Lapisan Epidermis terdiri atas :

Gangguan Kulit dan Dekubitus Meilisa Maretta Arif, S.Ked406080047

I. PENDAHULUAN

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serat merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbada-beda, dari kulit yang berwarna terang fair skin, pirang dan hitam, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan orang dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala. Kelompok usia lanjut merupakan segmen populasi yang rawan disamping anak yang memerlukan perhatian, termasuk masalah kulit. Meskipun penyakit kulit tidak memberikan andil penting terhadap statistik kematian, namun masalah kulit yang dihadapi kelompok ini cukup banyak Beauregard Gilehrest 1987, Budhi-Darmojo, 1994. Perubahan-perubahan yang terjadi baik morfologis, maupun fungsional dari kulit pada kelompok usia lanjut merupakan masalah tersendiri. Di Amerika Serikat, diperkirakan sejumlah 660 dari 1000 orang usia lanjut diatas 65 tahun, mempunyai paling tidak satu dermatosis yang cukup serius, sehingga memerlukan bantuan medis. Lesi kulit yang secara medik tidak bermakna, namun pada kelompok usia lanjut akan menjadi masalah yang akan mengurangi kualitas hidup Gilchrest dkk, 1989. Kelainan yang bersifat kronis, misalnya pruritus senilis, ulkus, psoriasis, penyakit kulit berlepuh pemfigus bulosa, dermatitiseksema, disamping infeksi maupun keganasan, merupakan hal-hal yang akan menjadi beban baik bagi penderita maupun keluarganya. Kondisi usia lanjut yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk berobat secara rutin ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan yang lain, meyebabkan banyak penyakit kulit yang tidak dapat dimonitor, yang pada gilirannya akan menjadikan kelainan tersebut semakin parah, ataupun berubah menjadi suatu keganasan. Meskipun kelompok usia lanjut relatif kurang memperhatikan estetika penampilan, khususnya kulit, namun perhatian terhadap perawatan, termasuk perawatan rambut dan kuku tetap diperlukan. ANATOMI KULIT Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu : 1. Lapisan epidermis atau kutikel 2. Lapisan dermis korium, kutis vera, true skin 3. Lapisan subkutis hipodermis Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.

1. Lapisan Epidermis terdiri atas :

 Stratum korneum lapisan tanduk Adalah lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin zat tanduk.  Stratum lusidum Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 238 Gangguan Kulit dan Dekubitus Meilisa Maretta Arif, S.Ked406080047 Terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.  Stratum granulosum lapisan keratohialin Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.  Stratum spinosum stratum Malphigi atau disebut juga pickle cell layer lapisan akanta terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel- sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sek stratum spinosum terdapat jembatan-jembatan antar sel intercellular bridges yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antara jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.  Stratum basale Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus kolumnar yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar palisade. Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mistosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua sel yaitu : a. Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel.

b. Sel pembentuk melanin melanosit atau clear cell merupakan sel-sel

berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen melanosomes

2. Lapisan Dermis