Di Kabupaten Sanggau Dirinci Menurut Keadaan Jalan Tahun 2006-2007

Keadaan Jalan Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten

2006 2007 2006 2007 2006 2007

I Jenis Permukaan

a. Diaspal 262,140 252,140 61.190 61,190 289,990 289,990 b. Kerikil 37.010 47,010 33,100 33,100 306,200 306,200 c. Tanah 53.800 53,800 - - 271,150 271,150 d. Tidak Diperinci - - -

-Jumlah 352,950 352,950 94.290 94,290 867,340 867,340

II Kondisi Jalan

a. Baik 185,860 172,00 20.000 14.000 148.310 99.100 b. Sedang 119,710 121.000 47,250 56.290 513.290 383.000 c. Rusak 47,380 59.950 27.040 24.000 205.740 385.240

d. Rusak Berat - - -

-Jumlah 352950 352,950 94.290 94.290 867.340 867.340

III Kelas Jalan

a. Kelas I - - -

-b. Kelas II - - -

-c. Kelas III - - -

-d. Kelas IIIA 352.950 352.950 - - - -e. Kelas IIIB - - 94.290 94.290 - -f. Kelas IIIC - - - - 867,340 867,340 g. Tidak Diperinci - - 29,96 - -

-Jumlah 352.950 352950 94.290 94.290 867.340 867.340


(39)

Terkait dengan penyediaan infrastruktur tersebut permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sanggau adalah belum meratanya pembangunan infrastruktur khususnya infrastruktur pertanian dan pedesaan. Pembangunan infrastruktur pertanian (irigasi) merupakan prasarana penting dalam mendukung pembangunan pertanian untuk mencapai ketahanan pangan sedangkan pembangunan jaringan jalan merupakan prasarana transportasi yang penting untuk memperlancar distribusi barang antar daerah serta meningkatkan mobilitas penduduk. Dalam konteks pembangunan pertanian dan pedesaan, jaringan jalan sangat dibutuhkan untuk kelancaran arus faktor produksi maupun pemasaran hasil.

2.1.2.6. Pertanian dan Tanaman Pangan

Pertanian tanaman pangan merupakan komoditi penyumbang pendapatan daerah yang cukup signifikan dengan hasil produksi yang relatif meningkat setiap tahun. Hal ini merupakan potensi yang baik untuk terus dikembangkan dalam rangka menopang upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, karena Kabupaten Sanggau memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Pada tahun 2009 luas lahan sawah sebesar 40.205 Ha, sedikit menurun jika dibandingkan tahun 2008 yang seluas 40.871 Ha. Sedangkan lahan kering pada tahun 2008 seluas 1.245.565 Ha kemudian pada tahun 2009 terjadi penurunan hingga menjadi 1.244.899 Ha.

Seperti pada tahun-tahun berikutnya, penggunaan lahan kering pada tahun 2009 di Kabupaten Sanggau yang terbesar adalah pada lahan perkebunan seluas 361.142 Ha atau sekitar 25,65 persen. Sedangkan penggunaan lahan kering terkecil sebagai kolam yaitu seluas 490 Ha atau berkisar 0.039 persen dari luas keseluruhan. Luas panen padi (sawah dan ladang) pada tahun 2009 seluas 30.776 Ha dengan total produksi mencapai 85.915 ton, dari hasil tersebut padi sawah yang luas panennya mencapai 16.786 Ha atau sekitar 54,54 persen dengan hasil produksi 59.610 ton. Sedangkan padi ladang yang memiliki luas panen mencapai 13.990 Ha atau sekitar 45,46 persen dari luas tanaman padi keseluruhan dengan total produksi sebesar 26.305 ton.


(40)

Tabel 2.16

Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Kabupaten Sanggau Tahun 2009


(41)

Tabel 2.17

Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran Kabupaten Sanggau Tahun 2009

Sumber KDA Sanggau 2009

2.1.2.7. Pertambangan dan Industri

Di bidang pertambangan, Kabupaten Sanggau memiliki potensi bahan galian pertambangan yang prospeknya cukup baik untuk dieksploitasi dan dimanfaatkan di masa yang akan datang, sebagai penopang sumber perekonomian daerah. Kabupaten Sanggau


(42)

merupakan daerah yang potensial bahan galian yang memungkinkan untuk untuk dikelolah lebih lanjut sehingga mempunyai nilai ekonomis. Bahan galian tersebut terdiri dari bagan galian (emas, Bauksit,Zirkon dan Biji besi).

Kedepan diharapkan potensi-potensi yang masih terkandung di dalam perut bumi Kabupaten Sanggau dapat dieksploitasi dengan baik untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sehingga Kabupaten Sanggau menjadi Kabupaten yang maju, mandiri dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus.

