Tabel 4.16. Outlier Data
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
N Predicted
Value 2.470
100.560 55.500 18.487
110 Std. Predicted
Value -2.868
2.437 0.000
1.000 110
Standard Error of Predicted Value
6.064 23.265 12.866
3.402 110
Adjusted Predicted Value -2.800
106.330 55.170
19.585 110
Residual -55.242
56.402 0.000
25.995 110
Std. Residual -1.899
1.938 0.000
0.893 110
Stud. Residual -2.300
2.042 0.005
0.989 110
Deleted Residual -81.042
64.859 0.328
32.144 110
Stud. Deleted Residual -2.359
2.081 0.004
0.998 110
Mahalanobis Distance [MD] 3.744
68.695 21.800 11.795
110 Cooks Distance
0.000 0.107
0.010 0.017
110 a Dependent Variable : NO. RESP
Sumber : Lampiran Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan
menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan
2
pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang
mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi multivariate outliers. Nilai
2 0.001
dengan jumlah indikator 22 adalah sebesar 48,268. Hasil analisis Mahalanobis
diperoleh nilai 68,695 yang lebih besar dari
2
tabel 48,268 tersebut. Dengan demikian, terjadi multivariate outliers.
Karena ada 2 case yang mengalami perbedaan 24 : 69,325
50 ; 50,009 2 case outlier ini harus dieliminasi sehingga N pada analisis berikutnya
tinggal 110-2 = 108
4.2.2. Evaluasi Reliabilitas Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s
Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala variabel
atau observasi indikator. Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-
butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan Purwanto, 2002. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.17. Reliabilitas Data
Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator
Item to Total Correlation
Koefisien Cronbachs Alpha
Performance X11
0.953 0.896
X12 0.951
Features X21
0.855 0.517
X22 0.788
Conform to Spec X31
0.849 0.649
X32 0.873
Durability X41
0.942 0.861
X42 0.933
Estetica X51
0.964 0.918
X52 0.959
Serviceability X61
0.945 0.878
X62 0.944
Value to Price Relation
Y11 0.910
0.777 Y12
0.899 Warrantly
Y21 0.935
0.847 Y22
0.928 Reliability
Y31 0.920
0.818 Y32
0.920 Resolution
Problem Y41
0.960 0.905
Y42 0.953
Customer Loyalty Z1
0.957 0.907
Z2 0.956
: tereliminasi
Sumber : Lampiran Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada
indikator yang nilainya 0,5 [Purwanto,2003]. Tidak terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation indikator seluruhnya
≥ 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbachs alpha.
Perhitungan cronbachs dilakukan setelah proses eliminasi. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan
hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu
≥ 0,7 [Hair et.al.,1998].
4.2.3. Evaluasi Validitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang
seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat loading factor
dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.18. Validitas Data
Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis
Konstrak Indikator Faktor Loading
1 2 3 4 Performance
X11 0.918
X12 0.885
Features X21
0.537 X22
0.687 Conform to Spec
X31 0.771
X32 0.731
Durability X41
0.864 X42
0.877 Estetica
X51 0.884
X52 0.960
Serviceability X61
0.911 X62
0.860 Value to Price
Relation Y11
0.847 Y12
0.751 Warrantly
Y21 0.852
Y22 0.864
Reliability Y31
0.812 Y32
0.853 Resolution
Problem Y41
0.924 Y42
0.898 Customer Loyalty
Z1 0.920
Z2 0.903
Sumber: Lampiran
Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap
construct seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap
konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya baik.
4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s
Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance
extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi
internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang
sama Purwanto, 2002. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50. Hasil perhitungan construct reliability dan variance extracted
dapat dilihat dalam tabel 4.19.
Tabel 4.19. Construct Reliability dan Variance Extracted
Construct Reliability Variance Extrated
Konstrak
Indikator
Standardize Factor
Loading
SFL Kuadrat
Error [εj] Construct
Reliability Variance
Extrated Performance
X11 0.918 0.843 0.157
0.897 0.813 X12
0.885 0.783 0.217 Features
X21 0.537 0.288 0.712
0.547 0.380 X22
0.687 0.472 0.528 Conform to
Spec X31
0.771 0.594 0.406 0.721 0.564
X32 0.731 0.534 0.466
Durability X41
0.864 0.746 0.254 0.862 0.758
X42 0.877 0.769 0.231
Estetica X51
0.884 0.781 0.219 0.920 0.852
X52 0.960 0.922 0.078
Serviceability X61
0.911 0.830 0.170 0.879 0.785
X62 0.860 0.740 0.260
Value to Price Relation
Y11 0.847 0.717 0.283
0.780 0.641 Y12
0.751 0.564 0.436 Warrantly
Y21 0.852 0.726 0.274
0.848 0.736 Y22
0.864 0.746 0.254 Reliability
Y31 0.812 0.659 0.341
0.819 0.693 Y32
0.853 0.728 0.272 Resolution
Problem Y41
0.924 0.854 0.146 0.907 0.830
Y42 0.898 0.806 0.194
Customer Loyalty
Z1 0.920 0.846 0.154
0.908 0.831 Z2
0.903 0.815 0.185
Batas Dapat Diterima ≥ 0,7
≥ 0,5
Sumber : Lampiran Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability
dan variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya
≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila
penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang
terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.
