Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

      SKRIPSI   

    PENGARUH HUTANG TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN         BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI 

   

      OLEH: 

         

         RICKY SIHOMBING               060503174   

               

        PROGRAM STUDI S‐1 AKUNTANSI                DEPARTEMEN AKUNTANSI                FAKULTAS EKONOMI          UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 

               MEDAN 


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 29 Juli 2013

Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Ricky Sihombing


(3)

ABSTRAK

Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang secara baik secara parsial maupun simultan terhadap laba usaha. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 35 perusahaan barang konsumsi diperoleh 33 perusahaan sampel.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 17.0.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha baik secara parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji t (parsial) dan uji F (simultan)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel hutang jangka pendek (CL) dan hutang jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba usaha (OP) serta secara simultan baik variabel hutang jangka pendek (CL) dan hutang jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba usaha (OP) pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang, Laba Usaha


(4)

ABSTRACT

The Effect of Debt to Operating Profit in the Consumer Goods Company Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)

The purpose of this research is to empirically study the effect of liabilities on operating income. This research is classified as causal research and replication of former researches with population of this research are manufacturing firms consumer goods sector on BEI which go public during the period of 2010 to 2011. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 35 go public firms, 33 are used as the samples of this study.

Methods for collecting data in this research is done by documentation technique. secondary data obtained from the financial statements that contained in Indonesian Capital Market Directory. Data processing tchnique is done by multiple linear regression with SPSS 17.0.

The hypothesis of this study is Current Liabilities and Noncurrent Liabilities influenced Operating income on either partial or simultaneously. Hypothesis testing is done by t test (partial) and test F (simultaneous)

The result indicates that partially current liabilities (CL) and noncurrent liabilities (NCL) variable has significantly influenced the operating income (OP), as well as simultaneously both current liabilities (CL) variable and noncurrent liabilities (NCL) variable have significantly influenced the operating income (OP) variable of manufacturing firms consumer goods sector on BEI.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kuasaNya yang senantiasa menyertai, membimbing, dan memberikan kemampuan serta kekuatan kepada saya sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekertaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekertaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Dosen Pembaca atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

6. Kedua orang tua penulis, T. Sihombing dan P. br Sitorus. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dukungan berupa nasehat, doa, dan materi yang diberikan kepada saya.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, 29 Juni 2013 Penulis,

Nama : Ricky Sihombing NIM : 060503174


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 6

2.2.Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ... 23

3.2. Populasi dan Sampel ... 23

3.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 23

3.4. Jenis Data ... 26

3.5. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 26

3.6. Metode Analisis Data ... 27

3.7. Jadwal Penelitian ... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Secara Statistik ... 32

4.2. Hasil Analisis ... 33

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 47

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 47

5.3. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel ... 25

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 32

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data... 33

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data ... 34

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 37

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi ... 39

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 40

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t ... 41

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F (1) ... 43


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21 Gambar 4.1 Uji Normalitas (2)

Histogram ... 35 Gambar 4.2 Uji Normalitas (3)

Grafik Normal P-Plot ... 36 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot ... 38


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan ... 51 Lampiran ii Data Variabel Penelitian Tahun 2006

(Sebelum Ditransformasi) ... 52 Data Variabel Penelitian Tahun 2007

(Sebelum Ditransformasi) ... 53 Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2006

(Setelah Ditransformasi) ... 54 Data Variabel Penelitian Tahun 2007


(11)

ABSTRAK

Pengaruh Hutang terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hutang secara baik secara parsial maupun simultan terhadap laba usaha. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 35 perusahaan barang konsumsi diperoleh 33 perusahaan sampel.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 17.0.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha baik secara parsial maupun simultan. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji t (parsial) dan uji F (simultan)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel hutang jangka pendek (CL) dan hutang jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba usaha (OP) serta secara simultan baik variabel hutang jangka pendek (CL) dan hutang jangka panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap laba usaha (OP) pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci : Hutang Jangka Pendek, Hutang Jangka Panjang, Laba Usaha


(12)

ABSTRACT

The Effect of Debt to Operating Profit in the Consumer Goods Company Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)

The purpose of this research is to empirically study the effect of liabilities on operating income. This research is classified as causal research and replication of former researches with population of this research are manufacturing firms consumer goods sector on BEI which go public during the period of 2010 to 2011. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 35 go public firms, 33 are used as the samples of this study.

Methods for collecting data in this research is done by documentation technique. secondary data obtained from the financial statements that contained in Indonesian Capital Market Directory. Data processing tchnique is done by multiple linear regression with SPSS 17.0.

The hypothesis of this study is Current Liabilities and Noncurrent Liabilities influenced Operating income on either partial or simultaneously. Hypothesis testing is done by t test (partial) and test F (simultaneous)

The result indicates that partially current liabilities (CL) and noncurrent liabilities (NCL) variable has significantly influenced the operating income (OP), as well as simultaneously both current liabilities (CL) variable and noncurrent liabilities (NCL) variable have significantly influenced the operating income (OP) variable of manufacturing firms consumer goods sector on BEI.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Manajemen yang baik tidak saja diperlukan untuk dapat berhasil dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha, tetapi juga agar perusahaan dapat melakukan pembelanjaan secara ekonomis, hal ini berkaitan erat dengan tujuan dari setiap perusahaan, yaitu untuk menghasilkan laba atau keuntungan.

Perkembangan suatu perusahaan dititikberatkan pada bagaimana cara perusahaan tersebut mencapai tujuan utamanya, yaitu tercapainya laba perusahaan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya laba atau keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya, selain itu juga laba digunakan oleh manajemen dalam mengambil keputusan.

Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut, yang kemudian dijadikan acuan oleh manajemen dalam membuat keputusan yang akan dijalankan oleh perusahaan. Laporan keuangan yang dipakai perusahaan, antara lain :

1. laporan laba/rugi merupakan laporan hasil operasi yang dapat dicapai perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba/rugi berguna sebagai informasi kinerja perusahaan,


(14)

2. neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu periode, dimana di neraca dapat diketahui nilai aktiva, hutang, dan modal yang dimiliki perusahaan. Neraca berguna sebagai posisi keuangan perusahaan,

3. laporan arus kas memberikan suatu informasi mengenai arus kas masuk (cash in flow) dan arus kas keluar (cash out flow)selama periode tertentu.

Laporan keuangan juga digunakan oleh pihak kreditor untuk menentukan apakah kerjasama yang telah dijalankan dapat terus dijalankan atau tidak, namun untuk memperoleh laba yang optimal tidaklah mudah, karena terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang akan diterima perusahaan, antara lain besar kecilnya biaya, volume penjualan, pendapatan, modal, dan sebagainya. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal. Modal bagi perusahaan merupakan sumber dana yang mendukung dan menjamin kelangsungan kegiatan perusahaan, dengan tersedianya modal yang cukup, diharapkan dapat menjamin kelancaran aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengembangkan kegiatan usahanya dan meningkatkan jumlah pendapatan yang akhirnya akan meningkatkan laba. Pada umumnya perusahaan mempunyai 2 macam sumber modal, yaitu :

1. modal sendiri, yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan,

2. modal luar, yaitu modal yang diperoleh perusahaan dari pihak luar yang disebut hutang.

