55
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peserta didik kelas III B SD Negeri Tukangan menunjukkan kombinasi gaya belajar visual, auditori dan
kinestetik. Subjek mempunyai campuran atau perpaduan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Subjek mencerminkan gaya belajar melalui
berbagai karakteristik pada kebiasaan-kebiasaan yang disenangi ketika belajar, misalnya membaca buku teks, mendengarkan penjelasan guru dan
berdiskusi dengan teman. Peserta didik belajar melalui proses visual, auditori, dan kinestetik di
kelas. Ketika di kelas, intensitasbelajar subjek lebih banyak melalui proses visual dan auditori. Subjek lebih banyak belajar dengan menyimak meteri
pembelajaran yang didiktekan guru, membaca teks, dan mencatat materi pembelajaran yang dituliskan guru pada papan tulis. Subjek belajar
melalui proses kinestetik pada saat olahraga. Berikut merupakan penjabaran hasil penelitian yang didapatkan melalui observasi dan
wawancara. a.
Gaya Belajar Visual 1
Belajar melalui melihat sesuatu Berdasarkan hasil pengamatan, pada saat proses pembelajaran
siswa dapat memahami dengan cara melihat. Senada dengan hasil wawancara siswa yaitu Shafa, Rengga, Kezia, dan Alya didapatkan
bahwa siswa kelas III B dapat memahami pelajaran dengan cara melihat
56 karena siswa tidak bermain pada saat belajar. Hal itu dibuktikan dengan
hasil wawancara dengan siswa berikut ini: Shafa
: “ya, karena tidak main.”Senin, 21 Maret 2016
Rengga : “ya, karena mudah memahami.” Senin, 21 Maret
2016 Kezia
: “ya, karena masih dapat melihat.”Rabu, 23 Maret 2016
Alya : “ya, karena dengan melihat saya bisa memahami
apa yang di aja rkan oleh guru saya.” Rabu, 23
Maret 2016
Pernyataan siswa tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak guru W selaku guru kelas III B, didapatkan
bahwa lebih dari 70 siswa dapat memahami pelajaran dengan cara melihat dan mendengar. Tetapi masih ada 4 anak yang masih kurang
konsentrasi dalam mendengarkan yaitu Rengga, Novan, Fatur dan Repi. Hasil ini didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh pak guru
berikut ini: “Biasanya melihat, mendengar. jadi melihat dan juga
mendengar. Kalau melihat dan mendengar, sebagian besar bisa memahami, yang kurang memahami hanya beberapa anak-anak
yang tidak memperhatikan, lebih dari 70 bisa memahami dengan melihat dan mendengar. tetapi kalau hanya mendengar
saja, itu biasanya kurang, apa lagi hanya mendengar temannya membaca, jika ditanya sudah tidak tau, ya karna situasinya
belum kondusif, untuk menbaca, teman yang satu membacakan yang lain mendengarkan, kita belum terbiasa baru kemaren itu
kita coba, ya ternyata masih ada anak-anak yang tidak bisa membaca. tetapi sekarang hanya tinggal 4 anak itu terutama.
Rengga, Novan, Patur dan Repi, na itu biasanya yang masih
57 kurang konsentrasi untuk mendengarkan. kalau yang lain sudah
terbiasa.”
Siswa menyukai belajar dengan menggunakan media, seperti gambar,
diagram, peta
dan sebagainya.
Penggunaan media
pembelajaran tersebut guru jarang menggunakannya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa sebagai berikut:
Shafa :
“Tidak, saya tidak punya.”Senin, 21 Maret 2016 Reng
: “Ya, karena membantu lebih jelas.”Senin, 21
Maret2016 Kezia
: “Tidak, karena belum perna digunakan.” Rabu,
23 Maret 2016 Alya
: “Ya, dengan menggunakan gambar saya dapat
memahami pelajaran dengan cepat.” Rabu, 23 Maret 2016
Berbeda dengan pendapat guru, dimana guru mengatakan siswa belum terbiasa untuk belajar dengan menggunakan gambar, diagram,
tabel, atau grafis, karena guru sebelumnya jarang menggunakannya. Bapak guru W mengatakan, baru 3 bulan memegang kelas 3b yang
dilakukan pertama kaliadalah perkondisian kelas dulu, soalnya masih mencoba pola. Hasil ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan
oleh guru berikut ini: “Biasanya kalau anak diberi tugas menggambar, malahan tidak
minat, karna kenapa yaitu tadi, dulu tidak terbiasa, misalnya waktu menerangkan luas bangun atau keliling bangun, kita
gambarkan anak menggambarkan dibukunya, ternyata itu masih asal-asalan gambarnya, belum terbiasa menggambar yang benar,
ya karena itu tadi, kalau dari konsep awalnya sudah salah, untuk mengubah itu sulit sekali, saya disini belum ada 3 bulan, jadi
58 pertama perkondisian kelas dulu, soalnya masih mencoba pola,
ini aja sudah membeng yang 4 anak itu,ya walaupun masih ada yang jalan tapi prekuensinya sudah berkurang, ya karnakan
mereka tidak mau namanya jalan-jalan kemana, paling anaknya mengganggu ya karna cenderung terbiasa lari keluar, gangguin
temannya, itu 4 anak ini yang sulit,”
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwaSiswa mampu memahami pelajaran dengan cara melihat dan
mendengar, namun masih ada 4 empat siswa yang masih kurang dalam mendengarkan yaitu Rengga, Novan, Fatur dan Repi, dan siswa
sangat menyukai belajar menggunakan media, karena dengan menggunakan media siswa lebih cepat menangkap pelajaran. Namun
pada saat mengajar, guru jarang menggunakan media pembelajaran tersebut.
2
Menghafal dengan mengulangi bacaan.
Berdasarkan hasil pengamatan, seluruh siswa memahami materi
dengan cara mengulang beberapa kali. Contohnya ketika siswa
mengerjakan soal, guru mengulang 2 atau 3 soal baru siswa mengerjakan sendiri. Hasil wawancara siswa yaitu Shafa, Rengga,
Kezia, dan Alya didapatkan bahwa siswa kelas III B menghafal materi dengan cara memahami yang diterangkan, dengan membaca terus, dan
di ulang tiap pulang sekolah. sulit dalam mengingat apa yang sudah dibaca, adapun alasannya karena cepat lupa, susah, dan karena lupa
halamnya.
59 Shafa:
“Ya, dengan memahami yang diterangkan.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, dengan membaca terus.” Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Ya, diulang tiap pulang sekolah.”Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Ya, sering membaca materi yang diberikan oleh guru.”
