Maka perlu penyelesaian dua persamaan dengan dua variabel yang tidak diketahui. Hal ini karena serapan total dari campuran beberapa komponen
merupakan jumlah serapan masing-masing komponen tersebut. Sehingga, konsentrasi X dan Y yang belum diketahui dalam kedua persamaan dapat
diukur dengan mudah.
2.6 Validasi Metode
Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-parameter
kerjanya cukup mampu untuk mengatasi masalah analisis Gandjar dan Rohman, 2008.
Validasi metode analisis dilakukan dengan uji labratorium, dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa karakteristik kinerjanya telah memenuhi
persyaratan untuk diterapkan dalam analisis senyawa atau sediaan yang bersangkutan Satiadarma, dkk., 2004. Parameter analisis yang ditentukan pada
validasi adalah akurasi, presisi, spesifitas, batas deteksi, batas kuantitasi, linieritas dan rentang Gandjar dan Rohman, 2008.
Akurasi kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan melalui dua cara yaitu metode simulasi spiked placebo recovery dan metode
penambahan bahan baku standard addition method. Dalam metode simulasi,
Universitas Sumatera Utara
sejumlah analit bahan murni senyawa pembanding kimia ditambahkan kedalam campuran bahan sediaan farmasi plasebo, lalu campuran tersebut dianalisis dan
hasilnya dibandingkan dengan kadar standar yang ditambahkan kadar sebenarnya. Dalam metode adisi penambahan bahan baku, sejumlah sampel
yang dianalisis ditambah analit dengan konsentrasi tertentu, dicampur dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang
sebenarnya hasil yang diharapkan. Dalam kedua metode, persen perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang
sebenarnya Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut: perolehan kembali =
C
F
− C
A
C
A ∗
×
100 Keterangan:
C
F
= Kadar sampel setelah penambahan larutan baku C
A
= Kadar sampel sebelum penambahan larutan baku C
A
= Kadar larutan baku yang ditambahkan Presisi adalah derajat kesesuaian di antara masing-masing hasil uji, jika
prosedur analisis ditetapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi standar atau deviasi
standar relatif. Presisi dapat diartikan pula sebagai reprodusibilitas reproducibility atau keterulangan repeatability dari prosedur analisis pada
kondisi kerja normal Satiadarma, dkk., 2004. Parameter-parameter seperti standar deviasi, simpangan baku relatif dan derajat kepercayaan haruslah
dikalkulasi untuk mendapatkan tingkat presisi tertentu. Nilai simpangan baku relatif dinyatakan memenuhi persyaratan jika lebih kecil dari 10 – 20 Ermer
dan Miller, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Harmita 2004, simpangan baku relatif dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Simpangan baku relatif =
SD X
�
x 100 Batas deteksi adalah parameter, yaitu konsentrasi analit terendah yang
dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko Harmita, 2004.
Menurut Harmita 2004, batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Simpangan baku �� �
� =
�
∑Y – Yi
2
n −2
Batas deteksi =
3 × SY X �
�����
Batas
kuantitasi adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang masih dapat diukur dalam kondisi percobaan yang sama dan memenuhi kriteria cermat
dan seksama Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, batas kuantitasi dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut: Batas kuantitasi =
10 × SY X �
�����
Kelinieran suatu metode analisis adalah kemampuan untuk menunjukkan bahwa nilai hasil uji langsung atau setelah diolah secara matematika, proporsional
dengan konsentrasi analit dalam sampel dalam rentang konsentrasi tertentu Satiadarma, dkk., 2004. Linieritas dapat diukur dengan melakukan pengukuran
tunggal pada konsentrasi yang berbeda-beda. Data yang diperoleh diproses untuk
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan slope, intersep dan koefisien korelasinya Gandjar dan Rohman, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuka n di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Kimia Farmasi
Kualitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dimulai dari Januari 2014 sampai April 2014.
3.2 Bahan-bahan 3.2.1 Pereaksi
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini kecuali dinyatakan lain adalah bahan yang berkualitas pro analisis dari E. Merck yaitu asam klorida,
aquadest CV. Rudang Jaya, kafein BPFI dan natrium benzoat BPFI.
3.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometri UV-Visible Hitachi U-2900, neraca analitik Mettler Teledo, spatula, indikator
universal dan alat-alat gelas.
3.4 Pembuatan Pereaksi 3.4.1 Larutan HCl 0,1 N
Diencerkan 8,5 ml HCl 37 dengan 1 liter aquadest Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara