9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tabungan dan Asuransi Pensiun
Tabungan dan asuransi pensiun merupakan tabungan jangka panjang yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Bab I Pasal 1, terdapat 2 jenis dana pensiun berdasarkan pada penyelenggaraannya atau pihak yang
mendirikan, yaitu: 1.
Dana Pensiun Pemberi Kerja DPPK Dana Pensiun Pemberi Kerja DPPK adalah dana pensiun yang
dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP
dan Program Pensiun Iuran Pasti PPIP bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta dan yang menimbulkan kewajiban
terhadap Pemberi Kerja. 2.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK Dana Pensiun Lembaga Keuangan DPLK adalah dana pensiun yang
dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti PPIP bagi perorangan
baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.
10 Penyelenggaraan dana pensiun dilakukan dalam bentuk program, yaitu
program pensiun. Program pensiun menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Bab I Pasal 1 adalah
program pensiun yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta. Secara garis besar, program dana pensiun dibagi menjadi dua, yaitu Program Pensiun
Iuran Pasti PPIP dan Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP. 1
PPIP adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan
pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun. 2
PPMP adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan
Program Pensiun Iuran Pasti. Perbedaan antara PPIP dan PPMP disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan antara PPIP dan PPMP
Perbedaan PPIP
PPMP
Segi manfaat
Tidak terdapat kepastian besarnya manfaat pensiun
yang akan
diperoleh, besarnya tergantung dari
jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangannya.
Ada kepastian
besarnya manfaat pensiun yang akan
diperoleh, ditetapkan
dalam Peraturan Dana Pensiun.
Segi kontribusi
Jumlah iuran ditetapkan dalam
Peraturan Dana
Pensiun yang
biasanya merupakan proporsi dari
gaji karyawan
atau presentase keuntungan.
Jumlah iuran yang diperlukan dihitung oleh aktuaris sehingga
besarnya dapat berbeda dari periode ke periode tergantung
asumsi yang digunakan.
Segi kewajiban
masa lalu Tidak terdapat pengakuan
terhadap masa kerja lalu dari peserta pensiun.
Mengakui kewajiban atas masa kerja yang telah dilalui oleh
karyawan sebelum berdirinya dana pensiun.
11
Perbedaan PPIP
PPMP
Segi administrasi
Lebih sederhana karena jumlah
manfaat yang
diterima oleh
peserta semata-mata
tergantung pada kontribusi ditambah
dengan hasil
pengembangan dari
kontribusi tersebut yang akan diberikan secara lump
sum sekaligus. Administrasinya relatif lebih
rumit karena
harus menyelenggarakan
program pensiun
sepanjang usia
pensiunan, bahkan dilanjutkan kepada
jandaduda pensiunananaknya
sampai dengan usia 21 tahun jika
pensiunan meninggal dunia.
Segi beban resiko
investasi Jika
kinerja investasi
buruk, maka beban tersebut terletak
pada peserta
program, begitu pula jika kinerja investasi baik, maka
karyawan atau peserta yang akan
menikmati rewardnya.
Beban dari kegagalan investasi terletak pada perusahaan, yang
harus menanggung peningkatan biaya
kontribusi pensiun
sehingga mengakibatkan biaya tenaga
kerja meningkat,
sedangkan keberhasilan
investasi dinikmati
oleh perusahaan
dalam bentuk
penurunan kontribusi
iuran pensiun yang mengakibatkan
biaya tenaga kerja menurun. Segi
formula Tidak
terdapat formula
tertentu, besarnya manfaat pensiun yang akan diterima
tergantung dari
hasil investasi.
Terdapat formula tertentu untuk menghitung manfaat yang akan
diterima pada saat pensiun.
Menurut Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN mengamanatkan empat BUMN Badan Usaha Milik
Negara antara lain PT Taspen Persero, PT Jamsostek Persero, PT Askes Persero dan PT Asabri untuk menerapkan prinsip-prinsip SJSN. Tindak
lanjut dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial yang mengubah PT Askes Persero menjadi BPJS Kesehatan.
12
B. Mortalita