Rabu, 23 Maret 2016 Pernyataan siswa tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang
dilakukan dengan Bapak guru W selaku guru kelas III B berikut: ”Biasanya membaca, diberi tugas nanti kalau tidak bisa baru
mengulang membaca lagi. Jadi membaca berulang- ulang kali.”
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa, siswa menghafal materi dengan cara membaca berulang
– ulang kali. Hal ini terlihat ketika siswa diberikan tugas yaitu membaca bergiliran dan mengulang
membaca 2 atau 3 kali. Dan siswa mampu mengingat bacaan dengan cara siswa di biasakan untuk membaca sampai siswa paham. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara siswa bernama Al berikut: “Tidak, saya tidak sulit karena sering membaca.”
Diperkuat dengan hasil wawancara denga Bapak guru W yang mengatakan bahwa:
“Saya kira tidak, karena anak dibiasakan membaca sampai anak paham.”
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwasiswa mampu memahami pelajaran dengan cara membaca
berulang-ulang dan siswa kurang mampu mengingat apa yang sudah dibaca. Mengulang bacaan dengan sesering mungkin siswa mampu
60 memahami materi tersebut, di dalam kelas siswa juga dibiasakan untuk
membaca sampai siswa paham. 3
Tidak mudah terganggu oleh keributan Seluruh siswa
sudah mampu konsentrasi dan tidak mudah terpengaruh dengan teman yang lain. Contohnya siswa mengerjakan
soal, menyukai kegiatan berkelompok dan siswa tidak terpengaruh dengan teman yang bermain di kelas. Adapun siswa 2 atau 3 anak yang
sulit dikendalikan. Dalam mengerjakan tugas siswa sudah mulai mandiri tanpa bantuan dengan teman atau kelompok lain.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Rengga, Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa kelas III B tidak suka belajar
diramai. Hal ini dilihat ketika guru memberikan tugas dan meninggalkan siswa, saat ribut beberapa siswa meneriakan temannya,
alasanya karena tidak bisa belajar, tidak bisa konsentrasi, dan kalau ditempat ramai tidak bisa menangkap pelajaran. Tetapi seluruh siswa
menyukai kegiatan secara berkelompok, karena bisa bekerja sama dengan teman, berkelompok mudah memahami soal, dan bisa
menambah ilmu dari teman-temannya. Shafa: “Tidak, karena kalau diramai tidak bisa belajar. dan saya
senang berkelompok,bisa bekerja sama dengan teman.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, karena berkelompok mudah memahami soal.”
Senin, 21 Maret 2016
61 Kezia:
“Tidak, karena tidak bisa konsntrasi belajar, dan saya senang berkelompok,karena mudah dimengerti.” .”
Rabu, 23 Maret 2016 Alya: “Tidak, karena kalau ditempat ramai saya tidak bisa
menangkap pelajarandan
saya senang
berkelompok,saya bisa menambah ilmu dari teman- teman saya.” Rabu, 23 Maret 2016
Senada dengan pernyataan diatas W selaku guru kelas III B tanggal, 22 Maret 2016 menyatakan bahwa:
“Menurut saya, sebagian besar anak-anak senang belajar kelompok hanya 2 anak yang tidak menyukainya, Novan sama
Fatur.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, kita dapat mengetahui bahwa siswa menyukai belajar secara berkelompok hanya. Hal ini
dilihat dari, ketika guruh menyuruh siswa bekerja dalam kelompok, siswa dengan senang membentuk kelompok dengan tenang. Hanya 2
siswa yang tidak menyukainya yaitu Novan dan Fatur. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa, siswa tidak menyukai belajar dengan suasana yang bising, karena konsentrasi terganggu dan sulit menangkap pembelajaran. Dan
Siswa mudah bekerja sama dengan temannya dalam kelompok. Namun masih ada 2 dua siswa kurang menyukai belajar dalam kelompok.
62 4
Mengingat yang dilihat Media pembelajaran sangat baik digunakan pada setiap pelajaran,
pembelajaran dengan digunakannya media lebih berhasil dibanding tidak menggunakanan media. Namun kenyataannya siswa lebih sering
mengerjakan soal dan guru jarang menggunakan media pada saat mengejar. Hal ini dilihat dari kegiatan siswa dalam satu hari, siswa
mengerjakan soal didalam buku LKS Lembar Kerja Siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Reg, dan Al
didapatkan bahwa, Siswa mudah memahami materi dengan menggunakan gambar, alasannya karena lebih jelas, bisa menambah
ilmu dari teman-teman saya dan lebih mudah memahami pelajaran. Tetapi guru jarang menggunakan media tersebut. Dan siswa menyukai
melihat peta dari pada mendengarkan penjelasan, karena bisa mengetahui semua tempat, mudah melihat peta dari pada penjelasan.
Reng: “Ya, karena lebih jelas.” Senin, 21 Maret 2016 Alya:
“Ya, karena lebih mudah memahami pelajaran dan saya mudah melihat peta dari pada penjelasan.” Rabu, 23
Maret 2016
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwaSiswa mudah memahami pelajaran dengan
menggunakan media. Namun guru sebelumnya jarang menggunakan
63 media tersebut. Dan Siswa lebih menyukai belajar dengan mengamati
media dari pada mendengarkan penjelasan guru. 5
Lebih suka membaca dari pada dibacakan Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Kezia,
dan Alya didapatkan bahwa, siswa senang membaca, karena siswa hobby membaca, supaya bisa lancar membaca dan bisa menambah
materi. Ada juga yang tidak senang karena kalau membaca capek. Hasil ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh siswa berikut:
Shafa: “Ya, agar bisa lancar membaca.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Ya, karena hobby membaca.” Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Ya, karena saya bisa menambah materi.” Rabu, 23 Maret 2016
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan W selaku guru kelas III B, menyatakan bahwa:
“Ya anak senang kalau membaca, tapi ada juga siswa yang tidak suka membaca, kalau tidak bisa dipaksakan, misalnya ada
materi yang tidak diterangkan, tidak bisa karena tidak pernah membaca dirumah, terutama anak-anak yang tertentu itu novan,
vatur, rengga, revi.”
Hasil diatas membuktikan bahwa,siswa senang membaca, tetapi ada 4 empat siswa Rp, Rg, Ft dan Nv yang tidak senang kalau tidak
bisa dipaksakan, misalnya ada materi yang tidak di terangkan, tidak bisa karena tidak pernah membaca dirumah, Hal ini dilihat ketika siswa
64 membaca, ke-4 siswa ini terkadang tidur dan tidak memperhatikan saat
temannya membaca. Berdasarkan hasil wawancara siswa dan wawancara guru dapat
disimpulkan bahwa, siswa sangat menyukai kegiatan belajar dengan membaca teks. Namun masih ada 4 empat siswa yang tidak senang
dan harus dipaksa. Alasannya adalah siswa belum lancar dalam membaca teks.
