Baku Baku Logis Logis Kuantitatif Kuantitatif Tepat Tepat Denotatif Denotatif Ringkas Ringkas Pengaruh bahasa daerah Pengaruh bahasa daerah
BAHASA KARYA TULIS ILMIAH BAHASA KARYA TULIS ILMIAH
Syarat Kebahasaan Syarat Kebahasaan
a. Baku a. Baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai
struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, struktur kalimat maupun kata. Demikian juga,
pemilihan kataistilah, dan penulisan sesuai pemilihan kataistilah, dan penulisan sesuai
dengan kaidah ejaan. dengan kaidah ejaan.
b. Logis b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal. Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
c. Kuantitatif c. Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur
secara pasti. secara pasti.
d. Tepat d. Tepat
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang
dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak
mengandung makna ganda. mengandung makna ganda.
e. Denotatif e. Denotatif
Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti
sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat
ilmu itu objektif ilmu itu objektif
f. Ringkas f. Ringkas
Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek
sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya,
tidak berlebihan. tetapi isinya bernas. tidak berlebihan. tetapi isinya bernas.
g. Runtun g. Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan
tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf.
Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa Indonesia Benar dengan Baik
Bahasa vang digunakan akan dikatakan Bahasa vang digunakan akan dikatakan
baik baik
jika maksud jika maksud
yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang
yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa
yang yang
baik baik
adalah bahasa vang efektif dalarn adalah bahasa vang efektif dalarn
menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak
selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih
banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan
situasinva waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara. situasinva waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara.
Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar
kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar
kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab.
misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita
menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang
i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar.
Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang
sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan
bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di
kantin. Dengan demikian, kantin. Dengan demikian,
bahasa yang benar dengan baik bahasa yang benar dengan baik
itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai
dengan situasi. dengan situasi.
EJAAN EJAAN
Pengertian Pengertian
Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf,
menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan
bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana
menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut
itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa,
ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi- ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi bahasa kata, kalimat dalam bentuk tulisan huruf- bunyi bahasa kata, kalimat dalam bentuk tulisan huruf-
huruf dan tanda baca. huruf dan tanda baca.
Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup Pembahasan Ejaan
Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai
berikut: berikut:
1. pemakaian huruf 1. pemakaian huruf
2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring 2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring
3. penulisan kata 3. penulisan kata
4. penulisan unsur serapan 4. penulisan unsur serapan
5. pemakaian tanda baca 5. pemakaian tanda baca
Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
1. Huruf Kapital 1. Huruf Kapital
Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar
meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan
huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk
menandai satu bentuk huruf yang karena menandai satu bentuk huruf yang karena
memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat
menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun
secara fonemis sebunyi. Huruf A kapital secara secara fonemis sebunyi. Huruf A kapital secara
fonemis sebunyi dengan a kecil, tetapi karena fonemis sebunyi dengan a kecil, tetapi karena
fungsinya berlainan, penampilan grafisnya fungsinya berlainan, penampilan grafisnya
berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal
kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain.
Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak
menimbulkan permasalahan. Kesalahan menimbulkan permasalahan. Kesalahan
penulisan sering terjadi pada penulisan kata penulisan sering terjadi pada penulisan kata
Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan A Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan A
kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir
kalimat. kalimat.
2. Huruf Miring 2. Huruf Miring
Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan
huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata,
atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat,
paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang
dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke
beberapa informasi, antara lain sebagai beberapa informasi, antara lain sebagai
penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah
latin, nama penerbitan koran, majalah, dan lain- latin, nama penerbitan koran, majalah, dan lain-
lain. Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik lain. Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik
manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti
dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya
ditulis per kata, bukan per kalimat. ditulis per kata, bukan per kalimat.
Contoh: Contoh:
a. a.
Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains
dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran
Media Indonesia Media Indonesia
Salah Salah
b. b.
Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain
dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran
Media Media
Indonesia Indonesia
Betul Betul
Penulisan Kata Penulisan Kata
Beberapa hal yang termasuk ke dalam Beberapa hal yang termasuk ke dalam
pembahasan tentang penulisan kata adalah pembahasan tentang penulisan kata adalah
penulisan 1 kata dasar, 2 kata turunan, 3 penulisan 1 kata dasar, 2 kata turunan, 3
bentuk ulang, 4 gabungan kata, 4 kata ganti bentuk ulang, 4 gabungan kata, 4 kata ganti
ku, mu, kau ku, mu, kau
, dan , dan
nya nya
, 5 partikel, 6 singkatan , 5 partikel, 6 singkatan
dan akronim, dan 7 angka dan lambang dan akronim, dan 7 angka dan lambang
bilangan. Kecuali gabungan kata 3, penulisan bilangan. Kecuali gabungan kata 3, penulisan
kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan
Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya
ditemukan pada istilah khusus yang salah satu ditemukan pada istilah khusus yang salah satu
unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi.
