Hambatan Penelitian Kelemahan Penelitian

Hal tersebut dibuktikan dalam wawancara dengan responden bahwa tindakan tidak aman disebabkan karena ketidakmampuan pekerja dalam mematuhi peraturan dan prosedur K3, perasaan tidak nyaman dan mengganggu pada APD yang digunakan serta alat pelindung mesin, sikap tidak peduli dari pekerja tidak disiplin. Tindakan tidak aman terhadap penggunaan APD dan housekeeping yaitu: pekerja tidak menggunakan earplug sebagaimana mestinya. Hal tersebut harus ditindaklanjuti oleh pihak manajemen dari Perusahaan Obat Nyamuk “X” Semarang Factory, sebab unsafe action dapat menimbulkan peluang terjadinya kecelakaan kerja di lingkungan kerja, sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam penerapan budaya K3 di perusahaan. Perilaku berbahaya tersebut dapat menjadi faktor-faktor pendorong kecelakaan kerja di tempat kerja. Menurut Ramsey seperti dikutip McCormick 1992 mendefinisikan bahwa perilaku berbahaya sebagai suatu kesalahan dalam tahap-tahap mempersepsi, mengenali, memutuskan, menghindari, dan kemampuan menghindari bahaya atau kesalahan- kesalahan dan pelanggaran-pelanggaran dalam bekerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja Winarsunu, 2008:34.

5.2. HAMBATAN DAN KELEMAHAN PENELITIAN

5.2.1. Hambatan Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat hambatan yang mempengaruhi kelancaran penelitian ini. Hambatan-hambatan tersebut antara lain: 1. Waktu pengambilan data terbatas karena pengambilan data dilakukan pada jam istirahat serta harus menyesuaikan dengan waktu luang informan. Pengambilan data yang terburu-buru menyebabkan data yang diperoleh kurang maksimal. 2. Kondisi lokasi saat dilakukannya wawancara memiliki karakteristik bising suara mesin produksi bagian stamping, sehingga mengganggu proses wawancara. 3. Beberapa dokumen yang acak dan tidak ada dalam map dokumen, sehingga menyulitkan peneliti mendapatkan data yang lengkap dari dokumen yang ada.

5.2.2. Kelemahan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini adalah kurang sempurnanya dalam pengambilan dokumentasi foto, bukti dokumentasi, serta dokumen karena ada kebijakan perusahaan mengenai area yang tidak diperbolehkan melakukan dokumentasi dan tidak memperbolehkan untuk di-publish. Pengambilan dokumentasi pada daerah yang diperbolehkan saja oleh perusahaan. Untuk dokumen tidak semua dokumen diperlihatkan, sebab ada kebijakan untuk tidak mem-publish dokumen perusahaan. 121

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1. SIMPULAN

Penelitian yang berjudul “Gambaran Behavior Based Safety Sebagai Upaya Penurunan Unsafe Action Pekerja Bagian Stamping PT. Reckitt Benckiser Indonesia Semarang Factory, ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat kesesuaian “terpenuhi dan sesuai dengan peraturan”, meliputi: 1 Komitmen top management 66,68 terdiri atas: pemberian dan pergantian APD, pencatatan terkait APD, penyediaan form Safety Behavior Observation dan kotak pengumpul SBO, pemberian training pekerja, pemantauan dan peningkatan pelatihan, safety patrol, inspeksi APD, pencatatan laporan pengawasan, laporan hasil pengawasan ke perusahaan, tim manajemen melakukan pengawasan berkala, rapat koordinasi untuk peningkatan kinerja K3, briefing pekerja. 2 Peraturan dan Prosedur K3 63,34 terdiri dari: pengarahan pekerja yang tidak sesuai peraturan dan prosedur K3, peraturan dan prosedur K3 tiap departemen, pelaporan pekerja yang tidak sesuai peraturan, pemberian informasi secara langsung, pemberian informasi secara tidak langsung, review peraturan dan prosedur. 3 Komunikasi pekerja 81,25 terdiri dari: pemberian informasi K3, investigasi kecelakaan kerja, pencatatan investigasi, pelaporan hasil investigasi, komunikasi dengan pihak manajerial, pengarahan tindakan tidak aman.