- 59 - pengembangan sub sektor kehutanan antara lain adanya penurunan produktivitas hasil hutan alam
akibat konversi lahan dari lahan hutan sekunder ke areal HTI, perkebunan, transmigrasi, pertambangan dan lain-lain. Pelanggaran lalu lintas hasil hutan, tebang liar serta perambahan hutan
cenderung meningkat sementara jumlah personil pengamanan perlindungan hutan JAGAWANA terbatas dan belum didukung oleh sarana operasional yang memadai. Permasalahan lainnya adalah
belum adanya data yang akurat tentang luas dan letak lahan kritis sehingga kurang membantu dalam penyusunan program. Pelaksanaan proyek reboisasi dan penghijauan di hutan lindung sering
terhambat dengan masalah okupasi lahanperambahan hutan oleh masyarakat yang status kepemilikannya belum jelas.
14. Dalam setiap kegiatan pengembangan wilayah, salah satu bidang yang sangat penting untuk
diperhatikan adalah bidang infrastruktur. Bila dilihat dari wilayah Provinsi Papua Barat yang sangat luas dengan jarak antar KotaKabupaten yang relatif jauh menjadikan permasalahan infrastruktur
terutama jalan menjadi hal yang sangat menKampungk. 15.
Di bidang agroindustri, kendala yang dihadapi adalah pelaksanaan kegiatan yang belum terkoordinasi dengan baik dan kesulitan mengubah pola pikir petani terhadap pembaharuan dan
penerimaan inovasi bidang agribisnis dan agro industri. 16.
Di bidang sosial, penduduk Provinsi Papua Barat dengan latar belakang budaya dan etnis yang beragam sangat rentan terhadap terjadinya konflik horisontal, terutama disebabkan adanya
kesenjangan sosial. 17.
Di bidang pariwisata, realitas pembangunan kepariwisataan baik wisata alam maupun wisata buatan di Provinsi Papua Barat dianggap masih sebatas skenariowacana, sehingga belum dikembangkan
dan dikelola secara profesional.
3.2 ISU-ISU STRATEGIS
1. Tata Kelola Pemerintahan
Persoalan tata kelola pemerintahan saat ini bukan hanya menjadi persoalan satu dua daerah di Indonesia, tapi menjadi isu yang hangat dibahas di seluruh dunia. Kebutuhan akan tata kelola pemerintahan yang
baik nyatanya diperlukan oleh seluruh masyarakat di belahan dunia manapun. Namun kebutuhan terbesar dan paling krusial ada pada daerah-daerah yang sedang membangun dan mulai berkembang.
Bukan hanya dibutuhkan oleh satu dua masyarakat, namun oleh berbagai kalangan. Apalagi untuk kepentingan yang terkait aktivitas ekonomi.
Tata kelola pemerintahan merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan pembangunan. Kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sangat tergantung oleh baik atau
tidaknya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya oleh pemerintah. Sejauh apa prinsip-prinsip
- 60 - transparansi, akuntabilitas, partisipatif, efektivitas, efisiensi, dan kepastian hukum diimplementasikan
dalam penatakelolaan pemerintahan suatu daerah menjadi ukuran keberhasilan pembangunan. Di Provinsi Papua Barat sendiri, kelembagaan pemerintahan belum sepenuhnya lengkap baik secara
struktural maupun fungsional sesuai dengan kebutuhan aktual daerah. Terutama jabatan-jabatan fungsional yang ditempati oleh pejabat yang berbeda kompetensinya. Instansi-instansi vertikal yang
belum terbentuk. Kemudian kelengkapan aparat sampai ke tingkat kampung. Terutama pada Kabupaten- kabupaten yang baru terbentuk.Masih belum tersedianya Standard Operational Prosedur SOP dan
deskripsi pekerjaan yang jelas pada hampir seluruh SKPD juga berdampak kepada carut marutnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pembangunan.
