Baku Baku Logis Logis Kuantitatif Kuantitatif Tepat Tepat Denotatif Denotatif Ringkas Ringkas Pengaruh bahasa daerah Pengaruh bahasa daerah

BAHASA KARYA TULIS ILMIAH BAHASA KARYA TULIS ILMIAH Syarat Kebahasaan Syarat Kebahasaan a. Baku a. Baku Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai kaidah bahasa Indonesia baku baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kataistilah, dan penulisan sesuai pemilihan kataistilah, dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan. dengan kaidah ejaan. b. Logis b. Logis Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal. Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal. c. Kuantitatif c. Kuantitatif Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti. secara pasti. d. Tepat d. Tepat Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak dimaksudkan oleh penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. mengandung makna ganda. e. Denotatif e. Denotatif Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti Kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif ilmu itu objektif f. Ringkas f. Ringkas Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya bernas. tidak berlebihan. tetapi isinya bernas. g. Runtun g. Runtun Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam paragraf. Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa Indonesia Benar dengan Baik Bahasa vang digunakan akan dikatakan Bahasa vang digunakan akan dikatakan baik baik jika maksud jika maksud yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang diungkapkan dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang menerima bahasa tersebut. Dengan kata lain, bahasa yang yang baik baik adalah bahasa vang efektif dalarn adalah bahasa vang efektif dalarn menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak menvampaikan suatu maksud. Bahasa vang baik tidak selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih selalu harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan banyak ditentukan oleh keserasian bahasa itu dengan situasinva waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara. situasinva waktu. tempat. dan orang yang diajak bicara. Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar Bisa saja bahasa yang baik itu tidak benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya. Sebaliknya, bahasa vang benar kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. kaidah‑kaidahnya belum tentu bahasa. vang baik Sebab. misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita misalnva akan janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang menggunakan ragam bahasa baku seperti bahasa seorang i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. i1muwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang Sebaliknva, akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan sedang ceramah di dalam suatu seminar menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di bahasa seperti seorang awam yang sedang ngobrol di kantin. Dengan demikian, kantin. Dengan demikian, bahasa yang benar dengan baik bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai itu adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah dan sesuai dengan situasi. dengan situasi. EJAAN EJAAN Pengertian Pengertian Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana bagaimana menggabungkan kata. Jadi, bagaimana menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut menuliskan bahasa lisan dengan aturan-aturan tersebut itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, itulah yang berhubungan dengan ejaan. Dari segi bahasa, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi- ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi- bunyi bahasa kata, kalimat dalam bentuk tulisan huruf- bunyi bahasa kata, kalimat dalam bentuk tulisan huruf- huruf dan tanda baca. huruf dan tanda baca. Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup Pembahasan Ejaan Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai Lingkup pembahasan dalam ejaan meliputi hal-hal sebagai berikut: berikut: 1. pemakaian huruf 1. pemakaian huruf 2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring 2. pemakaian huruf kapital dan huruf miring 3. penulisan kata 3. penulisan kata 4. penulisan unsur serapan 4. penulisan unsur serapan 5. pemakaian tanda baca 5. pemakaian tanda baca Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring 1. Huruf Kapital 1. Huruf Kapital Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar Huruf kapital tidak identik dengan huruf besar meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan meskipun istilah ini biasa diperlawankan dengan huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk huruf kecil. Istilah huruf kapital digunakan untuk menandai satu bentuk huruf yang karena menandai satu bentuk huruf yang karena memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat memiliki fungsi berbeda dalam kata atau kalimat menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun menjadi berbeda dari bentuk huruf lain meskipun secara fonemis sebunyi. Huruf A kapital secara secara fonemis sebunyi. Huruf A kapital secara fonemis sebunyi dengan a kecil, tetapi karena fonemis sebunyi dengan a kecil, tetapi karena fungsinya berlainan, penampilan grafisnya fungsinya berlainan, penampilan grafisnya berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal berbeda. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. kalimat, nama tempat, nama orang, dan lain-lain. Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak Secara umum, penggunaan huruf kapital tidak menimbulkan permasalahan. Kesalahan menimbulkan permasalahan. Kesalahan penulisan sering terjadi pada penulisan kata penulisan sering terjadi pada penulisan kata Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan A Anda. Kata Anda harus selalu ditulis dengan A kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kapital meskipun terletak di tengah atau di akhir kalimat. kalimat. 2. Huruf Miring 2. Huruf Miring Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan Sebuah huruf, kata, atau kalimat ditulis dengan huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, huruf miring untuk membedakan dari huruf, kata, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, atau kalimat lain dalam sebuah kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang paragraf, atau karangan utuh. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa informasi, antara lain sebagai beberapa informasi, antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, nama penerbitan koran, majalah, dan lain- latin, nama penerbitan koran, majalah, dan lain- lain. Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik lain. Jika ditulis dengan menggunakan mesin tik manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti manual atau tulisan tangan, huruf miring diganti dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya dengan garis bawah. Garis bawah hendaknya ditulis per kata, bukan per kalimat. ditulis per kata, bukan per kalimat. Contoh: Contoh: a. a. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sains dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media Indonesia Media Indonesia Salah Salah b. b. Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain Artikelnya yang berjudul “Perkembangan Sain dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran dan Teknologi di Indonesia” dimuat pada koran Media Media Indonesia Indonesia Betul Betul Penulisan Kata Penulisan Kata Beberapa hal yang termasuk ke dalam Beberapa hal yang termasuk ke dalam pembahasan tentang penulisan kata adalah pembahasan tentang penulisan kata adalah penulisan 1 kata dasar, 2 kata turunan, 3 penulisan 1 kata dasar, 2 kata turunan, 3 bentuk ulang, 4 gabungan kata, 4 kata ganti bentuk ulang, 4 gabungan kata, 4 kata ganti ku, mu, kau ku, mu, kau , dan , dan nya nya , 5 partikel, 6 singkatan , 5 partikel, 6 singkatan dan akronim, dan 7 angka dan lambang dan akronim, dan 7 angka dan lambang bilangan. Kecuali gabungan kata 3, penulisan bilangan. Kecuali gabungan kata 3, penulisan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan kata umumnya tidak menimbulkan permasalahan Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya Kesalahan penulisan gabungan kata umumnya ditemukan pada istilah khusus yang salah satu ditemukan pada istilah khusus yang salah satu unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. unsurnya hanya digunakan dalam kombinasi. Unsur gabungan kata yang demikian sering Unsur gabungan kata yang demikian sering ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan. ditulis terpisah, padahal seharusnya disatukan. Penulisan Unsur Serapan Penulisan Unsur Serapan Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari Sebagaimana diketahui, bahasa Indonesia diangkat dari bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini bahasa Melayu. Di dalam perkembangannya bahasa ini banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa banyak menyerap dari bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak daerah maupun asing. Bahasa Sunda, Jawa, dan Batak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak adalah tiga contoh bahasa daerah yang banyak memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa memperkaya bahasa Indonesia. Sementara itu, bahasa asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, asing yang banyak diserap adalah bahasa Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina. Portugis, Sanskerta, Arab, dan Cina. Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Kriteria penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat Indonesia secara lebih terperinci bisa dilihat pada diktat kuliah lampirannya. Secara umum bisa dikatakan bahwa kuliah lampirannya. Secara umum bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang bahasa Indonesia adalah bahasa yang menulis bunyi menulis bunyi . . Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah Artinya, pelafalan kita terhadap sebuah kata asing, itulah yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama yang ditulis dalam bahasa Indonesia meskipun tidak sama sebunyi betul. sebunyi betul. Pemakaian Tanda Baca Pemakaian Tanda Baca Kalimat yang baik harus didukung oleh Kalimat yang baik harus didukung oleh penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis penggunaan tanda baca yang tepat. Para penulis sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, sering tidak memperhatikan hal ini. Akibatnya, masih banyak ditemukan kesalahan dalam masih banyak ditemukan kesalahan dalam pemakaian tanda baca tersebut. pemakaian tanda baca tersebut. Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat Pemakaian tanda baca dalam kalimat sangat penting bukan hanya untuk ketertiban penting bukan hanya untuk ketertiban gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan gramatikal, melainkan juga bagaimana gagasan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan yang dikemukakan bisa tersampaikan dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan baik. Manusia memahami sesuatu dengan bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa bahasa, tetapi karena bahasa pula manusia bisa salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah paham. Pemakaian tanda baca adalah salah satu cara untuk menghindari salah satu cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut. kesalahpahaman tersebut. MORFOLOGI MORFOLOGI A. A. Definisi Definisi Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari Morfologi : ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata serta seluk-beluk kata serta pengaruh pengaruh perubahan bentuk terhadap perubahan bentuk terhadap golongan dan arti kata. golongan dan arti kata. Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, Bahasa Indonesia: bahasa aglutinatif, bahasa bahasa yang terdiri atas tempelan-tempelan yang terdiri atas tempelan-tempelan pengimbuhan pengimbuhan Bahasa Indonesia: 1 bentuk bebas, Bahasa Indonesia: 1 bentuk bebas, 2 bentuk terikat 2 bentuk terikat B. Imbuhan B. Imbuhan 1. 1. Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter Awalan: ber -, per -, meng -, di -, ter -, -, se -, peng - se -, peng - 2. Sisipan 2. Sisipan : -e l -, -e m -, -er -, -in - : -e l -, -e m -, -er -, -in - 3. Akhiran 3. Akhiran : -kan, - i, -a n , -n ya : -kan, - i, -a n , -n ya 4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber 4. Gabungan imbuhan: ber -kan, ber -an, per –an, pe –an, per -I, me -kan, -an, per –an, pe –an, per -I, me -kan, memper -, memper –k an, memper memper -, memper –k an, memper -i -i C. Rumus Pembentukan Kata C. Rumus Pembentukan Kata 1. 1. Ketahuipastikan bentuk dasarnya Ketahuipastikan bentuk dasarnya 2. 2. Ketahuipastikan bentuk terikat yang Ketahuipastikan bentuk terikat yang mengimbuhinya mengimbuhinya Contoh: Contoh: a. kontrakkan : kontrak + -kan a. kontrakkan : kontrak + -kan b. kontrakan : kontra + -kan b. kontrakan : kontra + -kan Perhatikan pula bentuk Perhatikan pula bentuk - tumpukantumpukkan tumpukantumpukkan - pertunjukanpertunjukkan pertunjukanpertunjukkan - dll dll D. Variasi Imbuhan D. Variasi Imbuhan 1. Awalan 1. Awalan ber- ber- bervariasi menjadi bervariasi menjadi bel- bel- jika diserangkaikan jika diserangkaikan dengan kata dengan kata ajar ajar . . 2. Awalan 2. Awalan ber- ber- dan dan ter- ter- bervariasi menjadi be-dan te- jika bervariasi menjadi be-dan te- jika diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya diserangkaikan dengan kata yang suku pertamanya berbunyi “er” berbunyi “er” Contoh: Contoh: ber- + cermin ber- + cermin : becermin : becermin ter- + percaya ter- + percaya : tepercaya : tepercaya 3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan 3. Awalan me- bervariasi menjadi menge- jika diserangkaikan dengan dengan bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata. bentuk dasar yang terdiri atas satu suku kata. Contoh: Contoh: me- + bom me- + bom = mengebom = mengebom me- + tik me- + tik = mengetik = mengetik me- + lap me- + lap = mengelap = mengelap peng peng Peluluhan terjadi jika me-pe-N Peluluhan terjadi jika me-pe-N diserangkaikan diserangkaikan pada kata dengan huruf pertama pada kata dengan huruf pertama k, t, p, s k, t, p, s konsonan tidak punya suara konsonan tidak punya suara Contoh: Contoh: me-pe-N + -kejar me-pe-N + -kejar = = mengejar mengejar + -tipu + -tipu = = menipu menipu + -pukul + -pukul = = memukul memukul + -sikut + -sikut = = menyikut menyikut Catatan: pada kata kaji Catatan: pada kata kaji , kilat: , kilat: k k tidak luluh tidak luluh : : mengkaji, mengkilat mengkaji, mengkilat F. Klaster F. Klaster Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan Kata yang diawali dengan dua konsonan berurutan kr, tr, pr kr, tr, pr , , dan dan sy sy , , konsonan tersebut tidak luluh. konsonan tersebut tidak luluh. Perhatikan: Perhatikan: Me-pe-N Me-pe-N + kritik + kritik = = mengkritik mengkritik + traktir + traktir = = mentraktir mentraktir + program + program = = memprogram memprogram + syarat + syarat = = mensyaratkan mensyaratkan Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-N bunyi Catatan: khusus untuk pr, jika ditempeli pe-N bunyi pr pr luluh. luluh. Perhatikan Perhatikan : : memprogram memprogram : pemrogram : pemrogram memproduksi memproduksi : pemroduksi : pemroduksi G. Pohon Kata G. Pohon Kata Ubah Ubah berubah berubah mengubah mengubah perubahan perubahan pengubahan pengubahan pengubah : peubah pengubah : peubah ubahan ubahan Perhatikan bentuk: Perhatikan bentuk: - permukimanpemukiman - permukimanpemukiman - penatarpetatar - penatarpetatar - peninjupetinju - peninjupetinju - perajinpengrajin - perajinpengrajin - pelepasanpenglepasan - pelepasanpenglepasan H. Makna Bentukan Kata H. Makna Bentukan Kata Perhatikan arti beberapa bentukan kata Perhatikan arti beberapa bentukan kata berikut: berikut: pewarismewarisiahli waris pewarismewarisiahli waris menugasiditugasi menugasiditugasi menganugerahimenganugrahkan menganugerahimenganugrahkan membawahimembawahkan membawahimembawahkan mengatasimengataskan mengatasimengataskan mencemarimencemarkan mencemarimencemarkan berterimakeberterimaan berterimakeberterimaan TATA KALIMAT TATA KALIMAT A. A. Definisi Definisi Kalimat : Kalimat : satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri intonasi akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf akhir. Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik ., tanda tanya ?, kapital dan diakhiri dengan tanda titik ., tanda tanya ?, atau tanda seru . Alwi, dkk., 1998:311 atau tanda seru . Alwi, dkk., 1998:311 . . : : gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu gugusan kata berstruktur atau bersistem yang mampu menimbulkan makna yang sempurna Santoso, 1990:127. menimbulkan makna yang sempurna Santoso, 1990:127. Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat Makna yang sempurna adalah suatu makna yang dapat diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang diterima oleh orang lain sesuai dengan maksud yang dimiliki pembuat kalimat dimiliki pembuat kalimat B. Fungsi dalam Komunikasi B. Fungsi dalam Komunikasi Fungsi kalimat Fungsi kalimat : menyampaikan : menyampaikan pesan. pesan. Unsur-Unsur Komunikasi: 1 Pengirim, Unsur-Unsur Komunikasi: 1 Pengirim, 2 Penerima, 3 Sarana 2 Penerima, 3 Sarana Pengirim Penerima Pesan SaranaBahasa -tdk terpengaruh bhs daerahasing -tdk rancu -tdk taksa -tdk mubazir -logis -lengkap c. Pengaruh bahasa daerah c. Pengaruh bahasa daerah Contoh: Contoh: 1. 1. Pengangkatan Pegawai negeri itu Pengangkatan Pegawai negeri itu belum ada surat keputusannya belum ada surat keputusannya 2. 2. Atas perhatian Saudara kami Atas perhatian Saudara kami haturkan terima kasih haturkan terima kasih 3. 3. Teknologinya Jepang jauh lebih maju Teknologinya Jepang jauh lebih maju dari kita dari kita 4. 4. Kita punya kemampuan terbaik Kita punya kemampuan terbaik d d . Pengaruh bahasa asing . Pengaruh bahasa asing Contoh: Contoh: 1. 1. My name My name is is Andi nama saya adalah Andi Andi nama saya adalah Andi 2. 2. He knows a restaurant He knows a restaurant where where we can get a drink we can get a drink Dia tahu rumah makan Dia tahu rumah makan di mana di mana kita bisa kita bisa mendapatkan minuman mendapatkan minuman 3. 3. Aeroplanes Aeroplanes which which cross the Atlantic are jets cross the Atlantic are jets pesawat-pesawat pesawat-pesawat yang mana yang mana mengarungi mengarungi lautan atlantik itu adalah jet lautan atlantik itu adalah jet 4. 4. The man The man to whom to whom the letter was addressed had the letter was addressed had died months before orang died months before orang kepada siapa kepada siapa surat surat itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalu lalu 5. 5. The travelers The travelers with whom with whom I had spoken come from I had spoken come from distant town para pelncong distant town para pelncong dengan siapa dengan siapa saya saya telah berbicara datang dari kota yang jauh telah berbicara datang dari kota yang jauh e. Kalimat Rancu e. Kalimat Rancu

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

ANALISIS FAKTOR YANGMEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR DI DESA SEMBORO KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN 2011

2 53 20

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh pemahaman fiqh muamalat mahasiswa terhadap keputusan membeli produk fashion palsu (study pada mahasiswa angkatan 2011 & 2012 prodi muamalat fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 22 0

Pendidikan Agama Islam Untuk Kelas 3 SD Kelas 3 Suyanto Suyoto 2011

4 108 178

PP 23 TAHUN 2010 TENTANG KEGIATAN USAHA

2 51 76

KOORDINASI OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DENGAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) DAN BANK INDONESIA (BI) DALAM UPAYA PENANGANAN BANK BERMASALAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

3 32 52