Gambaran Komunikasi Pekerja dalam Pelaksanaan Behavior Based

mengingat poin-poin yang penting dalam pekerjaannya, sehingga dapat meminimalisir kecelakaan kerja. Sebanyak 50 1 poin telah terpenuhi tetapi tidak sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08MENVII2010 tentang Alat Pelindung Diri pasal 2. Komponen konsistensi penerapan peraturan dan prosedur K3 3 poin sebanyak 66,7 2 poin telah terpenuhi dan sesuai meliputi tiap departemen memiliki peraturan dan prosedur K3 dan pelaporan jika melanggar peraturan dan prosedur K3. Sebanyak 33,3 1 poin tidak terpenuhi oleh perusahaan yaitu konsistensi penerapan peraturan dan prosedur K3. Pada komponen sosialisasi peraturan dan prosedur K3 2 poin sebanyak 100 2 poin telah terpenuhi dan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 12 ayat 1. Komponen review atau update peraturan dan prosedur K3 2 poin sebanyak 100 telah terpenuhi dan sesuai dengan teori Somad 2013, peraturan dan prosedur harus tetap sesuai dan diperbaharui secara periodik dan dilakukan oleh pekerja yang berkompeten pada bidangnya. Komponen sanksi pelanggaran peraturan dan prosedur K3 sebesar 100 1 poin telah terpenuhi, tetapi tidak sesuai dengan peraturan perusahaan sehingga perlu konsistensi dalam penerapan peraturan dan prosedur K3 namun sesuai dengan program behavior based safety.

4.2.4. Gambaran Komunikasi Pekerja dalam Pelaksanaan Behavior Based

Safety Gambaran komunikasi pekerja dalam pelaksanaan sistem behavior based safety di bagian stamping production Perusahaan Obat Nyamuk “X” adalah: Tabel 4.5. Gambaran Komunikasi Pekerja No Komponen Komunikasi Pekerja Kesesuaian Keterangan Ada Sesuai Ada Tidak Sesuai Tidak Ada 1. Pemberian informasi K3. 100 - - Pemberian informasi secara langsung dan tidak langsung. 2. Pemberian informasi kecelakaan kerja 75 25 - Ada investigasi dan laporan investigasi kecelakaan kerja. 3. Komunikasi dengan pihak manajerial. 100 - - Saat dilakukan saat HSE committee dan langsung. 4. Komunikasi dengan pekerja. 50 50 - Saat mengisi lembar observasi sekali tiap bulan. Sumber : Data Penelitian Primer, 2016 Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan peneliti di Perusahaan Obat Nyamuk “X” Semarang Factory diperoleh hasil gambaran komunikasi pekerja yang terdiri dari 4 poin yaitu: Komponen pemberian informasi K3 1 point sebanyak 100 1 poin telah terpenuhi dan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 13 ayat 1. Komponen pemberian informasi kecelakaan kerja 4 poin, sebanyak 75 3 poin telah terpenuhi dan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 13 ayat 2. Sebanyak 25 1 poin telah terpenuhi tetapi tidak sesuai di perusahaan meliputi informasi terkait kecelakaan kerja. Komponen komunikasi dengan pihak manajerial 1 poin, sebanyak 100 1 poin telah terpenuhi sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05MEN1996 tentang sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada poin kegiatan pendukung dengan sub komunikasi. Komponen komunikasi dengan pekerja 2 poin, sebanyak 50 1 poin telah terpenuhi dan sesuai yaitu memberikan pengarahan jika ada tindakan tidak aman. Sebanyak 50 1 poin telah terpenuhi tetapi tidak sesuai dengan program behavior based safety.

4.2.5. Gambaran Kompetensi Pekerja dalam Pelaksanaan Behavior Based