Tanggungjawab Hukum Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Terhadap Pasien Kurang Mampu

D. Tanggungjawab Hukum Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Terhadap Pasien Kurang Mampu

RSU IPI melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien kurang mampu. Namun adakalanya dalam memberikan pelayanan kesehatan terdapat kesalahan atau kelalaian yang mengakibatkan kerugian bagi pasien kurang mampu. Kesalahan tersebut dapat dilakukan oleh tenaga medisparamedis atau pihak rumah sakitnya sendiri. Kesalahan tersebut misalnya salah melakukan diagnosa, salah memberikan obat, dan sebagainya. RSU IPI mempunyai tiga upaya untuk menyelesaikan permasalahan dengan pasien, yakni: 1. Upaya kekeluargaan 2. Upaya non-litigasi 3. Upaya litigasi Penyelesaian secara kekeluargaan ini dilakukan dengan musyawarah mufakat dimana pihak RSU IPI dan pasienkeluarga pasien duduk bersama untuk mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. 172 172 Ibid. RSU IPI memberikan ganti rugi dan memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya tanpa pembebanan biaya perawatan kepada pasien sebagai wujud pertanggungjawabannya. Pihak RSU IPI selalu mengupayakan pertanggungjawaban yang terbaik kepada pasien dan mengupayakan penyelesaian masalah secara kekeluargaan. Universitas Sumatera Utara Para pasien menerima dengan baik pertanggungjawaban yang diberikan oleh RSU IPI dalam penyelesaian secara damai berupa pemberian ganti rugi dan pemberian pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada pasien sampai sembuh. 173 Dalam penyelesaian litigasi, pihak yang mewakili sebuah RS di pengadilan adalah Direktur RS tersebut karena ia telah memperoleh pelimpahan kewenangan untuk melaksanakan seluruh kegiatan di RS sehingga segala hal yang terjadi di RS menjadi tanggungjawabnya. Akan tetapi, hal ini berbeda pada RSU IPI. Akan tetapi, kadangkala penyelesaian masalah dengan pasien tidak dapat terselesaikan secara kekeluargaan sehingga harus dibawa ke jalur pengadilan atau jalur litigasi. Namun para pihak diharapkan menyelesaikan permasalahan mereka terlebih dahulu ke lembaga non-litigasi sebelum menyerahkan penyelesaian dilakukan oleh lembaga pengadilan. Lembaga non- litigasi yang berwenang menangani masalahsengketa medis adalah Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia MKDKI. Akan tetapi, penyelesaian melalui lembaga non-litigasi ini tidak pernah dilakukan oleh pihak RSU IPI karena sejauh ini RSU IPI dapat menyelesaikan permasalahannya dengan pihak pasien ataupun keluarganya yang merasa dirugikan dengan cara kekeluargaan. Pihak yang mewakili RSU IPI di pengadilan adalah Wadir Administrasi dan Keuangan RSU IPI, dr. Imelda Liana Ritonga S.Kp, M.Pd, MN. yang menggantikan dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG selaku Direktur RSU IPI. Hal ini karena dr Hedy Tan selaku Direktur RSU IPI juga merangkap sebagai dokter 173 Ibid. Universitas Sumatera Utara di RSU IPI. 174 Menurut Kepala Administrasi Bagian Personalia RSU IPI, Yupi Andriani M., RSU IPI pernah mengalami permasalahan dengan pasien. Namun pasien tersebut bukanlah pasien kurang mampu. Pasien tersebut adalah pasien yang memperoleh jaminan kesehatan dari tempat ia bekerja, PT. Ju Shin Indonesia. Pasien datang berobat ke RSU IPI yang kemudian ditangani oleh dokter praktek RSU IPI. Pasien kemudian diberikan suntikan oleh dokter. Akan tetapi setelah menerima suntikan tersebut, kondisi pasien bukannya membaik. Pasien pun kembali ke RSU IPI untuk berobat dan setelah diperiksa kembali, ternyata dokter sebelumnya salah menyuntikkan obat ke tubuh pasien. Pasien pun marah kepada dokter dan pihak RSU IPI. Pasien menuntut pihak RSU IPI dan pihak dokter yang merawatnya pertama kali untuk bertanggungjawab atas kesalahan tersebut. Dr. Hedy Tan harus mengurusi pasiennya sehingga tidak memungkinkan baginya untuk mewakili RSU IPI di pengadilan. Direktur RSU IPI memberikan kuasa kepada Wadir Administrasi dan Keuangan RSU IPI untuk mewakilinya di dalam ataupun di luar pengadilan. Dr. Imelda mewakili RSU IPI di pengadilan bersama Kepala Bidang Keperawatan, yang mengetahui seluk-beluk mengenai perawatan yang diberikan kepada para pasien. Pihak RSU IPI menyelesaikan masalah ini dengan jalur kekeluargaan dimana pihak RSU IPI diwakili dr Imelda Liana Ritonga, S.Kp, M.Pd, MN selaku Wadir Administrasi dan Keuangan mewakili pihak RSU IPI menyelesaikan masalah ini dengan pihak pasien dan keluarganya. Sebelum penyelesaian antara pihak RSU IPI dengan pasien, RSU IPI menanyai dokter yang bersangkutan 174 Ibid. Universitas Sumatera Utara bagaimana kronologis masalah tersebut dan memberikan sanksi kepada dokter berupa surat peringatan agar kelak lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan diagnosa dan memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien . Pihak RSU IPI yang diwakili Wadir Administrasi dan Keuangan memberikan ganti rugi kepada pasien dan memberikan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma kepada pasien sampai pasien sembuh. Selain daripada kasus tersebut, RSU IPI tidak pernah menghadapi kasus dengan pasien kurang mampu. RSU IPI berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada para pasiennya. RSU IPI selalu mengutamakan kepuasaan pasien dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan kepada pasiennya termasuk pasien kurang mampu. Kepuasaan pasien merupakan kepuasaan dan kesuksesan bagi RSU IPI. Oleh karena itu, RSU IPI berharap dengan pelayanan prima yang diberikan maka tidak ada pasien yang akan merasa ketidakpuasan atau merasa dirugikan dengan melakukan perawatanpengobatan di RSU IPI. Sehingga dapat menjauhkan RSU IPI dari permasalahan dengan para pasiennya dan menambah citra baik bagi RSU IPI di mata masyarakat Kota Medan maupun masyarakat di luar Kota Medan. Sehingga masyarakat tidak sungkan-sungkan untuk datang meminta pengobatanperawatan dari tenaga medisparamedis di RSU IPI. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN