adalah 3x24 jam untuk pengurusan dokumen administrasinya.
167
Untuk pasien kurang mampu yang hidup sendiritidak mempunyai sanak keluarga, maka RSU IPI akan melaporkan pasien kepada Dinas Sosial setempat.
Kemudian Dinas Sosial yang akan menanggung biaya perawatan pasien tersebut. Jika pasien
masuk pada hari libur, maka penghitungan waktu 3x24 jam dimulai sejak hari pertama kerja. Apabila pengurusan dokumen adminstrasi melebih batas waktu
yang telah ditetapkan maka pasien tersebut tidak akan mendapatkan layanan melalui Jamkesda Provinsi Sumatera Utara. Peraturan ini mulai berlaku untuk
seluruh RS yang menjadi provider Jamkesda Provinsi Sumatera Utara sejak tanggal 2 September 2013.
Pasien kurang mampu yang mempunyai kartu peserta Jamkesmas dari daerah di luar Kota Medan dapat memperoleh pelayanan kesehatan di RSU IPI.
Pasien tersebut harus menunjukkan surat rujukan dari rumah sakit yang merawatnya di daerah asalnya.
B. Hak-Hak Pasien Kurang Mampu Dalam Memperoleh Layanan Kesehatan
RSU IPI sebagai suatu institusi kesehatan yang menjadi provider Jamkesda yang telah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Medan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu. Dalam pemberian pelayanan kesehatan tersebut, pasien kurang mampu mempunyai hak-
hak yang dapat ia peroleh dari RSU IPI. Pasien yang berobat ke rumah sakit
167
Surat Edaran Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Nomor 440.4423284VIII2013 tentang Penentuan Status Pasien yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dr.r.r. S.H. Surjantini, M.Kes pada tanggal 27 Agustus 2013.
Universitas Sumatera Utara
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada pasiennya. Demikian pula hal tersebut
berlaku pada pasien kurang mampu yang berobat ke RSU IPI dan menjadi tugas bagi RSU IPI untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien tersebut.
RSU IPI memberikan pelayanan kepada pasien kurang mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Akan tetapi, pasien kurang mampu tersebut
memperoleh fasilitas layanan kesehatan yang berbeda. Pasien kurang mampu yang dirawat di RSU IPI menggunakan jaminan kesehatan Jamkesmas atau
Jamkesda memperoleh fasilitas kamar rawat inap di ruang rawat kelas III.
168
Pasien kurang mampu diberikan fasilitas obat yang dibiayai oleh Pemerintah. Pasien kurang mampu yang melakukan rawat jalan di RSU IPI
diberikan fasilitas pelayanan kesehatan di bidang kefarmasian yaitu berupa obat habis pakai. Obat yang diberikan kepada pasien kurang mampu ini adalah obat
generik yang telah berstandar dan terdaftar oleh BPOM. Fasilitas kamar kelas III di RSU IPI diperuntukkan kepada pasien yang
menggunakan jaminan kesehatan dan merupakan standar pelayanan kesehatan kepada pasien kurang mampu yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah
tentang Jaminan Kesehatan. Pemerintah hanya menanggung biaya rawat inap pasien kurang mampu di kamar kelas III.
169
168
Hasil wawancara dengan Yupi Andriani M, S.Kom Kepala Administrasi Bagian Personalia.
Peruntukkan obat generik kepada pasien kurang mampu dikarenakan harganya lebih murah dan
lebih terjangkau jikalau pasien kurang mampu tersebut ingin membeli obat tersebut kembali saat obat yang diberikan padanya telah habis. Walaupun obat
169
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
tersebut obat generik yang murah bukan berarti obat itu obat murahan, kualitas obat generik sama dengan kualitas obat-obat lain yang lebih mahal. Pemerintah
membuat obat generik agar dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Pasien kurang mampu di RSU IPI berhak memperoleh pelayanan kesehatan, hanya saja pelayanan kesehatan tersebut tidaklah sama dengan
pelayanan kesehatan yang diperoleh oleh pasien mampupasien yang tidak menggunakan jaminan kesehatan.
RSU IPI menanggung segala jenis pelayanan kesehatan kepada pasien kurang mampu dari rawat jalan, rawat inap, sampai rawat gawat darurat. RSU IPI
memberikan fasilitas pelayanan kesehatan yang dijamin oleh Program Jaminan Kesehatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 22 Ayat 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Pasien kurang mampu yang berobat di RSU IPI dengan menggunakan kartu jaminan kesehatan
dapat memperoleh layanan rujukan. RSU IPI akan merujuk pasien tersebut ke RS lain yang merupakan provider Jamkesda yang mempunyai fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap sesuai dengan kebutuhan pasiennya.
C. Hambatan dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan Kepada Pasien Kurang Mampu pada Rumah Sakit Imelda Medan
Pelayanan kesehatan merupakan subsistem pelayanan masyarakat dan rumah sakit merupakan subsistem pelayanan kesehatan. Pemberian pelayanan
kesehatan oleh RSU IPI kepada pasien kurang mampu kadangkala mengalami
Universitas Sumatera Utara
hambatan. Hambatan tersebut timbul dari pasien kurang mampu dan pihak rumah sakit.
