Lokasi, Jenis dan Volume Pengembangan Tanaman Kakao Ruang Lingkup

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 26 f Kelompok tani calon penerima bantuan berperan aktif untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume Pengembangan Tanaman Kakao

1 Lokasi kegiatan pengembangan kakao tahun 2016 tersebar pada daerah sentra pengembangan kakao terlampir. 2 Jenis dan Volume Jenis dan volume bantuan yang diberikan kepada petani per hektar sebagai berikut:  kegiatan intensifikasi tanaman kakao jenis dan volume bantuan yang diberikan adalah pupuk NPK sebanyak 450 kg pupuk organik 275 kg, feromon sebanyak 6 set untuk tanaman menghasilkan dan gunting pangkas sebanyak 1 unit.  kegiatan peremajaan tanaman kakao jenis dan volume bantuan yang diberikan adalah benih unggul siap tanam 1.000 batang, pupuk NPK 100 kg, pupuk organik 250 kg,pestisida 1 liter Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 27 Pengembangan Tanaman Teh Lokasi, Jenis dan Volume a Lokasi kegiatan pengembangan tanaman teh tersebar di Provinsi Jawa Barat dan tersebar di kabupatenkota sentra teh Lampiran . b Jenis dan Volume - Untuk kegiatan intensifikasi teh, jenis dan volume bantuan yang diberikan per hektar adalah pupuk NPK 200 kgha, pupuk organik 200 kgha, feromon 8 paketha, herbisida 2 literha, power sprayer 0.07 unitha. - Untuk kegiatan rehabilitasi teh, jenis dan volume bantuan yang diberikan per hektar adalah benih teh siap salur 5.000 batangha, pupuk NPK 200 kgha, pupuk organik 150 kgha, feromon 8 paketha, herbisida 1 literha, power sprayer 0.07 buahha, gaet 1 unitha. Pengembangan Tanaman Kopi Lokasi, Jenis dan Volume - Lokasi kegiatan pengembangan kopi tahun 2016 tersebar pada daerah sentra pengembangan kopi terlampir pada Lampiran 2. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 28 - Jenis dan volume bantuan yang diberikan kepada petani per hektar sebagai berikut: Intensifikasi Kopi Arabika dan Robusta Pupuk Organik dengan volume 900 kgha;Pengendali OPT 25 paketha Gunting pangkas 1 unitha

D. Simpul Kritis

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman penyegar, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut: 1 Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pusat dan tim teknis provinsi kabupatenkota kurang tertib, kurang efektif dan kurang optimal; 2 Identifikasi CPCL kurang tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan lahan; 3 Proses pengadaan melalui kontraktual lelang kemungkinan terjadinya sanggah yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundurterlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan; 4 Musim hujan waktu tanam yang tidak menentu menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 29 5 Penyediaan benih kurang tepat jumlah dan tepat waktu, sehingga terjadi kekurangan dan keterlambatan dalam penyaluran.

3.2. Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan Kelembagaan

A. Ruang Lingkup 1 Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Dinamika Kelompok tanaman penyegar di kabupatenkota sebagaimana dalam Lampiran 4. 2 Pelatihan Penguatan Kelembagaan tanaman penyegar di kabupatenkota sebagaimana Lampiran 5. Pelatihan penguatan kelembagaan Lengkap terdiri dari 5 jenis pelatihan yaitu Strategi Pengembangan Kelembagaan Petani SPKP, Manajemen Kemitraan Budidaya MKBD, Kepemimpinan dan Komunikasi KK, Administrasi Pembukuan dan Program Tabungan APPT, dan Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga PERT. Pelatihan penguatan kelembagaan Lanjutan terdiri dari 3 jenis pelatihan yaitu Kepemimpinan dan Komunikasi KK, Administrasi Pembukuan dan Program Tabungan APPT, dan Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga PERT. 3 Kegiatan pemberdayaan petani yang akan dilaksanakan mengacu kepada Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 30 buku Pedoman Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2011. 4 Pelaksanaan pelatihan diawali dengan program rencana kegiatan termasuk penyusunan jadwal, pelatih, materi, dan lain – lain. 5 Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi atau KabupatenKota . 6 Pendampingan proses pemberdayaan petani oleh Tim Asistensi danatau Tim Fasda. 7 Pembinaan, pengawalan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. 8 Pembuatan laporan. B. Pelaksana Kegiatan Secara umum organisasi pelaksana kegiatan dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut : 1 Pusat a Menyusun Pedoman Teknis Pemberdayaan Pekebun Tanaman Penyegar Tahun 2016; b Melakukan sosialisasi ke provinsi dan kabupatenkota dalam rangka menyamakan persepsi pelaksanaan kegiatan; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 31 c Melakukan koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan; d Melakukan monitoring dan evaluasi; e Menyusun laporan. 2 Provinsi a Menyusun Petunjuk Pelaksanaan Juklak; b Koordinasi dengan pelatihfasilitator; c Bersama-sama dengan pelatih fasilitator menyusun materi dan modul pelatihan; d Melakukan koordinasi dengan kabupaten tentang kegiatan pelatihan petani Dinamika Kelompok dan Penguatan Kelembagaan; e Melakukan bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan; f Melakukan monitoring dan evaluasi; g Menyusun laporan kegiatan. 3 KabupatenKota a Menyusun Petunjuk Teknis Juknis; Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 32 b Melakukan inventarisasi, identifikasi dan menetapkan calon peserta pelatihan; c Koordinasi dengan pelatihfasilitator; d Bersama-sama dengan pelatih fasilitator menyusun materi dan modul pelatihan; e Melaksanakan kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Dinamika Kelompok, Pelatihan Penguatan Kelembagaan; f Melakukan monitoring dan evaluasi; g Menyusun laporan kegiatan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume

1 Lokasi, jenis kegiatan dan volume peserta Pelatihan Penumbuhan Kerbersamaan Dinamika Kelompok tahun 2016 seperti dalam Lampiran. 2 Lokasi kegiatan dan volume peserta Pelatihan Petani Penguatan Kelembagaan tahun 2016 seperti dalam Lampiran 6

D. Simpul Kritis

1 Kurangnya Koordinasi antara Direktorat Tanaman tahunan dan Penyegar, Dinas Provinsi, Dinas KabupatenKota dan PelatihFasilitator. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 33 2 Pemilihan petanikelompok tani peserta Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan bukan merupakan kelompok tani yang utuh,namun perwakilan dari beberapa kelompok tani. 3 Pemilihan petani peserta Pelatihan Penguatan Kelembagaan bukan pengurus kelompok tani yang telah mendapatkan pelatihan penumbuhan kelembagaan danatau belum mengikuti Pelatihan Penguatan Kelembagaan tahun 2015. 4 Lokasi kelompok tani sasaran, kelompok tani yang menjadi sasaran kegiatan tidak berada dalam satu wilayahdesa.

3.3. Integrasi Tanaman Penyegar – Ternak

A. Ruang Lingkup

1 Kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak tahun 2016 dilaksanakan di provinsi Sulawesi Selatan Kab. Bukukumba, kab. Soppeng, Provinsi Sulawesi Tenggara Kab. Konawe, Kab. Kolaka Timur, Provinsi Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah, Kab. Halmahera Selatan, Provinsi Sulawesi Barat Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 34 Kab. Majene, Kab. Polewali Mandar, Provinsi DI.Yogyakarta. 2 Kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak meliputi persiapan, penyusunan juklak,juknis, pertemuan kelompok tani, pengadaan ternak kambing, alat pengolah limbah kakao, kandang dan tanaman hijauan ternak, pengawalan, pembinaan, pelaporan. 3 Kelompok sasaran adalah petanikelompok tani yang berada di lokasi sentra produksi kakao yang dijadikan lokasi Integrasi tanaman kakao dan ternak.

B. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan Integrasi Tanaman Kakao dengan Ternak adalah : 1 Tingkat Pusat : Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai berikut : a Membuat pedoman teknis pelaksanaan kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak. b Sosialisasi pedoman ke daerah. c Pembinaan koordinasi dan pengawalan kegiatan, d Monitoring dan evaluasi, e Penyusunan laporan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 35 2 Tingkat Provinsi Dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi bidang perkebunan dengan tugas-tugas sebagai berikut : a Membentuk tim penanggung jawab kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak, b Melakukan koordinasi dengan dinas yang membidangi peternakan, c Membuat petunjuk pelaksanaan kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak, d Sosialisasi petunjuk pelaksanaan kegiatan, e Pengadaan ternak kambing, pengadaan alat pengolah limbah kakao, pengadaan kandang dan pengadaan tanaman hijau ternak, f Pembinaan teknis, koordinasi, dan pengawalan kegiatan, g Membuat Berita Acara Serah Terima BAST Barang Pengadaan Dana Tugas Pembantuan TP untuk belanja MAK 526 format terlampir. h Monitoring dan evaluasi, i Penyusunan dan pembahasan laporan. 3 Tingkat KabupatenKota dilaksanakan oleh Dinas yang menangani bidang Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 36 Perkebunan dengan tugas-tugas sebagai berikut : a Membentuk tim penanggung jawab kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak, b Melakukan koordinasi dengan dinas yang membidangi peternakan, c Membuat petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan, d Melakukan sosialisasi kepada petanikelompok tani calon penerima bantuan dalam rangka penyamaan persepsi dalam pelaksanaan kegiatan, e Melakukan inventarisasi, identifikasi dan seleksi calon petanikelompok tani, f Menetapkan calon petani dan calon lokasi kegiatan, g Bimbingan, pengawalan, monitoring dan Evaluasi kegiatan, h Membuat Berita Acara Serah Terima BAST Barang Pengadaan Dana Tugas Pembantuan TP satker mandiri format terlampir i Penyusunan laporan kegiatan. j Lokasi, Jenis dan Volume Lokasi, jenis dan volume kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak seperti pada lampiran Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 37 C. Simpul Kritis Dalam rangka pelaksanaan kegiatan integrasi tanaman kakao dengan ternak, diprediksi adanya simpul-simpul kritis sebagai berikut: 1 Ketersediaan bibit kambing kurang sesuai spesifikasi teknis; 2 Kurangnya kemampuan petani dalam budidaya ternak.

3.4. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Tanaman Penyegar Indikasi Geografis

A. Ruang Lingkup

1 Kegiatan fasilitasi indikasi geografis ini difokuskan pada komoditi tanaman penyegar yang memiliki potensi indikasi geografis yaitu komoditas kopi. 2 Wilayah ProvinsiKabupaten yang memiliki potensi indikasi geografis tanaman penyegar. 3 Kegiatan merupakan lanjutan meliputi 1 persiapan, 2 Pendaftaran ke Ditjen HaKI Kementerian Hukum dan HAM, 3 pemeriksaan substansi dan cetak sertifikat,4 pengambilan sertifikat, 5 pertemuan penyerahan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 38 sertifikat,6 pembahasan dan penyusunan laporan.

B. Pelaksana Kegiatan

Secara umum organisasi pelaksanaan kegiatan dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut : 1 Pusat Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan bekerjasama dengan instansi terkait dengan tugas : a Menyusun Pedoman Teknis b Melakukan konsultasi, koordinasi dan pelaksanaan kegiatan dengan pihak terkait; c Melakukan sosialisasi kegiatan; d Melakukan pembinaan, pengawalan Monev, konsultasi dan koordinasi, Indikasi Geografis IG tanaman penyegar ke ProvinsiKab.Kota. 2 ProvinsiKabupatenKota a Menyusun Petunjuk Pelaksanaan JuklakJuknis. b Melakukan sosialisasikegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 39 c Melakukan konsultasi, koordinasi dan pelaksanaan kegiatandengan pihak terkait. d Melakukan pembinaan, pengawalan, pendampingan, Indikasi geografis. e Fasilitasi pertemuan dalam rangka penyerahan sertifikat IG. f Melakukan penyusunan laporan.

C. Lokasi, Jenis dan Volume