4.2.5. Evaluasi Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Skewness Value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai
statistik untuk menguji normalitas itu disebut z-value. Bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak
normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 1 yaitu sebesar
2,58. Hasilnya diperoleh nilai c.r. multivariat diantara 2,58 dan itu berarti asumsi normalitas terpenuhi dan data layak untuk
digunakan dalam estimasi selanjutnya. Hasil analisis tampak pada tabel berikut :
Tabel 4.20. Normalitas Data
Assessment of normality Variable min
max kurtosis
c.r. X11
1 7 -0.486 -1.032
X12 1 7 -0.345
-0.733 X21
1 7 -0.637 -1.350
X22 1
7 0.000
0.001 X31
1 7
-0.482 -1.022
X32 1
7 -0.601
-1.274 X41
1 7
-0.630 -1.336
X42 2 7 -0.877
-1.860 X51
1 7 0.927
1.966 X52
3 7
-0.747 -1.585
X61 1
7 -0.379
-0.805 X62
1 7
-0.401 -0.851
Y11 1
7 -0.468
-0.992 Y12
1 7 -0.637 -1.351
Y21 1 7
0.201 0.427
Y22 1 7 -0.293
-0.621 Y31
1 7
0.105 0.222
Y32 1
7 -0.250
-0.530 Y41
1 7
-0.454 -0.963
Y42 2
7 -0.554
-1.175 Z1
1 7 -1.003 -2.128
Z2 1 7 -0.515
-1.092
Multivariate 91.176
14.579 Batas Normal
± 2,58
Sumber : Lampiran
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak
menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum
likelihood estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan
dalam estimasi selanjutnya.
4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model
dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama one-step approach to SEM
. One-step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa
dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik. Hair.et.al, 1998.
Hasil estimasi dan fit model one-step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada gambar dan
tabel Goodness of Fit dibawah ini.
Gambar 4.1
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Product Quality, Customer Satisfaction, Customer Loyalty
Model Specification : One Step Approach - Base Model
Performance X11
er_1 1
1
Feature X21
er_3 1
1 X12
er_2 1
X22 er_4
1
Conform to Spec X31
er_5 X32
er_6 1
1 1
Durability X41
er_7 X42
er_8 1
1 1
1 Product
Quality 0,005
d_fe 0,005
d_co
d_du d_pr
1
1
1
1
Estetica X51
er_9 X52
er_10 d_es
1 1
1 1
Serviceability X61
er_13 X62
er_14 d_sr
1 1
1 1
Value to Price Relation
Y11 er_15
Y12 er_16
d_vr 1
1 1
1
Warrantly Y21
er_17 Y22
er_18 d_wa
1 1
1 1
Reliability Y31
er_19 Y32
er_20 d_re
1 1
1 1
Resolution Problem
Y41 er_21
Y42 er_22
d_rp 1
1 1
1 Customer
Loyalty Z2
er_12 Z1
er_11 d_cl
1 1
1 1
Customer Satisfaction
0,005 d_cs
1
Sumber : Lampiran Tabel 4.21
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Base Model
Sumber : Lampiran Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach base model
ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model
belum sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF 2.250
≤ 2,00 kurang baik
Probability 0.000 ≥ 0,05
kurang baik RMSEA 0.108
≤ 0,08 kurang baik
GFI 0.740 ≥ 0,90
kurang baik AGFI 0.669
≥ 0,90 kurang baik
TLI 0.866 ≥ 0,95
kurang baik CFI 0.885
≥ 0,94 kurang baik
dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi sebagaimana terdapat di
bawah ini. Gambar 4.2
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Product Quality, Customer Satisfaction, Customer Loyalty
Model Specification : One Step Approach - Modifikasi
Performance X11
er_1 1
1
Feature X21
er_3 1
1 X12
er_2 1
X22 er_4
1
Conform to Spec X31
er_5 X32
er_6 1
1 1
Durability X41
er_7 X42
er_8 1
1 1
1 Product
Quality 0,005
d_fe 0,005
d_co
d_du d_pr
1
1
1
1
Estetica X51
er_9 X52
er_10 d_es
1 1
1 1
Serviceability X61
er_13 X62
er_14 d_sr
1 1
1 1
Value to Price Relation
Y11 er_15
Y12 er_16
0,005 d_vr
1 1
1 1
Warrantly Y21
er_17 Y22
er_18 d_wa
1 1
1 1
Reliability Y31
er_19 Y32
er_20 d_re
1 1
1 1
Resolution Problem
Y41 er_21
Y42 er_22
d_rp 1
1 1
1 Customer
Loyalty Z2
er_12 Z1
er_11 d_cl
1 1
1 1
Customer Satisfaction
0,005 d_cs
1
Sumber : Lampiran Tabel 4.22
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi
Sumber : Lampiran
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF 1.248
≤ 2,00 baik
Probability 0.063 ≥ 0,05
baik RMSEA 0.048
≤ 0,08 baik
GFI 0.900 ≥ 0,90
baik AGFI 0.900
≥ 0,90 baik
TLI 0.973 ≥ 0,95
baik CFI 0.979
≥ 0,94 baik
Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya
menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi
oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar
variabel dalam model.
