57
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson menunjukkan angka sebesar 1,526. Karena angka tersebut terletak diantara -2 dan
+2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi adanya autokorelasi dalam penelitian ini.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik
dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial t-test dan uji simultan F-test.
4.4.1 Uji Parsial t-test
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial.
Tabel 4.5 Hasil Uji t
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.541 .148
3.670 .001
CAR -1.682
.497 -.594
-3.385 .002
KA .105
.154 .115
.682 .500
NIM 1.593
.896 .264
1.778 .084
BOPO -.221
.163 -.206
-1.360 .183
58
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :
�
�
: CAR �
�
berpengaruh terhadap ROE Y pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel CAR diperoleh sebesar -3,385 dan nilai signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,002 lebih kecil dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas ROE
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Maka �
1
diterima karena
didukung oleh data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian.
�
�
: KA �
�
berpengaruh terhadap ROE Y pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel KA diperoleh sebesar 0,682 dan nilai signifikansi sebesar 0,5. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,5 lebih besar dari tingkat
signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas ROE
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Maka �
2
ditolak karena tidak didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian.
�
�
: NIM �
�
berpengaruh terhadap ROE Y pada Perusahaan
59
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel NIM diperoleh sebesar 1,778 dan nilai signifikansi sebesar 0,084. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,084 lebih besar dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas
ROE pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Maka �
3
ditolak karena tidak didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian.
�
�
: BOPO �
�
berpengaruh terhadap ROE Y pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Nilai t hitung variabel BOPO diperoleh sebesar -1,36 dan nilai signifikansi sebesar 0,183. Nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,183 lebih besar dari
tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat profitabilitas
ROE pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Maka �
4
ditolak karena tidak didukung oleh data dan tidak sesuai dengan ekspektasi penelitian.
Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Y = 0,541+ -1,682 �
�
+ 0,105 �
�
+ 1,593 �
�
+ -0,221 �
�
+ �
Dimana: Y
= ROE
60
a = Konstanta
�
1
= Capital Adequacy Ratio CAR �
2
= Komposisi Aset KA �
3
= Net Interest Margin NIM �
4
= Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO �
= tingkat kesalahan pengganggu Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing
variabel menjelaskan bahwa : a. Konstanta sebesar 0,541 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka
nilai ROE adalah sebesar 0,541. b. Koefisien CAR sebesar -1,682 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR akan
menyebabkan ROE meningkat sebesar nilai koefisiennya. c. Koefisien KA sebesar 0,105 menunjukkan bahwa setiap kenaikan KA akan
menyebabkan ROE meningkat sebesar nilai koefisiennya. d. Koefisien NIM sebesar 1,593 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NIM akan
menyebabkan ROE meningkat sebesar nilai koefisiennya. e. Koefisien BOPO sebesar -0,221 menunjukkan bahwa setiap kenaikan BOPO akan
menyebabkan ROE menurun sebesar nilai koefisiennya.
4.4.2 Uji Simultan F-test