commit to user
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian penegembangan model latihan beban untuk bolavoli ini dikelompokkan
menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji coba kelayakan produk program latihan beban untuk bolavoli yang dikembangkan.
Sumber data tersebut meliputi:
1. Peneliti
Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat untuk mengetahui kebutuhan penelitian, dalam hal ini masalah yang menjadi latar belakang
penelitian serta sebagai observer atau pencatat lapangan saat melakukan uji efektifitas produk. Menurut Moleong 2007:168, kedudukan peneliti merupakan
sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian.
2. Pelatih bolavoli
Sumber data pelatih bolavoli dalam penelitian ini dilakukan pada saat analisis kebutuhan, data diambil dengan menggunakan teknik wawancara,
instrumen pengumpulan data menggunakan intervieu guide.
3. Ahli Akademisi Bolavoli
Sumber data ahli akademisi bolavoli diambil dari unsur perguruan tinggi, dengan kualifikasi pengampu mata kuliah bolavoli. Sumber data ahli akademisi
bolavoli masing-masing adalah Prof. Dr. M. E. Winarno, M.Pd, dimana beliau merupakan pakar bolavoli dari Universitas Negeri Malang, Ahli akademisi
bolavoli kedua adalah Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, dimana beliau adalah ketua
commit to user
program studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Ahli Praktisi Bolavoli
Sumber data ahli praktisi bolavoli diambil dari unsur pelatih, dengan kualifikasi melatih dalam sebuah tim. Sumber data ahli praktisi bolavoli masing-
masing adalah Eriek Satya H, S.Pd, beliau adalah pelatih klub bolavoli UTP, dan Teja Krisna, S.Pd, beliau adalah ahli latihan beban di Surakarta.
5. Atlit Bolavoli
a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah atlet bolavoli putra tingkat
intermediet di Surakarta. Terdiri dari 4 klub yang masing-masing memilki 15-20 pemain sebagai anggota klub. Untuk atlet yang berada pada tingkat intermediet,
rata-rata memili 10-15 pemain. b. Sampel
Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena sudah diketahui ciri-cirinya. Menurut Maksum 2009:44 “purposive sampling
adalah sebuah teknik pengambilan sampel yang ciri atau karateristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat populasi.” Kemudian selanjutnya
dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara acak. Maksum 2009:41 menyatakan “random sampling merupakan teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.” Dalam penelitian ini pengambilan
sampelnya adalah atlet bolavoli tingkat intermediet dan kemudian diambil secara
commit to user
acak tanpa memilih sesuai dengan tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun usia.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini diambil 24 pemain yang masuk pada kategori intermediet dari jumlah keseluruhan 48 pemain. Rincian
sampel dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1 Uji kelompok kecil: 12 sampel.
2 Uji kelompok besar: 24 sampel. 3 Uji efektifitas produk: kelompok eksperimen menggunakan 6 sampel dan
kelompok kontrol mengguanakan 6 sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data analisis kebutuhan, data penilaian ahli bolavoli, data uji coba kelompok, dan data hasil uji
efektifitas produk pengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data kondisi awal tentang proses latihan kondisi fisik pemain bolavoli putra tingkat intermediet
di Surakarta. 2. Teknik kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan
produk dari para ahli, serta pendapat dari atlit pengguna produk. 3. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan fisik
pemain bolavoli putra tingkat intermediet di Surakarta.
commit to user
4. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan tentang keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian model latihan.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya, Arikunto 2009:101. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 Bagan instrumen pengumpul data
Instrumen Pengumpul Data
Kekuatan otot tungkai
Daya tahan otot perut
Daya tahan otot lengan
Daya tahan otot tungkai
Power otot tungkai Kekuatan otot lengan
Power otot lengan Intervieu Guide
Kuesioner Campuran
Catatan Lapangan Tes Kemampuan Fisik
commit to user
1. Intervieu guide Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau intervieu.
“Intervieu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai interviewer, Winarno
2007:64.” Metode wawancara dengan menggunakan teknik intervieu bebas digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari pelatih tim
bolavoli. Intervieu bebas adalah intervieu yang dilakukan oleh pewawancara dengan menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur.
