Proccesing Film TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 8. Jarak objek ke film. 12

8. Arah dan Sudut Penyinaran. Penyinaran harus diarahkan tegak lurus

dengan aksis panjang gigi, yang idealnya juga lurus terhadap film. Bila prinsip ini tidak diikuti, kesalahan dalam angulasi vertikal akan terlihat, dan gambar yang dihasilkan akan terlihat menyempit atau memanjang. Sudut penyinaran yang benar akan meningkatkan akurasi anatomi dan mengurangi distorsi bentuk. Sinar pusat central ray adalah pusat sinar-x dan sering digunakan untuk menunjukkan datangnya sinar serta keterpusatan sinar-x diatas film. Prinsip sederhana ini dapat dilakukan dengan menggunakan senter dan memproyeksikan bayangan suatu benda pada dinding di ruangan gelap. Latihan sederhana ini dapat membantu para radiografer pemula untuk lebih memahami kebutuhan untuk menerapkan prinsip- prinsip untuk menghasilkan gambar yang akurat. 2,9 Gambar 9. Sinar-x yang tegak lurus terhadap film. 12

9. Waktu Penyinaran. Waktu penyinaran untuk ultra speed film adalah ¼

detik kecuali untuk molar adalah 38 detik. 9

2.5 Proccesing Film

Setelah film terpapar sinar-x langkah selanjutnya adalah mengolah atau memproses film tersebut di kamar gelap agar diperoleh gambaran radiografi yang Universitas Sumatera Utara permanen. Tahapan pengolahan film secara keseluruan adalah developing, rinsing, fixing, washing, drying. 11,14

A. Development developing.

Development adalah tahap pertama dari pengolahan film. Pada tahap ini terjadi perubahan dari hasil penyinaran. Perubahan yang terjadi adalah butir-butir perak halida didalam emulsi yang telah mendapat penyinaran berubah menjadi logam silver, perubahan menjadi logam silver inilah yang berperan dalam terjadinya penghitaman pada bagian-bagian yang terpapar sinar-x sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima film. Komposisi larutan developer adalah ellon atau metol atau hydroquinone yang berfungsi untuk mereduksi bagian-bagian emulsi film menjadi logam silver, sodium sulfite untuk mencegah oksidasi dari developer, sodium carbonat yang bersifat basa membantu aktifitas hydroquinone, dan potassium bromide untuk kontrol aktifitas developing dan mencegah terjadinya chemical fog. Pada saat mencelupkan film kedalam larutan developer perlu diperhatikan temperature dan lama pencelupan. Pada suhu 80°F selama 2½ menit, 75°F selama 3 menit, 70°F selama 4 menit, 68°F selama 4½ menit dan untuk 60°F selama 6 menit. 2,9,11

B. Pembilasan Rinsing. Setelah proses developing selesai maka akan

masuk ketahap selanjutnya yaitu rinsing. Dimana pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan developer, masih akan terdapat sejumlah cairan developer yang ikut terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi filmnya. Maka tugas cairan pembilas adalah untuk membersihkan film dari sisa larutan developer tersebut. Apabila developing masih terjadi pada proses fiksasi maka akan membentuk kabut dikroik sehingga foto yang dihasilkan tidak memuaskan. Pembilasan harus dilakukan dengan air yang mengalir selama lebih kurang 5 detik. 10,11,14

C. Fiksasi Fixing. Ini diperlukan untuk menetapkan dan membuat

gambaran radiografi menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X dan tanpa mengubah gambaran yang telah dihasilkan oleh Universitas Sumatera Utara logam silver. Kandungan larutan fixer adalah sodium thiosuolfate clearing solution yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa larutan developer, sodium sulfate untuk melindungi dekomposisi bahan sodium sulfate, potassium aluminium sulfate untuk mengeraskan gelatin dan acetic acid yang bersifat asam. Tujuan dari tahap fiksasi ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film. Pada proses ini juga diperlukan pengerasan untuk memberi perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat dari penyerapan uap air. 9,11,14

D. Pencucian Washing. Setelah film menjalani proses fiksasi maka akan

terbentuk perak kompleks dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih. 9,11,14

E. Pengeringan Drying. Ini merupakan tahap akhir dari siklus

pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi. 9,11,14

2.6 Kesalahan dan Kegagalan dalam Pembuatan Radiografi Intraoral

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kesalahan Pembuatan Radiografi Intraoral Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

1 78 74

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

9 32 82

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 14

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 3

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 27

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 15