Infestasi PERUBAHAN KULIT PADA LANJUT USIA GAMBARAN MORFOLOGIS DARI KULIT YANG MENUA

Gangguan Kulit dan Dekubitus Meilisa Maretta Arif, S.Ked406080047 8. Infeksi pada kulit  Perubahan-perubahan pada kulit berhubungan proses penuaan seperti penipisan epidermis dan kekeringan akan menurunkan integritas kulit berupa pertahanan mekanik mechanical barriei terhadap infeksi bakteri dan jamur.  Adanya penyakit-penyakit sistemik, ulkus dekubitus, keganasan, diabetes melitus dan kondisi-kondisi lain juga memudahkan terjadinya infeksi kulit lansia dengan organisme spektrum luas. a. infeksi bakteri - Infeksi bakterial primer pada kulit atau sekunder. - Infeksi kulit primer berasal dari kulit yang tampak normal, biasanya disebabkan organisme tunggal dan mempunyai gambaran morfologik yang khas. Sedangkan infeksi bakteri sekunder berkembang dari bermacam-macam kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya seperti luka iris, luka bakar, inflammatory dermatose, gigitan serangga, erupsi obat dan penyakit virus atau jamur. D - apat melibatkan beberapa organisme yang berbeda, dan gambaran morfologik lesi bervariasi. - Hal ini lebih banyak tergantung dari penyakit yang mendasari daripada invasi bakterinya. - Yang termasuk infeksi bakteri primer disini adalah impetigo, eritrasma. Sedangkan yang lebih sering mengalami infeksi bakteri sekunder adalah dermatitis eksematoid infeksiosa dan intertrigo. b. Infeksi jamur - Infeksi jamur dapat disebabkan bermacam-macam spesies dermatofit. - Manifestasi klinisnya dapat berupa tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis dan onikomikosis. - Selain oleh karena dermatofit, infeksi jamur dapat pula disebabkan kandida. Infeksi kandida sering mengenai daerah intertrigo misalnya lipat paha, aksila, lipatan glutea, daerah bawah payudara. - Kandidiasis intertriginosa lebih sering ditemukan pada lansia yang mengalami kelemahan, selalu tiduran atau febris, demikian juga diabetes.

9. Infestasi

 Secara garis besar ada 2 bentuk host parasite relationship yaitu pertama tungau hidup pada atau dibawah apendiks kulit dan memperbanyak diri disana sebagai komensal, menyebabkan kelainan tidak spesifik pada pejamu dan kedua tungau merupakan ektoparasit yang menggigit, menyengat atau kontak dengan kulit akan tetapi bukan merupakan residen yang permanen pada kulit.  Insiden infestasi parasit ini paling tinggi pada usia antara 15 – 44 tahun, tetapi dapat juga timbul pada kelompok umur lainnya, khusunya pada lansia di rumah sakit, pantiwerda, atau institusi lainnya dimana kontak langsung secara kebetulan tak dapat dihindarkan misalnya bersalaman, tidur bersama dan kontak langsung melalui alat-alat yang dipergunakan di rumah seperti selimut, pakaian, handuk dan seprei akan menyebabkan menyebarnya parasit. Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009 253 Gangguan Kulit dan Dekubitus Meilisa Maretta Arif, S.Ked406080047 a. Skabies Infestasi parasit pada kulit paling sering disebabkan oleh Sarcoptes scabiei, kira-kira 2-4 dari penderita yang berobat ke spesialis kulit di Amerika Serikat. Sedangkan di negara sedang berkembang prevalensinya 6-27 dari populasi umum. Gambaran klinis yang patognomonik yaitu dengan ditemukannya terowongan, berupa garis yang kotor, pendek, berkelok dan eritematus. Pada Skabies yang klasik, lesinya hampir simetris dan mengenai pergelangan tangan, sela-sela jari tangan, umbilikus, puting susu dan areola mamae, penis, paha bagian atas dan glutea. Infeksi sekunder terjadi oleh karena garukan. Gatal terutama pada malam hari Lesi dapat berkembang menjadi eksema sekunder dan infeksi. b. Pedikulosis  Ada 2 spesies parasit ini pada manusia yaitu Phitirus pubis yang menyebabkan pedikulosis pubis dan Pediculus humanus yang menyebabkan pedikulus kapitis. b.1. Pedikulosis pubis Gejalanya yaitu adanya iritasi yang terus-menerus, selanjutnya berkembang menjadi eksema dan pioderma. Makula berwarna abu-abu kebiruan macula cerulaea tampak pada perut bagian bawah disebabkan perubahan pigmen darah pada daera gigitan. b.2. Pedikulosis kapitis Secara klinis gejalanya adalah rasa gatal dan gambarannya berupa makula eritem dan urtika yang kecil, ekskoriasi, hiperpigmentasi sekunder dan pioderma.

IV. DEKUBITUS PADA LANSIA Dekubitus juga disebut pressure sores atau bed sores, adalah