Definisi Radiografi Dental Radiografi Ekstraoral Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Pembuatan Radiografi Intraoral

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perkembangan alat radiografi di bidang kedokteran gigi dimulai pada tahun 1913. Kemudian pada tahun 1923, miniatur yang lebih kecil dari versi yang pertama dimunculkan dan kemudian berkembang hingga 1966, dimana pada tahun ini muncul x-ray intra oral dengan long beam yang digunakan sampai saat ini. Pada tahun 1987, Francis Mouyen memperkenalkan radiografi digital yang pertama dan kemudian berkembang menjadi cone-beam computed tomography yang dapat menampilkan gambaran hasil radiografi dalam bentuk dua dimensi 2D ataupun tiga dimensi 3D pada layar komputer. 1,2 Penelitian-penelitian telah melaporkan jenis dan frekuensi kesalahan dan kegagalan yang terjadi ketika radiografi dilakukan dan diproses oleh mahasiswa- mahasiswa dan juga oleh tenaga profesional. Terlepas dari teknik-teknik yang diaplikasikan bisekting ataupun parallel, kesalahan yang paling umum ditemukan antara lain: kesalahan peletakkan conebeam, kesalahan angulasi horizontal atau vertikal dan juga kesalahan sewaktu processing film. Pencatatan frekuensi dan jenis kesalahan-kesalahan dalam praktik radiografi merupakan suatu hal penting dalam program penilaian kualitas yang dapat membantu professor dan mahasiswa-mahasiswa dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kualitas. 7

2.1 Definisi Radiografi Dental

Radiografi dental adalah alat yang penting dalam membantu seorang dokter gigi dalam pembuatan rencana perawatan dan membantu dalam menegakkan diagnosis dari manifetasi oral di rongga mulut yang tidak dapat Universitas Sumatera Utara dilihat dari pemeriksaan klinis seperti perluasaan dari penyakit periodontal, karies pada gigi serta kelainan patologis rongga mulut lainnya. 8 Meskipun dosis paparan dari radiografi dental sangat kecil namun, dosis paparan cahaya radiasi harus diminimalisasikan seminimal mungkin untuk mengurangi akumulasi dosis paparan terhadap pasien. 8

2.2 Radiografi Ekstraoral

Radiografi ekstra oral merupakan pemeriksaan yang menggunakan film yang lebih besar dan berada diluar mulut sewaktu pemaparan sinar x-ray yang bertujuan untuk melihat area pada kepala dan rahang. Radiografi ekstra oral biasanya digunakan untuk kegunaan perawatan ortodonti dan bedah mulut untuk melihat lokasi serta bentuk dari rahang seseorang. Tipe-tipe radiografi ekstra oral antara lain: 2,3,4 a Lateral jaw, body mandible b Lateral jaw, ramusmandible c Lateral cephalometric d Posteroanterior e Waters view f Submentovertex g Reverse towne h Transcranial

2.3 Radiografi Intraoral

Radiografi intraoral adalah radiografi yang memberi gambaran kondisi gigi dan jaringan sekitarnya dengan cara menempatkan film ke dalam rongga mulut pasien dan kemudian diberikan penyinaran x-ray. Radiografi intraoral sangat membantu dokter gigi dalam menegakkan diagnosis yang tidak terlihat secara klinis dan pembuatan rencana perawatan dari pasien. Radiografi intra oral Universitas Sumatera Utara secara umum terbagi kedalam tiga kelompok yaitu radiografi periapikal, interproksimal radiografi bitewing dan oklusal. 2,9

2.3.1 Radiografi Periapikal

Merupakan radiografi yang untuk melihat kondisi gambaran dari makhota dan akar gigi crown and root, tulang alveolar dan jaringan sekitar dari dengan jarak minimal dua millimeter dari ujung akar. Indikasi radiografi periapikal, yaitu : 2,3 1. Untuk mendeteksi adanya infeksi atau inflamasi periapikal. 2. Penilaian status periodontal. 3. Pasca trauma gigi dan melibatkan tulang alveolar. 4. Dugaan adanya gigi yang tidak erupsi dan letaknya. 5. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi. 6. Perawatan endodontik. 7. Penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian pasca operasi apikal. 8. Mengevaluasi kista radikularis secara lebih akurat dan lesi lain pada tulang alveolar 9. Evaluasi pasca pemasangan implan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan radiografi periapikal ada dua yaitu : teknik paralleling dan bisekting.

