Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap yang Diterapkan PT. Mara Jaya Medan

4 Pemindahan bibit ketanah: a Mengeluarkan bibit dari polybag b Menanam bibit pada lubang tanam c Merapikan daerah tanam

4. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap yang Diterapkan PT. Mara Jaya Medan

a. Perolehan dan Penilaian Aktiva Tetap

Aktiva tetap pada PT.Mara Jaya diperoleh dengan cara pembelian tunai dan dengan cara dibangun sendiri. Kebun kelapa sawit di peroleh dengan cara dibangun sendiri, inventaris dan peralatan diperoleh dengan cara pembelian tunai. Kenderaan sebahagian diperoleh dengan cara pembelian kredit, bangunan yang dipakai sebagai kantor perusahaan dan rumah staf kebun diperoleh dengan cara membangun sendiri. Dasar pencatatan yang dilakukan PT.Mara Jaya dalam pembelian aktiva tetap secara tunai adalah sebesar nilai pembelian yang tercantum dalam harga faktur pembelian tunai ditambah biaya-biaya lainnya yang terjadi agar aktiva tetap itu siap untuk digunakan, seperti biaya pengiriman, pengangkutan dan lainnya. Kebun kelapa sawit yang di bangun sendiri oleh perusahaan dicatat sebesar harga pokok tanaman tersebut, Biaya-biaya yang dikeluarkan selama perolehan Tanaman Belum Menghasilkan TBM dari tahun 2002-2004 tersebut antara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara No. Kegiatan 2002 2003 2004 Jumlah 1 Pengolahan Tanah Rp5.743.837 Rp 5.743.837 2 Pembibitan Rp4.270.180 Rp 4.270.180 3 Penanaman Rp2.540.075 Rp 2.540.075 4 Pemupukan dan Pemeliharaan Rp5.692.552 Rp14.843.762 Rp12.512.781 Rp33.049.095 Jumlah Rp8.246.644 Rp45.603.187 Pada tahun 2002, saat kebun masih dalam pembangunan perusahaan mencatat sebagai berikut: Tanaman Belum Menghasilkan Sawit Rp. 18.246.644 Kas Utang Bank Rp.18.246.644 Pada tahun 2003, saat kebun masih dalam pembangunan perusahaan mencatat sebagai berikut: Tanaman Belum Menghasilkan Sawit Rp. 14.843.762 Kas Utang Bank Rp.14.843.762 Pada tahun 2004, saat kebun masih dalam pembangunan perusahaan mencatat sebagai berikut: Tanaman Belum Menghasilkan Sawit Rp. 12.512.781 Kas Utang Bank Rp.12.512.781 Pada akhir tahun 2004 kebun sudah menjadi tanaman menghasilkan, maka perusahaan mencatat sebagai berikut: Tanaman Menghasilkan Sawit Rp. 45.603.187 Tanaman Belum Menghasilkan Sawit Rp. 45.603.187 untuk mencatat aktiva tetap yang telah selesai dibangun Universitas Sumatera Utara

b. Penilaian Kembali Aktiva Tetap

Sepanjang kegiatan operasional perusahaan, penilaian aktiva tetap adalah berdasarkan harga perolehannya. PT.Mara Jaya sampai saat ini belum pernah melakukan penilaian kembali aktiva tetap dan hanya mencatat aktiva tetap sebesar nilai historisnya. Walaupun di tengah kegiatan operasional perusahaan terdapat perubahan kondisi moneter, PT.Mara Jaya tetap menilai aktiva tetap berdasarkan harga perolehannya dan tidak pernah melakukan revaluasi terhadap aktiva tetap.

c. Pengeluaran Selama Penggunaan Aktiva Tetap

Untuk mempertahankan kemampuan aktiva tetap dalam penggunaannya dalam kegiatan operasional perusahaan, maka dibutuhkan adanya pengeluaran- pengeluaran . Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat berupa biaya pemeliharaan, biaya reparasi, biaya penyempurnaan, biaya penggantian dan biaya penambahan pemakaian aktiva tetap tersebut. Bagi perusahaan yang berupa pengeluaran pendapatan dibebankan sebagai biaya operasi pada saat terjadinya dalam periode berjalan dan bagi pengeluaran modal dibebankan kedalam harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan sehingga akan menambah nilai aktiva tetap tersebut. Selama penggunaan aktiva tetap yaitu tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan TM perlu adanya pemeliharaan tanaman, adapun kegiatan- kegiatan tersebut adalah: 1. Merumput 2. Membasmi lalang Universitas Sumatera Utara 3. Pemupukan 4. Pemberantasan hama dan penyakit 5. Kastrasi dan sanitasi Pengeluaran-pengeluaran untuk pemeliharaan tanaman menghasilkan TM setiap tahunnya yang terjadi yaitu: Tahun 2005 Rp. 16.314.210,- Tahun 2006 Rp. 38.505.050,- Tahun 2007 Rp. 19.767.270,-