Bagi beberapa perusahaan yang memiliki modal besar, tidak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki keterbatasan modal, sehingga mereka sulit untuk mengembangkan


(15)

usahanya, agar dapat mengatasi hal tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya. Terlebih lagi untuk perusahaan barang konsumsi yang memiliki banyak pesaing, manajemen perusahaan harus lebih bekerja keras dalam menentukan penggunaan hutang yang dimiliki perusahaan agar dapat meningkatkan laba usaha, sehingga perusahaan dapat terus melanjutkan dan mengembangkan usahanya.

Manajemen perusahaan yang gagal memanfaatkan penggunaan pinjaman modal tersebut, akan berdampak buruk bagi perusahaan, seperti ditutupnya perusahaan, karena mengalami kerugian dan tidak mampu membayar hutangnya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menggunakan pinjaman modal tersebut secara efisien, maksudnya perusahaan harus dapat menyesuaikan jumlah pinjaman modal tersebut atau hutang dengan kegiatan operasionalnya. Jika kebutuhan modal tersebut terpenuhi, maka perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan dapat meningkatkan volume penjualan, meningkatkan pendapatan, sehingga laba yang ditargetkan dapat tercapai.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi atas penelitian yang dilakukan oleh Proborini (2012) dengan judul : Pengaruh Hutang Jangka Panjang terhadap Laba


(16)

Usaha pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Indonesia (BEI). Data yang digunakan oleh Proborini adalah laporan keuangan perusahaan tahun 2009. Penelitian terdahulu ini memiliki keterbatasan dimana penelitian yang dilakukan hanya menggunakan periode pengamatan 1 tahun saja dan 1 jenis variabel idependen (hutang jangka panjang). Oleh karena keterbatasan penelitian terdahulu tersebut, saya selaku penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menambah periode pengamatan menjadi 2 tahun, yaitu tahun 2010 dan 2011. Peneliti juga menambah variabel independennya, yaitu hutang jangka pendek.

Melihat pentingnya penggunaan hutang sebagai modal kerja perusahaan yang dapat mempengaruhi laba usaha, maka penulis tertarik untuk membuat suatu karya ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalahnya, yaitu apakah hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang berpengaruh signifikan terhadap laba usaha baik secara parsial maupun simultan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh signifikan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap laba usaha baik secara parsial maupun simultan.


(17)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. penulis, yaitu untuk meningkatkan wawasan berpikir dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah,

2. perusahaan, yaitu untuk memberikan informasi atas penelitian yang dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan,

3. pihak lain, yaitu sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka menambah pembendaharaan pengetahuan di bidang akuntansi khususnya dan juga sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

1. Hutang

Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Hutang digunakan perusahaan untuk membiayai berbagai macam kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan, misalnya untuk membeli aktiva, bahan baku, dan lain-lain.

Barang dan jasa yang diperoleh perusahaan merupakan transaksi yang dapat menimbulkan kewajiban untuk membayar kepada pihak lain, untuk menentukan suatu transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung pada kemampuan untuk menafsirkan transaksi atau kejadian yang menimbulkannya, seperti yang dikemukakan oleh FASB berikut ini dalam Statement of Financial Accounting Concept No.6 yang terdapat pada buku Chariri dan Ghozali (2005 : 157), yaitu “hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu”.

Lebih lanjut dari definisi yang dikemukakan di atas, pengertian hutang memiliki dua komponen utama.


(19)

a. Adanya kewajiban sekarang dalam bentuk pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang dari penyerahan barang atau jasa.

b. Berasal dari transaksi atau peristiwa masa yang lalu (telah terjadi).

Dua karakteristik yang penting dari hutang adalah kewajiban tersebut sudah ada pada saat itu dan harus merupakan hasil transaksi masa lalu, serta timbulnya hutang tergantung pada terjadinya suatu transaksi atau kejadian yang bersifat eksternal. Transaksi tersebut dapat berupa transaksi keuangan atau kejadian non keuangan, seperti timbulnya kecelakaan yang menimbulkan kewajiban untuk mengganti suatu kerusakan.

Munawir (2004 : 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”, sedangkan dalam hal ini Hongren, et al. (2006 : 505) menyatakan bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo.

Kohler menyatakan pendapatnya yang terdapat di dalam buku Chariri dan Gozali (2005 : 160) bahwa hutang adalah suatu jumlah yang harus dibayar dalam bentuk uang, barang, atau jasa khususnya hutang yang memiliki kriteria sebagai berikut :


(20)

b. terjadi pada suatu saat tertentu di masa mendatang, misalnya hutang untuk pembiayaan (funded debt) dan hutang yang masih harus dibayar (accrued liability),

c. terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan di masa yang akan datang, misalnya pendapatan yang ditangguhkan dan hutang bersyarat (contingent liability).

Berdasarkan kriteria tersebut, Chariri dan Gozali (2005 : 160) merumuskan bahwa hutang dapat terjadi karena beberapa faktor berikut ini.

a. Kewajiban Legal/Kontrak (Contractual Liabilities)

Kewajiban legal adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang atau jasa kepada entitas tertentu, misalnya hutang dagang dan hutang bank.

b. Kewajiban Konstrukif (Constructive Liabilities)

Kewajiban konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan untuk tujuan atau kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk mebayar sejumlah tertentu di masa yang akan datang, contoh jenis kewajiban ini adalah bonus yang akan diberikan kepada karyawan.

c. Kewajiban Ekuitabel

Kewajiban ekuitabel adalah kewajiban yang timbul karena adanya kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alasan moral atau etika dan perlakuannya diterima oleh praktik secara umum, contohnya hutang garansi yang muncul karena alasan moral dimana perusahaan diharapkan tidak merugikan konsumen, sehingga perlu memberikan garansi atas setiap produk yang terjual.


(21)

Hutang atau kewajiban yang dicatat dalam laporan keuangan tidak harus berasal dari hutang atau kewajiban yang sah menurut aturan hukum saja, tapi hutang atau kewajiban yang timbul karena tujuan tertentu atau untuk alasan moral atau etika juga harus dicatat ke dalam laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan jangka waktu pelunasan atau penyelesaian hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu hutang jangka pendek (lancar) dan hutang jangka panjang (tidak lancar). Hutang dianggap selesai atau lunas apabila suatu perusahaan telah melakukan kewajiban untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada pihak lain.

IAI (2004 : 62) menyebutkan bahwa “penyelesaian kewajiban masa kini bisanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan demi memenuhi tuntutan pihak lain”. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan:

a. pembayaran kas, b. penyerahan aktiva, c. pemberian jasa,

d. penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban yang lain atau, e. konversi kewajiban ekuitas.

2. Hutang Jangka Pendek

Kadang kala perusahaan meminjam uang dalam jangka pendek untuk kegiatan operasi perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka pendek atau lancar. IAI (2004 : 44) mengatakan bahwa suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :


(22)

a. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau

b. jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.