1. Teknik paralleling

Teknik paralleling juga dikenal sebagai extension cone paralleling, right angle technique, long cone technique, true radiograph merupakan teknik yang paling akurat dalam pembuatan radiografi intraoral. Hal ini disebabkan karena pada teknik parallel pelaksanaan dan standarisasinya sangat mudah akan tetapi kualitas gambar yang dihasilkan bagus dan distorsinya kecil. 2,9 Universitas Sumatera Utara Teknik paralleling dicapai dengan menempatkan film sejajar dengan aksis panjang gigi. Kemudian film holder diletakkan untuk menjaga agar film tetap sejajar dengan aksis panjang gigi, lalu Sinar sentral x-ray diarahkan tegak lurus dengan gigi dan film. 2,10,11 Gambar 1. Teknik paralleling 12 Teknik parallel bila dilakukan dengan benar akan menghasilkan gambar dengan kualitas baik, validitas yang tinggi, akurasi linear dan dimensi yang tinggi tanpa distorsi. Gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi akan sangat mudah diinterpretasikan dan dipelajari. Akan tetapi teknik ini memiliki kesulitan pada pasien dengan ukuran rongga mulut kecil dan anak-anak, pemakaian film holder akan menggurangi kenyamanan karena mengenai jaringan sekitarnya. 2,10 Keuntungan teknik paralleling, yaitu: 2,9 • Tanpa distorsi. • Gambar yang dihasilkan sangat representatif dengan gigi sesungguhnya. • Mempunyai validitas yang tinggi. Kerugian teknik paralleling, yaitu: 2,9 Universitas Sumatera Utara • Sulit dalam meletakkan film holder, terutama pada anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut kecil. • Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga timbul rasa tidak nyaman pada pasien. Tabel 1. Cara meletakkan film pada teknik paralleling daerah maksilaris. 11,13 Elemen Gigi Cara Meletakkan Film Insisivus sentral maksilaris Insisivus lateral maksilaris Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi vertikal pada daerah palatal, dekat daerah premolar kedua. Kaninus maksilaris Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi vertikal. Film diletakkan ditengah- tengah kaninus pada bagian palatal. Premolar maksilaris Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi horizontal. Film diletakkan diantara kontak premolar satu dan premolar dua. Molar maksilaris Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi horizontal. Film harus mencakup sampai molar ketiga. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Cara meletakkan film pada teknik paralleling daerah mandibularis. 11,13 Elemen Gigi Cara Meletakkan Film Insisivus sentral mandibula Insisivus lateral mandibula Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi vertikal dan gigi insisivus sentralis berada di tengah film. Kaninus mandibula Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi vertikal dan gigi kaninus terletak ditengah film. Tabel 2. Cara meletakkan film pada teknik paralleling daerah mandibularis. 11,13 Elemen Gigi Cara Meletakkan Film Premolar mandibula Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi horizontal. Film diletakkan diantara kontak premolar satu dan premolar dua. Molar mandibula Film ditempatkan pada film holder dalam orientasi horizontal. Film harus mencakup sampai molar ketiga. 2.Teknik Bisekting Teknik bisekting adalah teknik lain yang dapat dilakukan selain teknik paralleling dalam pengambilan film periapikal. Teknik bisekting biasa digunakan pada kasus-kasus kelainan anatomi seperti torus palatinus besar, palatum sempit, dasar mulut dangkal, frenulum pendek, lebar lengkung rahang yang sempit atau Universitas Sumatera Utara pada pasien anak yang kurang kooperatif. Film diletakkan ke dalam rongga mulut dan diberikan blok untuk menahan film. 2,9 Teknik bisekting dicapai dengan meletakkan film sepanjang permukaan lingualpalatal pada gigi kemudian sinar x-ray diarahkan tegak lurus bentuk-T ke garis imajiner yang membagi membagi dua sudut yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan sumbu panjang film. Akan tetapi, teknik bisekting menghasilkan gambar yang kurang optimal karena reseptor dan gigi tidak berada sejajar dengan sinar-x ray. 2 Gambar 2. Teknik bisekting 12 Teknik sudut bisekting dicapai dengan menempatkan reseptor sedekat mungkin dengan gigi. Teknik ini memerlukan kepekaan dan ketelitian yang lebih dari operator. Jika sudut bisekting tidak benar, maka akan terjadi perpanjangan atau pemendekkan. 2 Keuntungan teknik bisekting, yaitu: 9  Dapat dilakukan tanpa film holder  Lebih nyaman karena lebih tidak mengiritasi jaringan Universitas Sumatera Utara Kerugian teknik bisekting, yaitu: 9  Sering terjadi distorsi  Masalah angulasi banyak angulasi yang harus diperhatikan Tabel 3. Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah maksila 2,14 Elemen Gigi Sudut Penyinaran Insisvus +40° - +50° Kaninus +45° - +55° Premolar +30° - +40° Molar +20° - +30° Tabel 4. Angulasi vertikal teknik bisekting pada daerah mandibula 2,14 Elemen Gigi Sudut Penyinaran Insisvus -15° - -25° Kaninus -20° - -30° Premolar -10° - 15° Molar -5° - 0°