2. Kuesioner Instrumen selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
atau kuisioner. “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang sesuatu yang akan diteliti,
Winarno 2007:62.” Metode angket digunakan untuk memperoleh informasi analisis kebutuhan dari anggota tim bolavoli, uji coba kelompok kecil dan besar
serta untuk memperoleh informasi dari para ahli. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk.
Bentuk yang pertama adalah kuisioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk Skala likert. Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan
pilihan ganda dan jawaban yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau sangat baik hinga kurang sekali.
Dalam penelitian ini ada dua jenis kuesioner, yaitu:
commit to user
a. Ahli bolavoli kuesioner campuaran Aspek kelayakan produk pengembangan latihan beban untuk masing-
masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut: Bentuk-bentuk latihan dan program latihan:
1. Aspek Kesesuaian 2. Aspek Kemanfaatan
3. Aspek Keamanan 4. Aspek Keterlaksanaan
Penyajian produk: 1. Aspek kesesuaian dengan kaidah pembuatan produk.
2. Aspek kemudahan untuk dipahami. b. Atlit bolavoli kuesioner tertutup
Aspek kelayakan produk pengembangan latihan beban untuk masing- masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Aspek kemudahan untuk dipahami 2. Aspek kemudahan untuk dilakukan
3. Aspek kemenarikan 4. Aspek kemanfaatan
3. Catatan Lapangan Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong 2007:209
adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami,dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.
Catatan lapangan dalam penelitian ini digunakan selama pelaksanaan penelitian.
commit to user
Catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan analitis, berisi tentang rencana, keputusan prosedural, hingga kritik pribadi terhadap keputusan yang
diambil peneliti sehingga seluruh kegiatan dalam pelaksanaan program tersebut bisa terekam dengan baik.
4. Tes kemampuan fisik Penelitian ini juga menggunakan metode tes. Menurut Johnson dan Nelson
1969:1 “Tes adalah suatu bentuk dari suatu pertanyaan dan atau pengukuran, yang digunakan untuk memperkirakan ingatan dari sutau pengetahuan dan
kemampuan, atau untuk mengukur kemampuan gerak di dalam aktifitas jasmani.” Kirkendal 1987 menyatakan bahwa, “tes adalah instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan informasi tentang individu atau objek.” Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui hasil
peningkatan dari eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi. Winarno 2007:61 menyatakan “tes prestasi adalah
tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi yang dimaksudkan tes
kemampuan fisik sehingga instrumen ini masuk kategori achievement test. Sugiyanto 1993:66, menyatakan bahwa “kriteria pengukuran dikatakan
baik apabila memenuhi kriteria: instrumen pengukuran harus valid, reliabel, mudah diadministrasikan dan ada norma penilaiannya”. Dalam penelitian ini
digunakan baterai tes, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, secara teknis dapat diuraikan sebagai berikut:
commit to user
Gambar 3.3 Bagan bateri tes kemampuan fisik
a. Kekuatan otot tungkai, leg dynamometer Untuk mengetahui kekuatan otot tungkai dengan menggunakan tes leg
dynamometer. Tujuan tes adalah untuk mengukur kekuatan kelompok extensor tungkai. Pelaksanaan tes : berdiri diatas tumpuan leg dynamometer, kedua lengan
memegang bagian lengan tongkat, pegangan setinggi bagian kemaluan, sabuk pengaman dililitkan antara pinggang dengan kedua ujung tongkat pegangan.
Gerakannya : tarik tungkai dengan kedua tangan bersamaan dengan meluruskan kedua lutut, pada akhir gerakan kedua lutut hampir lurus sepenuhnya. Penilaian
yaitu hasil yang dapat dicatat dari nilai tertinggi yang diperoleh selama melakukan tes sebanyak 2-3 kali. Hasil masing-masing testee dapat dibaca pada petunjuk
yang berada di atas bantalan leg dynamometer. b. Kekuatan otot lengan. Pull and push dynamometer
.