Yusuf (2005 : 230) mendefinisikannya sebagai berikut “kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, (2) dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain”. Lebih jelas lagi Niswonger, et al. (2000 : 441) berpendapat bahwa “kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam jangka pendek, biasanya satu tahun”. Sebagian besar kewajiban lancar berasal dari dua transaksi dasar berikut ini :

a. barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan,

b. pembayaran yang telah diterima tetapi barang atau jasa tersebut belum dikirimkan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi. Husnan (1998 : 499) mengelompokkan dana jangka pendek menjadi dua tipe, yaitu pendanaan spontan dan pendanaan tidak spontan.

a. Pendanaan Spontan

Sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas perusahaan berubah, contohnya adalah hutang dagang.


(23)

b. Pendanaan Tidak Spontan atau Pendanaan yang Memerlukan Negosiasi

Pendanaan yang mengharuskan perusahaan untuk melakukan negosiasi agar dapat menambah atau mengurangi dana yang dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan ini biasanya berasal dari bank dalam bentuk kredit jangka pendek.

Horngren, et al. (2006 : 506) mengelompokkan hutang jangka pendek atau kewajiban lancar menjadi dua bagian, yaitu kewajiban lancar dengan jumlah yang diketahui dan kewajiban lancar yang harus diestimasi.

a. Kewajiban Lancar dengan Jumlah yang Diketahui 1) Hutang Usaha

Hutang usaha adalah jumlah yang dipinjam untuk pembelian produk atau pemakaian jasa atas akun (utang) yang terbuka.

2) Wesel Bayar Jangka Pendek

Wesel bayar jangka pendek merupakan bentuk umum dalam pembiayaan yang memiliki jatuh tempo satu tahun.

3) Hutang Pajak Penjualan

Hampir semua negara membebankan pajak untuk penjualan eceran. Para pengecer mengumpulkan pajak penjualan sebagai tambahan pada harga beli barang yang dijual, maka pengecer akan berutang pada negara atas pajak penjualan tersebut.


(24)

4) Bagian Lancar dari Hutang Jangka Panjang

Beberapa wesel bayar jangka panjang dan utang obligasi dibayar secara angsuran. Bagian lancar dari utang jangka panjang merupakan jumlah pokok utang dengan jangka waktu kurang dari satu tahun kewajiban lancar. Bagian sisi dari pinjaman jangka panjang itu adalah kewajiban jangka panjang.

5) Beban yang Terutang (Kewajiban Terutang)

Semua beban yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun. 6) Pendapatan Diterima Dimuka

Pendapatan diterima dimuka disebut juga pendapatan tangguhan, dimana perusahaan sudah menerima kas dari pelanggan sebelum mengakui pendapatannya, karenanya perusahaan memiliki kewajiban untuk menyediakan produk atau jasa kepada pelanggan.

b. Kewajiban Lancar yang Harus Diestimasi

Perusahaan sering mengetahui bahwa mereka mempunyai kewajiban, tetapi mereka tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah kewajiban tersebut. Kewajiban ini tidak bisa diabaikan begitu saja, karena itu kewajiban ini harus diperkirakan jumlahnya dan dilaporkan dalam neraca. Hutang Garansi adalah salah satu contoh dari kewajiban lancar yang harus diestimasikan. Banyak perusahaan yang mengeluarkan garansi terhadap barang yang dijualnya. Periode garansi biasanya bermacam-macam, tetapi biasanya berkisar antara 90 hari sampai 1 tahun.


(25)

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis-jenis hutang jangka pendek dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) hutang jangka pendek yang jumlahnya sudah pasti dan (2) hutang jangka pendek yang jumlahnya harus diperkirakan.

3. Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang menurut Kieso (2002 : 242) “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000 : 218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu yang melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.

Baridwan (2000 : 365) mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunadi (2005 : 83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Sementara itu Agus (2002 : 45) memberikan definisi hutang jangka panjang, yaitu “kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun yang akan datang”.


(26)

Hutang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian tambahan aktiva tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi hutang-hutang yang lain, dengan kata lain, hutang jangka panjang diperlukan oleh setiap perusahaan untuk mengembangkan usahanya sehingga kehidupan perusahaannya dapat terus berlanjut, tetapi hutang yang dimiliki perusahaan harus lebih kecil dari aktiva perusahaan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Kohler dalam buku Chariri dan Gozali (2005 : 162) yaitu :

aturan struktur modal yang optimum menghendaki agar perusahaan, dalam keadaan bagaimanapun juga jangan mempunyai jumlah hutang yang lebih besar dari jumlah modal sendiri, atau dengan kata lain “debt ratio” jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (hutang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya (modal sendiri)

Berdasarkan definisi dan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.

Ditinjau dari jangka waktu pembayarannya, hutang jangka panjang dapat berubah menjadi hutang jangka pendek atau hutang lancar, dengan ketentuan apabila hutang jangka panjang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang, tetapi jika hutang tersebut pada tanggal jatuh tempo tidak dibayar


(27)

melainkan diperbaharui atau diperpanjang, maka kewajiban tersebut tetap termasuk ke dalam hutang jangka panjang.

Lebih lanjut Kieso, et al. (2002 : 242) dalam bukunya mengatakan bahwa : pada umumnya, hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan atau pembatasan (covenants or restrictions ) untuk melindungi baik peminjam maupun pemberi pinjaman. Ketentuan dan persyaratan persetujuan lainnya antara peminjam dan pemberi pinjaman dinyatakan dalam indenture obligasi atau perjanjian wesel. Item-item yang seringkali dinyatakan dalam indenture atau perjanjian meliputi, jumlah yang diotorisasi untuk diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, provisi penarikan, properti yang digadaikan sebagai jaminan, persyaratan dana pelunasan, modal kerja, dan pembatasan dividen, serta pembatasn yang berhubungan dengan asumsi hutang tambahan. Karena ketetapan ini penting untuk memahami secara menyeluruh posisi keuangan dan hasil operasi, maka semua ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan atau catatan yang menyertainya

Jenis-jenis hutang jangka panjang, antara lain hutang obligasi, wesel bayar jangka panjang, hutang hipotik, hutang sewa guna usaha (leasing), hutang bank jangka panjang, hutang bunga.

a. Hutang Obligasi

Obligasi merupakan jenis hutang jangka panjang yang paling umum dilaporkan pada neraca perusahaan. Tujuan utama dari obligasi adalah untuk meminjam uang dalam jangka panjang, apabila jumlah modal yang diperlukan cukup besar untuk disediakan oleh pemberi pinjaman, atau


(28)

obligasi merupakan surat pengakuan hutang pihak yang mengeluarkan (perusahaan) kepada pihak yang membeli (investor). Di dalam surat tersebut disebutkan jumlah nominal, bunga dan tanggal jatuh tempo, sehingga dapat dikatakan bahwa obligasi merupakan surat janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan juga bunga peiodik pada tingkat tertentu. Surat obligasi dapat diperdagangkan seperti halnya saham-saham perusahaan. b. Wesel Bayar Jangka Panjang

Pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu dengan memperhitungkan tingkat bunga tertentu. Wesel tidak dapat langsung dijual seperti obligasi di pasar sekuritas publik yang terorganisasi.

c. Hutang Hipotik

Hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu atau hutang jangka panjang dimana pihak pemberi pinjaman (kreditor) diberi hak terhadap suatu barang tidak bergerak, agar bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual dan hasil dari penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihan.

d. Hutang Sewa Guna Usaha (Leasing)

Hutang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aktiva tetap (dalam bentuk capital lease) dan biasanya dicicil dalam jangka panjang. Bagian dari hutang leasing yang diperoleh yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun dikelompokkan sebagai kewajiban


(29)

jangka pendek, sedangkan yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dikelompokkan sebagai kewajiban jangka panjang.

e. Hutang Bank Jangka Panjang

Pinjaman yang diterima perusahaan dari sebuah bank dalam jumlah yang besar dan jangka waktu pelunasan lebih dari satu tahun.

f. Hutang Bunga

Jumlah bunga yang harus dibayar perusahaan atas pinjaman jangka panjangnya.

