Pandangan Agama Buddha tentang Penyalahgunaan Narkoba

288 Kelas XII Semester 1 Kelompok 5: Pesan BNN Komentar kamu Stop Penyalahgunaan Narkoba Teman... buang niat untuk mencoba-coba Narkoba Tertawalah dari hati, bukan tertawa dari palsu efek Narkoba Tidak Narkoba sebelum celaka Yang aku tahu Narkoba telur emasnya setan Mari Mengasosiasi, diskusikan dengan teman-temanmu untuk menganalisis data tentang penyalahgunaan narkoba

6. Pandangan Agama Buddha tentang Penyalahgunaan Narkoba

Menghindari bahan-bahan yang dapat membuat seseorang menjadi ketagihan dan memabukkkan adalah salah satu sila yang dilaksanakan oleh umat Budha.Semua ketentuan mengenai minuman keras berlaku untuk segala jenis bahan makanan atau minuman yang mengganggu kesadaran. Apapun yang dapat mengganggu dan menghancurkan konsentrasi atau meditasi agama sehingga menggagalkan pengembangan kearifan diri. Mengonsumsi bahan-bahan berbahaya dan memabukkan tersebut jelas sangat merugikan bagi pengembangan batin dan melanggar sila kelima dari Pancasila Budhis yang berbunyi: “Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami” Meraya sendiri berarti minuman keras yang diperoleh dari proses peragian beberapa bahan seperti gula, tepung beras atau ketan dan buah- buahan seperti anggur. Minuman ini bila disuling akan meningkatkan aroma dan kekuatannya akan menjadi Sura. Kedua minuman ini jelas sama buruknya karena dapat memperlemah pengendalian diri, yang menyebabkan seseorang akan melakukan apa saja yang tidak pernah dia lakukan pada saat dirinya masih dalam keadaan normal. Majja berarti sesuatu yang menyebabkan orang jadi tidak sadarkan diri. Sura mengacu pada minuman keras yang disuling. Pendidikan Agama Buddha 289 Meraya keadaan minuman keras yang didapat dari bahan yang diragikan dan Majja mengacu pada ganja, heroin dan bahan lain semacamnya. Pamadatthana terdiri dari pamado yang artinya kecerobohan, ketagihan, kelalaian dan tthana yang berarti landasan atau basis. Pamadatthana berarti yang menjadi dasar atau landasan untuk timbulnya kelengahan, kecerobohan dan kelalaian diri.” Gabungan kata-kata tersebut mengandung pengertian bahwa memakai atau menggunakan sesuatu yang dapat memabukkan atau menjadi tidak sadarkan diri dapat menjadi dasar timbulnya kelengahan dan kecerobohan dalam diri. Oleh karena itu surameraya majjapamadatthana bisa disebut juga sebagai “segala sesuatu yang menyebabkan lemahnya kewaspadaan seseorang.” Apa beberapa faktor yang bisa membuat seseorang melanggar sila kelima ini: 1 Ada sesuatu yang merupakan Sura, Meruya atau Majja Suramerayamajjabhavo. 2 Adanya niat untuk meminum atau menggunakannya Pivitukamata. 3 Meminum atau menggunakannya Pivanam. 4. Mulai timbul gejala mabuk Maddanam. Keburukan-keburukan dari menggunakan narkoba antara lain: • Memboroskan uang • Mudah menimbulkan pertengkaran atau perkelahian • Merusak kesehatan mudah terserang penyakit • Menjadi sumber noda nama baik menjadi rusakmenimbulkan reputasi buruk • Menyeret seseorang untuk melakukan perbuatan yang memalukan • Melemahkan daya pikir seseorang Keburukan-keburukan tersebut sangat jelas dan akan dialami bagi pengguna narkoba pecandu. Jika dibandingkan dengan minum-minuman keras, narkoba lebih berbahaya karena efeknya langsung ke syaraf manusia yang berhubungan dengan otak, dan bahaya lain dari penggunaan narkoba adalah efeknya yang pelan-pelan menghancurkan tubuh manusia karena membuat ketagihan. Kemudian, di dalam Parabhava Sutta sebab-sebab kemerosotan, Buddha bersabda, “Manusia yang ketagihan kepada wanita, minuman keras, perbuatan jahat, menghambur-hamburkan segala sesuatu yang dimiliki, itulah sebab kemerosotan seseorang”. 290 Kelas XII Semester 1 Dalam Manggala Sutta berkah termulia, Buddha ditanya bagaimanakah berkah termulia itu? Buddha menjawab, ”… menghindari dan menjauhi perbuatan jahat, menjauhkan diri dari minuman keras, dan tekun dalam menjalankan kebajikan, itulah berkah termulia.” Dari apa yang telah disebutkan di atas, sekarang jelaslah bahwa Buddhisme menyediakan petunjuk-petunjuk khusus bagi kemajuan dan perkembangan diri pemuda- pemuda di zaman moderen, jika kita lihat kembali mengenai self reliance dan latihan serta pencapaiannya dalam sejarah kita tidak dapat mengatakan bahwa agama secara umum telah sukses untuk jangka waktu yang panjang dalam menggali sifat-sifat baik dalam diri manusia. Kesalahan terletak pada sifat manusia itu. Insting binatang yang terdapat pada diri manusia ” yang paling kuat yang dapat bertahan hidup “sering kali lebih kuat daripada ajaran agama. Oleh karena itu agama modern harus mampu membangkitkan keyakinan penuh dalam diri manusia. Agama harus dapat menahan pernyataan- pernyataan keras dari pengetahuan ilmiah dan secara ilosois harus cukup luas mencakup semua elemen dari perjalanan-perjalanan manusia. Hanya agama yang demikian yang dapat memberikan kepada manusia suatu kesadaran yang mendalam tentang nilai-nilai spiritual dan perasaan aman serta mendominasi pikiran mereka sehingga dapat membuat mereka mengikuti jalan kebenaran tanpa rasa takut karena mengetahui benar bahwa pada akhirnya kebijakan akan menang. Obat penenang tidak pernah dan tidak akan pernah menyentuh bagian terdalam dan kehidupan subyektif manusia untuk memengaruhinya untuk perbaikan dan untuk masyarakat. Hanya dengan suatu agama yang sesuai dengan sifat alami pikiran yang akan bisa menyentuh dan memperbaiki kekacauan serta mengobati pikirannya. Renungan: Siapapun yang melaksanakan Dhamma, Selayaknya tidak meminum minuman keras, Apalagi menganjurkan orang lain untuk melakukannya, Karena hal ini mengakibatkan lemahnya kesadaran, Yang disebabkan oleh kondisi mabuk. Orang yang bodoh melakukan perbuatan buruk, Sehingga menyebabkan orang lain lalai. Perbuatan bodoh hanya disenangi oleh orang bodoh, Oleh karena itu, hindarilah akar kejahatan ini Dhammapada, 398-399 Pendidikan Agama Buddha 291

7. Solusi