6 Pembaca cepat dan tekun
Membaca adalah salah satu cara menghafal materi dan menambah ilmu. Namun masih jarang kita mendengar siswa membaca dengan
cepat seperti membaca anak dewasa. Berikut penyataan dari hasil wawancara dengan siswa yaitu Sf, Rg, Kz, dan Al didapatkan bahwa,
Sf: “Tidak, karena kurang berlatih.” Senin, 21 Maret 2016 Rg: “Ya, karena sudah lancar membaca.” Senin, 21 Maret
2016 Kz: “Tidak, karena tidak bisa dimengerti.” Rabu, 23 Maret
2016 Al: “Tidak, karena saya lebih suka membaca pelan-
pelan.”Rabu, 23 Maret 2016 Pernyataan diatas didapatkan bahwa, Siswa merasa belum bisa
menjadi pembaca yang cepat dari teman-temannya, alasanya karena kurang berlatih, tidak bisa dimengerti dan lebih suka membaca pelan-
pelan. Tetapi ada beberapa siswa yang sudah mampu membaca dengan
65 jelas. Hasil ini sesuai dengan pernyataan hasil wawancara dengan
Bapak guru W, menyatakan bahwa, “Banyak, ada ipti, adela, silvi, kalau dari laki-laki ada bowo,
raka memang kadang-kadang pengucapannya yg kurang jelas, tapi bisa lancar juga, safa juga.”
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, Siswa sudah bisa membaca, di kelas siswa dibiasakan membaca bergiliran dan
di baca beberapa kali sampai siswa memahami isi bacaan. Setelah itu guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan apa yang baru dibaca
siswa. Kegiatan membaca di kelas siswa melakukannya dengan baik, Namun belum semua siswadapat membaca dengan cepat.
7 Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai
memilih kata-kata Hal ini sering kali kita jumpai di kelas, dimana siswa mudah
mengetahui apa yang akan di sampaikan namun sulit menuangkan dalam bentuk kalimat, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Hasil pengamatan di kelas III B adalah siswa masih sulit menyusun kalimat dan merangkai kata, karena belum terbiasa dan jarang di
lakukan.Hal ini dilihat ketika siswa diberikan tugas membuat kalimat sebanyak 4 atau 5, siswa masih lama menyelesaikannya. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan siswa yaitu Shafa, Reng, Kezia, dan Alya tentang merangkai kata sebagai berikut:
66 Shafa: “Ya, karena harus memahami dulu.” Senin, 21 Maret
2016
Reng: “Ya, karena tidak bisa.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Ya, karena suka membaca.” Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Ya, saya sulit menrangkai kata.” Rabu, 23 Maret 2016
Hasil wawancara ditegaskan bahwa, Siswa merasa kesulitan untuk merangkai kata. Adapun alasanya karena harus memahami dulu,
ada juga karena tidak terbiasa, lebih suka membaca dan sulit merangkai kata, dan siswa dapat mengetahui apa yang harus mereka
katakan,alasanya karena suka bercerita, sering berbicara dan mudah mengerti yang akan mereka katakan, dan menurut guru bahwa siswa
masih sulit merangkai kata. Siswa bisa membuat kalimat sebanyak 80, karena sudah terbiasa membuat paragraf dimana guru terlebih
dahulu membuat kalimat utamanya dan siswa melanjutkan hingga 4 atau 5 kalimat. berikut pernyataan dari hasil wawancara dengan Bapak
guru W tentang merangkai kata dan membuat kalimat secara langsung sbb:
Guru: “Ada, merangkai kata aja sulit, kemaren sudah dicoba.”
Guru: “Biasa ada, karena sudah terbiasa membuat paragraf, jadi
kita yang buat kalimat utamanya siswa melanjutkan. yg bisa, ya paling 80 ya ini anak hanya yang berempat yang kurang
sambil tertawa. Semua anak selain berempat sudah aktif dalam pembelajaran. membuat kalimat semua anak sudah bisa kecuali
yang empat anak ini sambil menganggu-angguk kepala sebetulnya membuat kalimat ini adalah pelajaran kelas 4
sebenarnya. kalau kelas 3 sebetulnya diberikan gambar
67 kemudian diberi contoh kalimat utamanya lalu siswa
melanjutkannya paling sampai 4 kalimat sudah bisa kecuali 4 anak ini, kalimatnya belum menyambung.”
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa, Siswa masih sulit untuk merangkai kata, karena siswa belum
terbiasa. Dan siswa sebanyak 80sudah bisa membuat kalimat sebanyak 4 atau 5 kalimat.
8 Senang menjawab dengan singkat.
Hampir seluruh siswa tidak bisa diam. Tetapi ketika siswa mengerjakan tugas, siswa mengerjakannya dengan tenang dan tidak
banyak yang ribut. Pada saat mengerjakan tugas, jika ada kesulitan siswa bertanya langsung kepada guru.Dan seluruh siswa tidak memiliki
sifat pemalu. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Rengga,
Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, Ada siswa yang banyak bicara, karena suka bercerita dan mau belajar, dan ada juga siswa yang tidak
banyak bicara, karena tidak ada gunanya membicarakan yang tidak penting dan supaya tidak memutus pembicaraan, dan sebagian besar
siswa tidak memilih sifat pemalu, karena tidak malu lagi, dan suka bergaul. Kesimpulan di atas sesuai dengan hasil pernyataan siswa
berikut ini: Sf: “Ya, agar tidak memutus pembicaraan.” Senin, 21 Maret
2016 Rg: “Tidak, karena suka bercerita.” Senin, 21 Maret 2016
68 Kz: “Ya, karena tidak ada gunanya membicarakan yang tidak
penting.” Rabu, 23 Maret 2016 Al: “Tidak, karena saya mau belajar.” Rabu, 23 Maret 2016
Berbeda dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak guru W tanggal, 22 Maret 2016,menyatakan bahwa:
“Hanya sebagian kecil malah yang bisa diam, karna sudah ada teman ngobrol sendiri- sendiri, tapi ya kadang diam, ada raka itu
sebenarnya, braselia, desta, celsi juga pendiam, celsi bukan cuma pendiam tapi banyak musuk karena gayanya sama seperti
orang dewasa, sepatu tinggi, pakek gelang dan lainnya jadi anak yang lain tidak suka melihat gayanya. Dan siswa yang masih
malu, Ada firda yang gendut itusambil menunjuk kursi siswa, disuruh apa malu sama amanda juga masih ada 2 siswa yang
masih malu jika guru meminta siswa mengerjakan soal di depan kelas
”. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa,Siswa lebih banyak berbicara dari pada yang tidak, karena siswa sudah ada teman ngobrol sendiri-sendiri. Siswa sudah mampu
beradaptasi dengan teman kelasnya, sehingga siswa terbiasa dan tidak
malu dengan teman lainnya.