Indikasi penyimpangan dalam penyelenggaraan proses rekruitmen aparat pemerintah di lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif juga menjadi isu hangat yang berulang setiap periodenya. Belum
lagi minimnya pengetahuan dan keterampilan mengenai bahasa asing, komputer, dan teknologi informasi aparat pemerintah. Minimnya ketersediaan dokumen-dokumen dasar penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan juga perangkat hukum yang mutlak dibutuhkan juga menjadi satu penghambat dalam eksekusi kegiatan pembangunan.
2. Kualitas Sumber Daya Manusia
Nilai IPM yang rendah merupakan ukuran yang paling mudah untuk menilai kualitas SDM Provinsi Papua Barat. Sayangnya Provinsi Papua Barat termasuk kedalam 5 Provinsi dengan IPM terendah dari seluruh
KabupatenKota di Indonesia. Tingkat kesehatan, pendidikan, dan ekonomi masyarakat yang rendah berkontribusi dalam membentuk IPM yang minim tersebut.
Isu lain yang muncul adalah kualitas penduduk Asli Papua Barat yang relatif lebih rendah jika dilihat dari tingkat pendidikannya, sehingga belum mampu bersaing dengan penduduk pendatang dari luar wilayah
Provinsi yang sengaja mencari peluang di Provinsi Papua Barat. Di satu sisi para pendatang tersebut mampu membawa pengaruh positif terhadap perkembangan wilayah dengan turut serta dalam kegiatan
pembangunan, namun di sisi lain akan mempersempit peluang bagi penduduk Asli dalam memperebutkan kesempatan kerja.Yang lebih jeli dalam memanfaatkan SDA di Provinsi Papua Barat
bukanlah penduduk asli, melainkan para pendatang.
3. Pemerataan Pembangunan
Persebaran penduduk sampai ke pelosok yang sulit diakses akan berpotensi menimbulkan ketimpangan pembangunan sumber daya manusia dan ketersampaian informasi, yang tentu saja memiliki pengaruh
terhadap proses pembangunan di Provinsi Papua Barat Salah satu fenomena mencolok yang terdapat di Provinsi Papua Barat adalah kepadatan penduduk yang
masih sangat rendah yakni rata-rata 27 jiwakm2 pada tahun 2008. Kotamadya yang terpadat 153 jiwakm
2
dan Kabupaten yang paling jarang penduduknya kurang dari 2 jiwakm
2
. Dari satu sisi gejala ini
- 61 - dapat dinilai sebagai pertanda besarnya peluang ekonomi, dari sisi lain rendahnya tingkat hunian suatu
wilayah dapat pula dilihat sebagai pertanda bahwa di wilayah tersebut ada sesuatu hal atau banyak hal yang menyebabkan wilayah tersebut kurang menarik bahkan dihindari atau menjadi pilihan terakhir.
Bila dilihat dari wilayah Provinsi Papua Barat yang sangat luas dengan jarak antar Kota Kabupaten yang relatif jauh menjadikan permasalahan infrastruktur terutama jalan menjadi hal yang sangat
menKampungk.Minimnya infrastruktur disuatu wilayah seperti kondisi jalan, alat transportasi, penerangan dan air bersih seringkali menjadi penyebab kemiskinan suatu wilayah.Belum rampungnya
pembangunan Jalan Raya Trans Papua Barat menimbulkan persoalan dalam pembangunan Provinis Papua Barat.Kendala utama dalam pembangunan infrastruktur jalan di Provinsi Papua adalah bentuk
morfologi yang didominasi oleh pegunungan sehingga membutuhkan biaya konstruksi dan biaya perawatan yang tinggi. Prasarana dasar menyangkut ketersediaan energi, kemudahan sarana
telekomunikasi, ketersediaan pasokan air bersih yang memadai, irigasi yang memadai, lingkungan permukiman penduduk yang sehat juga menjadi isu strategis pembangunan provinsi Papua Barat.