4.2.7. Uji Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 1.105.696.046 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau
singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya
sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini. Tabel 4.23. Hasil Uji Kausalitas
Sumber : Lampiran Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa : a. Faktor Product Quality berpengaruh positif terhadap Faktor Customer
Satisfaction, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,029 ≤ 0,10 [signifikan
[positif].
Regression Weights Ustd
Std Prob.
Faktor Faktor Estimate
Estimate Customer_Satisfaction
Product_Quality 0.395 0.984
0.029 Customer_Loyalty
Customer_Satisfaction 2.928 0.831
0.026 Batas Signifikansi
≤ 0,10
b. Faktor Custromer Satisfaction berpengaruh positif terhadap Faktor Customer Loyalty, dapat diterima [Prob. kausalnya 0,026
≤ 0,10 [signifikan
[positif].
4.3. Pembahasan
Dari hasil uji kausalitas pada table 4.23 diatas dapat dilihat bahwa faktor product quality
berpengaruh positif terhadap customer satisfaction. Hal ini dapat diartikan bahwa penciptaan produk berkualitas sangat berpengaruh
penting terhadap kepuasan konsumen.seperti dikemukakan oleh Tjiptono 1997:24 bahwa kunci utama dalam memenangkan pasar adalah dengan
memberikan nilai dan kepuasan pelanggan melalui penyampaian produk- produk atau jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Tjiptono juga
menambahkan kepuasan berimplikasi pada perbaikan terus-menerus sehingga dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk
memahami dengan seksama harapan serta kebutuhan pelanggan. Oleh karena telah mendapat informasi-informasi dari pelanggannya maka
perusahaan bisa membuat produk-produk berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumennya.
Merujuk pada hasil kedua pada table 4.23 terlihat bahwa customer satisfaction
berpengaruh positif terhadap customer loyalty. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin konsumen merasa puas maka semakin besar
keinginan konsumen tersebut untuk membeli dan menggunakan kembali produk tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Band dalam Nasution
2005:49 yang mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan sebagai perbandingan antara kualitas dari barang yang dihasilkan dengan keinginan,
kebutuhan, dan harapan konsumen. Lebih lanjut band meyatakan bahwa apabila terjadi kepuasan pelanggan maka akan timbul pembelian ulang dan
kesetian. Sehingga bila dilihat dari hasil diatas yang menyebutkan adanya
hubungan antara kualitas produk dan kepuasan konsumen serta dampaknya pada loyalitas pelanggan, perusahaan harus milihat kepuasan konsumen
sebagai omzet dan konsentrasi terbesar perusahaan, dengan cara penciptaan produk-produk yang berkualitas dan bukan hanya menilainya dari segi
materi semata karena dengan banyaknya pelanggan yang merasa puas, maka dengan sendirinya akan meningkatkan omzet penjualan produk itu sendiri.
Penelitian ini kemungkinan besar adalah salah satu penelitian struktural tentang kualitas produk, kepuasan konsumen dan loyalitas pelanggan dengan
ditinjau dari sudut perilaku konsumen.dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat mendorong penelitian-penelitian lainnya, baik penelitian
sejenis dengan dengan data yang berlainan atau sampel yang lebih luas, maupun hasil penelitian ini nantinya bisa sebagai pedoman bagi peneliti
lainnya.