Eksploitasi dan pemanfaatan bahan galian pertambangan harus mendapat perhatian yang lebih dari para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah dan investor dengan tetap mengedepankan prinsip sustainable developmentserta kepentingan masyarakat, sehingga nantinya tidak akan memunculkan permasalahan dan ketidaksesuaian dengan kehendak masyarakat.

2.1.2.8. Listrik dan Air Bersih

Produksi listrik tiap tahunnya terus mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya konsumsi dan permintaan. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun industri, baik untuk penerangan maupun sebagai penunjang berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin. Penjualan listrik di Kabupaten Sanggau tahun 2009 mencapai 3.050.504.770 KWH dengan daya tersambung mencapai 27.834.450 VA dari 3.1505 pelanggan.

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk, khususnya daerah Kabupaten Sanggau total air bersih/air minum yang disalurkan pada tahun 2009 mencapai 2.045 ribu M3 dengan 9.320 pelanggan. Sebagian besar konsumen PDAM Kabupaten Sanggau adalah rumah tangga dengan air minum yang disalurkan mencapai 1.347 ribu M3. Sedangkanpemakaian terkecil air minum adalah hotel/objek wisata yang hanya mencapai 7 ribu M3.

2.1.2.9. Perkebunan

Pengembangan sub sektor perkebunan mendapat perhatian yang lebih serius untuk menunjang program pembangunan perekonomian regional sebagai konsekuensi adanya peningkatan pendapatan dan pertambahan penduduk, serta meningkatnya kesadaran akan gizi masyarakat yang cukup pesat. Khususnya untuk daerah Kabupaten Sanggau yang sampai saat


(43)

ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah, baik sebagai penghasil nilai tambah dan devisa, maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar penduduknya. Untuk menunjang peningkatan tersebut perlu adanya usaha-usaha peningkatan produksi yang lebih intensif, baik melalui usaha pemanfaatan sentra-sentra produksi yang telah ada maupun dengan pengembangan sentrasentra produksi di daerah-daerah baru.

Perkebunan di Kabupaten Sanggau relatif merata dan menyebar di seluruh wilayah kabupaten, dengan jenis tanaman yang bervariasi. Tanaman perkebunan yang menjadi komoditi unggulan adalah kelapa sawit kemudian diikuti dengan komoditi lain seperti karet, kopi, kakao, lada, kelapa sawit dan kelapa hibrida. Selain itu terdapat juga komoditas lain yang juga diusahakan oleh rakyat namun jumlahnya relatif kecil. Usaha perkebunan di Kabupaten Sanggau diusahakan sendiri oleh perkebunan rakyat dan beberapa perusahaan swasta yang mengolah hasil perkebunan tersebut, sehingga hasil perkebunan selalu dibawa atau diolah di luar kabupaten. Namun, dengan perkembangan kegiatan perkebunan terutama untuk komoditi kelapa sawit, telah mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Sanggau. Untuk tanaman perkebunan lainnya, seperti komoditi kelapa dalam, kakao, lada, dan kelapa sawit mengalami penurunan produksi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan tanaman perkebunan komoditi kelapa hibrida dan kopi mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Kedepan diharapkan hasil panen kebun kelapa sawit dapat ditampung dan diolah di Kabupaten Sanggau, sehingga secara langsung akan mempengaruhi peningkatan daya beli masyarakat yang berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lokasi perkebunan di Kabupaten Sanggau tersebar di masing-masing kecamatan, dimana pada masing-masing kecamatan memiliki perkebunan yang luasnya bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Untuk menunjang peningkatan tersebut perlu adanya usaha-usaha peningkatan produksi yang lebih intensif, baik melalui usaha pemanfaatan sentra-sentra produksi yang telah ada maupun dengan pengembangan sentra-sentra produksi di daerah-daerah baru.


(44)

Tabel 2.18

Luas Areal Produksi Tanaman Kakao Kabupaten Sanggau Tahun 2009


(45)

Tabel 2.18

Luas Areal dan Produksi Tanamn Lada Kabupaten Sanggau Tahun 2009


(46)

Tabel 2.19

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Kabupaten Sanggau Tahun 2009


(47)

Tabel 2.20

Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Kabupaten Sanggau Tahun 2009


(48)

Tabel 2.20

Luas Areal dan Produksi Kelapa Hibrida Kabupaten Sanggau Tahun 2009

2.1.2.10. Peternakan dan Unggas

Pada tahun 2009 populasi ternak unggas mengalami peningkatan, yaitu ayam buras tercatat mencapai 369.653 ekor, ayam rassebanyak 102.500 ekor, dan populasi itik sebanyak 12.565 ekor, Dengan demikian, jika dilihat secara keseluruhan ternak unggas untuk tahun 2009 tercatat sebanyak 484.718 ekor. Peternakan Kabupaten Sanggau bahwa pada tahun 2009 untuk golongan ternak besar, sapi tercatat sebanyak 11.572 ekor. Untuk golongan


(49)

ternak kecil, ternak yang terbanyak adalah babi, yaitu mencapai 24.772 ekor. Sedangkan untuk populasi kambing tahun 2009 tercatat 5.978 ekor.

