318 Kelas XII
Semester 1
Pertemuan kedua ini membahas sebab-sebab korupsi
Petunjuk Guru
Pahami dengan baik teks bacaan ini, sebelum guru mengajar dan mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Jika
memungkinkan guru dapat membuat media pembelajaran dua dimensi dengan menggunakan program power point untuk menjelaskan Sebab-Akibat dari
tindakan korupsi. Guru menggali informasi dari buku-buku dan kitab suci sebagai pendukung materi. Peserta didik diajak untuk memahami materi
pembelajaran yang terdapat pada buku siswa. Setelah peserta didik menyimak materi pembelajaran, peserta didik menjawab pertanyaan yang sudah tersedia.
Beri kebebasan kepada peserta didik untuk menggali atau mengeksplorasi jawaban sesuai dengan pengalamannya. Jawaban peserta didik sebagai
pengenalan konsep dirinya dan membutuhkan penalaran dan kecermatan dalam memahami materi yang sudah disimak.
3. Sebab Terjadinya Korupsi
Buddha menjelaskan bahwa suatu peristiwa apa pun tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Segala sesuatu itu terjadi karena adanya suatu sebab.
Namun demikian Buddha tidak mengajarkan tentang “sebab tunggal” atau causa prima dari timbulnya sesuatu. Segala sesuatu itu terjadi karena sebab
akibat yang saling bergantungan. Terkait dengan terjadinya korupsi, secara prinsip dapat dijelaskan bahwa sebab korupsi adalah berakar pada keserakahan
lobha, kebencian dosa, dan kebodohan moha. Renungan:
Tidak di angkasa ataupun di dasar laut, Tidak di gua ataupun di gunung,
Juga tidak ada tempat dimanapun di dunia ini, Yang dapat dipakai sebagai tempat bersembunyi,
Bagi seseorang untuk terbebas dari perbuatan jahatnya Dhammapada, 127
Pertemuan Ke – 2 3 x 45 menit
Pendidikan Agama Buddha 319
a. Keserakahan Keserakahan merupakan akar atau sumber tindakan korupsi. Hal ini
dikarenakan bahwa keserakahan adalah salah satu bentuk pikiran jahat yang menimbulkan berbagai perbuatan tidak terpuji. Dengan serakah, seseorang
bisa menjadi pembunuh, pemerkosa, pembohong, dan koruptor, dan tindakan kejahatan lainnya.
Keserakahan akan mendatangkan kerugian dan penderitaan bagi diri sendiri dan orang lain Anguttara Nikaya, I, 189. “Barang siapa yang serakah,
dicengkeram oleh keserakahan, tidak dapat mengendalikan dirinya, maka orang ini akan tega memaksa dengan kekerasan, membunuh, mengambil
sesuatu yang bukan haknya, melanggar kesusilaan, dan memutarbalikkan kebenaran: Inilah bahaya rantai sebab-akibat dari adanya keserakahan yang
menyebabkan timbulnya beberapa sikap batin yang buruk.
Seseorang yang serakah akan sulit mengendalikan dirinya dengan baik. Ia akan selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dimilikinya. Hal ini
diibaratkan seperti orang yang haus yang minum air asin, tentu tidak pernah dapat menghilangkan hausnya, sebab dengan minum air asin itu ia akan menjadi
haus. Haus terhadap uang, merasa bahagia apabila berhadapan dengan uang, apalagi dapat menyimpan bahkan memiliki uang yang bukan miliknya sendiri.
Kehausan terhadap uang itulah yang menyebabkan ketidakbaikan meskipun telah memperoleh uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
sumber: https:www.google.comsearch?q=gambar+kasus+korupsiespv=
Gambar 8.5 Penyuap dan Penerima Suap
320 Kelas XII
Semester 1
wajarnya, tetapi tetap saja ia belum merasa cukup untuk memenuhi hidupnya yang begitu boros dan bangga dengan keborosannya itu. Mahatma Ghandi,
“Bumi menyediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi tidak cukup untuk memuaskan orang serakah”. Oleh karena itu, sifat serakah ini
merupakan sifat buruk yang sangat membahayakan baik bagi dirinya maupun pihak lainnya.
b. Kebencian Kebencian juga akar ketidak baikan atau akar kejahatan di dunia ini.
