BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Geologi Daerah Penelitian
Stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam stratigrafi pegunungan selatan bagian timur. Stratigrafi ini terdiri dari batuan berumur Pra Tersier, Paleogen, Neogen
dan Kuarter. Adapun batuannya terdiri dari batuan sedimen vulkaniklastik dan batuan karbonat. Batuan vulkaiklastik terbentuk oleh hasil pengendapan gaya berat sejak kala
Oligosen akhir sampai Akhir Miosen setebal kurang lebih 4000 meter. Urutan batuan hasil pengendapan gaya berat ini menumpang secara tidak selaras di atas batuan
metamorf. Geologi daerah penelitian termasuk dalam formasi Mandalika yang terdiri dari
batuan lava dasit-andesit dan tuf dasit dengan retas diorite. Di lokasi penelitian batuan yang dimanfaatkan untuk pertambangan yaitu andesit dan tuff andesit. Hal ini dapat
ditunjukkan pada gambar 4, gambar 5, gambar 6, gambar 7 berikut.
Gambar 4. Kenampakan batuan andesit di lokasi 1 yang ditelah ditambang
Gambar 5. Kenampakan batuan tuff andesit yang ditambang di lokasi 2
Gambar 6. Kenampakan batuan andesit di lokasi 3 yang telah ditambang
Ga mbar
7. P eta
Ge ologi
da era
h p ene
li ti
an
B. Geomorfologi Daerah Penelitian
Dalam pengembangan suatu wilayah kondisi geomorfologi merupakan faktor yang sangat penting. Hal ini dapat tercermin dari hasil proses geologi yang telah terjadi
dan yang berlangsung saat ini dapat dilihat dari kondisi geomorfologinya. Sebagai contoh proses erosi yang terjadi di lereng kemudian mengalami transportasi dan
sedimentasi oleh aliran sungai. Selain itu kondisi geomorfologi juga dapat menunjukkan tata guna lahan saat ini dan yang akan datang. Kondisi geomorfologi datar dan
mempunyai cadangan air tanah yang cukup dapat digunakan untuk permukiman. Daerah penelitian secara umum merupakan kawasan perbukitan. Selain itu juga
terdapat kawasan dataran di bagian utara daerah penelitian yang digunakan untuk permukiman dan persawahan. Di bagian timur lokasi penelitian merupakan bendungan
yang dikenal dengan Waduk Gajah Mungkur. Berdasarkan pengamatan dan data lapangan mengenai kondisi morfologi daerah
penelitian, maka daerah penelitian dapat diklasifikasikan menurut tingkat kemiringan lerengnya yang mengacu pada klasifikasi Van Zuidam 1983 menjadi 3 satuan
morfologi yaitu Satuan Perbukitan Berlereng Curam, Satuan Perbukitan Berlereng Agak Curam dan Satuan Dataran alluvial.
Lokasi penelitian terletak di satuan perbukitan berlereng agak curam, dimana mempunyai kelerengan 15-25 dengan bahaya gerakan tanah tinggi. Selain itu apabila
kegiatan pertambangan ini terus dilakukan maka akan mencapai pada lokasi satuan perbukitan curam sehingga sangat berbahaya apabila dilakukan pertambangan secara
manual. Satuan geomorfologi di lokasi penelitian ditunjukkan dengan gambar 8 berikut.
Ga mbar
8. P eta
Ge omorf
ologi da
era h P
ene li
ti an
C. Kerentanan Gerakan Tanah daerah Penelitian