27
aset lancar dan aset tidak berwujud lebih mudah diselewengkan dibandingkan aset berwujud. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1324DPNP2011, rasio
untuk menghitung komposisi aset dari bank sebagai berikut : Komposisi aset =
���� ������ ������ ��� ���� ������ �������� ����� ����
Aset likuid primer adalah aset yang sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga dan kewajiban jatuh tempo,
yang terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, surat berharga kategori tersedia untuk dijual, dan seluruh surat berharga pemerintah.
Aset likuid sekunder adalah sejumlah aset likuid dengan kualitas lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga dan
kewajiban jatuh tempo, yang terdiri dari surat berharga pemerintah kategori trading dengan kualitas baik, surat berharga pemerintah kategori HTM, dam surat berharga
pemerintah kategori trading dan AFS dengan nilai haircut 25.
c. NIM Net Interest Margin
Net Interest Margin NIM adalah perbandingan pendapatan bunga bersih dengan rata-rata total aset produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Aset produktif terdiri dari giro pada bank
lain, penempatan pada bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, obligasi
28
rekapitulasi pemerintah, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, piutang pembiayaan konsumen, tagihan akseptasi,
penyertaan saham, serta komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit. Nilai aset bersih yang digunakan adalah aset produktif bersih yaitu
aset produktif dikurangi penyisihan kerugian. Semakin besar rasio ini artinya ada peningkatan pendapatan bunga atas aset produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
NIM =
���������� ����� �����ℎ ����−���� ����� ���� ���������
d. BOPO Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
“Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan operasi” Dendawijaya, 2009. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam
mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Mengingat bank bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya dana maka biaya operasional dan pendapatan operasional
didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
29
BOPO =
����� ����������� ���������� �����������
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Rincian mengenai penelitian-penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Octa Lydia 2010
Analisis Camel untuk menilai
Tingkat Kesehatan Bank
pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI
periode 2006- 2008
Variabel Independen :
CAR, NPL, NPM, NIM,
BOPO, LDR Variabel
Dependen : Tingkat
Kesehatan Bank Pada CAR dan LDR,
bank tergolong dalam keadaan sehat.
Sedangkan pada NPL,NPM,NIM,dan
BOPO, bank tergolong dalam keadaan cukup
sehat
M. Ikhsan 2011
Analisis Pengaruh ROA,
ROE, DER terhadap Return
Saham pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar di BEI
Variabel Independen :
ROA,ROE, DER Variabel
Dependen : Return Saham
ROA, ROE, DER tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham
Ikhwanisita Pengaruh Rasio Variabel CAR dan NPL secara
30
2.3 Keran