2.1.2.11. Perikanan

Pembangunan perikanan diarahkan kepada usaha-usaha perluasan budidaya ikan kolam, pagong, dan keramba guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga perikanan. Pembangunan perikanan diarahkan kepada usaha-usaha perluasan budidaya ikan kolam, pagong, dan keramba guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga perikanan. Produksi ikan perairan umum dan produksi ikan budidaya pada tahun 2007 bila dibandingkan dengan tahun 2008 masing-masing mengalami kenaikan produksi, untuk perairan umum sebesar 21.54%, sedangkan untuk produksi ikan budidaya mengalami penurunan sebesar 6.87%.

2.1.2.12. Pariwisata

Di bidang kepariwisataan, Kabupaten Sanggau memiliki potensi dan daya tarik wisata yang dapat dikelola dan dikembangkan sebagai salah satu potensi yang mampu memberikan

value added bagi daerah sehingga akan dapat menjadi media promosi bagi daerah agar dikenal baik dalam lingkup lokal, nasional bahkan internasional. Tentunya apabila potensi wisata ini dikembangkan secara maksimal akan mampu menarik wisatawan datang dan menikmati kekayaan alam, yang akan memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan daerah yang secara langsung maupun tidak langsung sektor perekonomian juga akan menggeliat dan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Strategi pengembangan kawasan pariwisata berbasis lingkungan dan budaya yang berdaya saing, antaranya dengan cara :

a. Mengembangkan kawasan pariwisata alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Sanggau umumnya;

b. Mengembangkan kawasan pariwisata budaya yang terintegrasi dengan destinasi wisata budaya lainnya di Provinsi Kalimantan Barat;

c. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan wisata terutama di kota Sanggau dan Entikong; dan


(50)

d. Mengembangkan kawasan perdalaman sebagai kawasan wisata yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.

Pariwisata yang berada di kabupaten Sanggau meliputi Air Terjun Pancur Aji,Batu Posok, Sanggau Permai, Danau Belimbing, Air Terjun tekosing & Embaloh, Sumber Air Panas Sipant Lotup, Air Terjum/Riam Domun, Danau Padong Pangeran Mas, Air Terjun Paonti Tapau, Air Terjun, Goa Batu Tang, Air Terjun, Goa Batu, Air Terjun Sungai Embas, Air Terjun Sungai Teragah, Danau Lait / Terentang dan Gunung Tiong Kandang.

Dari 17 obyek wisata alam tersebut, baru obyek wisata Pancur Aji yang mulai dikembangkan. Obyek ini merupakan kawasan hutan alami dengan luas ± 1.154 Ha, terdapat 22 air terjun dengan ketinggian dan lebar beragam, hutan tengkawang dan berbagai macam flora unik dan beberapa sungai yang mempunyai arus deras dan riam riam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan arung jeram. Dilokasi ini dilakukan pembenahan sarana dan prasarana pendukung seperti fasilitas jalan menuju lokasi sepanjang 6 Km dengan kondisi aspal. Disamping itu kandang-kandang untuk satwa sudah diisi dengan binatang-binatang seperti orang utan, pelanduk/kancil, buaya dan lain- lain.

2.1.2.13. Sarana dan Prasarana

Transportasi darat (jaringan jalan) merupakan penghubung antara pusat dengan daerah belakangnya (hinterland-nya). Kondisi dan ketersediaan jaringan jalan ini sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu wilayah. Dalam hal ini, peningkatan perekonomian wilayah Kabupaten Sanggau mutlak ditunjang oleh prasarana transportasi yang memadai sehingga mobilitas penduduk serta perekonomiannya dapat berjalan lancar seperti yang diharapkan. Sampai dengan tahun 2008, panjang jalan di Kabupaten Sanggau ada 1.314,58 Km, terdiri dari jalan negara 352.950 Km, jalan propinsi 94.290 Km dan jalan kabupaten 867,34 Km. Dari ketiga jenis jalan tersebut mengalami penurunan dari tahun 2004 dimana jalan negara 319,49 Km, Jalan propinsi 208,95 Km dan jalan kabupaten 867,340 Km sehingga total penurunan panjang jalan sebesar 33,46 Km. Hal ini disebabkan karena efek dari pemekaran kabupaten. Dari tabel 18 Dapat dilihat, bahwa jenis permukaan jalan di Kabupaten Sanggau, hampir separuhnya 45,89% (603,3 Km) mempunyai permukaan berupa aspal, selebihnya berpermukaan tanah 24,72% (324,95Km), berpermukaan kerikil 29,39% (386,31 Km).