9 Bicara agak cepat
Berdasarkan hasil pengamatan,Tidak ada siswa yang berbicara dengan cepat. Hal ini dilihat ketika siswa di kelas berbicara dengan
teman sebangkunya, siswa berbicara seperti biasanya. Hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Rengga, Kezia, dan
Alya didapatkan bahwa, Ada beberapa siswa cepat dalam berbicara, alasanya karena sudah lancar dan pandai berbicara.Ada juga siswa tidak
69 cepat berbicara karena nanti susah dimengerti orang. Hasil kesimpulan
tersebut sesuai dengan pernyataan siswa berikut ini: Sf: “Ya, karena sudah lancar.”Senin, 21 Maret 2016
Rg: “Ya, karena pandai berbicara.”Senin, 21 Maret 2016 Kz: “Tidak, karena nanti susah dimengerti orang.Rabu, 23
Maret 2016 Al
: “Tidak, biasa-biasa saja.”Rabu, 23 Maret 2016 Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak W
adalah: “Sepertinya tidak ada, biasa-biasa saja hanya ini kadang-kadang
raka bicaranya cepat tapi gak jelas.” Berdasarkan hasil wawancara di atas didapatkan bahwa, tidak ada
siswa yang cepat berbicara, hanya biasa-biasa saja. Dan dari hasil keseluruhan, pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa,
Semua siswa tidak berbicara dengan cepat dan berbicara hanya biasa- biasa saja.
10 Senang menggambar sesuatu berhubungan penglihatan
Berdasarkan hasil
pengamatan,tidak ada
siswa yang
menggunakan waktu kosong untuk menggambar. Dan masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri.
Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Reng, Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, tidak ada siswa menggunakan
waktu kosong menggambar, lebih senang bermain, tidak hobby
70 menggambar dan lebih memilih jajan. Siswa dalam memilih sesuatu
lebih suka memilih sendiri sesuai yang siswa inginkan, yang menurutnya bagus atau nyaman.Kesimpulan diatas sesuai dengan hasil
pernyataan siswa tentang penggunaan waktu kosong dan cara memilih sesuatu sebagi berikut:
Shafa: “Tidak, saya ingin bermain.”Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Tidak, lebih suka bermain.”Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Tidak, karena tidak hobby.” Rabu, 23 Maret 2016 Alya: “Tidak, karena suka jajan.” Rabu, 23 Maret 2016
Shafa: “suka memilih sendiri.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Pilih sendiri karena nyaman.” Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Ya, pilih sendiri karena bagus.” Rabu, 23 Maret 2016
Pernyataan siswa tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak guru W selaku guru kelas III B tanggal, 22
Maret 2016,menyatakan bahwa: Guru :
“Sepertinya tidak ada.” Guru:
“Ya anak-anak yang kurang itu, ada seperti repi, kalau temannya pilih ini dia ikut-ikutan. Kalau sebagian besar
sudah tidak ada begitu, sudah terbiasa memilih pendapat sendiri lebih diutamakan. Makanya tumbuh
sifat egois, ini bisa dilihat seperti kelas enam sekarang, kelas 6 itu saat ujian itu rameh, itu tidak contek-
contekan tapi hanya ngobrol, masalah mainan, atau masalah diluar. Kalau anak dulu kan sama guru, rameh
contek-contekan tapi zaman sekarang rameh bukan contek-contekan, bedanya itu sambil tersenyum.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa,siswa saat ada waktu kosong lebih suka jajan dan bermain dari
71 pada menggambar. Siswa sudah bisa memilih sesuatu dengan
pilihannya sendiri. Dan sudah terbiasa memilih pendapat sendiri yang di utamakan.
b. Gaya Belajar Auditori
1 Belajar melalui mendengar sesuatu.
Siswa di kelas lebih sering memahami materi pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru, baik penjelasan secara langsung
ataupun tidak langsung. Hasil pengamatan, terlihat sebagian kecil siswa mampu mengingat perintah secara lisan. Adapun siswa yang mampu
mengingat adalah siswa yang konsentrasi mendengarkan penjelasan guru.Hasil pengamatan diatas, senada dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan siswa yaitu Shafa, Reng, dan Kezia, tentang mengingat perintah secara lisan langsung dan apa yang sudah
didiskusikan dengan teman-tamannya sebagi berikut: Shafa:
“Ya, saya memahaminya.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Ya, karena mudah mengingat.” Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Ya, karena tidak lupa.”.” Rabu, 23 Maret 2016 Shafa:
“Ya, karena mendengarkan.” Senin, 21 Maret 2016 Reng:
”Tidak, karena main.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia:
“Ya, karena memperhatikan apa yang didiskusikan.” Rabu, 23 Maret 2016
Hasil pernyataan di atas menunjukkan, siswa mengingat perintah secara lisan. Adapun alasannya karena mudah mengingat, dan tidak
lupa. Siswa mengingat apa yang sudah di diskusikan dengan temannya, alasanya mendengarkan dan memperhatikan apa yang didiskusikan.
72 Senada dengan pernyataan di atas W selaku guru kelas III B
tanggal, 22 Maret 2016, menyatakan bahwa: “Ada biasanya bisa, yg belum bisa ya ini anak yg empat,Novan,
Fatur, Refi dan Rengga tapi dari empat anak ini yang satu kemajuannya sudah bagus seperti rengga sudah bagus, kalau dia
menumbuhkan semangat belajar. seperti novan ini kalau mut bisa, gak bisa kalau lagi gak mut, seperti apapun sulit untuk
menggugah, kalau patur baru masuk 1 bulan, masalahnya itu orang tuanya tidak ada hanya ikut orang tua angkat, kadang-
kadang ya untung masuk sebulan ini tidak ada hambatan. kalau dulu masuk sekolah pulang dipukuli, enta dipukuli orang tuanya
atau orang lain, karna masuk pertama kali saya juga duga, anak ini bangga sekali menceritakan: pak kakak saya sudah pencuri
terkenal. ya saya pernah tahu kakaknya diborgol karna mencuri, dia bangga kakaknya menjadi pencuri terkenal.dulu kalau
teman-temannya mengatakan yang tdah dia senangi, dia mengajak berkelahi, saya cuma bilang gini, klau mau berkelahi
lawan saya pak guru. tapi klau dia mendengarkan secara halus, tidak dibentak dia mendengarkan, dia bisa di kendalikan
dari pada novan, dikasari atau dihalus juga gak bisa. tertawa dan siswa yang mengingat yang sudah di diskusikan dengan
temannya ada tapi hanya sebagian kecil.”
