Sistem rujukan menurut lingkup pelayanannya terbagi:
115
a. Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitatif. Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis jantung koroner, hipertensi,
diabetes melitus ke rumah sakit umum daerah. b.
Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan promotif dan pencegahan
preventif. Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi pojok gizi puskesmas, atau pasien dengan masalah
kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas.
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Dalam Pemberian Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit merupakan suatu usaha yang pada pokoknya dapat dikelompokkan menjadi:
116
a. Pelayanan medis dalam arti luas yang menyangkut kegiatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. b.
Pendidikan dan latihan tenaga medisparamedis. c.
Penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran.
115
Ibid.
116
Alfred Albert Ameln, Kapita Selekta Hukum Kedokteran Grafikatama Jaya, Jakarta, 1991, hlm 70-71.
Universitas Sumatera Utara
Personalia RS terdiri dari dokter umum dan spesialis, perawat, paramedis non perawat, dan tenaga adminstratif serta tenaga teknis.
117
Berdasarkan pelayanan yang diberikan, RS dapat dibedakan menjadi RS Umum dan RS
Khusus. Rumah Sakit Umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
118
Sedangkan Rumah Sakit Khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
119
a. RSU Pemerintah, dibagi menjadi:
RS Umum RSU kemudian dibedakan lagi atas:
120
1 RSU Pemerintah kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 empat spesialis dasar, 5 lima spesialis penunjang
medik, 12 dua belas spesialis lain dan 13 tiga belas subspesialis. 2
RSU Pemerintah kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
sedikit 4 empat spesialis dasar, 4 empat spesialis penunjang medik, 8 delapan spesialis lain dan 2 dua subspesialis dasar.
3 RSU Pemerintah kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling
117
Danny Wiradharma, Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 111.
118
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 19, Ayat 2.
119
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 19, Ayat 3.
120
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Penjelasan Pasal 24, Ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
sedikit 4 empat spesialis dasar dan 4 empat spesialis penunjang medik.
4 RSU Pemerintah kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 dua spesialis dasar.
b. RSU Swasta, dibagi menjadi:
1 RSU Swasta Pratama melayani pelayanan medis umum.
2 RSU Swasta Madya melayani pelayanan spesialistik.
3 RSU Swasta Utama melayani pelayanan spesialistik dan sub
spesialistik. RS Khusus juga diklasifikasikan dalam menjadi beberapa kelas, antara lain:
121
a. Rumah Sakit Khusus kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang
lengkap. b.
Rumah Sakit Khusus kelas B adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas.
c. Rumah Sakit Khusus kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
121
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Penjelasan Pasal 24, Ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal.
Berdasarkan pengelolaannya, rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah sakit publik dan rumah sakit privat.
122
Rumah sakit publik sebagaimana dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat
nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan
Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat
dialihkan menjadi rumah Sakit privat.
123
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
Sedangkan rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau
Persero.
124
Pelayanan kesehatan secara paripurna adalah Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
125
Untuk menjalankan tugas tersebut, Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai berikut:
126
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
122
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 20, Ayat 1.
123
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VI, Pasal 20, Ayat 2, Ayat 3 dan, Ayat 4.
124
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab III, Pasal 4.
125
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab I, Pasal 1, Angka 3.
126
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab III, Pasal 5.
Universitas Sumatera Utara
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; d.
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan; Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada
nilai kemanusiaan
127
, etika dan profesionalitas
128
, manfaat
129
, keadilan
130
, persamaan hak dan anti diskriminasi
131
, pemerataan
132
, perlindungan dan keselamatan pasien
133
, serta mempunyai fungsi sosial
134
127
Yang dimaksud dengan ”nilai kemanusiaan” adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit dilakukan dengan memberikan perlakuan yang baik dan manusiawi dengan tidak
membedakan suku, bangsa, agama, status sosial, dan ras.
. Oleh karena itu, segala kegiatan yang dilaksanakan oleh rumah sakit harus berdasarkan azas-azas tersebut
128
Yang dimaksud dengan ”nilai etika dan profesionalitas” adalah bahwa penyelenggaraan rumah sakit dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki etika profesi dan
sikap profesional, serta mematuhi etika rumah sakit.
129
Yang dimaksud dengan ”nilai manfaat” adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
130
Yang dimaksud dengan ”nilai keadilan” adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada setiap orang dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat serta pelayanan yang bermutu.