4. Laba Usaha

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Proses untuk memperoleh laba tergantung dari jenis kegiatan perusahaan tersebut. Pada perusahaan manufaktur upaya yang dilakukan untuk mendapatkan laba adalah dengan membeli bahan baku dan bahan pendukung lainnya yang kemudian diolah lebih lanjut dalam proses produksi, sehingga menghasilkan suatu produk, kemudian dari produk yang dihasilkan tersebut nantinya akan dijual, dan hasil dari penjualan tersebut akan diperoleh laba, seperti yang diharapkan perusahaan. Laba tersebut diperoleh apabila jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang terjadi.

Informasi mengenai laba sebuah perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan yaitu, laporan laba/rugi. Laporan laba/rugi menyajikan laporan mengenai pengasilan yang diperoleh, biaya-biaya yang terjadi, serta laba atau rugi sebagai hasil dari kegiatan perusahaan selama periode tertentu. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan untuk membuat


(30)

keputusan. Hal ini dinyatakan oleh IAI (2004 : 5) yaitu, “tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi”.

Suatu perusahaan dikatakan akan berhasil apabila dalam kegiatan operasionalnya memperoleh laba. Laba yang diperoleh perusahaan tersebut dapat dijadikan patokan dalam menilai keberhasilan manajemen atas keputusan yang dibuatnya. Pengertian laba secara konsep yang terdapat di dalam buku Harnanto (2002 : 91), “laba adalah suatu pengembalian dari dan dalam jumlah di atas investasinya”.

Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang dikemukakan oleh Soemarso (2005 : 230), “laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”. Apabila pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan mendapatkan laba dan sebaliknya jika biaya melebihi pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, laba adalah hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya, maka manajemen perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi dalam periode yang bersangkutan.

Lebih luas lagi Stice, et al. (2004 : 226) mengemukakan bahwa “laba adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor (sebagai hasil investasi) dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau kayanya (well off) dengan di awal periode”. Laba merupakan jumlah yang diperoleh dari pengurangan antara pendapatan dengan biaya pada suatu periode dan jumlah tersebut diberikan


(31)

kepada investor sebagai hasil investasinya, dimana kondisi perusahaan di akhir periode sama dengan di awal periode.

Pengertian laba yang umum digunakan untuk mengukur efisiensi perusahaan adalah laba usaha atau laba operasi, karena laba ini merupakan keuntungan yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Menurut Harnanto (2002 : 97), “laba usaha (laba operasi) meliputi, semua pendapatan dan beban, serta untung dan rugi yang berasal dari on going operations atau transaksi-transaksi terkait dengan usaha pokok dan di luar usaha pokok perusahaan”.

Warren, et al. (2006 : 303) berpendapat bahwa “laba operasi (operating income), sering disebut dengan income from operations, ditentukan dengan mengurangkan beban operasi dari laba kotor”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dyckman, et al. (2000 : 115), yaitu “laba operasi atau hasil operasi dihitung dengan mengurangkan beban-beban operasi dari pendapatan atau marjin kotor”, dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laba usaha adalah laba yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan, dimana laba usaha tersebut diperoleh dari selisih laba kotor dengan beban operasi (beban usaha). Soemarso (2005 : 226) juga berpendapat bahwa “selisih antara laba bruto dan biaya usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan”. Oleh karena itu, akun-akun pendapatan dan beban dipergunakan untuk mencari besarnya laba. Akun-akun tersebut dikelompokkan sehingga menghasilkan :


(32)

a. laba kotor, yaitu merupakan selisih antara pendapatan dari penjualan dikurangi dengan HPP (Harga Pokok Penjualan),

b. laba usaha, yaitu merupakan selisih antara laba kotor dengan beban operasi (beban penjualan dan beban administrasi & umum),

c. laba sebelum pajak adalah hasil pengurangan atau penambahan laba usaha dengan beban dan pendapatan lain-lain, pos luar biasa dengan pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi,

d. laba bersih adalah laba yang diterima perusahaan setelah dikurangi pajak panghasilan.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Proborini (2012) menganalisis pengaruh hutang jangka panjang terhadap laba usaha pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2009. Berdasarkan pengujian hipotesis, hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari analisis koefisien korelasi terdapat hubungan antara hutang jangka panjang dengan laba usaha dan hasil analisis koefisien regresi terdapat pengaruh hutang jangka panjang terhadap laba usaha.

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Hubungan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap laba usaha dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :


(33)

Laba Usaha (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Semua perusahaan membutuhkan modal pada saat pendiriannya dan juga memerlukan dana setelah perusahaan itu berdiri untuk pengoperasiannya serta untuk mengembangkan usahanya. Dana tersebut ada yang berasal dari pemilik atau modal sendiri ataupun yang berasal dari pihak luar atau modal asing yang disebut dengan hutang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal. Modal bagi perusahaan merupakan sumber dana yang mendukung dan menjamin kelangsungan kegiatan perusahaan, dengan tersedianya modal yang cukup, diharapkan dapat menjamin kelancaran aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengembangkan kegiatan usahanya dan meningkatkan jumlah pendapatan yang akhirnya akan meningkatkan laba.

Hutang Jangka Pendek (X1)

Hutang Jangka Panjang (X2)


(34)

Hutang digunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan, atau dengan kata lain telah memberikan jaminan keamanan bagi perusahaan dalam jangka waktu yang cukup lama. Laba usaha adalah laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan pokoknya dan didapat dari hasil pengurangan laba kotor dengan beban operasi perusahaan dalam periode tertentu.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan, berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesisnya adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha baik secara parsial maupun simultan.


(35)

BAB III

METODDOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat. Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain. (Umar, 2003 : 30)

3.2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006 : 55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011, yaitu sebanyak 35 perusahaan. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006 : 56), dari populasi yang ada, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan.

3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006 :


(36)

78). Beberapa pertimbangan sebagai sampel yang ditentukan oleh peneliti sebanyak 33 sampel adalah sebagai berikut :

1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2010-2011,

2. perusahaan tersebut memiliki laba usaha positif yang konsisten pada tahun 2010-2011,

3. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun 2010-2011.

Berikut ini merupakan hasil pengolahan data dari jumlah perusahaan yang dapat dijadikan sebagai sampel berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya.


