67
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa upaya guru menanamkan nilai karakter dalam aspek religius seperti
memberi nasehat dan memberi teladan. Guru memberi nasehat dan teladan kepada siswa jika tidak melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama yang dianutnya, taat dan patuh menjalankan agama dan juga mengawali kegiatan belajar mengajar dengan
cara membaca ayat doa untuk bagi yang muslim dan untuk nasrani berdoa sesuai ajaran yang dianut.
e. Upaya guru menanamkan nilai-nilai karakter pada aspek cinta
damai
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru dan siswa di Sekolah Dasar Karanggondang diperoleh data bahwa, guru
dan siswa mempunyai pemahaman hampir sama mengenai upaya
guru menanamkan nilai-nilai karakter pada aspek cinta damai. 1
Teguran
Guru kelas H, M, Hp, Ap mengungkapkan bahwa saya melakukan, teguran kepada siswa jika sedang berkelahi,
bertengkar dan berselisihan dengan cara mendamaikan, maaf- maafin, jangan diulang dan jangan dendam dan tidak
menghormati orang lain. Wawancara, 23 dan 25 Juni 2015 Hasil wawancara dengan guru-guru di atas diperkuat
dengan pertanyaan dari siswa tentang upaya guru menanamkan nilai-nilai karakter pada aspek cinta damai, sebagai berikut:
68
Siswa kelas II-V, guru selalu menegur kami jika sedang berkelahi dan meminta kami berdamai, maaf-maafin, jangan
dendam dan jangan di ulang lagi. Wawancara, 23 dan 25 juni 2015
Pertanyaan dari guru dan siswa ini juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti saat proses pembelajaran
di dalam kelas. Observasi kelas II-V, guru selalu menegur siswa jika sedang berkelahi pada saat kegiataan proses belajar
mengajar. Obsevasi, 23-25 juni 2015 Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa dan hasil
observasi dalam proses pembelajaran di sekolah dasar Karanggondang dapat disimpulkan bahwa guru selalu menegur
siswa siswa jika melakukan kesalahan.
2 Memberi nasehat
Guru kelas H, M, Hp, Ap mengungkap bahwa saya selalu mengingat memberi nasehat kepada siswa jika ada teman yang
sakit kita harus menjengguk dan bila bertemu orang, kita harus memberi salam kepada mereka dengan cara SMTP senyum,
salam, sapa, sopan, santun, sabar, maaf, terima kasih dan permisi dan menasehati siswa tidak berkelahi, bertengkar dan
berselisihan dengan cara mendamaikan, maaf-maafin, jangan diulang dan jangan dendam. Wawancara, 23 dan 25 Juni 2015
69
Hasil wawancara dengan guru-guru di atas diperkuat dengan pertanyaan dari siswa tentang upaya guru menanamkan
nilai-nilai karakter pada cinta damai, sebagai berikut: siswa kelas II-V, guru selalu menasehati dan mengingat jika ada teman yang
sakit kita harus menjengguk dan jika bertemu orang, kita harus memberi salam kepada mereka dengan cara SMTP senyum,
salam, sapa, sopan, santun, sabar, maaf, terima kasih dan permisi. Memberi nasehat kepada kami jika sedang berkelahi lalu
meminta kami berdamai, maaf-maafin, jangan dendam dan jangan di ulang lagi. Wawancara, 23 dan 25 juni 2015
Pertanyaan dari guru dan siswa ini juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti saat proses pembelajaran
di dalam kelas. Observasi kelas II-V, guru selalu memberi salam kepada siswa jika ia memulai kegiatan proses belajar mengajar di
dalam kelas. Obsevasi, 23-25 juni 2015 Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa dan hasil
observasi dalam proses pembelajaran di sekolah dasar Karanggondang dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberi
nasehat pada siswa.
3 Memberi teladan
Guru kelas H, M, Hp, Ap mengungkap bahwa saya mengajak siswa untuk menjenguk teman yang sedang sakit.
Menghormati orang yang lebih tua. Bertutur kata yang sopan
70
kepada orang yang lebih tua. Beri salam kepada orang yang dianggap lebih tua dari kita dan sesama teman. Wawancara, 23
dan 25 Juni 2015 Hasil wawancara dengan guru-guru di atas diperkuat
dengan pertanyaan dari siswa tentang upaya guru menanamkan nilai-nilai karakter pada aspek cinta damai, sebagai berikut: siswa
kelas II-V, guru selalu bertutur kata yang sopan kepada kami dan orang lain. Wawancara, 23 dan 25 juni 2015
Pertanyaan dari guru dan siswa ini juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti saat proses pembelajaran
di dalam kelas. Observasi kelas II-V, guru selalu memberi salam ketika memulai kegiatan belajar mengajar. Observasi, 23-25 juni
2015 Berdasarkan hasil wawancara guru, siswa dan hasil
observasi dalam proses pembelajaran di sekolah dasar Karanggondang
dapat disimpulkan
bahwa guru
selalu menunjukan teladan yang baik pada siswa.
4 Sanksihukuman
Guru kelas H, M, Hp, Ap mengungkapkan bahwa saya memberi sanksihukuman kepada siswa jika sedang berkelahi
lalu meminta kami berdamai, maaf-maafin, jangan dendam dan jangan di ulang lagi dengan cara melakukan perbuatan yang sama
maka dipanggil orang tuanya lalu di denda sebesar Rp.
71
500.000,00 untuk kelas II-V dan kalau mengulangnya lagi maka akan dikeluarkan dari sekolah untuk kelas tinggi seperti kelas IV-
V. Wawancara, 23 dan 25 juni 2015 Hasil wawancara dengan guru-guru di atas diperkuat
dengan pertanyaan dari siswa tentang upaya guru menanamkan nilai-nilai karakter pada aspek cinta damai, sebagai berikut: siswa
kelas II-V, guru selalu memberi sanksihukuman kepada siswa jika sedang berkelahi lalu meminta kami berdamai, maaf-maafin,
jangan dendam dan jangan di ulang lagi dengan cara melakukan perbuatan yang sama maka dipanggil orang tuanya lalu di denda
sebesar Rp. 500.000,00 untuk kelas II-V dan kalau mengulangnya lagi maka akan dikeluarkan dari sekolah untuk
kelas tinggi seperti kelas IV-V. Wawancara, 23 dan 25 juni 2015
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa upaya guru menanamkan nilai karakter dalam aspek cinta damai seperti
teguran, memberi nasehat dan memberi teladan. Guru memberi teguran kepada siswa jika siswa berkelahi dan tidak menghormati
orang lain. Guru memberi nasehat kepada siswa supaya tidak merusak, mencoret-coret lingkungan dan fasilitas sekolah seperti
meja, kursi, kamar mandi, tembok sekolah dll. Guru mengajak siswa untuk menjenguk teman yang sedang sakit. Menghormati
orang yang lebih tua. Bertutur kata yang sopan kepada orang
72
yang lebih tua. Memberi salam kepada orang yang dianggap lebih tua dari kita dan sesama teman.
2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat menanamkan nilai-nilai