Kurva kalibrasi kafein Kurva Kalibrasi .1 Kurva kalibrasi asam benzoat

Gambar 7. Kurva Kalibrasi Asam Benzoat pada Panjang Gelombang 229 nm dan 272 nm Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dengan absorbansi. Nilai r 0,99 menunjukkan adanya korelasi linier hubungan antara X dan Y Watson, 2010. Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6, halaman 47 dan halaman 49.

4.3.2 Kurva kalibrasi kafein

Kurva kalibrasi kafein diperoleh dengan cara mengukur absorbansi larutan baku dengan konsentrasi 5; 6; 7; 8; dan 9 µgml pada panjang gelombang 229 nm dan 272 nm. Dari pengukuran ini didapat persamaan regresi pada panjang gelombang 229 nm yaitu Y = 0,0300X + 0,0008 dengan koefisien korelasi r 0,9984 dan persamaan regresi pada panjang gelombang 272 nm yaitu Y = 0,0575X + 0,0008 dengan koefisien korelasi r 0,9991. Kurva kalibrasi kafein pada panjang gelombang 229 nm dan 272 nm dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini. Y = 0,0883X - 0,0062 r = 0,9989 y = 0,0071x - 0,0001 r = 0,9977 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 1 2 3 4 5 6 7 8 Abso r ban si Konsentrasi μgml Series1 Series2 229 nm 272 nm Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Kurva Kalibrasi Kafein pada Panjang Gelombang 229 nm dan 272 nm Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dengan absorbansi. Nilai r 0,99 menunjukkan adanya korelasi linier hubungan antara X dan Y Watson, 2010. Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8, halaman 51 dan halaman 53. 4.4 Penetapan Kadar Baku Asam Benzoat dan Kafein Secara Simultan Hasil pengukuran untuk masing-masing larutan baku diperoleh konsentrasi sebesar 5,0350 µgml untuk asam benzoat dan 9,0430 µgml untuk kafein. Kemudian setelah pencampuran larutan baku, konsentrasi rata-rata asam benzoat dan kafein yang diperoleh dengan metode persamaan regresi yaitu sebesar 5,0251 µgml dan 9,2918 µgml. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persen kadar yaitu 99,80 untuk asam benzoat dan 102,75 untuk kafein dan kadar ini masih di dalam batas kadar yang diizinkan dalam Farmakope Indonesia yaitu 90-110 Ditjen POM, 1979. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa metode Y = 0,03X + 0,0008 r = 0,9984 y = 0,0575x + 0,0008 r = 0,9991 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 2 4 6 8 10 Abso r ban si Konsentrasi μgml Series1 Series2 272 nm 229 nm Universitas Sumatera Utara perhitungan persamaan regresi dapat digunakan untuk penetapan kadar natrium benzoat dan kafein. Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10, halaman 56.

4.5 Penetapan Kadar Natrium Benzoat dan Kafein dalam Sampel