3.4. Jenis Data
Penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik Sugiyono 2006 : 60. Menurut jenisnya, data yang
digunakan adalah data sekunder. Menurut Umar 2003 : 60 “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk
tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory ICMD.
3.5. Identifikasi dan
Pengukuran Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono, 2006 : 31
Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1.
variabel independen bebas, yaitu variabel yang tidak tergantung pada variabel lain Umar, 2003 : 44. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah hutang jangka pendek X
1
dan hutang jangka panjang X
2
. 2.
variabel dependen terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas Umar, 2003 : 44. Variabel dependen
dalam penelitian ini Y adalah laba usaha.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Peneliti melakukan uji
Universitas Sumatera Utara
asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.
1. Uji
Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali 2005 : 110. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov , dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki nilai yang
lebih besar dari 0,05, selain itu, uji normalitas dapat juga dilihat melaui grafik histogram dan grafik normal plot.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Ghozali, 2005 : 91. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilihat
dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF
Universitas Sumatera Utara
tinggi karena VIF= 1Tolerance. Batasan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama
dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2005 : 92.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas Ghozali, 2005 : 105.
Menurut Ghozali 2005 : 105, ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas :
Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskesdatisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized.
Dasar analisis : a
jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit,
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskesdatisitas.
Universitas Sumatera Utara
b jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdatisitas.
d. Uji Autokorelasi