Unsur gabungan kata yang demikian sering Unsur gabungan kata yang demikian sering
ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan. ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan.
Penulisan Unsur Serapan Penulisan Unsur Serapan
Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari
bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini
banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak
adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak
memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa
asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris,
Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina. Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina.
Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat
kuliah lampirannya. Secara umum bisa dikatakan bahwa kuliah lampirannya. Secara umum bisa dikatakan bahwa
bahasa Indonesia adalah bahasa yang bahasa Indonesia adalah bahasa yang
menulis bunyi menulis bunyi
. .
Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah
yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama
sebunyi betul. sebunyi betul.
Pemakaian Tanda Baca Pemakaian Tanda Baca
Kalimat yang baik harus didukung oleh Kalimat yang baik harus didukung oleh
penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis
sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya,
masih banyak ditemukan kesalahan dalam masih banyak ditemukan kesalahan dalam
pemakaian tanda baca tersebut. pemakaian tanda baca tersebut.
Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat
penting bukan hanya untuk ketertiban penting bukan hanya untuk ketertiban
gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan
yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan
baik. Manusia memahami sesuatu dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan
bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa
salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah paham. Pemakaian tanda baca adalah
salah satu cara untuk menghindari salah satu cara untuk menghindari
kesalahpahaman tersebut. kesalahpahaman tersebut.
MORFOLOGI MORFOLOGI
A. A.
Definisi Definisi
Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari
seluk-beluk kata serta seluk-beluk kata serta
pengaruh pengaruh
perubahan bentuk terhadap perubahan bentuk terhadap
golongan dan arti kata. golongan dan arti kata.
Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif,
bahasa bahasa
yang terdiri atas tempelan-tempelan yang terdiri atas tempelan-tempelan
pengimbuhan pengimbuhan
Bahasa Indonesia: 1 bentuk bebas, Bahasa Indonesia: 1 bentuk bebas,
2 bentuk terikat 2 bentuk terikat
B. Imbuhan B. Imbuhan
1. 1.
Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter
-, -,
se -, peng - se -, peng -
2. Sisipan 2. Sisipan
: -e l -, -e m -, -er -, -in - : -e l -, -e m -, -er -, -in -
3. Akhiran 3. Akhiran
: -kan, - i, -a n , -n ya : -kan, - i, -a n , -n ya
4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber 4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber
-an, per –an, pe –an, per -I, me -kan, -an, per –an, pe –an, per -I, me -kan,
memper -, memper –k an, memper memper -, memper –k an, memper
-i -i
C. Rumus Pembentukan Kata C. Rumus Pembentukan Kata
1. 1.
Ketahuipastikan bentuk dasarnya Ketahuipastikan bentuk dasarnya
2. 2.
Ketahuipastikan bentuk terikat yang Ketahuipastikan bentuk terikat yang
mengimbuhinya mengimbuhinya
Contoh: Contoh:
a. kontrakkan : kontrak + -kan a. kontrakkan : kontrak + -kan
b. kontrakan : kontra + -kan b. kontrakan : kontra + -kan
Perhatikan pula bentuk Perhatikan pula bentuk
-
tumpukantumpukkan tumpukantumpukkan
-
pertunjukanpertunjukkan pertunjukanpertunjukkan
-
dll dll
D. Variasi Imbuhan D. Variasi Imbuhan
1. Awalan 1. Awalan
ber- ber-
bervariasi menjadi bervariasi menjadi
bel- bel-
jika diserangkaikan jika diserangkaikan
dengan kata dengan kata
ajar ajar
. .
2. Awalan 2. Awalan
ber- ber-
dan dan
ter- ter-
bervariasi menjadi be-dan te- jika bervariasi menjadi be-dan te- jika
diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya
berbunyi “er” berbunyi “er”
Contoh: Contoh:
ber- + cermin ber- + cermin
: becermin : becermin
ter- + percaya ter- + percaya
: tepercaya : tepercaya
3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan 3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan
dengan dengan
bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata. bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata.
Contoh: Contoh:
me- + bom me- + bom
= mengebom = mengebom
me- + tik me- + tik
= mengetik = mengetik
me- + lap me- + lap
= mengelap = mengelap
peng peng
Peluluhan terjadi jika me-pe-N Peluluhan terjadi jika me-pe-N
diserangkaikan diserangkaikan
pada kata dengan huruf pertama pada kata dengan huruf pertama
k, t, p, s k, t, p, s
konsonan tidak punya suara konsonan tidak punya suara
Contoh: Contoh:
me-pe-N + -kejar me-pe-N + -kejar
= =
mengejar mengejar
+ -tipu + -tipu
= =
menipu menipu
+ -pukul + -pukul
= =
memukul memukul
+ -sikut + -sikut
= =
menyikut menyikut
Catatan: pada kata kaji Catatan: pada kata kaji
, kilat: , kilat:
k k
tidak luluh tidak luluh
: :
mengkaji, mengkilat mengkaji, mengkilat
F. Klaster F. Klaster
Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan
kr, tr, pr kr, tr, pr
, ,
dan dan
sy sy
, ,
konsonan tersebut tidak luluh. konsonan tersebut tidak luluh.