Tujuan: Untuk mengukur kekuatan otot tangan dalam menarik dan mendorong. Alat: pull and push dynamometer. Petugas: 1 pemandu tes dan 2
pencatat skor. Pelaksanaan: Testee berdiri tegak dengan kaki direnggangkan dan Tes daya tahan otot
tungkai squat Tes power otot lengan
lempar bola basket Tes daya tahan otot
lengan push-up
Tes power otot tungkai standing broad jump
Tes kekuatan otot lengan Tes kekuatan otot tungkai
Tes daya tahan otot perut sit-up
commit to user
pandangan lurus ke depan. Tangan memegang pull push dynamometer dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Tarik
alat tersebut sekuat tenaga. Pada saat menarik atau mendorong, alat tidak boleh menempel pada dada, tangan dan siku tetap sejajar dengan bahu. Tes ini dilakukan
sebanyak dua kali. Penilaian: Skor kekuatan tarik atau kekuatan dorong terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan kg. dengan tingkat
ketelitian 0,5 kg. c. Daya tahan otot perut. AAHPERD Modifield Sit-ups AAHPERD 1980
Untuk memperoleh data daya tahan otot perut dilakukan dengan menggunakan instrumen tes sit-up, Nelson 1986:132. Testee
harus menempelkan kedua lengan di depan dada dan melakukan sit-up dengan cara
menyentuhkan siku kiri ke lutut kanan, dan siku kanan ke lutut kiri. Gerakan tersebut dilakukan sebanyak mungkin.
d. Daya tahan otot lengan. Modifield Push-up Untuk memperoleh data kekuatan otot perut dilakukan tes dengan
menggunakan instrument push-up, Nelson 1986:139. Posisi awal: testee mengambil posisi tidur menelungkup dan menempatkan telapak tangan di lantai di
bawah dada testee. Kedua tangan testee terletak di lantai di bawah kedua bahunya, siku dipertahankan atau dikunci dalam keadaan lengan diluruskan. Seluruh tubuh
lurus, tidak ada bagian tubuh yang menyentuh lantai kecuali kedua tangan dan tumitnya. Kedua kaki diregangkan sejauh 30 cm.
Pelaksanaan: Testee membengkokkan lengannya, badan diturunkan sampai dadanya dapat menyentuh tangan penghitung dan dorong kembali ke posisi awal.
commit to user
Tubuh harus tetap dipertahankan dengan lurus sepanjang melakukan gerakan. Testee melakukan kegiatan sebanyak mungkin tanpa harus berhenti.
e. Daya tahan otot tungkai. Half squat jump test Untuk mengetahui daya tahan otot tungkai dapat diketahui dengan tes
squat jump, Nelson 1986:137, pelaksanaan: orang coba berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki yang lainya berada di depan, sedangkan
kedua tangan saling berkait diletakkan dibelakang kepala, pandangan ke depan. Orang coba lemompat ke atas sehingga tungkai lurus, lalu mendarat dengan
berganti kaki ke depan dan ke belakang,dengan posisi setengah jongkok half squat. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian
sampai orang coba tak dapat melompat lagi secara sempurna seperti ketentuan tersebut di atas.
f. Power otot tungkai. Vertical Jump
Johnson dan Nelson 1986:219, untuk mengetahui power otot tungkai masing-masing testee yaitu dengan tes Vertical Jump. Tujuan tes adalah untuk
mengukur power kaki melompat ke atas. Tingkatan usia untuk tes ini adalah individu yang berusia 6 tahun sampai usia perguruan tinggi. Tes ini baik
dilakukan untuk laki-laki dan perempuan. g. Power otot lengan. Two Hand Medicine Ball Put
Untuk memperoleh data power otot lengan dengan cara atlet melakukan lempar bola medicine, yang dalam penelitian ini diganti dengan menggunakan
bola basket. Caranya dengan menghitung jarak antara jatuhnya bola dengan tempat duduk atlet pada waktu melempar, dengan satuan meter. Setiap atlet
commit to user
melakukan dua kali kesempatan melempar bola, dan diambil yang terjauh dari hasil lemparanya. Nelson 1986:214.