2.3.2 Radiografi Interproksimal Bitewing

Teknik radiografi bitewing digunakan untuk memeriksa daerah interproksimal gigi dan permukaan gigi yang meliputi crown dari maksila dan mandibula daerah interproksimal dan crest alveolar dalam film yang sama. Pada Universitas Sumatera Utara teknik bitewing, film ditempatkan sejajar dengan permukaan mahkota gigi pada maksila dan mandibula. Kemudian pasien diminta menggigit bite tab atau bitewing film holder dan sinar x-ray kemudian diarahkan diantara kontak dari gigi posterior dengan sudut vertikal +5º sampai +10º. 2,14 Film dapat diposisikan secara horizontal atau vertikal tergantung pada area yang akan dilakukan pengambilan radiografi. Pengambilan secara vertikal biasa digunakan untuk mendeteksi kehilangan tulang sedangkan pengambilan secara horizontal biasa digunakan untuk melihat mahkota, puncak alveolar, kavitas dan keberhasilan dari hasil perawatan. Teknik bitewing juga dapat dilakukan di segmen anterior. 2,14 Gambar 3. bite tab kiri, film holder untuk bitewing kanan 12 Gambar 4. Radiografi bitewing vertikal atas, radiografi bitewing horizontal bawah 12

2.4 Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Pembuatan Radiografi Intraoral

Ada beberapa faktor yang berperan dalam keberhasilan pembuatan sebuah radiografi intraoral, antara lain; Universitas Sumatera Utara

1. Voltase. Voltase merupakan ukuran kualitas dari energi listrik yang

melewati tabung sinar-x. Apabila voltase besar maka panjang gelombang akan pendek dan daya tembus akan semakin kuat. Untuk radiografi intraoral digunakan 45-65 kV dan untuk radiografi ekstra oral digunakan 70-90kV. 9,15

2. Miliampere. Ini merupakan ukuran dari jumlah energi listrik yang

melewati tabung sinar-x. Untuk radiografi kedokteran gigi digunakan 10-15mA. Ketika elektron menyerang titik fokus, sinar-x akan dipancarkan. Sinar-X harus dipancarkan dari sumber radiasi paling kecil. Semakin kecil titik fokus di dalam kepala tabung, semakin besar detail pada yang akan dihasilkan gambar. Produsen atau pabrik mengatur ukuran titik fokus, dan tidak dapat diubah oleh operator. Tetapi titik fokus dapat membesar dari waktu ke waktu karena terus digunakan. Ketika pembesaran titik fokus terjadi, gambaran radiografi yang dihasilkan menjadi kurang tajam. Titik fokus harus dipantau melalumi program jaminan kualitas. Perangkat uji resolusi akan mengetahui perubahan pada titik fokus. 9,12 Gambar 5. Titik fokus dalam kepala tabung. 12

