Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 6

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman penyegar kakao, kopi dan teh dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu memotivasi perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan pertanian di kabupaten kota. Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 serta Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Kegiatan Indikasi Geografis IG difokuskan pada komoditi tanaman penyegar yang memiliki potensi indikasi geografis, merupakan daerah sentra produksi tanaman penyegar menghasilkan produk yang mempunyai karakteristik, citarasa dan aroma yang spesifik diminati oleh konsumen dalam maupun luar negeri. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 7 Pemberdayaan pekebun tanaman penyegar dilaksanakan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi SKE berdasarkan manajemen kemitraan, yaitu pengelolaannya dijalankan dengan pendekatan filosofi kemitraan atau dalam suasana penuh persahabatan baik antar individu, kelompok maupun antar kelembagaan petani dengan mitra usaha. Pemberdayaan pekebun tanaman penyegar, dilaksanakan dalam bentuk pelatihan baik pelatihan untuk petugasFasda maupun petani dan pendampingan kepada petani kelompok tani. Pelaksanaan kegiatan diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan Juklak yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis Juknis oleh kabupatenkota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat. 1 Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: a Merupakan daerah sentra produksi tanaman penyegar, secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya Kakao, Kopi dan Teh. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 8 b Lahan milik petani, berada dalam satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa dan tidak melanggar peraturan yang berlaku. 2 Petani sasaran Calon Petani CP sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan dengan surat keputusan bupati walikota atau kepala dinas kabupatenkota setempat yang membidangi perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut : - Berdomisili di wilayah kegiatan atau mempunyaimenguasai lahan di lokasi kegiatan yang dibuktikan dengan identitas seperti KTPKartu Keluarga KK atau identitasketerangan lainnya. - Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, serta merawat kebun dengan baik. - Tergabung dalam kelompok tani sasaran yang sudah ada dan aktif, jumlah anggota 20 - 25 orang petani atau disesuaikan dengan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 9 kondisi lingkungan dan usahataninya. Untuk kegiatan yang dananya ditampung pada DIPA provinsi, maka penetapan petani peserta penerima bantuan dilaksanakan oleh kepala dinas yang membidangi perkebunan provinsi setempat atas usulan kepala dinas kabupatenkota yang membidangi perkebunan. 3 Standar Teknis Pengembangan Tanaman Kakao a Intensifikasi Kakao dilakukan pada kebun kakao kurang terpelihara, jumlah populasi lebih dari 70, produktivitas rendah, terserang hama penyakit utama atau kebun yang membutuhkan pemeliharaan intensif tanaman belum menghasilkan TBM maupun pada kebun-kebun pasca kegiatan intensifikasi tahap I, rehabilitasi dan peremajaan maupun perluasan. b Peremajaan Kakao dilakukan pada kebun-kebun kakao yang tidak produktif karena tanaman tua dan atau terkena serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT berat. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 10 c Integrasi tanaman kakao dengan ternak dilaksanakan pada areal kakao yang produktif di daerah sentra kakao dengan ternak kambing yang disesuaikan dengan kondisi setempat dan spesifikasinya mengacu kepada ketentuan dari dinas terkait, menggunakan pendekatan intensif. d Penguatan Substasiun dilaksanakan di 4 empat provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Pengembangan Tanaman Teh a Intensifikasi teh Intensifikasi teh adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui pemangkasan, pemberian pupuk dan pengendalian OPT. Persyaratan kebun kegiatan intensifikasi adalah kebun yang merupakan hamparan berkelompok dengan kondisi : 1 Jumlah tegakan atau populasi 60 dari jumlah standar; 2 Produktivitas rendah yang masih dapat ditingkatkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 11 tanaman menghasilkanTM atau kebun yang membutuhkan pemeliharaan intensif TBM. b Rehabilitasi Rehabilitasi teh adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman teh melalui pemangkasan, pemberian pupuk dan pengendalian OPT serta pengutuhan populasi tanaman dengan penyulaman benih. Persyaratan kebun yang mendapat kegiatan rehabilitasi adalah kebun dengan kondisi : 1 Jumlah tegakan atau populasi 60 dari jumlah standar; 2 Produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Pengembangan Tanaman Kopi Intensifikasi kopi arabika dan intensifikasi kopi robusta dilakukan pada kebun yang jumlah populasinya di atas 70 dan masih produktif namun produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan atau tanaman yang Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Penyegar 2016 12 membutuhkan pemeliharaan intensif TBM B. Spesifikasi Teknis B.1 Pengembangan Tanaman Kakao