Dengan kebencian, seseorang bisa berbuat hal-hal yang buruk. Misalnya, karena dicengkeram kebencian selain ia akan melakukan pembunuhan,
perbuatan asusila, pembohongan, dan juga tindakan pencuriankorupsi demi kepentingan dirinya sendiri.
Lebih lanjut, dorongan keinginan yang diliputi kebencian akan membuat sifat ketidaksenangan atau dendam. Sifat ini akan menyebabkan seseorang
tidak menyukai kesuksesan atau kebahagiaan orang lain, ia memiliki sifat irihati dan tidak suka terhadap kekayaan orang lain, sehingga ia menginginkan
harta orang lain untuk keperluan hidupnya sendiri, tanpa harus susah payah bekerja mencari nafkah. Kerja keras merupakan beban yang sama sekali tidak
diharapkan. Jadi yang diharapkan adalah hidup seperti orang kaya, tanpa mau bekerja keras.
c. Kebodohan batin Dasar seseorang melakukan korupsi adalah berakar pada kebodohan-
batin moha. Ia tidak dapat melihat dengan sebagaimana mestinya. Ia diliputi oleh pandangan keliru, sehingga ia tidak akan menyadari bahwa segala sesuatu
itu, baik materi maupun non-materi adalah tidak kekal atau selalu berubah- ubah anicca.
Jika seseorang memiliki kebodohan batinpandangan keliru, misalnya dalam hal ini ia akan menganggap penyalahgunaan uang bukan miliknya
sebagai suatu perbuatan yang lumrah, umum terjadi di mana-mana, bahkan kalau tidak ikut melakukan penyalahgunaan itu akan dianggap tidak umum,
tidak solider dengan teman, dan akan disingkirkan oleh lingkungan di mana ia berada. Ada yang berpendapat bahwa uang bukan miliknya itu juga merupakan
uang miliknya, sehingga orang menggunakan uang itu seperti miliknya sendiri dengan tanpa perhitungan dan tanpa tanggung jawab pengembaliannya.
Seringkali berpikiran mumpung sedang pegang uang, kapan lagi bisa pegang
Pendidikan Agama Buddha 321
uang banyak. Pinjam uang begitu mudah dilakukan tanpa berpikir panjang bagaimana mengembalikannya, apalagi kalau uang pinjaman itu dipergunakan
untuk berfofa-foya. Bukannya bersakit-sakit kerja keras dahulu, bersenang- senang kemudian; tetapi dibalik bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit
kalau membayar atau ditagih utang, akhirnya korupsi menjadi jalan pilihan buat bersenang-senang.
Selain bersumber pada diri sendiri, lingkungan juga mempunyai andil yang sangat besar dalam pembentukan karakteristik seorang manusia.
Lingkungan yang buruk banyak yang korupsi akan menarik jatuh seseorang ke jurang kejahatan. Lingkungan buruk yang dimaksudkan di sini terutama
ditekankan pada pergaulan dengan teman-teman yang kurang baik, mungkin saja bisa memengaruhi seseorang menjadi buruk juga, walaupun pada
akhirnya kembali kepada dirinya sendiri. Biasanya banyak yang terpengaruh oleh lingkungan, jadi berhati-hatilah dan selalu bijaksana.
Selain itu, hal-hal lain yang dapat menyebabkan timbulnya korupsi, adalah lemahnya sistem moral pelakunya, tuntutan hidup yang tidak realistis,
adanya peluangkesempatan, lemahnya penegakan hukum, dan lain-lain.
4. Melawan Perkembangan Korupsi