Ada siswa yang mengingat perintah secara lisan. Hanya empat siswa yang belum bisa Nv, Ftr, Rf dan Rg. Tapi dari empat siswa ini
rengga kemajuannya sudah bagus, kalau dia menumbuhkan semangat belajar. Kalau Nv orangnya mut-mutan,Menurut guru, hanya sebagiat
kecil saja yang dapat mengingat apa yang sudah didiskusikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa, siswa mampu mengingat perintah secara lisan, hanya siswa yang tidak konsentrasi dan bermain yang tidak bisa, seperti Novan,
73 Fatur, Refi dan Rengga. Siswa dapat mengingat apa yang sudah di
diskusikan, karena memperhatikan dan mendengarkan temannya. 2
Perhatiannya mudah terpecah Konsentrasi saat belajar atau mengerjakan sesuatu sangat penting,
karena dengan konsentrasi kita dapat memahami pelajaran atau dapat mengerjakan sesuatu dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan di
kelas III B,Semua siswa belajar dengan situasi sunyi. Pernyataan di atas sesuai dengan hasil wawancara siswa yaitu
Shafa, Reng, Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, Siswa menyukai belajar yang sunyi karena tidak terganggu, lebih tenang, agar bisa
dimengerti apa yang di pelajari dan menyukai belajar saat keaadaan sunyi. Siswa tidak menyukai belajar dengan keadaan ramai, karena
tidak bisa konsentrasi, tidak tenang, dan tidak bisa menangkap pelajaran. kesimpulan diatas sesuai pernyataan dari wawancara siswa
tentang situasi belajar sebagai berikut: Shafa:
“Ya, tidak terganggu.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Ya, karena lebih tenang.”Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Ya, agar bisa dimengerti apa yang di pelajari.” Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Ya, saya suka belajar saat keaadaan sunyi.‟ Rabu, 23 Maret 2016
Shafa: “Tidak, karena tidak bisa konsentrasi.” Senin, 21 Maret
2016 Reng:
“Tidak, karena tidak tenang.” Senin, 21 Maret 2016
74 Kezia:
“Tidak, karena tidak bisa konsentrasi.” Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Tidak, karena kalau ditempat rame saya tidak bisa
m enangkap pelajaran.” Rabu, 23 Maret 2016
Senada dengan hasil di atas W selaku guru kelas III Btanggal, 22 Maret 2016, menyatakan bahwa:
“ya, sambil menganggukkan kepala.” Pernyataan di atas menunjukkan bahwa, siswa menyukai belajar
dengan situasi atau keadaan yang sunyi. Dari hasil di atas baik pengamatan ataupun wawancara peneliti menyimpulkan bahwa, Siswa
menyukai belajar dengan keadaan yang sunyi, karena siswa konsentrasi pada pelajaran dan cepat menangkap pelajaran dengan situasi sunyi
tersebut, dan Siswa tidak menyukai keadaan yang ramai saat belajar, karena terganggu.
3 Berbicara dengan pola berirama
Berbicara adalah salah satu yang sering kita lakukan untuk berkomunikasi dengan orang lain baik itu memberikan informasi,
meminta bantuan dan sebagainya. Hasil pengamatan di kelas III B membuktikan bahwa,hampir semua siswa mampu berbicara dengan
jelas, namun belum terdengar siswa berbicara dengan pola berirama.Hasil wawancara siswa yaitu Shafa, Rengga, Kezia, dan
Alyatentang cara berbicara sebagai berikut: Sf: “Ya, bisa dipahami orang lain.” Senin, 21 Maret 2016
75 Rg: “Ya, karena memilih suara yang lantang.” Senin, 21 Maret
2016 Kz: “Ya, supaya mudah dimengerti.” Rabu, 23 Maret 2016
Sf: “Tidak, karena tidak suka.” Senin, 21 Maret 2016 Kz:
“Tidak, karena tidak terbiasa.” Rabu, 23 Maret 2016 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak guru W didapatkan
bahwa, siswa ipti adalah siswa yang berbicara yang jelas. Berikut pernyataannya:
“Ya ipti, menganggukkan kepala” Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa, siswa sudah bisa berbicara dengan jelas, namun ada siswa yang paling jelas dari siswa lain yaitu Ipti. Tidak ada siswa yang berbicara
dengan pola berirama, siswa berbicara seperti biasa-biasa saja. 4
Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca.
Hasil pengamatan di kelas III B terlihat hampir semua siswa membaca dalam hati dan tidak mengeluarkan suara.Hasil wawncara
membuktikan bahwa, siswa mengeluarkan suara saat membaca, karena lebih mudah memahami isi bacaan, dan mudah diingat. Siswa tidak
membaca keras-keras untuk dirinya sendiri, karena tidak suka, nanti kenak marah sama guru dan berisik. Hasil wawancara ini dilakukan
dengan siswa yaitu Shafa, Rengga, Kezia, dan Alya tentang suara saat membacasebagi berikut:
76 Sf: “Tidak, karena mengganggu orang.” Senin, 21 Maret 2016
Rg: “Ya, karena lebih mudah memahami isi bacaan.” Senin, 21 Maret 2016
Kz: “Ya, agar bisa diingat.” Rabu, 23 Maret 2016 Sf: “Tidak, karena tidak suka.” Senin, 21 Maret 2016
Rg: “Tidak, karena nanti kenak marah sama guru.”.” Rabu, 23 Maret 2016
Kz: “Tidak, karena nanti kenak marah sama guru.” Rabu, 23 Maret 2016
Berbeda dengan hasil wawancara dengan Bapak guru W didapatkan bahwa, siswa tidak mengeluarkan suara dan menuruti apa
yang diperintahkan oleh guru, tapi ada beberapa siswa yang belum bisa patuh. Kesimpulan di atas sesuai hasil wawancara berikut:
Guru: “Tidak, kalau diperintakan membaca dalam hati, ya tidak bersuara, tapi kalau mengerjakan ya kadang-kadangkan
namanya membaca dalam hati, tapi dia bacanya bersuara, itu ada rengga, repi, itu masih kadang-kadang temannya
sudah membaca dalam hati.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa, siswa patuh pada perintah yang diberikan guru, saat guru
memberi tugas membaca dalam hati, siswa membaca tanpa terdengar suara. Namun ada beberapa siswa yang belum bisa mematuhi perintah
guru, dan tidak ada siswa yang membaca terlalu keras untuk dirinya. 5
Kesulitan dengan pekerjaan visual.