4. Peran Daerah
Peran Provinsi Papua Barat di tingkat regional maupun nasional masih sangat minim, meskipun sebetulnya dalam konteks nasional, Provinsi Papua Barat mempunyai kedudukan dan peran yang
strategis. Komoditas perdagangan dan jasa dari wilayah lain cenderung memiliki harga beli yang lebih murah, dengan kata lain secara ekonomi komoditas perdagangan dan jasa dari wilayah lain lebih
memiliki daya saing, selain itu supply komoditas perdagangan dan jasa Provinsi Papua Barat masih rendah sehingga belum dapat memenuhi demand.perdagangan bebas internasional juga berpotensi
mematikan usaha lokal di Provinsi Papua Barat, terutama yang memiliki skala kecil akibat persaingan yang datang bukan hanya dari luar daerah namun juga dari luar negeri. Lokasi Papua Barat yang berada
di wilayah terluar tidak didukung dengan pengamanan yang memadai sehingga arus barang maupun manusia yang keluar masuk bisa tidak terkendali dan memberikan peluang terjadinya tindak kejahatan.
5. Pengelolaan Sumber Daya Alam SDA
Dengan kondisi ekosistem yang masih terjaga dengan baik diharapkan dapat menjadi indikator pembangunan yang berwawasan lingkungan di Provinsi Papua Barat. Ekosistem yang baik juga
mengindikasikan bahwa sumber daya alam hayati yang terdapat di Provinsi Papua Barat masih sangat besar dan bisa menjadi suatu komoditas andalan.
Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah merupakan kekuatan yang harus dimanfaatkan sebesar- besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Papua Barat. Pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah
ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tingginya kemiskinan dan kesenjangan di Provinsi Papua Barat. SDA yang melimpah juga bukan hanya berguna bagi kepentingan lokal, tetapi juga
kepentingan regional dan bahkan internasional.
- 62 - Dengan potensi sumberdaya alamnya yang begitu besar selain berdampak ekonomi terutama terhadap
pendapatan asli daerah di Provinsi Papua Barat, juga membawa dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Kegiatan pengelolaan sumberdaya alam yang kurang bijak telah
mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang sudah cukup mengkhawatirkan kelestarian alam. Beberapa kegiatan yang rawan berakibat kerusakan lingkungan hidup adalah kegiatan pertambangan dan
pembalakan liar. Beberapa isu-isu ranah internasional memberikan peluang kepada Provinsi Papua Barat untuk dapat
mengambil nilai tambah dari SDA yang dimiliki. Misalnya saja isu perubahan iklim. Dengan luas kawasan hutan lindung yang direncanakan di atas 70, maka hutan di Provinsi Papua Barat memiliki fungsi
konservasi yang berskala internasional. Bentuk kapitalisasi SDA terkait dengan isu perubahan iklim adalah dengan carbon trade.
6. Penataan Ruang Wilayah
Dokumen yang dijadikan acuan di dalam pembangunan suatu daerah adalah dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang di dalamnya memuat rencana dan strategi untuk mengembangkan daerah
tersebut, begitu pun dengan pembangunan di Provinsi Papua Barat, namun hingga saat ini RTRW Provinsi Papua Barat masih dalam tahap mendapat persetujuan DPRD dan belum disahkan. Sementara wilayah
tidak pernah berhenti berkembang. Pemenuhan aspek pengaturan penyelenggaraan penataan ruang yang masih terseok-seok akan membawa dampak kepada semakin sulitnya penyelenggaraan aspek-aspek
lainnya terutama dalam pelaksanaan dan pengendalian. Kompleksitas permasalahan kota-kota besar yang ada sekarang bisa jadi lambat laun akan menjadi permasalahan di Provinsi Papua Barat jika
persoalan penataan ruang tidak segera ditangani.
7. Stabilitas Politik, Pertahanan, dan Keamanan
Di bidang Perlindungan dan pengamanan masyarakat, permasalahan yang dihadapiadalah kurangnya sumberdaya manusia yang menangani perlindungan dan pengamanan serta minimnya prasarana dan
sarana yang mendukung bidang tersebut, sementara di Provinsi Papua Barat merupakan wilayah yang rawan bencana alam terutama gempa bumi dan banjir.