Perhatikan: Perhatikan:
Me-pe-N Me-pe-N
+ kritik + kritik
= =
mengkritik mengkritik
+ traktir + traktir
= =
mentraktir mentraktir
+ program + program
= =
memprogram memprogram
+ syarat + syarat
= =
mensyaratkan mensyaratkan
Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-N bunyi Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-N bunyi
pr pr
luluh. luluh.
Perhatikan Perhatikan
: :
memprogram memprogram
: pemrogram : pemrogram
memproduksi memproduksi
: pemroduksi : pemroduksi
G. Pohon Kata G. Pohon Kata
Ubah Ubah
berubah berubah
mengubah mengubah
perubahan perubahan
pengubahan pengubahan
pengubah : peubah pengubah : peubah
ubahan ubahan
Perhatikan bentuk: Perhatikan bentuk:
- permukimanpemukiman - permukimanpemukiman
- penatarpetatar - penatarpetatar
- peninjupetinju - peninjupetinju
- perajinpengrajin - perajinpengrajin
- pelepasanpenglepasan - pelepasanpenglepasan
H. Makna Bentukan Kata H. Makna Bentukan Kata
Perhatikan arti beberapa bentukan kata Perhatikan arti beberapa bentukan kata
berikut: berikut:
pewarismewarisiahli waris pewarismewarisiahli waris
menugasiditugasi menugasiditugasi
menganugerahimenganugrahkan menganugerahimenganugrahkan
membawahimembawahkan membawahimembawahkan
mengatasimengataskan mengatasimengataskan
mencemarimencemarkan mencemarimencemarkan
berterimakeberterimaan berterimakeberterimaan
TATA KALIMAT TATA KALIMAT
A. A.
Definisi Definisi
Kalimat : Kalimat :
satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan
atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik
turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi
akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik ., tanda tanya ?, kapital dan diakhiri dengan tanda titik ., tanda tanya ?,
atau tanda seru . Alwi, dkk., 1998:311 atau tanda seru . Alwi, dkk., 1998:311
. .
: :
gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu
menimbulkan makna yang sempurna Santoso, 1990:127. menimbulkan makna yang sempurna Santoso, 1990:127.
Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat
diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang
dimiliki pembuat kalimat dimiliki pembuat kalimat
B. Fungsi dalam Komunikasi B. Fungsi dalam Komunikasi
Fungsi kalimat Fungsi kalimat
: menyampaikan : menyampaikan
pesan. pesan.
Unsur-Unsur Komunikasi: 1 Pengirim, Unsur-Unsur Komunikasi: 1 Pengirim,
2 Penerima, 3 Sarana 2 Penerima, 3 Sarana
Pengirim Penerima
Pesan
SaranaBahasa -tdk terpengaruh
bhs daerahasing -tdk rancu
-tdk taksa -tdk mubazir
-logis -lengkap
c. Pengaruh bahasa daerah c. Pengaruh bahasa daerah
Contoh: Contoh:
1. 1.
Pengangkatan Pegawai negeri itu Pengangkatan Pegawai negeri itu
belum ada surat keputusannya belum ada surat keputusannya
2. 2.
Atas perhatian Saudara kami Atas perhatian Saudara kami
haturkan terima kasih haturkan terima kasih
3. 3.
Teknologinya Jepang jauh lebih maju Teknologinya Jepang jauh lebih maju
dari kita dari kita
4. 4.
Kita punya kemampuan terbaik Kita punya kemampuan terbaik
d d
. Pengaruh bahasa asing . Pengaruh bahasa asing
Contoh: Contoh:
1. 1.
My name My name
is is
Andi nama saya adalah Andi Andi nama saya adalah Andi
2. 2.
He knows a restaurant He knows a restaurant
where where
we can get a drink we can get a drink
Dia tahu rumah makan Dia tahu rumah makan
di mana di mana
kita bisa kita bisa
mendapatkan minuman mendapatkan minuman
3. 3.
Aeroplanes Aeroplanes
which which
cross the Atlantic are jets cross the Atlantic are jets
pesawat-pesawat pesawat-pesawat
yang mana yang mana
mengarungi mengarungi
lautan atlantik itu adalah jet lautan atlantik itu adalah jet
4. 4.
The man The man
to whom to whom
the letter was addressed had the letter was addressed had
died months before orang died months before orang
kepada siapa kepada siapa
surat surat
itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan
lalu lalu
5. 5.
The travelers The travelers
with whom with whom
I had spoken come from I had spoken come from
distant town para pelncong distant town para pelncong
dengan siapa dengan siapa
saya saya
telah berbicara datang dari kota yang jauh telah berbicara datang dari kota yang jauh
e. Kalimat Rancu e. Kalimat Rancu