ada yang membahasnya, sehingga tesis ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya secara akademis.
Meskipun  ada  penulis-penulis  pendahulu  yang  pernah  melakukan  penelitian mengenai  masalah  agraria  dan  pertanahan,  namun  secara  substansi  pokok
permasalahan yang dibahas berbeda dengan penelitian ini. Penelitian tersebut adalah: 1.
Perlindungan Hukum Hak atas Tanah Masyarakat Adat di atas Tanah Register 40  Pasca  Putusan  Pidana  Nomor  2642  K  Pid  2006.  An.  Terpidana  D.L
Sitorus oleh: Jujur Halasan Bakara 087011058 MKn-USU Medan; 2.
Pendaftaran  hak  atas  tanah  yang  berasal  dari  tanah  Negara  dalam  Upaya memperoleh  kepastian  Hukum  di  Kabupaten  Deli  Serdang  Propvinsi
Sumatera Utara oleh: Efriana Nofiayanti 002111007 MKn-USU Medan, dan 3.
Hambatan  Eksekusi  Putusan  Mahkamah  Agung  Republik  Indonesia  Tentang Sengketa  Pertanahan  oleh:  Hartanta  Sembiring  027011071  MKn-USU
Medan.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Teori  adalah  untuk  menerangkan  dan  menjelaskan  gejala  spesifik  untuk proses  tertentu  terjadi  dan  sesuatu  teori  harus  diuji  dengan  menghadapkannya  pada
fakta-fakta  yang dapat menunjukkan ketidak benarannya. Menetapkan landasan teori
pada  waktu  diadakan  penelitian  ini  agar  tidak  salah  arah.  Sebelumnya  diambil
Universitas Sumatera Utara
rumusan landasan teori, seperti yang dikemukakan M. Solly Lubis yang menyebutkan bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori
dan  tesis  mengenai  suatu  kasus  atau  permasalahan  yang  dijadikan  bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang
membuat kerangka berpikir dalam penulisan.
28
Kerangka  pemikiran  atau  butir-butir  pendapat,  teori  tesis  mengenai  suatu kasus  atau  permasalahan  yang  menjadi  bahan  perbandingan  atau  pegangan  teoritis
dalam  penelitian  dan  suatu  kerangka  teori  bertujuan  untuk  menyajikan  cara-cara untuk bagaimana pengorganisasian dan menginterpretasikan hasil-hasil penelitian dan
menghubungkannya dengan hasil-hasil terdahulu. Fungsi  teori  dalam  penelitian  tesis  ini  adalah  untuk  memberikan  arahan  atau
petunjuk  dan  perkiraan  serta  menjelaskan  gejala  yang  diamati.  Karena  penelitian  ini merupakan  penelitian  hukum  yang  diarahkan  secara  khas  Ilmu  Hukum,  maksudnya
adalah  penelitian  ini  berusaha  untuk  memahami  jalan  penyelesaian  sengketa  tanah yang diatur dalam undang-undang.
29
Teori  yang  dipakai  dalam  penelitian  ini  sebagai  pisau  analisis  adalah  Teori Hukum Living Law yang dikembangkan oleh Eugen Ehrlihch. Dalam hal ini Menurut
Eugen Ehrlihch bahwa: Hukum itu adalah hukum yang hidup Living Law yaitu: Hukum yang nyata
hidup dalam masyarakat, terus berevolusi selalu melebihi hukum Negara yang
28
J.J.U  Wuisman,  Penelitian  Ilmu-Ilmu  Sosial,  Jilid  1,  Bandung,  Penerbit:  Bandar  Madju, 1994, Hal. 80.
29
Made  Wiratha,  Pedoman  Penulisan  Usulan  Penelitian,  Skripsi  dan  Tesis,  Edisi,  Andi, Yogyakarta, 2006, Hal. 6.
Universitas Sumatera Utara
kaku  dan  tidak  bergerak.  Setudi  Eugen  Ehrlich  tentang  sosiologi  hukum mempunyai ciri yang berbeda. tidak seperti studi Weber, ia bermaksud untuk
membuktikan  teori,  bahwa:  Titik  berat  perkembangan  hukum  tidak  terletak dalam  perundang-undangan  juga  tidak  dalam  keputusan  Pengadilan  maupun
dalam  Ilmu  Pengetahuan  di  bidang  hukum,  tetapi  dalam  masyarakat  itu sendiri.
