2.3.4. Jenis-Jenis Poliomielitis Secara Umum Menurut Bentuk Kliniknya
Jenis-jenis poliomielitis secara umum menurut bentuk kliniknya : a.
Poliomielitis Abortif Merupakan bentuk yang paling sering dari penyakit ini. Pasien hanya
menderita gejala minor, yang di tandai oleh demam, malaise, mengantuk, nyeri kepala, mual, muntah, konstipasi, dan nyeri tenggorokan dalam beberapa
kombinasi. Pasien sembuh dalam beberapa hari. b.
Poliomielitis Non Paralitik Selain gejala dan tanda di atas pasien dengan bentuk penyakit non
paralitik mengalami kekakuan dan nyeri punggung serta leher. Penyakit berlangsung 2-10 hari dengan kesembuhan cepat dan sempurna. Dalam presentase
kecil kasus, penyakit berlanjut menjadi paralisis. Virus polio hanya satu dari banyak virus yang menimbulkan meningitis aseptik.
c. Poliomielitis Paralitik
Penyakit mayor bisa mengikuti penyakit minor, tetapi biasanya terjadi tanpa fase pertama dari kejadian sebelumnya. Keluhan utama berupa paralisis
flaksid yang disebabkan oleh kerusakan lower motor neuron. Tetapi bisa juga terjadi inkoordinasi setelah invasi pada batang otak dan nyeri spasme dari otot
yang tidak lumpuh. Luasnya kerusakan sangat bervariasi. Kesembuhan maksimum biasanya terjadi dalam 6 bulan dengan paralysis bertahan lebih lama.
d. Atrofi Otot Yang Progresif Pasca Poliomielitis
Terlihat paralisis yang timbul berulang-ulang dan pengecilan otot pada individu puluhan tahun setelah perjalanan mereka dengan virus poliomielitis
paralitik. Walaupun atrofi otot progresif pasca poliomielitis jarang terjadi, ini merupakan sindrome yang spesifik. Banyak kasus yang belakangan ini dilaporkan
di AS, dimana pada tahun 1993 ada sekitar 300.000 orang dengan riwayat poliomielitis Jawetz, dkk, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Penularan Virus Poliomielitis
Penularan virus poliomielitis terjadi melalui beberapa cara antara lain : 1.
Secara langsung dari orang ke orang. 2.
Melalui percikan ludah penderita. 3.
Melalui tinja penderita. Virus masuk melalui mulut dan hidung, berkembangbiak di dalam tengorokan
dan saluran pencernaan, lalu diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan pembuluh getah bening Jawetz, dkk, 2005.
2.3.6. Pencegahan Poliomielitis