131
Yang dimaksud dengan ”nilai persamaan hak dan anti diskriminasi” adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit tidak boleh membedakan masyarakat baik secara individu maupun
kelompok dari semua lapisan.
132
Yang dimaksud dengan ”nilai pemerataan” adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
133
Yang dimaksud dengan ”nilai perlindungan dan keselamatan pasien” adalah bahwa penyelenggaraan Rumah Sakit tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan semata, tetapi harus
mampu memberikan peningkatan derajat kesehatan dengan tetap
134
Yang dimaksud dengan “fungsi sosial rumah sakit” adalah bagian dari tanggung jawab yang melekat pada setiap rumah sakit, yang merupakan ikatan moral dan etik dari rumah sakit
dalam membantu pasien khususnya yang kurangtidak mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
karena azas-azas ini menjadi pedoman rumah sakit dan perangkatnya menjalankan tugas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Fungsi rumah sakit pada awalnya hanya memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan kuratif terhadap pasien melalui rawat inap. Pelayanan
kesehatan ini perlahan berubah menjadi karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya teknologi kedokteran, peningkatan pendapatan dan pendidikan
masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit saat ini tidak saja bersifat kuratif penyembuhan tetapi juga bersifat pemulihan rehabilitatif. Keduanya
dilaksanakan secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan promotif dan pencegahan preventif. Dengan demikian, cakupan sasaran pelayanan kesehatan
lebih luas, yang sebelumnya hanya untuk pasien saja menjadi berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat umum.
135
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan harus melaksanakan tugasnya dengan mengutamakan kepentingan pasiennya. Rumah sakit tidak boleh
mendahulukan kepentingan lain selain kepentingan pasiennya. Dalam keadaan darurat, rumah sakit harus mendahulukan kepentingan pasien. Hal ini karena
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk RS wajib memberikan pelayanan kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih
dahulu.
136
Rumah sakit tidak boleh menolak pasien dalam kondisi apapun ataupun meminta uang muka.
137
135
A.A. Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, Ed.2, Cet. 1 EGC, Jakarta, 2004, hlm. 220.
Walaupun ada larangan meminta uang muka, RS tetap
136
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VIII, Pasal 32, Ayat 1.
137
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab VIII, Pasal 32, Ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
meminta uang muka terlebih dahulu sebelum memberikan pelayanan kesehatan kepada pasiennya. Hal ini sangat disayangkan karena rumah sakit yang
berazaskan fungsi sosial ini malah berubah menjadi berazaskan komersialis. Rumah sakit juga membutuhkan pembayaran atas jasa pelayanan kesehatan yang
telah ia berikan kepada pasiennya. Akan tetapi, ada baiknya kalau rumah sakit mendahulukan kepentingan pasiennya sebelum meminta uang muka kepada
pasien ataupun keluarga pasien, terutama terhadap pasien yang membutuhkan penanganan medis segera emergency patient. Dalam memberikan tindakan
medis kepada pasiennya, suatu tindakan medis sifatnya tidak bertentangan dengan hukum apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
138
a. mempunyai indikasi medis, untuk mencapai suatu tujuan yang konkrit.
b. dilakukan menurut aturan-aturan yang berlaku di dalam ilmu kedokteran.
c. harus mendapat persetujuan dahulu dari pasien.
Syarat huruf a dan huruf b dapat disebut sebagai syarat legi artis. Pelaksanaan tindakan medis harus memenuhi ketiga syarat tersebut karena ketiganya saling
berhubungan satu dengan yang lainnya.
139
Rumah Sakit dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan keselamatan pasiennya. Rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan
pasien.
140
138
Danny Wiradharma, Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 45-46.
Keselamatan pasien patient safety adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman, termasuk di dalamnya
asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan
139
Ibid, hlm. 45.
140
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab IX, Pasal 43, Ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
141
Dalam proses perawatan kesehatannya, pasien bisa saja mengalami hal-hal yang membahayakan keselamatannya. Hal-hal membahayakan ini dapat berupa
kesalahan medis medical error, kejadian yang tidak diharapkan adverse event, dan kejadian yang nyaris terjadi
near miss.
142
141
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab IX, Penjelasan Pasal 43, Ayat 2.
142
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Bab IX, Penjelasan Pasal 43, Ayat 3.
Universitas Sumatera Utara
BAB III Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan Sebagai Sarana