Penduduk Provinsi Papua Barat dengan latar belakang budaya dan etnis yang beragam sangat rentan terhadap terjadinya konflik horisontal, terutama disebabkan adanya kesenjangan sosial. Besarnya jumlah
migran yang masuk ke wilayah Provinsi Papua Barat telah menimbulkan berbagai persoalan budaya dalam interaksi antar etnik pendatang dengan penduduk setempat. Salah satu persoalan yang menonjol
yang dialami oleh Suku Asli Papua Barat adalah peliknya masalah hak ulayat. Tema sentral yang sering menjadi pemicu ketegangankonflik diantara masyarakat adalah: perempuan,
babi dan tanah dan hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan yang akhirnya berujung pada kerusuhan. Hal tersebut tentu saja menimbulkan rasa tidak aman pada penduduk untuk melakukan
- 63 - aktivitas yang berakibat pada terhambatnya pembangunan. Reaksi aparat penegak hukum dalam
mengatasi konflik yang terjadi di Provinsi Papua Barat juga masih kurang cepat. 8.
Perlindungan Orang Asli Papua Nilai sosial budaya terutama ditujukan untuk mengaktualisasikan jati diri, identitas dan karakter
masyarakat Papua berdasarkan nilai-nilai luhur, kearifan lokal, dan tatanan aturan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dengan tetap memperhatikan tatanan secara nasional. Kemandirian budaya juga
berkaitan dengan perlindungan terhadap berbagai khasanah adat istiadat serta memahami keragamannya sebagai suatu kekayaan untuk dijadikan inspirasi pembangunan sebagai upaya
transformasi untuk menjaga kelestariannya. Konflik yang banyak terjadi yang terkesan merupakan pemberontakan orang Asli Papua dipicu oleh
persoalan diskriminasi dan kesejahteraan orang Asli Papua. Hak-hak dasar orang Asli Papua yang belum terpenuhi ditengah kesejahteraan orang-orang pendatang. Hak ulayat yang seharusnya dijadikan nilai
luhur berpadu dengan regulasi konvensional juga menjadi persoalan yang berlarut-larut karena hak ulayat hanya dianggap sebagai penghambat tegaknya regulasi konvensional. Belum ada skema-skema
peraturan yang inovatif yang dapat memadukan aturan adat dan regulasi konvensional yang mengamanatkan perlingungan orang Asli Papua.
9. Cita-cita Otonomi Khusus
Adanya Otonomi Khusus ini memberikan keleluasaan bagi Provinsi Papua Barat untuk melakukan percepatan pembangunan khususnya bidang sosial, ekonomi, dan politik, serta infrastruktur. Kemudian
dengan adanya Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat, aparat daerah dituntut lebih meningkatkan diri agar mampu berfikir dengan kritis, bertindak efisien dan efektif dalam menyusun rencana untuk
membangun dan mengembangkan daerahnya. Perencanaan yang disusun harus bersifat strategis agar sumberdaya yang dimiliki oleh Provinsi Papua Barat dapat dioptimalkan dengan baik.
Melalui Undang-Undang Otonomi Khusus, Provinsi Papua Barat memiliki wewenang yang luas, baik dalam urusan pemerintahan maupun pelaksanaan pembangunan. Kewenangan yang luas di satu sisi
dapat dipandang sebagai kesempatan bagi wilayah untuk berkembang, tetapi di sisi lain merupakan tantangan baru yang cukup berat. Pemerintah Provinsi Papua Barat dengan Undang-Undang tersebut
dapat lebih leluasa menggunakan kewenangannya untuk mengurusi daerahnya, tetapi di lain pihak pemerintah Provinsi Papua Barat juga dibebani tanggung jawab yang tidak kecil.
Amanat Undang-Undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat haruslah diterapkan dalam setiap sektorbidang pembangunan. Sebagai koreksi terhadap pendekatan yang konvensional maka
implementasi amanat Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Barat bukan hanya membawa keuntungan bagi masyarakat Asli Papua dalam jangka pendek, tetapi sampai pada perjalanan kehidupan di Provinsi
Papua Barat di masa yang akan datang. Dengan kata lain, bukan hanya upaya-upaya pemberian
- 64 - keuntungan secara langsung namun mengkader masyarakat untuk menyelenggarakan pembangunan
dari, oleh, dan untuk mereka sendiri.
- 65 -
BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG PROVINSI