(51)

2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

a. Diaspal 262 140 344 850 76 112 61 190 314 978 319 779 16 860 16 860 b. Kerikil 37 010 8 100 18 178 33 100 287 792 295 145 113 047 116 422 c. Tanah 53 800 - - - 261 870 247 065 716 639 717 636 d. Lainnya (rigid) - - - - 2 700 5 352 7 937 8 565 Jumlah /Total 352 950 352 950 94 290 94 290 867 340 867 340 854 483 859 483 II. Kondisi Jalan

a. B a i k 185 860 174 300 35 000 4 000 182 033 196 838 43 662 45 585 b. Sedang 119 710 103 550 47 250 38 890 299 547 299 547 306 506 324 307 c. Rusak 47 380 62 100 12 040 48 400 147 610 140 257 325 507 312 079 d. Rusak Berat - 13 000 - 3 000 238 150 230 698 178 808 177 513 Jumlah /Total 352 950 352 950 94 290 94 290 867 340 867 340 854 483 859 484 III. Kelas Jalan

a. Kelas I - - -

b. Kelas II - - -

c. Kelas III - - -

d. Kelas III A 352 950 352 950 - - -

e. Kelas III B - - 94 290 95 290 - - -

f. Kelas III C - - - - 867 340 867 340 854 483 859 484

g. Tidak Diperinci - - -

-Jumlah /Total 352 950 353 950 94 290 95 290 867 340 867 340 854 483 859 484 Sumber /Source : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sanggau

TABEL 2.13. PANJANG JALAN DI KABUPATEN SANGGAU DIRINCI MENURUT KEADAAN JALAN DI KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2009 - 2010

Table 8.1.1 Length Of Roadway In Sanggau Regency By Roads Condition, 2009 - 2010

Keadaan Jalan Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kab.

I. Jenis Permukaan

Jalan Desa

Transportasi sungai masih sangat berperan dalam mendukung pergerakan penduduk dan angkutan barang, terutama pada wilayah pedalaman dan kawasan produksi. Peranan transportasi sungai di Kabupaten Sanggau mendapatkan dukungan secara alami dengan


(52)

Kabupaten Sanggau relatif belum dimanfaatkan secara optimal, baik untuk kebutuhan air maupun sebagai prasarana transportasi.

2.1.2.14. Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Sanggau termasuk ke dalam salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki kerawanan terhadap bencana banjir dan longsor. Kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud adalah sepanjang kawasan daerah aliran sungai (DAS) Kapuas dan Sub daerah aliran sungai (DAS) Sekayam, seluas 365.743 Ha sedangkan kawasan rawan longsor terdapat di Kecamatan Meliau, Tayan Hilir, Kapuas, Toba, Entikong, Sekayam, Bonti, Kembayan, Noyan, dan Jangkang.

Untuk itu dalam rangka mengantisipasi dan mengurangi risiko atas bencana yang akan terjadi dan sebagai upaya untuk menjalankan mandat UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB), Kabupaten Sanggau telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi terkait penanggulangan bencana, diantaranya menetapkan strategi penyusunan mitigasi bencana dengan arah kebijakan antara lain meningkatkan kesiagaan dan pencegahan dini, melaksanakan tanggap darurat, dan penanganan pasca bencana.

Dalam pelaksanaan pembangunan, dilakukan penelaahan terhadap pemanfaatan dan pengembangan tata ruang yang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang. Penelaahan rencana tata ruang penting dilakukan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya. Dalam rencana pengembangan struktur ruang di Kabupaten Sanggau dilakukan penataan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.


(53)

BAB III

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah baik itu dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini dikarenakan identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis mampu meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral maupun etika birokrasi dapat dipertanggungjawabkan. Analisis terhadap isu strategis sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar organisasi dalam pelaksanaan rencana pembangunan senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Mengingat pentingnya analisis tersebut, maka perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.

Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi pemerintahan daerah dan masyarakat di masa datang. Karena isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan organisasi/institusi di masa yang akan datang. Dengan demikian, kondisi penting tersebut apabila tidak diantisipasi maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, apabila tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Isu strategis dalam jangka panjang sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional maupun daerah;

2. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah;

3. Memiliki dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat; 4. Memiliki daya ungkit yang signifikan pembangunan daerah; dan 5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani.

Penyajian analisis terhadap isu strategis daerah dapat dijelaskan meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.


(54)

3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah

Permasalahan pembangunan daerah merupakan permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan pada akhirnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam perumusan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah. Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara kinerja yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Untuk mengefektifkan sistem perencanaan pembangunan dan bagaimana visi/misi daerah dibuat dengan sebaik-baiknya, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan dan kelemahan sehubungan dengan peluang dan tantangan yang dihadapi.

Beberapa permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi oleh Kabupaten Sanggau antara lain:

A. Bidang Pemerintahan

Seiring bergulirnya otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih besar kepada daerah untuk mengelola sendiri pemerintahannya, maka upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pemerintahan harus diutamakan oleh pemerintah daerah. Meskipun usia peraturan perundangan yang mengawali diterapkannya otonomi daerah sudah tidak muda lagi, namun masih banyak ditemui permasalahan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan dalam pemerintahan, mulai dari pembangunan yang kurang maksimal, pelayanan publik yang masih menuai keluhan dari masyarakat, dan permasalahan lainnya.