30
Penerapan  Teori  Living  Law  dari  Eugen  Ehrlihch  tersebut  dianut  dalam
UUPA Nomor 5 Tahun 1960, yakni dalam Pasal 5 yang berbunyi sebagai berikut: Hukum  agraria  yang  berlaku  atas  bumi,  air  dan  ruang  angkasa  ialah  hukum
adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang  berdasarkan  atas  persatuan  bangsa,  dengan  sosialisme  Indonesia  serta
dengan  peraturan-peraturan  yang  tercantum  dalam  undang-undang  ini  dan dengan peraturan perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan
unsur-unsur yang bersandar pada Hukum Agama.
31
Untuk memperkuat kerangka teori dalam penelitian dipergunakan juga “Teori
Kepemilikan.” Bahwa dalam teori ilmu hukum pertanahan, tanah yang sudah digarap sudah pula menimbulkan hubungan kepemilikan. Di dalam teori kepemilikan tentang
tanah mengenal teori pemilikan de facto dan de jure, bahwa ketika seseorang menjadi warga  Negara,  secara  de  facto  orang  tersebut  adalah  pemilik  tanah  dan  kalau  tanah
yang dimilikinya dikuasai secara nyata dan didaftarkan, ia menjadi pemilik de jure.
32
2. Konsepsi
Konsepsi  merupakan  bagian  terpenting  dalam  teori,  dapat  diterjemahkan sebagai  usaha  membawa  dari  abstrak  menuju  konkret.  Peranan  konsepsi  dalam
penelitian  ini  untuk  menghubungkan  teori  dengan  observasi  antara  abstraksi  dan
30
W. Friedmann, Teori dan Filsafat Hukum, Ed.1, Cet.2, Jakarta, Penerbit: PT.Raja Grafindi Persada, 1994, Hal. 104.
31
Zidar,  Dasar  Filosofis  Hukum  Agraria  Indonesia,  Ed.1,  Cet.1,  Medan,  Penerbit:  Pustaka Bangsa, 2004, Hal. 23.
32
O.C Kaligis, Op. Cit, Hal. 80.
Universitas Sumatera Utara
kenyataan.  Konsep  mengandung  arti  sebagai  kata  menyatukan  abstraksi  yang digenaralisasikan dari hal-hal yang khusus atau dengan kata lain definisi operasional.
Pada  hakekatnya  merupakan  pengarah  atau  pedoman  yang  lebih  konkrit daripada  kerangka  teoritis  yang  kadangkala  masih  bersifat  abstrak,  sehingga
diperlukan  definisi-definisi  operasional  menjadi  pegangan  konkret  dalam  proses penelitian.  Dalam  menjawab  permasalahan  yang  terjadi  dilapangan  maka  beberapa
konsep dasar untuk menyamakan persepsi sebagai berikut: 1.
Penguasaan  tanah  adalah  menduduki  dan  mengusahai  tanah  secara  terus menerus dan turun temurun;
2. Tanah  adat  adalah  tanah  hak  ulayat  dan  ataupun  hak  perorangan  yang
diperoleh dari hak ulayat; 3.
Hutan  adat  adalah  hutan  yang  berada  di  kawasan  tanah  ulayat  masyarakat hukum adat;
4. Kawasan  hutan  adalah  kawasan  yang  telah  ditetapkan  menjadi  Kawasan
Hutan melalui penetapan Menteri Kehutanan; 5.
Masyarakat  hukum  adat  adalah  masyarakat  hukum  adat  Luhat  Simangambat yang  berada  di  wilayah  Kecamatan  Simangambat  Kabupaten  Padang  Lawas
Utara; 6.
Tokoh  masyarakat  adat  adalah  tokoh  adat  Panusunan  Bulung    ataupun  yang mengetahui keberadaan tanah adat di Kecamatan Simangambat.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya,  apabila  masalah  dan  kerangka  konsep  teoritisnya  sudah  jelas, maka  dapat  diketahui  pula  fakta-fakta  terhadap  gejala-gejala  yang  menjadi  pokok
perhatian  dan  konsep  sebenarnya  adalah  definisi  singkat  dari  kumpulan  fakta  atau gejala.
G. Metode Penelitian