Skorsing dan merumahkan buruh

15 dilakukan secara spontan sebagai reaksi terhadap buruknya kebijaksanaan perusahaan, dan pada saat aksi terjadi, Ketua PUK-SPSI sedang tidak bekerja. Perkembangan terakhir dari peristiwa ini adalah, 17 orang mengundurkan diri, 75 dipekerjakan kembali, dan 5 orang sampai sekarang masih dirumahkan. Mereka ini, termasuk Ketua PUK-SPSI 26 dianggap sebagai pentolan massa buruh. Kasus lain terjadi juga terhadap 200 buruh PT Gladiatex Cimahi 27 dan terhadap 16 orang buruh PT NT Majalaya yang dirumahkan sejak Januari 1999 gara-gara mendirikan serikat buruh. Alasan 26 Kronologis dan wawancara dengan, Ketua PUK-SPSI PT PEP. 27 Pikiran Rakyat, 9 Juni 1999. perusahaan merumahkan mereka adalah untuk melakukan efisiensi karena pabrik kekurangan order. Padahal, menurut keterangan buruh yang masih aktif bekerja, hingga saat ini order bahkan lebih ramai. 28

3. Pembersihan aktivis buruh

Banyak juga PHK perseorangan maupun PHK masal dan tindakan merumahkan buruh pada masa krisis, dilakukan pengusaha semata-mata untuk mem- bersihkan aktivis buruh dengan memanfaatkan isu krisis. Dirumahkannya 16 orang buruh PT NT Majalaya, PHK terhadap 40 orang buruh PT GA Ujungberung dengan 28 Wawancara dengan Ketua Serikat Buruh PT NT, Majalaya. 16 alasan efisiensi, dan PHK terhadap sembilan orang buruh PT SI Cimahi, merupakan beberapa contoh di mana perusahaan memanfaatkan isu krisis ekonomi untuk melakukan pembersihan aktivis buruh. Enam belas orang buruh PT NT di rumahkan, setelah mereka mendeklarasi-kan berdirinya Serikat Buruh PT NT. Semua yang dirumahkan adalah pengurus dan organisator buruh di pabrik itu. Enam belas orang inilah yang menjadi kelompok inti Serikat Buruh PT NT yang sudah mempersiapkan berdirinya serikat buruh dengan melakukan pendidikan dan pengorganisasian kepada kawan-kawannya sejak empat tahun yang lalu. Karena itu jika mereka di PHK, maka semua pekerjaan itu kembali ke angka nol. Para buruh menolak tindakan pengusaha dan menuntut tetap bekerja seperti biasa, apalagi upah selama dirumahkan hanya dibayar sebesar 50. Tuntutan para buruh ditolak, bahkan pengusaha mengarang cerita tentang pencurian kain, lalu pengusaha mengizinkan para buruh bekerja kembali kalau mereka dapat menyebutkan nama-nama para pencuri kain tiga tahun yang lalu, yang tidak mereka ketahui. Kalau mereka tidak dapat menyebutkan orang-orang tersebut, maka perusahaan akan melakukan PHK ter-hadap mereka. 29 PHK masal terhadap 40 orang buruh PT GA dilakukan setelah 29 Idem