commit to user
15
BAB II GAMBARAN WILAYAH
DATARAN TINGGI DIENG
A. Gambaran Umum Daerah Wonosobo
Kabupaten Wonosobo, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya  adalah  Wonosobo.  Yang  berjarak  66  km  dari  Magelang  dan  120
km dari Semarang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan  Kabupaten  Magelang  di  timur,  Kabupaten  Purworejo  di  selatan,
Kabupaten  Kebumen  dan  Kabupaten  Banjarnegara  di  barat,  serta  Kabupaten Batang dan Kabupaten  Kendal di utara. Kabupaten Wonosobo berdiri 24 Juli
1825 sebagai kabupaten di bawah Kesultanan Yogyakarta seusai pertempuran dalam  Perang  Diponegoro.  Kyai  Moh.  Ngampah,  yang  membantu
Diponegoro,  diangkat  sebagai  bupati  pertama  dengan  gelar  Kanjeng  Raden Tumenggung  K.R.T.  Seconegoro.  Sebagian  besar  wilayah  Kabupaten
Wonosobo  adalah  daerah  pegunungan.  Bagian  timur  perbatasan  dengan Kabupaten Temanggung terdapat dua gunung berapi: Gunung Sindoro 3.136
meter  dan  Gunung  Sumbing  3.371  meter.  Daerah  utara  merupakan  bagian dari  Dataran  Tinggi  Dieng,  dengan  puncaknya  Gunung  Prahu  2.565  meter.
Di  sebelah  selatan,  terdapat  Waduk  Wadaslintang.  Ibukota  Kabupaten Wonosobo  berada  di  tengah-tengah  wilayah  Kabupaten,  yang  merupakan
daerah  hulu  Kali  Serayu.  Wonosobo  dilintasi  jalan  provinsi  yang menghubungkan Semarang-Purwokerto.
sumber: google  wonosobo
commit to user 16
B. Gambaran Khusus Dataran Tinggi Dieng
Dataran  Tinggi  Dieng  merupakan  dataran  tinggi  yang  tertinggi  kedua  di dunia  setelah  Nepal,  dan  yang  terluas  di  Pulau  Jawa.  Dieng  terletak  pada
posisi geografis 7 12¢ Lintang Selatan dan 109
54¢ Bujur Timur, berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m dpl. Suhu udara rata-rata 15
C, pada bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai di bawah 0
C. Secara administratif Kawasan Dieng  terbagi  menjadi  dua  kawasan  yaitu  Kawasan  Dieng  Kulon
Dieng Barat yang terletak di wilayah Kabupaten Banjarnegara, dan Kawasan Dieng
Wetan  Dieng  Timur  yang  terletak  di  wilayah  Kabupaten  Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
Kawasan  Dataran  Tinggi  Dieng  merupakan  sebuah  kompleks  gunung  api terdiri  dari  Bisma,  Seroja,  Binem,  Pangonan,  Merdada,  Pangerkandang,
Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil, Kunir dan Prambanan. Lapangan
fumarola
cairan  belerang  terdiri  atas  Kawah  Sikadang,  Kawah  Kumbang,  Kawah Sibanteng,  Kawah  Upas,  Telogo  Terus,  Kawah  Pagerkandang,  Kawah
Sipandu, Kawah Sigladah dan Kawah Sileri.
Dataran  Tinggi  Dieng  adalah  sebuah
plateau
dataran  tinggi    yang terjadi  karena  letusan  dahsyat  sebuah  gunung  api.  Dengan  demikian  kondisi
geologisnya  sampai  sekarang  relatif  labil,  bahkan  sering  terjadi  gerakan- gerakan  tanah.  Beberapa  bukti  yang  menunjukkan  hal  tersebut  adalah;
peristiwa  hilangnya  Desa  Legetang
,
terpotongnya  jalan  antara  Banjarnegara Karangkobar  dan  Suharjo-Ngadirejo  maupun  retakan-retakan  tanah  yang
mengeluarkan gas beracun.
commit to user 17
Kawasan  yang  disebut  sebagai  Dataran  Tinggi  Dieng  sendiri sesungguhnya terbagi atas beberapa dataran tinggi, yaitu :
1. Dataran pertama  yang mempunyai ketinggian kurang lebih 2090 Meter di
atas  permukaan  laut  yang  dikelilingi  oleh  rangkaian  gunung;  Gunung Perahu,  Gunung  Jurang  Grawah  yang  berada  di  sebelah  selatan,  serta
Gunung Pangonan dan Gunung Sipandu, yang berada dibagian barat. 2.