Kondisi ini dipengaruhi oleh masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam menjalankan mekanisme pembangunan daerah serta belum optimalnya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Disamping itu belum optimalnya pembangunan “capacity building” institusi-institusi pemerintahan sehingga kurang berperan dalam alokasi sumber daya secara efektif dan efisien.

Tantangan dalam bidang pemerintahan dihadapkan Pemerintah Kabupaten Sanggau untuk terus melakukan reformasi birokrasi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan dalam


(55)

memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan untuk mempermudah aparat pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Reformasi birokrasi juga bertujuan untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan memperhatikan kebutuhan kecamatan (desa), sehingga kecamatan (desa) yang terdapat di Kabupaten Sanggau masih merasa memperoleh manfaat berada dalam (orbit) Kabupaten Sanggau. Tantangan ke depan yang dihadapi adalah penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik mengingat isu ini sudah menjadi isu yang hangat dan prioritas termasuk dalam skala nasional.

B. Bidang Perekonomian

Pembangunan berbasis kewilayahan yang telah dilaksanakan selama ini telah dapat mendorong kerja sama pembangunan antardaerah secara sinergis, sehingga dapat mendorong daya saing wilayah. Tantangan pembangunan kewilayahan ke depan adalah meningkatnya kesenjangan pembangunan antardaerah akibat bervariasinya dan terbatasnya potensi sumber daya alam daerah, sehingga perlu diupayakan pengembangan berbagai potensi daerah termasuk pengembangan sumber energi alternatif. Selain itu, tantangan dalam bidang ekonomi adalah mengantisipasi terjadinya transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder (sektor industri/pengolahan), atau bahkan ke sektor tersier (sektor jasa).

Pembangunan ekonomi Kabupaten Sanggau sampai saat ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan, namun masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan secara memadai. Oleh karena itu, tantangan pembangunan ekonomi pada dua puluh tahun ke depan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang mampu meningkatkan pendapatan perkapita serta pemerataan sehingga secara bertahap kesejahteraan masyarakat pada akhir periode pembangunan dapat mencapai tingkat kesejahteraan minimal setara dengan Kabupaten/kota maju di Indonesia.

Pembangunan ekonomi di Kabupaten Sanggau apabila dilihat secara makro dengan memperhatikan berbagai aspek diantaranya tingkat daya beli masyarakat, dapat dikatakan sudah ada kemajuan meskipun masih jauh dari cita-cita yang diharapkan yaitu mewujudkan perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Tantangan besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dan berkualitas secara berkelanjutan untuk mewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketertinggalan


(56)

dari kabupaten lain yang lebih maju. Untuk itu upaya peningkatan dan penguatan pondasi perekonomian daerah harus terus diupayakan sehingga nantinya daerah dapat keluar dari keterpurukan dan bahkan memenangi persaingan.

Perekonomian Kabupaten Sanggau di dominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi PDRB yang berkisar pada 36.23% (tahun 2009), dominasi sektor pertanian tersebut ternyata tidak di ikuti dengan tingginya produktivitas pertanian di Kabupaten Sanggau dikarenakan rendahnya kualitas SDM dan kurangnya infrastruktur baik secara fisik (sarana dan prasarana produksi, transportasi dan komunikasi) maupun non fisik (kelembagaan pemasaran).

Meningkatnya jumlah penduduk, alih fungsi lahan, ekplorasi lahan secara berlebihan, dan terjadinya berbagai bencana alam dapat menganggu ketahanan pangan wilayah dan masyarakat. Tantangan ke depan adalah mengantisipasi, mengendalikan, dan mengurangi secara bertahap permasalahan-permasalahan di atas, serta terus berupaya meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian secara berkelanjutan.

Eksplorasi terhadap kehidupan ekonomi domestik perlu diperhatikan lebih jauh, seperti rencana eksplorasi pertambangan dan industri lainnya di daerah Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Di satu sisi kemampuan SDM, finansial dan peralatan lokal belum mampu untuk melakukan eksplorasi secara besar-besaran, maka peluang tersebut dimanfaatkan oleh pihak luar daerah untuk melakukan eksplorasi tersebut. Kabupaten Sanggau mempunyai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, dan mempunyai pintu gerbang PPLB Entikong yang juga sebagai gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga dan era globalisasi hingga membanjirnya produk Malaysia dan China yang murah a memberikan pukulan terhadap pengusaha kecil/ menengah domestik karena kalah bersaing terhadap murahnya harga produk barang/jasa yang dihasilkan.