3. Posisi kepala pasien. Garis imajiner pada maksila adalah garis yang

ditarik dari alanasi ke tragus sejajar dengan lantai sedangkan garis imajiner pada mandibula adalah garis yang ditarik dari sudut bibir ke tragus sejajar dengan lantai dengan catatan bidang sagital tegak lurus terhadap lantai. 9 Universitas Sumatera Utara 4.Film atau Reseptor yang Digunakan. Operator perlu mempertimbangkan radiografi sebagai gambaran dari bayangan gigi. Apakah dalam pembuatan gambaran radiografi menggunakan pelat kaku ataupun fosfor sensor digital atau film konvensional. 9,12 Gambar 6. Contoh film gambar. Rigid CCD Sensor Digital kiri ,Pelat Fosfor Digital tengah, F-Speed Dental Film Sistem Dental Kodak kanan. 12

5. Posisi film. Posisi film pada prinsipnya harus meliputi gigi yang

menjadi perhatian untuk difoto. Untuk regio anterior film diletakkan dengan posisi vertikal sedangkan pada posterior film diletakkan dengan posisi horizontal. Film pada rahang atas dipegang dengan ibu jari sedangkan pada rahang bawah dipegang dengan telunjuk menggunakan tangan yang berlawanan dengan region yang akan difoto. Permukaan film sejajar dengan dataran oklusal sekurang- kurangnya 18 inchi sampai ¼ inchi melebihi permukaan oklusal. Film dan aksis panjang gigi harus sejajar satu sama lain. Ketika film dan aksis panjang gigi parallel seperti dalam teknik parallel, distorsi gambar yang diradiografi menurun. Film dengan struktur parallelisme meningkatkan akurasi anatomi dan mengurangi distorsi bentuk. 2,9 Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Kesejajaran film dan aksis panjang gigi. 12

6. Jarak Target Film. Jarak dari target adalah jarak dari target anoda

sumber sinar ke film untuk film ukuran standar size 1 dan ukuran anak-anak size 0 serta bitewing adalah delapan inci dan long cone teknik adalah 16-20 inci. 9

7. Jarak Film terhadap Objek. Jarak objek ke film harus sedekat

mungkin. Objek pada prinsip ini mengacu pada gigi atau struktur yang akan dilakukan pengambilan radiografi. Penempatan objek dekat dengan film akan mengurangi pembesaran dan meningkatkan ketajaman gambar. Teknik bisekting lebih mengikuti prinsip ini dari pada teknik parallel. Teknik bisekting lebih cenderung membentuk distorsi dan tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai teknik utama. Distorsi diartikan sebagai penyimpangan dari bentuk objek yang sebenarnya. 2,9 Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Jarak objek ke film. 12

8. Arah dan Sudut Penyinaran. Penyinaran harus diarahkan tegak lurus

dengan aksis panjang gigi, yang idealnya juga lurus terhadap film. Bila prinsip ini tidak diikuti, kesalahan dalam angulasi vertikal akan terlihat, dan gambar yang dihasilkan akan terlihat menyempit atau memanjang. Sudut penyinaran yang benar akan meningkatkan akurasi anatomi dan mengurangi distorsi bentuk. Sinar pusat central ray adalah pusat sinar-x dan sering digunakan untuk menunjukkan datangnya sinar serta keterpusatan sinar-x diatas film. Prinsip sederhana ini dapat dilakukan dengan menggunakan senter dan memproyeksikan bayangan suatu benda pada dinding di ruangan gelap. Latihan sederhana ini dapat membantu para radiografer pemula untuk lebih memahami kebutuhan untuk menerapkan prinsip- prinsip untuk menghasilkan gambar yang akurat. 2,9 Gambar 9. Sinar-x yang tegak lurus terhadap film. 12

9. Waktu Penyinaran. Waktu penyinaran untuk ultra speed film adalah ¼

detik kecuali untuk molar adalah 38 detik. 9

2.5 Proccesing Film

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kesalahan Pembuatan Radiografi Intraoral Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

1 78 74

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

9 32 82

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

3 25 47

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Malaysia Terhadap Penggunaan Radiografi Kedokteran Gigi

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 14

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 3

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 27

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Kesalahan dan Kegagalan Pembuatan Radiografi Intraoral pada Fakultas Kedokteran Gigi di Salah Satu Universitas di Jawa

0 0 15