Dataran  kedua  terletak  disebelah  barat  dataran  tinggi  yang  pertama, dengan  ketinggian  kurang  lebih  1950  Meter,  yang  diapit  oleh  Gunung
Nagasari, Gunung Pangamun – amun, dan Gunung Gajah Mungkur. 3.
Dataran  yang ketiga dengan ketinggian kurang lebih 1630 sampai dengan 1772 Meter.
Posisi  demikian,  wajar  jika  Dataran  Tinggi  Dieng  memiliki  banyak kekayaan  sekaligus  keunikan  dan  kekhasan,  baik  kekayaan  dan  keunikan
alamnya  sendiri  yang  beraneka  rupa  tempat  dan  bentuk  yang  sangat  bagus bagi  peziarahan;  memuaskan  batin;  wisatawan  yang  menyukai  tempat  –
tempat  yang  indah,  tenang  dan  teduh,  untuk  kembali  berekreasi,  kekayaan flora dan fauna, kekayaan sejarah dan kekayaan budaya yang lainnya.
sumber : Buku Panduan Wisata Jawa Tenggah Tahun 2000.
commit to user 18
a. Kondisi Geologi
Peta a Peta Vukanologi Kawasan Wisata Dieng
Sumber : google  geologi Wonosobo Dataran Tinggi Dieng terjadi karena letusan suatu gunung berapi. Letusan
itu hasilnya bisa dilihat antara lain dari : ·
Adanya dataran yang luas di bagian dalamnya.
commit to user 19
· Bukit-bukit  yang  terbentuk  bersama-sama  dengan  batu-batu  besar  dan
kecil.
· Adanya  kawah-kawah  yang  masih  aktif  dan  adanya  telaga-telaga  yang
merupakan  lembah  atau  cekungan  yang  tergenang  air  yang  terdapat banyak  ikan  di  dalamnya  dan  dapat  digunakan  sebagai  mata  pencaharian
sambilan oleh penduduk dataran tinggi diaeng.
Kondisi lahan di dataran tinggi dieng itu masih sangat labil, tetapi keadaan tanahnya  cukup  subur.  Akibat  keadaan  ini  hingga  saat  ini  masih  ada  geseran
tanah  seperti  yang  pernah  terjadi  dengan  peristiwa  hilangnya  desa  legetang, terpotong jalan tanahnya antara jurusan Banjarnegara menuju ke Karangkobar
dan jalan antara Sukorejo menuju Ngadirojo. Gunung  Dieng  juga  disebut  Gunung  Parahu  yang  terletak  di  Kabupaten
Wonosobo  Provinsi  Jawa  Tengah.  Ketinggian  Gunung  Dieng  2565  m.dpl. Tipe  Gunung  api
Strato
awan  panas.  Ancaman  yang  terjadi  bila  Gunung Dieng  meletus  adalah  Gas  Beracun,  adapun  kawah  yang  berbahaya
mengeluarkan  gas  adalah  ”Kawah  Sileri,  Sikidang,  Sikendang,  Sigluduk,  dan Sinila”.  Saat  ini  Gunung  Dieng  mengalami  peningkatan  aktifitas  dan  dalam
keadaan  status  waspada  sehinga  banyak  wisatawan  di  himbau  untuk  lebih berhati-hati  saat  berwisata  ke  Kawasan  Dieng  tapi  dengan  berubahnya  status
ini tidak mengurangi jumlah kedatangan pengunjung secara derastis.
commit to user 20
T T
a a
b b
e e
l l
2 2
. .
1 1
S S
e e
j j
a a
r r
a a
h h
L L
e e
t t
u u
s s
a a
n n
G G
u u
n n
u u
n n
g g
D D
i i
e e
n n
g g
Tahun Nama Gunung
Aktivitas Letusan Produk Letusan
Korban 1450
Pakuwojo Letusan normal
Abu pasir
1825 1826
Pakuwojo Letusan normal
Abupasir
1883 SikidangBanteg
Peningkatan Lumpur kawah
1884 Sikidang
Letusan normal
1895 Siglagak
Pembentukan celah Uap belerang
1928
Batur Letusan normal
Lumpur dan batu
1939 Batur
Letusan normal Uap dan lumpur
5 meninggal
1944 Sileri
Gempa dan letusan Lumpur
59 org
meninggal, 38  org  luka-
luka,  55  org hilang
1964 Sileri
Letusan normal Lumpur
1965 Condradimuko
Telaga Dringo Hembusan
fumarola, lumpur Uap air dominan
1979 Sinila
Hembusan gas
racun Gas  CO
2,
CO, CH
4
, 149
meninggal
1990 Dieng Kulon
Letusan Freatik Lumpur
Sumber : Disparta Kab. Wonosobo.