(37)

TABEL 3.1

Daftar Populasi dan Sampel

No. Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel 1 2 3

1. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.    1

2. PT Aqua Golden Missisipi Tbk.    2

3. PT Cahaya Kalbar Tbk.    3

4. PT Davomas Abadi Tbk.    4

5. PT Delta Djakarta Tbk.    5

6. PT Indofood Sukses Makmur Tbk    6

7. PT Fast Food Indonesia Tbk.    7

8. PT Multi Bintang Indonesia Tbk.    8

9. PT Mayora Tbk.    9

10. PT Prashida Aneka Niaga Tbk.    10

11. PT Sierad Produce Tbk.    11

12. PT Sekar Bumi Tbk - 

13. PT Sekar Laut Tbk - 

14. PT SMART Tbk.    12

15. PT Siantar Top Tbk.    13

16. PT Tunas Baru Lampung Tbk.    14

17. PT Ultra Jaya Milk Tbk.    15

18. PT BAT Indonesia Tbk.    16

19. PT Gudang Garam Tbk.    17

20. PT H.M. Sampoerna Tbk.    18

21. PT Bentoel Internasional Tbk.    19 22. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk.    20

23. PT Indofarma Tbk.    21

24. PT Kimia Farma Tbk.    22

25. PT KalbeFarma Tbk.    23

26. PT Merck Tbk.    24

27. PT Prydam Farma Tbk.    25

28. PT Schering Plough Indonesia Tbk.    26 29. PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk.    27

30. PT Tempo Scan Pasific Tbk.    28

31. PT Mustika Ratu Tbk.    29

32 PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk.    30

33 PT Mandom Indonesia Tbk.    31

34 PT Unilever Indonesia Tbk.    32


(38)

3.4. Jenis Data

Penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Sugiyono 2006 : 60). Menurut jenisnya, data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Umar (2003 : 60) “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.5. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006 : 31)

Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. variabel independen (bebas), yaitu variabel yang tidak tergantung pada variabel lain (Umar, 2003 : 44). Variabel independen dalam penelitian ini adalah hutang jangka pendek (X1) dan hutang jangka panjang (X2).

2. variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas (Umar, 2003 : 44). Variabel dependen dalam penelitian ini (Y) adalah laba usaha.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Peneliti melakukan uji


(39)

asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali (2005 : 110).

Pengujian normalitas dilakukan dengan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov, dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05, selain itu, uji normalitas dapat juga dilihat melaui grafik histogram dan grafik normal plot.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF


(40)

tinggi (karena VIF= 1/Tolerance). Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai Tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).

c. UjiHeterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas (Ghozali, 2005 : 105).

Menurut Ghozali (2005 : 105), ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas :

Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskesdatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar analisis :

a) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdatisitas.


(41)

b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdatisitas. d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelsi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof. Singgih sebagai berikut :

1. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2. angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Cara untuk mengatasi adanya masalah autokorelasi (bila ada) adalah dengan cara transformasi data dan menambah data observasi.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara parsial terhadap laba usaha digunakan analisis regresi linier sederhana dengan uji t. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai probabilitas masing-masing variabel dengan besarnya nilai α = 5 %. Adapun aturan yang digunakan adalah jika probabilitas variabel diatas 5% maka H0 diterima, dan jika probabilitas variabel dibawah 5% maka H0 ditolak dan terima Ha.


(42)

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang secara bersama terhadap laba usaha digunakan analisis regresi linier berganda dengan uji F.

Model regresi berganda untuk menguji hipotesis sebagai berikut : Y=α+β1X1+ β2 X2 + e

Dimana :

Y = Laba Usaha α = konstanta β1 & β2 = koefisien regresi X1 = Hutang Jangka Pendek X2 = Hutang Jangka Panjang

e = Tingkat kesalahan pengganggu 3.7. Jadwal Penelitian

Pengajuan judul skripsi ke Departemen Akuntansi dilakukan pada bulan Juni 2013. Pengumpulan data direncanakan akan dilakukan pada bulan Juli 2013 selama ± 1,5 bulan, sehingga pada bulan Agustus 2013 bisa dilakukan pengolahan data yang terkumpul, dan diharapkan pada bulan September 2013 skripsi bisa selesai dan diajukan ke dosen pembaca beserta dosen penilai


(43)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Secara Statistik

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 33 perusahaan. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan :

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LN_CL 66 9,53 16,36 12,4263 1,57736

LN_NCL 66 8,32 15,59 11,3056 1,91713

LN_OP 66 8,30 15,53 11,7211 1,68786

Valid N (listwise) 66

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Dari tabel 4.1 diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1. rata-rata dari CL (X1) adalah 12,4263 dengan standar deviasi sebesar 1,57736 dan jumlah data yang ada sebanyak 66. Nilai CL (X1) terendah adalah 9,53 dan nilai CL (X1) tertinggi adalah 16,36,

2. rata-rata dari NCL (X2) adalah 11,3056 dengan standar deviasi sebesar 1,91713 dan jumlah data yang ada sebanyak 66. Nilai NCL (X2) terendah adalah 8,32dan nilai NCL (X2) tertinggi adalah 15,59,


(44)

3. rata-rata dari OP (Y) adalah 11,7211 dengan standar deviasi sebesar 1,68786 dan jumlah data yang ada sebanyak 66. Nilai OP (Y) terendah adalah 8,3 dan OP (Y) tertinggi adalah 15,53.

4.2. Hasil Analisis

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, normal probability plot dan Kolmogorov-Smirnov Test ditunjukkan sebagai berikut :

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data

CL NCL OP

N 66 66 66

Normal Parameters(a,b) Mean 1043563,29 457982,71 541876,89

Std. Deviation 2369520,249 1005341,044 1125769,749

Most Extreme Differences

Absolute

,367 ,326 ,373

Positive ,367 ,315 ,373

Negative -,332 -,326 -,316

Kolmogorov-Smirnov Z 2,982 2,647 3,031

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana ketiga variabel memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu variabel CL sebesar 0,000, variabel NCL sebesar 0,000, dan variabel OP sebesar 0,000. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007 : 106), yaitu :


(45)

b) lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c) lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan OP = f(CL, NCL) menjadi LN_OP = f(LN_CL, LN_NCL). Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov :

Tabel 4.3

Uji Normalitas Setelah Transformasi Data

LN_CL LN_NCL LN_OP

N 66 66 66

Normal Parameters(a,b) Mean 12,4263 11,3056 11,7211

Std. Deviation 1,57736 1,91713 1,68786

Most Extreme Differences

Absolute ,107 ,102 ,108

Positive ,107 ,102 ,108

Negative -,067 -,067 -,075

Kolmogorov-Smirnov Z ,866 ,832 ,878

Asymp. Sig. (2-tailed) ,442 ,492 ,424

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber : Data yang diolah penulis, 2013

Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena ketiga variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu CL sebesar 0,442, NCL sebesar 0,492, dan OP sebesar 0,424, yang berarti bahwa H0 diterima. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilajutkanlah uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal :


(46)

Regression Standardized Residual

3 2

1 0

-1 -2

Frequency

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: LN_OP

Mean =-8.68E-15 Std. Dev. =0.984

N =66

Gambar 4.1 Uji Normalitas (2)


(47)

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Expect

ed

Cum

Pr

ob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: LN_OP

Gambar 4.2 Uji Normalitas (3)

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(48)

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,839 ,882 ,952 ,345

LN_CL ,585 ,106 ,547 5,520 ,000 ,441 2,268

LN_NCL ,319 ,087 ,363 3,658 ,001 ,441 2,268

a Dependent Variable: LN_OP

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Dari hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa angka tolerance CL (X1) dan NCL (X2) > 0,10 dan VIFnya < 10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas, menurut Ghozali (2005 : 105) “dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID”. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedasitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta


(49)

titik-Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 0 -1 -2 Re gre s s ion S tud entiz e d R e s idua l 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

Dependent Variable: LN_OP

titik menyebar maka tidak terjadi heteroskedasitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.