77 Visual di mana dalam belajar, siswa tipe ini lebih mudah belajar
dengan cara
melihat atau
mengamati. Berdasarkan
hasil pengamatan,hanya sebagian kecil siswa yang tidak konsen, tidak bisa
memahami pelajaran dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya. Dan semua siswa mampu mengingat pelajaran. Adapun beberapa siswa yang
lupa karena kurang memperhatikan. Senada dengan pernyataan di atas, hasil wawancara dengan siswa
yaitu Shafa, Rengga, Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa merasa kesulitan dalam memahami dengan cara melihat, karena tidak paham.
Siswa mudah melupakan apa yang dilihat, karena cepat lupa dan kurang jelas. Ada juga siswa yang mengingat karena melihat dengan
jelas dan karena mudah saja. Berikut hasil wawancara tentang memahami sesuatu dengan cara melihat:
Sf: “Ya, karena tidak paham.” Senin, 21 Maret 2016 Rg: “Ya..” Senin, 21 Maret 2016
Kz: “Tidak, Rabu, 23 Maret 2016 Sf: “Ya, karena cepat lupa.” Senin, 21 Maret 2016
Rg: “Ya, karena kurang jelas.” Rabu, 23 Maret 2016 Kz: “Tidak, karena saya melihat dengan jelas.” Rabu, 23 Maret
2016 Al: “Tidak, mudah saja.” Rabu, 23 Maret 2016
Pernyataan siswa tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan W selaku guru kelas III B, menyatakan bahwa:
78 Guru: “Ada juga,karna kenapa, klau yang lain jga perhatian
kadang berpokus kadang tidak. klau yang memperhatikan itu biasanya bisa, karna saya membuat penjelasan dengan cara
paling sederhana, itu menurut saya sambil ketawa. tapi itu bisa dilihat dari persentase kemampuan anak, klau anak biasa dengan
memahami ya pembelajaran bisa terbentuk, yang tidak paham itu biasanya anak yang tidak memperhatikan.
” Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan
bahwa, siswa memahami pelajaran dengan cara melihat. Hanya siswa yang tidak konsentrasi yang tidak bisa memahami pelajaran tersebut.
Siswa mudah mengingat apa yang lihat, namun ada beberapa siswa kurang memperhatikan, sehingga cepat lupa.
6 Senang musik
Musik di manfaatkan untuk menghibur. Berdasarkan hasil pengamatan,tidak ada belajar yang diiringi musik. Dan semua siswa
belajar dengan tenang. Sedangkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Reng,
Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa menyukai belajar diiringi dengan musik karena menghibur, dan tidak bikin jenuh. Dan siswa
tidak menyanyi saat belajar, karena dapat mengganggu orang, dan tidak bisa konsentrasi. Hasil wawancara tentang belajar diiringi musik berikut
ini: Shafa: “Ya, karena menghibur.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Tidak, karena mengganggu.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Ya, karena tidak bikin jenuh.” Rabu, 23 Maret 2016
79 Alya: “Ya. Rabu, 23 Maret 2016
Shafa: “Tidak, karena mengganggu orang.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Tidak, karena tidak bisa konsentrasi.” Rabu, 23 Maret 2016
Kezia: “Tidak, karena tidak konsen.”.” Rabu, 23 Maret 2016 Alya: “Tidak, Rabu, 23 Maret 2016
Pernyataan diatas di perkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak guru W didapatkan bahwa:
Guru: “tidak ada, belum ada belajar diiringi dengan musik.” Guru: “tidak, kenapa? karena ada peraturannyasambil
menunjuk peraturan kelas .”
Berdasarkan hasil
pengamatan, wawancara
siswa dan
wawancara guru dapat disimpulkan bahwa, guru belum pernah mencoba menerapkan belajar di iringi dengan musik. Siswa menyukai
belajar di iringi musik. Dan Siswa tidak ada yang menyanyi pada saat proses belajar berlangsung, karena dapat mengganggu orang lain dan
tidak bisa konsentrasi belajar. c.
Gaya Belajar Kinestetik 1
Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Di kelas sudah terlihat, sebagian siswa sudah terlihat aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Contohnya menjawab pertanyaan dari guru siswa sudah mulai berlombah menjawab pertanyaan tersebut.
80 Senada dengan hasil pengamatan di atas, hasil wawancara yang
dilakukan dengan siswa yaitu Shafa, Reng, Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa menyukai kegiatan fisik, karena bisa main, dan dapat
menyehatkan badan. Dan siswa aktif dalam pembelajaran karena semangat, dan supaya pintar. Hasil tersebut sesuai dengan hasil
wawancara berikut ini: Shafa: “Ya, karena bisa main.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, karena menyehatkan.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Ya, karena menyehatkan badan.” Rabu, 23 Maret 2016
Shafa: “Ya, karena semangat.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Tidak, karena capek.” Rabu, 23 Maret 2016
Kezia: “Ya, supaya pintar.” Rabu, 23 Maret 2016 Pernyataan di atas diperkuat oleh hasil wawancara dengan
Bapak guru W didapatkan bahwa, hampir semua siswa menyukai kegiatan yang terkait dengan fisik, kecuali Novan sama Raka karena
tidak senang bersinggungan dengan orang lain, Menurut guru, sekitar 80 siswa yang aktif dalam pembelajaran. Yang masih sulit Novan,
Fatur, Rengga dan Repi. Hasil tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pak W tentang kegiatan yang terkait dengan fisik berikut ini:
Guru: “hampir semua, kecuali novan sama raka klau bermain sama temannya bisa kalah, ya karna tidak senang
bersinggungan dengan orang lain,
81 Guru: “Ya sekitar 80 sudah aktif dalam pembelajaran. Yang
masih sulit ya empat anak itu lagi sambil ketawa. Berdasarkan
hasil pengamatan,
wawancara siswa
dan wawancara guru dapat disimpulkan bahwa, Siswa menyukai kegiatan
yang terkait dengan fisik seperti olahraga. Kecuali Novan sama Raka karena tidak senang bersinggungan dengan orang lain,Siswa aktif
mengikuti pelajaran dengan motivasi supaya siswa pintar. Namun masih ada juga siswa yang masih sulit yaitu Novan, Fatur, Rengga dan
Repi 2
Menyentuh orang dan berdiri berdekatan. Siswa tidak menyentuh orang lain untuk mendapat perhatian.