C. Bidang Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sebagai faktor utama penentu berjalan atau tidaknya pembangunan di Kabupaten Sanggau masih relatif rendah sehingga berpengaruh pada kreativitas dan produktivitas yang juga rendah. Hal ini sudah seharusnya mendapatkan porsi perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerah. Upaya peningkatan kualitas SDM khususnya pada instansi pemerintah maupun masyarakat secara umum harus terus dilakukan, mengingat sebaik apapun


(57)

program yang direncanakan dan secanggih apapun teknologi yang diterapkan tidak akan dapat berdaya guna dan berhasil guna secara maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Secara makro beberapa indikator peningkatan kualitas sumber daya manusia diantaranya kependudukan, pendidikan dan kesehatan telah menunjukkan kemajuan meskipun masih jauh dari yang diharapkan. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Sanggau sebesar 374.022 jiwa dengan laju pertumbuhan (Growth Rate) penduduk dari tahun 2005- 2009 adalah sebesar 1,06 %. Dengan demikian, 20 (dua puluh) tahun ke depan diperkirakan jumlah penduduk akan mengalami pertambahan yang cukup signifikan. Untuk itu pengendalian terhadap kuantitas dan laju pertumbuhan penduduk tetap perlu diperhatikan guna menciptakan komposisi pertumbuhan penduduk yang seimbang dan merata dalam rangka mendukung terjadinya nilai tambah demografis yang ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari pada jumlah penduduk usia non produktif. Kondisi tersebut perlu ditargetkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, daya saing dan kesejahteraan rakyat.

Pada bidang pendidikan masih banyak ditemui permasalahan diantaranya sarana dan prasarana serta kebijakan terkait peningkatan kualitas pendidikan yang masih belum optimal. Tantangan ke depan yang dihadapi antara lain adalah penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan proporsi jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; penurunan penduduk yang buta aksara; menurunnya kesenjangan pendidikan antara yang kaya dan miskin, di desa maupun di perkotaan serta antar jenis kelamin. Tantangan lain adalah meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga pendidikan yang dijalankan dapat mendorong dan berperan dalam pembangunan daerah termasuk dalam mengembangkan nilai-nilai budaya dan moral.

Dalam bidang kesehatan masih ditemui kurangnya sarana dan akses pelayanan serta tenaga kesehatan baik itu tenaga medis, dokter maupun dokter spesialis. Tantangan ke depan yang dihadapi dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan adalah mengurangi kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antarwilayah, tingkat sosial ekonomi, gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan; dan meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.


(58)

D. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan

Tujuan pembangunan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pembangunan dapat dikatakan berhasil adalah ketika diperoleh indikator yang menunjukkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat diantaranya yaitu tingginya daya beli masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut maka sudah selayaknya pemerintah daerah memberikan porsi perhatian yang lebih terhadap permasalahan pembangunan daerah diantaranya:

1. Masih cukup tingginya jumlah penduduk yang berada dibawah gariskemiskinan; 2. Masih cukup tingginya kesenjangan sosial dalam masyarakat baik itu antar golongan

pendapatan maupun antar wilayah; dan

3. Masih banyaknya desa/kelurahan maupun kecamatan yang belum mempunyai kemandirian ekonomi dan ketersediaan infrastruktur yang memadai.

Tantangan ke depan yang dihadapi adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk berusaha bangkit dari kemiskinan dengan memberikan alternatif solusi yang tepat diantaranya peningkatan kualitas sehingga memiliki kreativitas dan produktivitas yang tinggi, mengurangi kesenjangan sosial antar golongan dengan memberikan kesempatan yang sama dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat serta menjamin pemerataan pembangunan dengan mengutamakan peningkatan kapasitas wilayah yang tergolong tertinggal di Kabupaten Sanggau. E. Bidang Revitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan

Sektor pertanian mampu memberikan kontribusi PDRB setiap tahunnya, namun kondisi tersebut masih belum mampu mendongkrak peningkatan produktivitas sektor pertanian secara keseluruhan serta belum mampu memberikan nilai tambah produk pertanian, sehingga pada saat yang sama juga masih menjadi penyumbang tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau. Selain itu masih belum optimalnya penggunaan teknologi serta masih rendahnya sarana dan prasarana juga terbatasnya modal kerja dan manajemen pengelolaan menjadi permasalahan yang harus terus diupayakan penyelesaiannya.


(1)

Analisis Kebijakan RPJMD III

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-2, RPJMD ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

Pembangunan pendidikan dilakukan sebagai kelanjutan program pembangunan dari program pembangunan pada tahap sebelumnya yaitu dengan terus meningkatkan pembangunan pendidikan anak usia dini untuk mendukung keberlanjutan program wajib belajar 9 tahun; peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang tanggap terhadap teknologi; semakin meningkatnya kompetensi tenaga pengajar dengan berbekal iptek.