F. Jenis Data
Data menurut Suharsimi Arikunto dalam “prosedur peneletian suatu pendekatan praktek” 1997, jenis data merupakan segala fakta dan angka yang
dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluaan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Masing-masing adalah sebagai
berikut: 1. Data Kualitatif
a. Hasil observasi dari peneliti. b. Hasil wawancara dari pelatih bolavoli pada studi pendahuluan.
c. Masukan dari ahli bolavoli. d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.
2. Data kuantitatif a. Data dari evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.
b. Data dari atlit pada saat uji kelompok termasuk data ordinal. c. Data dari hasil pree test dan post tes termasuk data ordinal.
commit to user
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dari jenis data yang dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data
dalam penelitian ini:
Gambar 3.4 Bagan teknik pengolahan data kualitatif 1. Pendekatan kualitatif
a. Analisis data
Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen dalam Moleong, 2005:248 merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
sehingga pada akhirnya akan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Data
yang dianalisis secara kualitatif berasal dari data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan.
Penarikan kesimpulan Pengujian data
Reduksi data Analisis Data
Pemeriksaan Keabsahan data
Teknik Kualitatif
Pengecekan sejawat
Perpanjangan keikutsertaan
Triangulasi
commit to user
Menurut Moleong 2005:247 proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu: 1 reduksi data, 2 penyajian data, dan 3 penarikan
kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis berdasarkan kelompok data,
data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir untuk dilakukan penarikan kesimpulan.
1 Tahap reduksi data Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dari hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan
dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi kasar yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2 Tahap penyajian data Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif
Sugiyono 2005:95. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam
commit to user
memahami apa yang terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yaitu berupa pencapaian indikator-indikator yang berkaitan
dengan apa yang telah diberikan. 3 Tahap penarikan kesimpulan
Adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang telah terorganisir dari hasil paparan data dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat
tetapi mengandung pengertian luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil penelitian. Selanjutnya hasil
penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.
b. Pemeriksaan keabsahan data
Untuk menjaga keabsahan dari data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan pemeriksaan keabsahan dari data yang dikumpulkan. Dalam penelitian
ini pemerikasaan keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode:
1 Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil akhir dengan rekan-rekan sejawat. Menurut Moleong 2007:333, diskusi ini
sebaiknya dilakukan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersolakan, terutama tentang isi dan
metodologinya. Teknik pemeriksaan sejawat ini menurut Moleong 2007:333
mengandung beberapa
maksud untuk
membuat agar
peneliti tetap
commit to user
mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran dan memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul
dari pemikiran peneliti. Tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya
adalah: 1Menyediakan pandangan kritis. 2Mengetes temuan kerja. 3Membantu mengembangkan langkah selanjutnya. 4Melayani sebagai pembanding, Moleong
2007:333.
1 Triangulasi
Bogdan dan Taylor, 1993:189, Zuber, 1996:81 menyimpulkan, untuk melakukan pemerikasaan terhadap data dari berbagai sumber akan lebih tepat
dengan menggunakan metode triangulasi. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan berbagai sumber
data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap produk yang disusun oleh
peneliti.
Gambar 3.5 Bagan pemeriksaan Keabsahan data
Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data dengan menggunakan kuisioner baik dari pemain maupun ahli dengan hasil
wawancara. Triangulasi teori dilakukan dengan cara mencocokan kesesuaian
Pemeriksaan keabsahan data
Triangulasi teori
Triangulasi metode Uji Ahli
Teori latihan beban bolavoli
1. Wawancara 2. Catatan lapangan
3.
Kuisioner 1. Ahli Akademisi
2. Ahli Praktisi
commit to user
produk dengan teori yang telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai latihan beban untuk bolavoli. Uji ahli dilakukan untuk memperoleh masukan dari para
narasumber terkait produk pengembangan. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan data dari sumber yang berbeda
2 Perpanjangan keikutsertaan
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrumen itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan
ini menurut moleong 2007:327 akan membatasi: a Gangguan dari dampak peneliti pada konteks.
b Membatasi kekeliruan biases peneliti. c Mengkonpensasi pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat.
2. Pendekatan kuantitatif