Pelepasan area Kontrak Karya Relinquishment of CoW area

PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk 31 Maret 2013 dan 2012 dan 31 Desember 2012 March 31, 2013 and 2012 and December 31, 2012 69 36. Aset dan liabilitas kontinjensi lanjutan

36. Contingent assets and liabilities continued e. Peraturan Menteri No. 172010 lanjutan

e. Ministerial Regulation No. 172010 continued

Harga patokan akan ditentukan berdasarkan mekanisme pasar atau sejalan dengan harga yang berlaku pada pasar internasional. Harga patokan untuk mineral logam misalnya nikel dalam matte akan ditentukan oleh Direktur Jenderal setiap bulannya. Peraturan ini mengharuskan harga patokan digunakan sebagai referensi penjualan. Harga patokan akan didasarkan pada basis “free on board”. Formula untuk harga patokan akan diatur oleh peraturan Direktur Jenderal yang belum ditetapkan saat ini. Perlu dicatat bahwa yang mengalami perubahan setiap bulannya adalah harga patokan, dan bukan formulanya. Benchmark prices will be determined pursuant to market mechanisms or in accordance with prices generally applicable in the international market. Benchmark price for metal minerals e.g. nickel in matte will be established by the Director General on a monthly basis. The regulation requires that the benchmark prices be used as a reference for sales. The benchmark price will be on a “free on board” basis. The formula for the benchmark prices will be regulated by a Director General regulation, which is yet to be issued. Note that it is the benchmark price that will change monthly, not the formula. Penyesuaian harga yang diatur di dalam peraturan ini termasuk biaya angkutan dengan menggunakan tongkang, biaya surveyor, biaya perpindahan kapal, biaya pengolahan, biaya pemurnian, biaya logam terhutang danatau biaya asuransi. Referensi metal terhutang mengacu kepada harga yang akan dibayar oleh pembeli berdasarkan kandungan metal dalam produk; terdapat kesan adanya pengakuan harga pasar internasional untuk produk nikel setengah jadi berupa persentase harga LME. The “cost adjustments” set out in the regulation include barging cost, surveyor cost, transshipment cost, treatment cost, refinery cost, metal payable andor insurance cost. The reference to “metal payable” refers to the price which the customer will pay on the contained metal of the product; it arguably recognizes the international market price practice for nickel intermediate products i.e., a percentage of LME price. Manajemen berpendapat bahwa masih terlalu dini untuk menentukan pengaruh dari peraturan ini terhadap Perseroan. Penilaian awal Perseroan adalah bahwa peraturan ini mengakui atau memperbolehkan penyesuaian terhadap standar harga pasar internasional misalnya sejumlah persentase tertentu dari harga LME. Saat ini, pada level minimum, peraturan ini akan menggunakan harga LME sebagai referensi dalam menghitung harga patokan. Peraturan Direktur Jenderal yang menetapkan mengenai rentang penyesuaian harga masih belum ditetapkan dan perlu dipastikan bahwa harga patokan aktual yang diatur oleh Direktorat Jenderal akan sejalan dengan formula harga yang digunakan Perseroan. Manajemen belum akan mengetahui lebih jauh mengenai hal ini hingga Peraturan Direktur Jenderal dikeluarkan. Management believes that it is too early to determine the impact of this regulation on the Company. Management’s initial assessment is that, this regulation recognizes or permits adjustments to the international market price standard e.g. a percentage of LME price. At the present time, at a minimum, it appears that the regulation will set LME price as a reference point in calculating the benchmark price. What remains is the outstanding regulation of the Director General on the methods of determining the quantum for the cost adjustments and to make sure that the actual benchmark price posted by the Director General is in line with the Company’s pricing formula. Management will not know this until the Director General regulation is issued. f. Pelepasan area Kontrak Karya f. Relinquishment of CoW area Pada tanggal 3 Nopember 2010 Perseroan mengumumkan bahwa KESDM telah menerbitkan Keputusan No. 483.K30DJB2010 tanggal 25 Oktober 2010 yang mengkonfirmasikan pengembalian beberapa blok dalam wilayah Kontrak Karya Perseroan di Sulawesi Tenggara. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak tanggal 10 Desember 2009. Blok-blok yang dilepaskan adalah Malupulu, Torobulu, Lasolo dan Paopao, dengan perkiraan jumlah luas sebesar 28.000 hektar atau mewakili 12,8 dari jumlah wilayah Kontrak Karya Perseroan. On November 3, 2010, the Company announced that the MEMR issued Decree No. 483.K30DJB2010 dated October 25, 2010 confirming the relinquishment of certain blocks of the Company’s CoW area in South East Sulawesi. The decree was effective as at December 10, 2009. The relinquished blocks consist of Malupulu, Torobulu, Lasolo and Paopao, representing a total area of approximately 28,000 hectares or 12.8 of the total current CoW area. Perseroan mengajukan pelepasan ini setelah mempertimbangkan rencana penambangan jangka panjang di bawah UU Pertambangan 2009. Pengembalian wilayah ini tidak berdampak terhadap rencana penambangan atau cadangan Perseroan, dan akan memberikan kesempatan pada Pemerintah untuk mempertimbangkan alternatif pembangunan bagi wilayah tersebut sesuai dengan prioritas perencanaannya. Manajemen berkeyakinan bahwa pelepasan ini tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan atau aktivitas operasional Perseroan pada dan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013. The relinquishment was proposed by the Company after considering its long-term mining plan prepared under the 2009 Mining Law. The relinquishment will not impact the Company’s mining plan or the Company’s reserves and will permit the Government to consider alternative development for the areas in accordance with its planning priorities. Management believes that the relinquishment does not have a significant effect on the Company’s financial statements or operations as at and for the period ended March 31, 2013. g. Peraturan KESDM mengenai Peningkatan Nilai Tambah g. MEMR Regulation on Domestic Value-Add