b. Kondisi Hidrologi
Di  Kawasan  Dataran  Tinggi  Dieng  terdapat  sumber  mata  air  yang merupakan  hulu  dari  Kali  Serayu  dengan  sumber  air  dari  Bima  Lukar  yang
merupakan hulu dari Kali Tulis dengan sumber air dari kaki Gunung Perahu.
commit to user 21
Air  sungai  ini  dipergunakan  untuk  keperluan  pertanian,  adapun  letak  kedua sungai ini adalah sebagai berikut:
1. Kali  Tulis,  yang  merupakan  batas  antara  daerah  Dieng  Wetan  di
Kecamatan  Kejajar  Kabupaten  Wonosobo  dengan  Kecamatan  Batur Kabupaten  Banjarnegara.  Debit  air  sungai  ini  sekitar  120  literdetik  pada
saat minimum. 2.
Sungai  Serayu  yang  mempunyai  mata  air  di  desa  Dieng  Wetan  yang dikenal dengan Tuk  Bimolukar, dengan debit  air  541 literdetik pada saat
maksimal dan 324 literdetik pada saat minimum. c.
Kondisi Masyarakat.
Sebagian besar penduduk Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdiri dari Suku Jawa  Pegunungan,  yang  pada  umumnya  memeluk  agama  Islam.  Meskipun
demikian,  mereka  tidak  menutup  diri  terhadap  pengaruh  modernisasi  dalam kehidupan  sehari-hari,  tapi  mereka  masih  egan  untuk  melepaskan  cara  hidup
tradisional. Sebagian
besar penduduk
Kawasan Dataran
Tinggi Dieng
menggantungkan  hidup  dari  hasil  pertanian.  Tapi  karena  pesatnya  kemajuan perekonomian sekarang, maka sebagian dari mereka sudah mengalihkan mata
pencaharian  ke  bidang  lain  seperti  bidang  perdagangan  atau  kepegawaian sebagai karyawan di kantor-kantor Pemerintah.
Dengan  meningkatnya  kunjungan  wisatawan  domestik  dan  wisatawan asing  di  Kawasan  Dataran  Tinggi  Dieng,  maka  pada  umumnya  penduduk  di
sekitar  daerah  wisata  ini  mendapat  keuntungan    penghasilan  tambahan  dari hasil  pertanian  ataupun  bekerja  pada  perusahaan-perusahaan  yang  melayani
commit to user 22
kepentingan  wisatawan  tersebut,  seperti  misalnya  bekerja  di  hotel-hotel, restoran dan lain-lain.
d. Kondisi Vegetasi
Kawasan  Dataran  Tinggi  Dieng  memiliki  keanekaragaman  flora  yang  selama ini  dimanfaatkan  oleh  masyarakat  secara  tradisional  maupun  diolah  oleh
industri.  Beberapa  yang  sudah  dikenal  adalah  Carica  dan  Jamur  Merang. Keanekaragama  flora  tersebut  dapat  dikelompokkan  sebagai  berikut:  pohon-
pohonan yang berejenis pakis haji, kayu dampul, akasia, pohon puspa, pohon cemara,  pohon  pinus,  dan  pohon  carica.  Selain  itu  juga  ada  kelompok  semak
belukar  yaitu  glagak,  kiriyuh,  pring  ampal  gading,  kenatus,  pakis  jebul, lumbung,  asem-aseman,  andan-andanan,  serunen,  racunan,  pringondani.  Ada
juga tumbuhan tanah yaitu kumis kucing, rendeng, gandapura, pancal kadang, adon arum,, jupang putih, campean, jupang sindep, sendakan, kentang, jamur
merang.  Dari  jenis  tumbuhan  air  yaitu  endong,  endong  wlingi,  ganggang, lumut, lempuyangan, karisan, dan kehingan. Sayuran dan obat-obatan jenisnya
yaitu  purwoceng,  jarak,  gandum,  jagung,  kayu  putih,  gondopuro,  pernacery, tengsek  dan  cemeti.  Dan  terahir  adalah  jenis  buah-buahan  yaitu  apel,  persik,
pruimen,  anggur,  peer  noten,  jambu  brasil,  arbeyen,  terong  belanda,  pepaya, belimbing, dan jeruk.