RSU IPI menghadapi kendala pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien kurang mampu disebabkan pasien kurang mampu tidak dapat menunjukkan
kartu jaminan kesehatan miliknya. Hal ini mengakibatkan RSU IPI harus mendata kembali data-data pasien kurang mampu tersebut untuk kepentingan
administrasi rumah sakit. Lain halnya jika pasien dapat langsung menunjukkan kartu jaminan kesehatan yang ia miliki, maka pasien dapat langsung diberikan
nomor antrian khusus pasien rawat jalan.
170
Pasien kurang mampu yang tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan, RSU IPI memberikan keringanan yakni pasien kurang mampu diberikan waktu
untuk mengurus pembuatan kartu jaminan kesehatan tersebut. Jangka waktu yang diberikan 3x24 jam.
171
170
Ibid.
Meskipun telah diberikan keringanan untuk mengurus kartu jaminan kesehatan, pasien atau keluarganya menjadi acuh tak acuh. Pasien
juga sering mengulur-ulur waktu untuk mengurus pembuatan kartu jaminan kesehatannya. Saat ditanyai pihak RSU IPI apakah telah mengurus administrasi
pembuatan kartu ke dinas yang terkait, pasien selalu saja beralasan seperti belum sempat atau lupa. Hal ini membuat RSU IPI mengurus penagihan biaya perawatan
si pasien ke dinas kesehatan setempat. Jika tanpa kartu jaminan kesehatan, maka pasien tersebut tidak digolongkan sebagai pasien kurang mampu yang dibiayai
pelayanan kesehatannya oleh pemerintah. Jika lewat dari batas waktu yang
171
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
diberikan, maka pasien harus menanggung sendiri biaya perawatannya selama dirawat di RSU IPI.
RSU IPI tidak ingin membebani pasien kurang mampu dengan biaya perawatan asalkan pasien tersebut mempunyai kartu jaminan kesehatan. Tetapi
kadangkala pasienlah yang membuat hal itu terjadi dengan mengulur-ulur waktu pembuatan kartu jaminan kesehatan.
Untuk pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien kurang mampu yang tidak mempunyai sanak keluarga, RSU IPI bersedia mengurus pemberian jaminan
kepada pasien tersebut. Pasien tersebut didata oleh petugas RSU IPI yang nantinya data ini akan digunakan untuk memenuhi persyaratan administrasi ke
dinas terkait. Untuk pasien kurang mampu yang tidak mempunyai sanak keluarga, maka ia akan dijamin oleh Dinas Sosial setempat. Dinas sosial akan menanggung
segala biaya perawatannya selama menerima perawatan di RSU IPI. Pengurusan administrasi untuk memperoleh jaminan dari Dinas Sosial ini
memakan waktu yang lama. Petugas RSU IPI harus bolak-balik ke Dinas Sosial untuk mengurus dan memeriksa apakah dinas telah menerima permohonan
jaminan kepada pasien tersebut. Untuk mengurus administrasi satu pasien ke Dinas Sosial, petugas RSU IPI menghabiskan waktu berminggu-minggu sampai
akhirnya Dinas Sosial mengeluarkan surat pemberian jaminan kepada si pasien. Hal ini membuat pihak RSU IPI mengeluarkan waktu dan biaya yang banyak.
Hambatan lain juga dirasakan RSU IPI dimana pasien kurang mampu tidak sukar mematuhi tata tertib yang dibuat oleh pihak RSU IPI. Misalnya saja Pasien
kurang mampu ataupun keluarganya merokok di lingkungan rumah sakit. Padahal
Universitas Sumatera Utara
di setiap sudut rumah sakit telah ditempel pengumuman dilarang merokok. Pasien atau keluarga yang merokok sangat mengganggu kenyamanan pasien lain dan
petugas RSU IPI dalam menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tata tertib lain yang dilanggar misalnya membuang sampah
sembarangan. Pasien tidak menjaga kebersihan rumah sakit dimana rumah sakit identik dengan kebersihan. Bagaimana pasien bisa sehat atau sembuh jika rumah
sakit tidak bersih. Peribahasa “Bersih Pangkal Sehat” menjadi dasar RSU IPI sangat menjunjung kebersihan di dalam lingkungan RSU IPI.
RSU IPI mempunyai aturan mengenai jam besuk, yakni: pagi jam 9 sd jam 12 dan sore jam 5 sd jam 9 malam. Selain itu, RSU IPI melarang anak-anak
dibawah 10 tahun untuk membesuk pasien dan tamu yang membesuk hanya dibolehkan tiga orang. Akan tetapi tata tertib untuk membesuk ini seringkali
dilanggar oleh pasien termasuk pasien kurang mampu. RSU IPI melarang anak- anak membesuk dikarena rumah sakit bukan lingkungan yang baik untuk anak-
anak yang sistem kekebalannya masih tergolong lemah. Pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien kurang mampu juga
terhambat dikarenakan kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan di RSU IPI yang merupakan RSU Swasta kelas B yang masih mempunyai kekurangan dalam
beberapa sub pelayanan kesehatan. untuk menyelesaikan hambatan akibat kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan di RSU IPI, maka pasien RSU IPI yang
membutuhkan pelayanan kesehatan dimana pelayanan kesehatan tersebut tidak tersedia di RSU IPI akan dirujuk ke RS lain yang menjalin kerjasama dengan
Pemerintah Kota Medan dalam program jamkesmas maupun jamkesda.
Universitas Sumatera Utara
D. Tanggungjawab Hukum Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Terhadap Pasien Kurang Mampu