Alasanya karena mengganggu dan karena tidak suka cari perhatian. Dan Siswa menyukai belajar jika dipraktekkan, karena mudah diingat, cepat
dipahami.Praktek langsung dalam pembelajaran, sangat baik bagi siswa. Terutama untuk mengingat materi yang dipelajari dengan
mempraktekkannya langsung. Kesimpulan di atas sesuai dangan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Reng, dan Kezia, menyentuh
orang lain untuk mendapatkan perhatian sebagai berikut: Shafa: “Tidak, karena mengganggu.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, karena ingin diperhatikan.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Tidak, karena tidak suka cari perhatian.” Rabu, 23
Maret 2016 Shafa: “Ya, biar paham.” Senin, 21 Maret 2016
82 Reng: “Ya, karena mudah diingat.”.” Rabu, 23 Maret 2016
Kezia: “Ya, karena lebih cepat hafal jika dipraktekkan.” Rabu, 23 Maret 2016
Pernyataan siswa tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan W selaku guru kelas III B didapatkan bahwa, ada
siswa yang suka mencari perhatian yaitu Novan, Repi dan Rengga. Dan guru berpendapat bahwa, ada beberapa sisw yang mudah memahami
dengan cara di praktekkan. Hasil wawancara dibahwa ini: Guru:
“Ada, terutama novan suka mencari perhatian, novan, repi, rengga,kalau ini menunjuk kursi patur tidak suka
mencari perhatian tapi menyebabkan timbulnya ulah.”
Guru: “Ada juga, klau saya untuk mamematika memang siswa
memcoba mengerjakan didepan sebanyak 5 soal baru kerjakan sendiri-sendiri,tapi kadang-kadang juga ada
materi dituntut anak bekerja kelompok, itu anak berkelompok saya hanya menjelaskan 1 atau 2 soal, baru
anak bekerja kelompok. tapi ada juga anak, sudah dijelaskan anak tidak bisa, ini anak yang suka cari
perhatian biasanya, yg sudah selesai mengeluarkan diri, pak boleh saya ajari novan? itu ada. pak boleh saya ajari
keysa? tapi klau sudah binggung gak bisa-bisa kadang- kadang gak dikerjain, kemaren itu rengga ngajarin novan
ternyata bisa juga. padahal biasanya ini berkelahi sambil ketawa. tapi ya namanya anak-anak,kadang-kadang
baik,kadang-
kadang hehe.” sambil ketawa Berdasarkan hasil wawancara siswa dan wawancara guru dapat
disimpulkan bahwa, sebagian besar siswa sudah mandiri dan tidak mencari perhatian. Hanya Novan, Repi, dan rengga yang masih
menyentuh orang demi mendapat perhatian. Siswa menyukai belajar
83 yang melibatkan siswa langsung, karena siswa lebih cepat dan mudah
diingat pelajaran yang dipraktekkan siswa langsung. 3
Ingat kegiatan-kegiatan, hal-hal yang terjadi. Mengingat
pelajaran sebelumnya,
hanya siswa
yang memperhatikan
yang bisa
melakukannya. Berdasarkan
hasil pengamatan,sebagian kecil siswa mampu mengingat pelajaran
sebelumnya. Hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Reng, Kezia, dan
Alya didapatkan bahwa, siswa mampu mengingat apa yang sudah dialaminya, karena bisa jadi pelajaran hidup dan juga menarik. Siswa
mengingat apa yang sudah dipelajari, adapun alasanya adalah karena daya ingatnya kuat dan supaya pintar. Hasil wawancaramengingat
tentang apa yang sudah dialami sebagi berikut:: Shafa: “Tidak, karena lupa.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, karena mengingat.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Ya, karena bisa jadi pelajaran hidup.” Rabu, 23 Maret
2016 Alya: “Ya, karena menarik.”.” Rabu, 23 Maret 2016
Shafa: “Tidak,karena lupa.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Ya, karena daya ingat kuat.” Rabu, 23 Maret 2016
Kezia: “Ya, supaya pintar.” Rabu, 23 Maret 2016
84 Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara siswa dapat
disimpulkan bahwa, Siswa mengingat apa yang dialaminya supaya menjadi pelajaran hidupnya.Siswa mampu mengingat pelajaran, karena
daya ingat masih kuat dan supaya pintar. 4
Mengingat sambil berjalan dan melihat. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Reng,
Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa menghafal materi dengan cara membaca barulang kali, dan belajar yang akan dipelajari. Ada
siswa menghafal diiringi musik karena bisa tehibur dan tidak bikin jenuh. Ada juga siswa yang tidak suka karena mengganggu.
Kesimpulan diatas sesuai pernyataan hasil wawancara siswa tentang cara menghafal materi berikut ini:
Shafa: “Dengan cara membaca barulang kali.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Dengan membaca.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Di baca berkali-kali.” Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Cara menghafal saya belajar yang akan dipelajari.” Rabu, 23 Maret 2016
Shafa: “Tidak, karena mengganggu.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Ya, agar terhibur.” Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Ya, karena tidak bikin jenuh.” Rabu, 23 Maret 2016 Senada dengan pernyataan di atas W selaku guru kelas III B
menyatakan bahwa: “Biasanya membaca, bertanya jawab dengan temannya.”
85 Berdasarkan hasil wawancara siswa dan wawancara guru dapat
disimpulkan bahwa, siswa menghafal denga cara membaca berulang kali.Guru belum pernah mencoba menerapkan belajar di iringi dengan
musik. Siswa menyukai belajar di iringi musik, karena bisa terhibur dan tidak jenuh.
5 Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
Menggunaan jari pada saat membaca sering dilakukan anak-anak yang masih belajar membaca, dan yang belum lancar membaca. Keguna
menggunakan jari adalah untuk memperlancar membaca ataupun supaya tidak lupa garis yang dibaca. Menurut hasil wawancara yang
dilakukan dengan siswa III B yaitu Shafa, Reng, dan Keziadidapatkan bahwa, siswa tidak menggunakan jari saat membaca, karena tidak
konsen, sudah lancar dan pakai jari atau tidak pakai jari sama saja lancar. Kesimpulan diatas sesuai dengan pernyataan siswa beriku:
Shafa: “Tidak, karena tidak konsen.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Tidak,karena sudah lancar. Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Tidak, karena pakai jari atau tidak pakai jari sama saja lancar.” Rabu, 23 Maret 2016
Pernyataan diatas diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak guru W,mengatakan bahwa:
“Sepertinya sudah gktidak ada yang pakek jari, sudah terbiasa gktidak
pakek jari.”
86 Berdasarkan hasil wawancara siswa dan wawancara guru dapat
disimpulkan bahwa, Siswa kelas III B sudah bisa membaca dengan lancar, jadi siswa tidak menggunakan jari saat membaca.