(50)

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,853(a) ,727 ,719 ,89550 1,823

a Predictors: (Constant), LN_NCL, LN_CL b Dependent Variable: LN_OP

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Tabel 4.5, memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,853. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.


(51)

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,853(a) ,727 ,719 ,89550 1,823

a Predictors: (Constant), LN_NCL, LN_CL b Dependent Variable: LN_OP

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,853 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara laba usaha (Y) dengan CL (X1) dan NCL (X2) erat atau kuat karena > 0,5 (50%). Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,727. Angka ini mengindikasikan bahwa 72,7% variasi atau perubahan dalam


(52)

OP dapat dijelaskan oleh variasi variabel CL dan NCL. Sedangkan sisanya sebesar 27,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 0,89550. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi OP.

Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yaitu CL dan NCL yang dianggap sah secara parsial berpengaruh terhadap OP, dilakukan uji statistik t. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil seperti yang terlihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Uji statistik t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,839 ,882 ,952 ,345

LN_CL ,585 ,106 ,547 5,520 ,000 ,441 2,268

LN_NCL ,319 ,087 ,363 3,658 ,001 ,441 2,268

a. Dependent Variable: LN_OP

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Dari tabel 4.7 diatas, dapat diambil suatu kesimpulan, yaitu :

 uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Terlihat diatas bahwa CL (X1) mempunyai angka signifikansi


(53)

sebesar 0,000 berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa CL secara individual mempengaruhi OP,

 uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Terlihat di atas bahwa NCL (X2) mempunyai angka signifikansi sebesar 0,001 berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa NCL secara individual mempengaruhi OP,

 berdasarkan hasil model tersebut diketahui bahwa CL (X1) mempunyai koefisien regresi dan nilai t hitung yang paling besar dibandingkan koefisien regresi dan nilai t hitung NCL (X2). Berdasarkan hasil tersebut dapat diidentifikasi bahwa CL memiliki pengaruh yang lebih nyata dan signifikan terhadap OP.

Kemudian untuk menguji pengaruh CL dan NCL secara bersama terhadap OP digunakan uji statistik F. Hasil uji statistik F dengan program SPSS dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Uji Statistik F (1)

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 134,656 2 67,328 83,959 ,000(a)

Residual 50,521 63 ,802

Total 185,177 65

a Predictors: (Constant), LN_NCL, LN_CL b Dependent Variable: LN_OP


(54)

Dari tabel 4.8 diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 83,959 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan tingkat kesalahan model yang diajukan. Nilai ini menunjukkan tingkat kesalahan yang akan ditanggung sebagai peneliti bila menolak hipotesa nol. Dengan demikian, maka tingkat kesalahan yang akan ditanggung kalau peneliti mengatakan bahwa X1 sampai X2 mampu menjelaskan Y adalah 0,000. Tingkat kesalahan ini sangat jauh di bawah nilai α yang sudah ditetapkan di muka yaitu 5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa CL (X1) dan NCL (X2), secara bersama berpengaruh terhadap OP.

Tabel 4.9 Uji Statistik F (2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,839 ,882 ,952 ,345

LN_CL ,585 ,106 ,547 5,520 ,000 ,441 2,268

LN_NCL ,319 ,087 ,363 3,658 ,001 ,441 2,268

a Dependent Variable: LN_OP

Sumber : Diolah dari SPSS, 2013

Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel LN_CL dan LN_NCL adalah (dalam jutaan rupiah) :

LN_OP = 0,839 + 0,585 LN_CL + 0,319 LN_NCL


(55)

X1 = Hutang Jangka Pendek (LN_CL) X2 = Hutang Jangka Panjang (LN_NCL)

CL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,585, artinya apabila terjadi perubahan variabel CL sebesar 1% akan menaikkan laba usaha sebesar 0.585 atau 58.5%. NCL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,319, artinya apabila terjadi perubahan variabel NCL sebesar 1% akan menaikkan laba usaha sebesar 0,319 atau 31,9 %.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu Hutang Jangka Panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Proborini (2007) yang menemukan bahwa informasi Hutang Jangka Panjang memiliki pengaruh terhadap Laba Usaha.

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen, yaitu Hutang Jangka Pendek (CL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Signifikansi t untuk variabel CL menunjukkan nilai yang terkecil dari variabel NCL. Selain itu pula, nilai t hitung dan koefisien regresi CL juga menunjukkan nilai yang terbesar dari variabel NCL. Ini mengindikasikan bahwa CL paling berpengaruh terhadap OP.


(56)

Dari hasil pengujian variabel penelitian secara bersama, CL dan NCL berpengaruh signifikan terhadap OP yang ditunjukkan oleh signifikansi F < 0,05. Nilai R square atau koefisien determinasi menunjukkan angka 0,727 yang mengindikasikan bahwa 72,7% variasi atau perubahan dalam OP dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel CL dan NCL. Sedangkan sisanya sebesar 27,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. CL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,585. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel CL sebesar 1 akan menaikkan OP sebesar 0,585 atau 58,5%. NCL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,319. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel NCL sebesar 1 akan menaikkan OP sebesar 0,319 atau 31,9%.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. NCL berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu OP. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.

2. CL berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu OP. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05.

3. Variabel CL menunjukkan nilai signifikansi yang terkecil sebesar 0,000 dari variabel NCLsebesar 0,001, selain itu, nilai t hitung dan koefisien regresi CL juga menunjukkan nilai yang terbesar yaitu 5,520 dari variabel NCL yaitu 3,658. Hal ini mengindikasikan bahwa CL paling berpengaruh terhadap OP. 4. CL dan NCL secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh

signifikan untuk α = 5% terhadap OP.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain :


(58)

1. penelitian hanya mengambil dua variabel yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang sebagai variabel independen, namun masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi laba usaha,

2. Periode pengamatan dalam penelitian ini hanya mencakup 2 tahun yaitu 2010-2011.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih banyak menggunakan variabel independen yang turut mempengaruhi laba usaha.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperolah dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam menetapkan besarnya hutang.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Soekrisno, 2002. Auditing, Edisi 3, Cetakan 2, Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2000. Intermediate Accounting, Edisi 7, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2005. Teori Akuntansi, Edisi 3, Cetakan 1, Universitas Diponegoro, Semarang.

Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 2000. Akuntansi Intermediate, Edisi 3, Cetakan 2, Penerjemah Munir Ali, Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3,

Cetakan 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gunadi, 2005. Akuntansi Pajak, Edisi 1, Cetakan 1, PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta.

Harnanto, 2002. AkuntansiKeuangan Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Hongren, Charles, T., Walter T. Harison, Michael A. Robinson, 2006. Akuntansi di Indonesia, Edisi 3, Cetakan 5, Buku 1, Penerjemah Thomas H. Secokusumo, Salemba Empat, Jakarta.

Husnan, Suad, 1998. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogayakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan dan penulisan Skripsi, Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kieso, Donald, E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi 10, Cetakan ke-1, Jilid 1, Penerjemah Gina Gania dan Ichsan Setyo Budi, Erlangga, Jakarta.