Sumber: Dinas Pariwista Wonosobo.
e. Kondisi Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk di kawasan Dieng selama lima tahun terakhir cenderung mengalami  pertambahan  dari  tahun  ke  tahun.  Berikut  dapat  dicermati  data
rinci mengenai pola pertambahan penduduk kawasan Dieng.
commit to user 23
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kawasan Dieng
No  Desa Jumlah Penduduk
2000
2001 2002
2003 2004
1 Dieng Kulon
3.037 3.070
3.104 3.130
3.159 2
Karangtengah 4.536
4.546 4.579
4.595 4.608
3 Dieng Wetan
1.836 1.859
1.887 1.910
1.945 4
Jojogan 1.212
1.232 1.255
1.268 1.274
Jumlah penduduk kawasan Dieng 10.621
10.707 10.825
10.903 10.986
pertambahan penduduk 0,81
1,10 0,72
0,76 rata-rata  pertambahan penduduk
0,85
Sumber : Kecamatan Kejajar, 2000-2004 Kecamatan Batur, 2000-2004
Pertambahan  penduduk  relatif  sedikit  sehingga  kebutuhan  dan  fasilitas pelayanan  masih  terpenuhi  dengan  fasilitas  yang  ada.  Dengan  penggunaan
lahan,  dengan  kemiringan  lahan,  sebaiknya  tidak  ada  penambahan  bangunan kawasan  Dieng  meski  kemiringan  lahan  di  beberapa  segmen  relatif  datar
dapat  dibudidayakan  atau  dikembangkan  menjadi  kawasan  permukiman. Fungsi kawasan Dieng sebagai daerah resapan. Sehingga seminimal mungkin
didirikan bangunan di atas kawasan Dieng, terutama bangunan-bangunan yang langsung terletak di atas tanah.
C. Tinjauan  sosial  masyarakat  terhadap  kepariwisataan  dan  pelestarian
alam
Masyarakat  Dieng  yang  mempunyai  karakteristik  agraris  terbentuk  oleh aktivitas  pertanian  yang  dilakukan.  Hubungan  antar  masyarakatnya
mempunyai  ikatan  yang  cukup  kuat  dalam  hubungan  spiritualitas  mereka
commit to user 24
terutama  agama  Islam  namun  keterbatasan  pandangan  dan  kesadaran terhadap  lingkungan,  kemiskinan,  dan  kebutuhan  yang  meningkat
mengakibatkan  kondisi  masyarakat  yang  tidak  mampu  dalam  menjaga lingkungannya.
Kepariwisataan  yang  berkembang  di  kawasan  Dieng  memberikan perubahan  terhadap  pandangan  dan  kebutuhan  hidup  masyarakat  Dieng,
meskipun  masih  dalam  taraf  yang  rendah.  Hal  ini  perlu  disadari  sejak  awal bahwa  keterbukaan  masyarakat  Dieng  terhadap  wisatawan dan  pemiat  wisata
sangat  terbatas  tergantung  tingkat  pendidikan,  spiritualitas,  pola  hidup  dan sebagainya. Apabila hal ini tidak disadari maka gesekan akan mengakibatkan
dua hal : §
Masyarakat  semakin  termarjinalkan  dan  tidak  dapat  turut  berperan  dalam pengembangan kepariwisataan secara menyeluruh.
§ Timbulnya  penolakan  dan  penentangan  terhadap  berkembangnya
kepariwisataan  di  kawasan  Dieng  yang  selanjutnya  akan  berdampak  pada pengembangan kepariwisataan di Dieng itu sendiri.
Bertitik  tolak  dari  keadaan  tersebut  perlu  dicermati  dan  diperhatikan bagaimana  masyarakat  dapat  berperan  aktif  secara  mentalitas  tanpa
menimbulkan  dampak  yang  merugikan.  Mentalitas  masyarakat  perlu dikembangkan  menjadi  bagian  integral  dari  kepariwisataan,  sehingga
kepariwisataan  menjadi  kebutuhan  primer  selain  pertanian  Wawancara dengan Bapak Oni Wiyono, 5 Februari 2009.
commit to user 25
D. Tinjauan  spiritualitas  masyarakat  terhadap  eksistensi  candi  dan