Pembangunan sektor ekonomi dalam upaya peningkatan daya beli masyarakat difokuskan pada pengembangan sektor-sektor potensial seperti pertanian dengan fokus utama agroindustri yang merupakan keterkaitan pembangunan sektor pertanian yang telah direncanakan pada tahap pembangunan sebelumnya dengan sasaran pengembangan ekonomi mikro, kecil dan menengah yang dapat merangsang tumbuhnya industri yang sehat dan kuat. Pada saat yang sama juga dikembangkan sektor jasa, perdagangan dan pariwisata sebagai pendorong percepatan pencapaian tujuan pembangunan. Pembukaan dan penguatan peluang investasi di daerah semakin diperluas sebagai faktor pendorong bergerak majunya perekonomian menuju perekonomian yang stabil dan maju dan keterpihakan pembangunan perdesaan dan kawasan perbatasan negara.

Sejalan dengan membaiknya kesejahteraan rakyat, semakin merata dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan peningkatan

kualitas sumber daya manusia; meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat; meningkatnya kesetaraan gender; meningkatnya kesejahteraan, perlindungan dan tumbuh kembang anak; tercapainya kondisi pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mantapnya budaya serta karakter daerah.

Pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang semakin mantap dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari, sejalan


(2)

BAB IV Visi dan Misi Daerah | 75 dengan penerapan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Pembangunan pada bidang pemerintahan masih tetap difokuskan pada penataan kembali sistem birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang baik sebagai perwujudan reformasi birokrasi yang menyeluruh. Pada tahap ini masih dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam hal ini aparatur pemerintah, sehingga aparatur memiliki kinerja yang baik, produktivitas tinggi serta kreativitas optimal. Hal ini berkaitan erat dengan penciptaan palayanan prima terhadap masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan. Selain itu pada tahap ini juga fokus pada peningkatan sarana prasarana, penguasaan teknologi, pengelolaan keuangan yang efektif dan efisien, penegakan supremasi hukum dan HAM, peningkatan ketentraman dan ketertiban, peningkatan proses politik dan budaya politik, lebih banyak melibatkan masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik dan proses pembangunan.

Pembangunan bidang penataan ruang pelaksanaannya mempedomani RTRW Kabupaten Sanggau. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang ditandai oleh berkembangnya jaringan infrastruktur transportasi; terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai kebutuhan, pengembangan wilayah yang berpotensi dilakukan pemekaran wilayah.

Analisis Kebijakan RPJMD IV

Sesuai dengan hasil implementasi, pencapaian dan sebagai keberlanjutan RPJMD ke-3, RPJMD ke-4 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh, mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai daerah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Sanggau yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. Kelembagaan politik dan hukum telah tercipta ditandai dengan terwujudnya konsolidasi demokrasi yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan politik serta supremasi hukum; terciptanya rasa aman dan adil bagi masyarakat. Pembangunan pendidikan dilakukan sebagai kelanjutan program pembangunan pada tahap sebelumnya dengan terus meningkatkan pembangunan pendidikan anak usia dini untuk mendukung keberlanjutan program pendidikan dasar 9 tahun; peningkatan sarana dan


(3)

prasarana pendidikan yang tanggap terhadap teknologi; semakin meningkatnya kompetensi tenaga pengajar dengan berbekal iptek. Dalam pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan pada peningkatan indeks kesehatan (umur harapan hidup). Hal ini dapat diindikasikan dengan terpenuhinya pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan ditandai ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau dengan didukung oleh teknologi; terpenuhinya kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan yang berdaya guna; terpenuhinya pelayanan kesehatan terpadu sampai pada tingkat lingkungan; dan terciptanya kualitas lingkungan yang sehat dengan peran serta masyarakat yang semakin meningkat. Pembangunan ekonomi diarahkan pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem produksi, prasarana, standarisasi, pengujian dan pengendalian kualitas produk dan meningkatkan iklim investasi untuk mendorong peningkatan daya saing perekonomian daerah. Pengembangan sektor jasa dan perdagangan semakin ditingkatkan sebagai optimalisasi potensi daerah menuju Kabupaten Sanggau yang berdaya saing tinggi. Dalam bidang pariwisata difokuskan dengan terus meningkatkan pembangunan infrastuktur pariwisata yang telah berkembang dan menggali potensi pariwisata baru yang potensial khususnya ekowisata, dengan memanfaatkan dan memperhatikan keterpaduan antara sumberdaya yang ada; meningkatkan kualitas SDM pariwisata yang profesional dalam rangka mewujudkan kinerja pelayanan; meningkatkan sosialisasi dan promosi keberadaan pariwisata di Kabupaten Sanggau. Pembangunan bidang pemerintahan pada tahap ini diarahkan untuk lebih memantapkan kembali tata pemerintahan yang baik, ditandai dengan pelayanan kepada masyarakat yang semakin optimal di semua penyelenggaraan pemerintahan dengan pemanfaatan teknologi, kemampuan dan profesionalisme aparatur semakin meningkat, sarana dan prasarana yang baik dan proporsional, penegakan hukum, demokrasi dan budaya politik yang seimbang, ketentraman dan ketertiban semakin membaik, serta keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan semakin meningkat. Pembangunan lebih diarahkan pada pemeliharaan dan pemantapan pembangunan infrastruktur sebelumnya yang ditindaklanjuti dengan upaya peningkatan dan pengembangan infrastruktur yang telah memadai dan lebih merata di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau. Pengembangan infrastruktur yang potensial, ditandai oleh: 1) adanya pengembangan infrastruktur transportasi pada wilayah yang pertumbuhannya cukup pesat; 2) meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi terhadap masyarakat dengan memanfaatkan energi alternatif/energi terbaharukan; 3)


