BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakuka n di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Kimia Farmasi
Kualitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dimulai dari Januari 2014 sampai April 2014.
3.2 Bahan-bahan 3.2.1 Pereaksi
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini kecuali dinyatakan lain adalah bahan yang berkualitas pro analisis dari E. Merck yaitu asam klorida,
aquadest CV. Rudang Jaya, kafein BPFI dan natrium benzoat BPFI.
3.3 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometri UV-Visible Hitachi U-2900, neraca analitik Mettler Teledo, spatula, indikator
universal dan alat-alat gelas.
3.4 Pembuatan Pereaksi 3.4.1 Larutan HCl 0,1 N
Diencerkan 8,5 ml HCl 37 dengan 1 liter aquadest Ditjen POM, 1979.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah minuman energi yang diperoleh dari pusat perbelanjaan Maximart, Yang Lim Plaza, Jalan Emas, Medan. Metode
pengambilan sampel dilakukan secara purposif, yaitu metode pengambilan sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai
karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti Sudjana, 2005. Pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan dimana produk yang
beredar di pasaran yang mengandung kafein dan natrium benzoat pada komposisinya. Diperoleh 6 enam sampel minuman energi dan diberi penanda
sebagai sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E dan sampel F.
3.6 Pembuatan Larutan Induk Baku 3.6.1 Pembuatan larutan induk baku asam benzoat
Ditimbang 59 mg baku pembanding natrium benzoat mengandung asam benzoat 50 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan
dengan HCl 0,1 N hingga larut, dicukupkan volume dengan HCl 0,1 N sampai
garis tanda LIB I. Konsentrasi LIB I :
50 mg 100 ml
× 1000 µgmg = 500 µgml
Dari larutan LIB I dipipet 5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda LIB II.
Konsentrasi LIB II :
5 ml 50 ml
× 500 µgml = 50 µgml
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Pembuatan larutan induk baku kafein
Ditimbang 50 mg baku pembanding kafein kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan HCl 0,1 N hingga larut,
dicukupkan volume dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda LIB I.
Konsentrasi LIB I :
50 mg 100 ml
× 1000 µgmg = 500 µgml
Dari larutan LIB I dipipet 5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda LIB II.
Konsentrasi LIB II :
5 ml 50 ml
× 500 µgml = 50 µgml
3.7 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 3.7.1 Penentuan panjang gelombang maksimum asam benzoat
Dipipet sebanyak 2,5 ml dari LIB II asam benzoat 50 µgml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan volume dengan HCl 0,1 N sampai
garis tanda. Diperoleh konsentrasi 5 µgml. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelommbang 200 – 400 nm sehingga diperoleh panjang gelombang
maksimum hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 4, halaman 28.
3.7.2 Penentuan panjang gelombang maksimum kafein
Dipipet sebanyak 4,5 ml dari LIB II asam benzoat 50 µgml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan volume dengan HCl 0,1 N sampai
garis tanda. Diperoleh konsentrasi 9 µgml. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelommbang 200 – 400 nm sehingga diperoleh panjang gelombang
maksimum hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 5, halaman 29.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Pembuatan Kurva Serapan Tumpang Tindih Asam Benzoat dan Kafein 1 : 1
Larutan baku pembanding asam benzoat dan kafein dibuat dengan konsentrasi masing-masing 4 µgml dan 4 µgml 1 : 1 dengan cara dipipet
sebanyak 2 ml dari LIB II asam benzoat 50 µgml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan volume dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dan
diperoleh konsentrasi 4 µgml. Selanjutnya, dipipet 2 ml dari LIB II kafein 50 µgml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml dan dicukupkan volume dengan
HCl 0,1 N sampai garis tanda dan diperoleh konsentrasi 4 µgml. Kemudian diukur serapan masing-masing pada rentang panjang gelombang 200 - 400 nm.
Kurva serapan masing-masing yang diperoleh dibuat tumpang tindih pada kerangka yang sama hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 6, Halaman
30.
3.9 Pembuatan Kurva Kalibrasi 3.9.1 Pembuatan kurva kalibrasi asam benzoat