(60)

Munawir, S., 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4, Cetakan 13, Liberty, Yogyakarta.

Niswonger, Rollin, C., Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Cetakan 1, Jilid 2, Penerjemah

Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta

Proborini, Olive, 2012. “Pengaruh Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, (Skripsi Akuntansi), Universitas Persada Indonesia, Jakarta.

Soemarso, S. R., 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, Cetakan 1, Jilid 1, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Tim Penerjemah Penerbit Salemba Empat, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 3, Cetakan 1, CV Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi 1, Cetakan 3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Warren, Carl, S., James M. Reeve, Philip E. Fess, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Cetakan 1, Buku 1, Penerjemah Aria Farahmita, Amanugrahani., dan Taufik Hendrawan, Salemba Empat, Jakarta.

Yusuf, Haryono AL., 2005. Dasar-dasarAkuntansi, Edisi 6, Cetakan 1, STIE YKPN, Yogyakarta.


(61)

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Kode Perusahaan Jenis

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Makanan & Minuman 2 AQUA PT Aqua Golden Missisipi Tbk. Makanan & Minuman 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. Makanan & Minuman 4 DAVO PT Davomas Abadi Tbk. Makanan & Minuman 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. Makanan & Minuman 6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan & Minuman 7 KFC PT Fast Food Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 8 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 9 MYOR PT Mayora Tbk. Makanan & Minuman 10 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk. Makanan & Minuman 11 SIPRO PT Sierad Produce Tbk. Makanan & Minuman 12 SMAR PT SMART Tbk. Makanan & Minuman 13 STTP PT Siantar Top Tbk. Makanan & Minuman 14 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk. Makanan & Minuman 15 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk. Makanan & Minuman 16 BATI PT BAT Indonesia Tbk. Rokok

17 GGRM PT Gudang Garam Tbk. Rokok 18 HMSP PT H.M. Sampoerna Tbk. Rokok 19 RMBA PT Bentoel Internasional Tbk. Rokok 20 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. Farmasi

21 INAF PT Indofarma Tbk. Farmasi

22 KAEF PT Kimia Farma Tbk. Farmasi

23 KLBF PT KalbeFarma Tbk. Farmasi

24 MERK PT Merck Tbk. Farmasi

25 PYFA PT Prydam Farma Tbk. Farmasi 26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk. Farmasi 27 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk. Farmasi

28 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk. Farmasi

29 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga

30 PROD PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk.

Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga

31 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga 32 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. Kosmetik dan Keperluan

Rumah Tangga


(62)

Lampiran ii

Data Variabel Penelitian Tahun 2010 (Sebelum Ditransformasi)

No Kode Perusahaan CL NCL OP

1 AISA 157,840 110,796 27,289

2 AQUA 73,395 269,501 85,669

3 CEKA 78,391 8,055 8,443

4 DAVO 172,484 1,559,366 279,804

5 DLTA 110,184 27,744 51,682

6 INDF 6.324,301 4,251,006 1,971,761

7 KFC 148,045 47,322 87,891

8 MLBI 375,933 35,974 131,108

9 MYOR 203,673 358,772 170,905

10 PSDN 66,671 106,076 30,876

11 SIPRO 115,042 13,948 68,258

12 SMAR 1,089,633 1,645,073 617,084

13 STTP 82,350 42,116 14,795

14 TBLA 448,132 735,278 134,784

15 ULTJ 355,876 77,301 66,077

16 BATI 238,492 22,500 194,155

17 GGRM 7,855,005 703,423 2,190,332

18 HMSP 5,612,677 1,260,422 5,175,282

19 RMBA 1,053.455 103,459 166,503

20 DVLA 86,209 58,817 78,525

21 INAF 379,342 27,110 62,233

22 KAEF 353,030 37,900 69,929

23 KLBF 658,760 421,806 1,071,271

24 MERK 40,410 6,710 119,535

25 PYFA 13,801 4,126 4,039

26 SCPI 93,668 6,640 9,689

27 SQBI 58,232 18,310 62,917

28 TSPC 363,627 83,691 314,044

29 MRAT 23,229 4,215 18,067

30 PROD 54,312 4,113 31,363

31 TCID 40,382 24,166 138,803

32 UNVR 2,057,451 191,930 2,435,370


(1)

Munawir, S., 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4, Cetakan 13, Liberty, Yogyakarta.

Niswonger, Rollin, C., Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2000.

Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Cetakan 1, Jilid 2, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta

Proborini, Olive, 2012. “Pengaruh Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, (Skripsi Akuntansi), Universitas Persada Indonesia, Jakarta.

Soemarso, S. R., 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, Cetakan 1, Jilid 1, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Tim Penerjemah Penerbit Salemba Empat, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 3, Cetakan 1, CV Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi 1, Cetakan 3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Warren, Carl, S., James M. Reeve, Philip E. Fess, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Cetakan 1, Buku 1, Penerjemah Aria Farahmita, Amanugrahani., dan Taufik Hendrawan, Salemba Empat, Jakarta.

Yusuf, Haryono AL., 2005. Dasar-dasarAkuntansi, Edisi 6, Cetakan 1, STIE YKPN, Yogyakarta.


(2)

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Kode Perusahaan Jenis

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Makanan & Minuman 2 AQUA PT Aqua Golden Missisipi Tbk. Makanan & Minuman 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. Makanan & Minuman 4 DAVO PT Davomas Abadi Tbk. Makanan & Minuman 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. Makanan & Minuman 6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan & Minuman 7 KFC PT Fast Food Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 8 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Makanan & Minuman 9 MYOR PT Mayora Tbk. Makanan & Minuman 10 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk. Makanan & Minuman 11 SIPRO PT Sierad Produce Tbk. Makanan & Minuman 12 SMAR PT SMART Tbk. Makanan & Minuman 13 STTP PT Siantar Top Tbk. Makanan & Minuman 14 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk. Makanan & Minuman 15 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk. Makanan & Minuman 16 BATI PT BAT Indonesia Tbk. Rokok

17 GGRM PT Gudang Garam Tbk. Rokok 18 HMSP PT H.M. Sampoerna Tbk. Rokok 19 RMBA PT Bentoel Internasional Tbk. Rokok 20 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk. Farmasi 21 INAF PT Indofarma Tbk. Farmasi 22 KAEF PT Kimia Farma Tbk. Farmasi 23 KLBF PT KalbeFarma Tbk. Farmasi 24 MERK PT Merck Tbk. Farmasi 25 PYFA PT Prydam Farma Tbk. Farmasi 26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk. Farmasi 27 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia

Tbk. Farmasi

28 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk. Farmasi

29 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga

30 PROD PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk.

Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga


(3)

Lampiran ii

Data Variabel Penelitian Tahun 2010 (Sebelum Ditransformasi)

No Kode Perusahaan CL NCL OP

1 AISA 157,840 110,796 27,289

2 AQUA 73,395 269,501 85,669

3 CEKA 78,391 8,055 8,443

4 DAVO 172,484 1,559,366 279,804

5 DLTA 110,184 27,744 51,682

6 INDF 6.324,301 4,251,006 1,971,761

7 KFC 148,045 47,322 87,891

8 MLBI 375,933 35,974 131,108

9 MYOR 203,673 358,772 170,905

10 PSDN 66,671 106,076 30,876

11 SIPRO 115,042 13,948 68,258

12 SMAR 1,089,633 1,645,073 617,084

13 STTP 82,350 42,116 14,795

14 TBLA 448,132 735,278 134,784

15 ULTJ 355,876 77,301 66,077

16 BATI 238,492 22,500 194,155

17 GGRM 7,855,005 703,423 2,190,332

18 HMSP 5,612,677 1,260,422 5,175,282

19 RMBA 1,053.455 103,459 166,503

20 DVLA 86,209 58,817 78,525

21 INAF 379,342 27,110 62,233

22 KAEF 353,030 37,900 69,929

23 KLBF 658,760 421,806 1,071,271

24 MERK 40,410 6,710 119,535

25 PYFA 13,801 4,126 4,039

26 SCPI 93,668 6,640 9,689

27 SQBI 58,232 18,310 62,917

28 TSPC 363,627 83,691 314,044

29 MRAT 23,229 4,215 18,067

30 PROD 54,312 4,113 31,363

31 TCID 40,382 24,166 138,803

32 UNVR 2,057,451 191,930 2,435,370


(4)

Data Variabel Penelitian Tahun 2011 (Sebelum Ditransformasi)

No Kode Perusahaan CL NCL OP

1 AISA 301,804 102,741 55,899

2 AQUA 79,642 297,936 89,271

3 CEKA 335,769 58,873 42,723

4 DAVO 144,551 2,539,570 539,369

5 DLTA 103,664 27,881 60,612

6 INDF 12,776,365 5,902,677 2,894,428

7 KFC 188,228 63,905 134,658

8 MLBI 386,816 37,212 133,153

9 MYOR 356,123 428,911 238,713

10 PSDN 73,224 105,190 27,789

11 SIPRO 270,544 18,192 48,917

12 SMAR 2,189,600 2,345,313 1,663,242

13 STTP 115,605 43,222 27,147

14 TBLA 542,011 976,208 252,458

15 ULTJ 232,731 297,761 73,742

16 BATI 319,265 20,301 224,276

17 GGRM 8,922,569 866,866 2,528,677 18 HMSP 6,212,685 1,401,703 5,577,278

19 RMBA 842,737 1,474,904 343,319

20 DVLA 75,375 23,325 67,659

21 INAF 686,297 31,577 44,710

22 KAEF 433,564 45,148 77,500

23 KLBF 754,629 366,910 1,129,355

24 MERK 42,685 8,145 123,853

25 PYFA 24,018 4,195 4,160

26 SCPI 118,233 8,533 17,810

27 SQBI 50,919 17,801 80,370

28 TSPC 459,696 98,673 320,560

29 MRAT 30,706 5,720 18,436

30 PROD 57,482 8,751 48,729

31 TCID 22,507 29,050 151,586

32 UNVR 2,428,128 211,519 2,777,360


(5)

Lampiran iii

Data Variabel Penelitian Tahun 2010 (Setelah Transformasi)

No Kode Perusahaan LN_CL LN_NCL LN_OP

1 AISA 11.96933714 11.61544595 10.21423897 2 AQUA 11.20361109 12.50432738 11.35824631 3 CEKA 11.2694644 8.994048296 9.041092975 4 DAVO 12.05805976 14.25978989 12.54184464 5 DLTA 11.60990697 10.23077488 10.85286484 6 INDF 15.65991007 15.26266622 14.49443761 7 KFC 12.83716622 10.49055173 11.78377669 8 MLBI 12.22427105 12.79044237 12.04886313 9 MYOR 11.10752535 11.5719111 10.33773446 10 PSDN 13.9013515 14.31329532 13.33276044 11 SIPRO 11.31873374 10.64818299 9.602044565 12 SMAR 13.01284311 13.50800394 11.81142878 13 STTP 12.78233763 11.25546217 11.09857601 14 TBLA 12.38209105 10.02127059 12.17641209 15 ULTJ 15.87666147 13.4637137 14.59956369 16 BATI 15.54053835 14.04695714 15.45940439 17 GGRM 13.8675858 11.54693068 12.02276861 18 HMSP 11.36452986 10.98218621 11.27117232 19 RMBA 12.84619345 10.20765794 11.03864068 20 DVLA 12.77430832 10.54270639 11.15523572 21 INAF 13.39811456 12.95230077 13.88435635 22 KAEF 10.60683256 8.81135423 11.69136449 23 KLBF 9.532496332 8.325063694 8.303752416 24 MERK 11.44751189 8.800867242 9.1787465 25 PYFA 10.97219031 9.815202638 11.04957168 26 SCPI 12.8038839 11.33488672 12.65728838 27 SQBI 10.05315678 8.34640487 9.801842349 28 TSPC 10.90250048 8.321907968 10.35338413 29 MRAT 10.60613942 10.09270197 11.84081094 30 PROD 14.5369784 12.164886 14.70560925 31 TCID 12.3545573 10.85514543 10.09720229 32 UNVR 11.90527156 10.76473058 11.38385269 33 KDSI 11.96933714 11.61544595 10.21423897


(6)

Data Variabel Penelitian Tahun 2011 (Setelah Transformasi)

No Kode Perusahaan LN_CL LN_NCL LN_OP

1 AISA 11.65305256 9.543091408 11.13104992 2 AQUA 12.61753308 11.53996654 10.93130177 3 CEKA 11.28529687 12.60463398 11.39943197 4 DAVO 12.7241787 10.98313786 10.6624927 5 DLTA 11.88138767 14.74750533 13.19815522 6 INDF 11.54891018 10.23570073 11.01224817 7 KFC 16.36310754 15.59091653 14.87829807 8 MLBI 12.86570441 10.52438657 11.79925412 9 MYOR 12.78303146 12.96900472 12.38301727 10 PSDN 11.20127852 11.56352352 10.23239554 11 SIPRO 14.59922944 14.66792943 14.32427927 12 SMAR 11.65793449 10.6741049 10.20902182 13 STTP 13.20304158 13.79143096 12.43900018 14 TBLA 12.35763856 12.60404643 11.20832779 15 ULTJ 12.67377676 9.918425425 12.32063272 16 BATI 16.00409447 13.67263969 14.7432068 17 GGRM 15.64210373 14.15319848 15.5342114 18 HMSP 13.64441021 14.20410346 12.74641532 19 RMBA 11.23023093 10.05728103 11.12223566 20 DVLA 13.43906576 10.36018429 10.70795247 21 INAF 12.9797947 10.71770126 11.25803322 22 KAEF 13.53398152 12.81287187 13.93715723 23 KLBF 10.66160285 9.005159521 11.72685066 24 MERK 10.08655883 8.341648619 8.333270353 25 PYFA 11.68041253 9.051696279 9.787515376 26 SCPI 10.83799141 9.787009914 11.29439625 27 SQBI 13.03832068 11.49956663 12.67782475 28 TSPC 10.33221335 8.651724084 9.822060554 29 MRAT 10.95922713 9.076923259 10.79402961 30 PROD 10.02158165 10.27677376 11.9289084 31 TCID 14.70263115 12.26207011 14.83701139 32 UNVR 12.54596047 10.56307795 10.4150529 33 KDSI 12.14540927 11.06515288 11.81049351