(4)

BAB IV Visi dan Misi Daerah | 77 meningkatkan peran media komunikasi dan informasi untuk mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh informasi baik untuk kegiatan pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan informasi lainnya. Pembangunan bidang penataan ruang diarahkan dalam rangka terwujudnya konsistensi antara perencanaann, pemanfaatan dan pengendalian ruang. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan capaian perwujudan kelestarian lingkungan hidup dan terciptanya keseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui partisipasi stakeholders dan penegakan aturan. Pada tahap ini, diharapkan Kabupaten Sanggau sudah berkembang menjadi daerah yang maju dengan tingkat kesejahteraan yang cukup tinggi, dan pada tahun 2025 yang merupakan tahun terakhir RPJPD dan RPJMD ke-4 Kabupaten Sanggau, sebagai masa penyelesaian atas perencanaan pembangunan sebelumnya, evaluasi berdasarkan pelaksanaan pencapaian perencanaan tahun sebelumnya sebagai masa persiapan keberlanjutan RPJMD dan RPJPD tahap berikutnya.


(5)

BAB VI

KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sanggau berlaku tahun 20052025 sesuai dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, pada dasarnya merupakan pedoman bagi seluruh komponen masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Sanggau. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sanggau tahun 2005–2025 ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sebagai dasar hukum dalam penyusunan dan penetapan dokumen perencanaan pembangunan oleh pemerintah daerah, terutama RPJMD. Untuk itu, perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Bupati Sanggau berkewajiban melaksanakan Peraturan Daerah ini dengan menjabarkannya dalam RPJMD sesuai tahapannya. Menyesuaikan dengan urusan dan kewenangan pemerintah kabupaten, dalam penjabarannya pada semua dokumen perencanaan daerah. Oleh karena itu harus disosialisasikan secara luas kepada seluruh instansi pemerintah daerah dan segenap pemangku kepentingan (stakeholder),untuk dapat memahaminya secara mendalam dan dapat menjabarkannya sesuai kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing.

2. DPRD Kabupaten Sanggau berkewajiban menetapkan dan melaksanakan peraturan daerah ini sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenangnya dalam penjabarannya pada RPJMD maupun dokumen perencanaan lainnya. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap konsistensi penjabaran dalam dokumen perencanaan selanjutnya, terutama kaitannya dengan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sanggau.

3. Pemerintah Kabupaten Sanggau dalam menyususn RPJP Daerahnya mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Daerah Provinsi Kalimantan Barat, serta melakukan penyerasian dalam RPJMD atau menjadi acuan dalam proses perencanaan anggaran yang dituangkan dalam APBD.

4. Tokoh masyarakat, pimpinan organisasi keagamaan, lembaga budaya, komunitas adat, organisasi sosial, kalangan dunia usaha, organisasi kepemudaan dan lembaga kemasyarakatan lainnya, diharapkan ikut bertanggungjawab dalam menjadikan acuan penyusunan program


(6)

kaidah Pelaksanaan| 79

dan kegiatannya serta mengawasi pelaksanaannya sampai dengan tahun 2025 yang akan datang.

5. Pemerintah Kabupaten Sanggau melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sanggau Tahun 20052025.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sanggau tahun 2005-2025 merupakan instrumen penting untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan program pembangunan Kabupaten Sanggau 5 (lima) tahunan, sehingga tujuan pembangunan daerah dapat tercapai demi terwujudnya masyarakat Kabupaten Sanggau yang maju dan sejahtera.

Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sanggau yang lebih maju dan lebih sejahtera perlu didukung oleh : (1). komitmen dan kepemimpinan daerah yang baik, bersih dan amanah; (2). konsistensi kebijakan pemerintah daerah; (3). kebijakan yang berpihak pada masyarakat; (4). partisipasi masyarakat, dunia usaha serta para pemangku amanah secara aktif, kreatif dan positif. Selain itu penerapan tiga pilar prinsip Good Governance yaitu transparansi, akuntabilitas dan partisipasi dalam pelaksanaan berbagai strategi, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka pencapaian visi pembangunan tersebut harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pemangku amanah.