UU Pertambangan 2009 lanjutan The 2009 Mining Law continued

PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk 31 Maret 2013 dan 2012 dan 31 Desember 2012 March 31, 2013 and 2012 and December 31, 2012 68 36. Aset dan liabilitas kontinjensi lanjutan 36. Contingent assets and liabilities continued d. UU Pertambangan 2009 lanjutan d. The 2009 Mining Law continued Perseroan telah mempresentasikan rencana bisnis strategis 5-tahunan kepada KESDM di bulan April 2011, dan telah ditanggapi oleh KESDM pada bulan Mei 2011 yang mengklarifkasi beberapa hal tertentu. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, belum ada persetujuan resmi dari KESDM mengenai rencana bisnis strategis 5-tahunan Perseroan ini. The Company presented to the MEMR its 5 year business strategic plans in April 2011. The MEMR responded in May 2011 and asked for some items to be clarified. As at the date of these financial statements, there has been no official approval from the MEMR of the Company’s 5 year business strategic plans. Lebih lanjut, pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua Peraturan Pemerintah “PP”, yaitu PP No. 222010 dan PP No. 232010, yang merupakan peraturan pelaksanaan Undang – Undang Pertambangan baru ini telah dirubah melalui PP No.242012. PP No. 22 pada dasarnya mengatur tentang pembentukan area pertambangan di Indonesia. PP No. 23 menjelaskan lebih rinci beragam tipe perijinan pertambangan yang dapat diperoleh dalam hubungannya dengan Undang- undang ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi yang wajib dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang mengeluarkan ijin pertambangan. Pada tanggal 5 Juli 2010, PP No. 552010 dikeluarkan. PP ini mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan mineral dan batubara di Indonesia. Pada tanggal 20 Desember 2010, PP No. 782010 dikeluarkan. PP ini mengatur mengenai reklamasi dan pasca-tambang. Furthermore, on February 1, 2010, the President of the Republic of Indonesia signed two implementing regulations for the new Law, i.e. Government Regulation “GR” No. 222010 and GR No. 232010 as amended by GR No.242012. GR 22 deals with the establishment of mining areas in Indonesia. GR 23 offers further details of different types of mining licences which may be made available under this Law, and sets out the basic terms and conditions which need to be satisfied by licence applicants and issuing authorities. On July 5, 2010, GR No. 552010 was issued. This GR regulates the guidance and supervision of mineral and coal mining business in Indonesia. On December 20, 2010, GR No. 782010 was issued. This GR regulates the reclamation and post-mining. Pada tanggal 10 Januari 2012, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden No. 32012 yang secara resmi membentuk tim evaluasi Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara “PKP2B” yang ada, untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-undang baru yang disahkan di Januari 2009. Undang-undang mengharuskan semua Kontrak Karya dan PKP2B yang ada agar diubah dan diharmonisasikan sesuai dengan Undang-undang per 12 Januari 2010 yang batas waktunya telah berlalu. Tugas dari tim ini adalah sampai dengan Desember 2013. On January 10, 2012, the Indonesian Government issued Presidential Decree No. 32012 formally establishing a team tasked with evaluating existing mineral CoWs and Coal Contracts of Work “CCoWs, to bring them into line with the provisions of the new Law passed in January 2009. The Law requires all existing CoWs and CCoWs to be amended to harmonize them with the Law by January 12, 2010 a deadline which has passed. The team’s assignment is valid up to December 2013. Pada tahun 2012, rapat formal renegosiasi Kontrak Karya Perseoran dilakukan pada tanggal 11 September 2012. Pemerintah Pusat menekankan enam butir renegosiasi dalam rapat tersebut untuk didiskusikan lebih lanjut, sebagai berikut: 1 luas wilayah Kontrak Karya; 2 jangka waktu dan bentuk perpanjangan; 3 kewajiban keuangan royalti dan pajak; 4 kewajiban pengolahan dan pemurnian dalam negeri; 5 kewajiban divestasi 51; dan 6 kewajiban penggunaan barang dan jasa dalam negeri. Rapat renegosiasi telah dilanjutkan dengan beberapa rapat untuk mendiskusikan hal-hal teknis, mayoritas dari rapat lanjutan tersebut adalah untuk mendiskusikan mengenai kewajiban keuangan dan luas wilayah Kontrak Karya. Sampai dengan proses renengosiasi selesai, Perseroan belum dapat menentukan sepenuhnya sejauh apa dampak renegosiasi terhadap Kontrak Karya. In 2012, the Company’s first formal CoW renegotiation meeting was held on September 11, 2012. The Central Government emphasized six points of renegotiation during this meeting for further discussions, as follows: 1 size of the CoW area; 2 term and form of CoW extension; 3 financial obligations royalty and taxes; 4 domestic processing and refining; 5 mandatory divestment 51; and 6 priority use of domestic goods and services. The renegotiation meeting has been followed-up by a number of technical meetings, most of which were to discuss financial obligation and size of CoW area issues. Until the renegotiation process is completed, the Company is unable to fully determine to what extent the CoW will be affected. Perseroan terus memonitor perkembangan dalam peraturan pelaksanaan dari UU Pertambangan 2009 ini dan mengkaji pengaruhnya terhadap operasional Perseroan. The Company is closely monitoring the progress of the implementing regulations for the 2009 Mining Law and is currently assessing the impact on its operations. e. Peraturan Menteri No. 172010 e. Ministerial Regulation No. 172010