6 Dalam keadaan diam selalu merasa gelisah,
Gelisah dengan kata lain tidak tenang. Berdasarkan hasil pengamatan,Ada beberapa siswa yang mengerjakan soal dengan diam
dan tenang dikursinya. Hasil wawancara dengan siswa yaitu Shafa, Reng, dan Kezia, didapatkan bahwa, siswa merasa gelisah jika harus
menunggu terlalu lama. karena meras capek, lama, dan tidak bisa menunggu lama. Sikap siswa dalam mengerjakan soal yaitu dengan
tekun dan tenang supaya konsentrasi. Hasil wawancara siswa tentang perasaan gelisah sebagai berikut:
Shafa: “Ya, karena merasa capek.” Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Ya, karena lama.” Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Ya, karena saya tidak bisa menunggu lama.” Rabu, 23
Maret 2016 Shafa: “Dengan tenang.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Dengan tekun dan tenang.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia:“Dengan tenang supaya konsentrasi.” Rabu, 23 Maret
2016
Hasil tersebut senada dengan yang dikatakan oleh Bapak W selaku guru kelas III B berikut ini:
Guru : “Ada, baru masuk sudah bertanya, nanti kita pulang jam
berapa ya pak? hehe...ya, ada repi, rengga, novan itu baru masuk tanya pulang jam berapa pak? sambil
tertawa.”
87 Guru:
“Biasanya, sudah terbiasa tanyanya sama guru, ya tapi saya biasakan dari kursi angkat tangan, lalu ngomong
tetapi belum bisa,untuk perbaikan 5 anak, revi, rengga, putri ada yang paling depan sambil menunjuk bangkuh
siswa maju kalau bertanya, gak mau dari tempat duduk, karna itu tadi sudah terbiasa seperti itu,dari
kondisi seprti itu. ya klau UTS Ujian Tengah Semester itu bisa dipaksa, dan anehnya kalau
temannya bertanya yg lain tidak mendengarkan, jadi nanti ap
a yang ditanyakan temannya ditanyakan lagi.”
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara siswa dan wawancara guru dapat disimpulkan bahwa, repi, rengga dan novan adalah siswa
yang merasa gelisa jika menunggu sesuatu yang lama. Siswa sudah terbiasa mengerjakan soal dengan tenang, baik ada guru dikelas ataupun
tidak ada guru. Dan jika ada kesulitan, siswa sudah terbiasa bertanya langsung pada guru.
7 Tulisan Kurang bagus.
Berdasarkan hasil pengamatan,Salah satu siswa yang belum bisa merapikan catatannya bahkan tidak jarang untuk mencatat, dan ada
beberapa siswa yang belum bagus tulisannya. Hasil pengamatan diatas, hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa yaitu Shafa, Reng,
Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa kurang rapi mencatat, karena cepat-capat menulis, dan kurang berlatih. Siswa merasa kalau
88 tulisannya bagus, karena belajar terus, tulisannya bisa dibaca dan suka
menulis. Kesimpulan di atas sesuai pernyataan siswa megenai kerapian catatan sebagai berikut:
Shafa: “Tidak rapi, karena cepat-cepat menulis.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Tidak rapi karena belum berlatih. Senin, 21 Maret 2016 Kezia: “Tidak rapi, karena kurang latihan,” Rabu, 23 Maret
2016 Shafa: “Tidak, karena belajar terus.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, belum berlatih.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia:
“Tidak, karena tulisannya bisa dibaca.” Rabu, 23 Maret 2016
Alya: “Tidak, karena saya suka menulis.” Rabu, 23 Maret
2016 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak guru W didapatkan
bahwa, siswa belum bisa merapikan catatannya. Dan menurut guru, sebagian besar siswa tulisannya sudah jelas, hanya beberapa siswa saja
yang belum jelas seperti repi, novan dan fatur.Kesimpulan di atas sesuai pernyataan siswa berikut ini:
Guru : “ Itu belum bisa rapi,”
Guru: “kalau tulisan, sebagian besar sudah jelas, cuma ini
Novan kadang kurang jelas, sama repi, ya novan, dan fatur yang belum jelas,
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara siswa dan wawancara guru dapat disimpulkan bahwa, Siswa belum bisa merapikan
catatannya, karena pengen cepat-cepat selesai dan kurang berlatih.
89 Siswa sudah mampu menulis dengan jelas dan dapat dibaca. Namun
masih ada Repi, Novan dan Fatur yang belum jelas menulis. 8
Tidak bisa duduk tenang Beberapa siswa memilih tempat duduk sendiri, saat salah satu
siswa tidak masuk. Dan saat proses pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang tidak beta duduk yang lama. Hasil wawancara
dengan siswa yaitu Shafa, Reng, Kezia, dan Alya didapatkan bahwa, siswa tidak memilih tempat duduk sendiri, adapun alasanya karena
dipilih guru, tidak senang sendiri dan tidak ada teman. Siswa kesulitan jika harus duduk diam dalam waktu yang lama, karena aktif, bosan dan
tidak bisa duduk diam. Berikut hasil wawancara yang berkaitan dengan memilih tempat duduk sendiri:
Shafa: “Tidak, karena dipilih guru. Senin, 21 Maret 2016 Reng: “Tidak, aku tidak senang sendiri.” Senin, 21 Maret 2016
Kezia: “Tidak, karena tidak ada teman.” Rabu, 23 Maret 2016 Shafa: “Ya, karena aktif.” Senin, 21 Maret 2016
Reng: “Ya, karena bosan.” Senin, 21 Maret 2016 Kezia:
“Ya, karena saya tidak bisa duduk diam.” Rabu, 23 Maret 2016
Senada dengan pernyataan siswa, hasil wawancara dengan Bapak guru W didapatkan bahwa, tempat duduk siswa diganti setiap minggu,
yang menentukan adalah guru. Dan menurut guru ada tiga siswa yang sulit duduk yang lama, yaitu repi, novan dan rengga. Kesimpulan
tersebut sesuai dengan pernyataan dibahwa ini:
90 Guru :
“Biasanya saya menentukan, karena melihat situasi, jadi klau anak itu dalam satu hari berbuat olah dengan
temannya atau kira-kira mengganggu pembelajaran ya kita pindah gitu, dan seminggu kadang-kadang
bergeser.
” Guru:
“ya ada, repi itu tidak beta duduk lama-lama, ya trus novan itu gak beta, rengga itu gak beta,
” Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara siswa dan wawancara
guru dapat disimpulkan bahwa, Siswa duduk dikursi yang sudah ditentukan guru. Namun masih ada beberapa siswa memilih tempat
duduk sendiri saat salah satu siswa tidak masuk. Repi, Novan dan Rengga adalah siswa yang tidak bisa bertahan duduk yang lama, karena
merasa bosan.
91
B. Pembahasan