d. Penyusutan Aktiva Tetap

Pada umumnya aktiva tetap yang dipergunakan didalam kegiatan operasi normal perusahaan mempunyai umur yang terbatas. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik dan fungsional sehingga aktiva tetap tersebut kehilangan manfaat dimasa yang akan datang. Kehilangan suatu manfaat dari aktiva tetap itu dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan untuk kelangsungan usaha. Berbagai faktor yang dapat menyebabkan aktiva tetap tersebut menurun kemampuannya misalnya faktor ketuaan, keusangan dan perubahan tekhnologi sehingga aktiva tetap tersebut kehilangan masa manfaatnya dan mengurangi penggunaan aktiva tetap tersebut di dalam perusahaan. Faktor fisik dan faktor fungsional yang menyebabkan kekurangan produksi ataupun jasa yang dihasilkan dari aktiva tetap tersebut mengakibatkan masa Universitas Sumatera Utara manfaatnya menurun dan perlu dilaporkan sebagai biaya penyusutan dalam metode terjadinya serta dicatat sebagai biaya operasi bagi perusahaan. Dalam penerapan metode penyusutan aktiva tetap, PT.Mara Jaya menerapkan metode penyusutan garis lurus straight line method. Tarif penyusutan dihitung berdasarkan taksiran masa manfaat dari aktiva tetap tersebut, metode ini sesuai dengan kebijakan perusahaan dan telah dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun. Tarif penyusutan yang di terapkan untuk masing- masing aktiva tetap tersebut yaitu: Tanah……………………… 0 Tanaman ………………….. 5 Bangunan………………….. 5 Mesin ……………………... 12,5 Inventaris …………………. 25 Besarnya penyusutan tanaman kelapa sawit setiap tahunnya dapat dilihat pada lampiran III

e. Pelepasan Aktiva Tetap

Jika berdasarkan pertimbangan teknis atau ekonomis suatu aktiva tetap tidak layak lagi untuk diteruskan pemakaiannya, manajemen dapat memutuskan untuk menghentikan pemakaian aktiva tetap tersebut dengan cara menjual atau menonaktifkan aktiva tetap tersebut. PT.Mara Jaya sampai saat ini belum pernah melakukan pelepasan aktiva tetapnya yang bernama tanaman sawit. Universitas Sumatera Utara

f. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca

Laporan keuangan merupakan salah satu alat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. Penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan yang baik dan sistematis akan memudahkan bagi pihak perusahaan. Laporan keuangan perusahaan disajikan sesuai dengahn perinsip-perinsip akuntansi yang berlaku umum, aktiva tetap dicantumkan dalam neraca ditempatkan dibawah aktiva lancar. Perusahaan membuat suatau daftar aktiva tetap tersendiri yang berguna untuk memberikan penjelasan atas jenis-jenis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan disertai tahun perolehannya, harga perolehannya, jumlah unit, akumulasi penyusutannya, dan nilai buku aktiva tetap tersebut. Perkiraan aktiva tetap yang ada dalam neraca adalah total dari harga perolehan semua jenis aktiva tetap tanpa memerinci satu persatu aktiva tetap itu maupun memerinci secara pergolongannya. Sedangkan akumulasi penyusutan yang disajikan di neraca adalah total akumulasi penyusutan keseluruhan jenis aktiva tetap kecuali tanah. Contoh penyajian aktiva tetap di neraca dapat dilihat pada lampiran IV

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Perolehan dan Penilaian Aktiva Tetap

Perolehan aktiva tetap perusahaan baik secara pembelian tunai, pembelian kredit, dan pembangunan sendiri telah dicatat dengan benar, yaitu setiap perolehan dicatat sebesar biaya perolehannya. Ini sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2004:16.5 “bahwa suatu benda berwujud yang Universitas Sumatera Utara memenuhi kualifikasi untuk diketahui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap harus diukur berdasarkan biaya perolehan”. Pada perolehan aktiva tetap dengan cara dibangun sendiri, salah satu contoh di antaranya pembangunan kebun kelapa sawit. Disini perusahaan telah mencatat dengan benar biaya perolehan kebun tersebut, yaitu memasukkan semua biaya- biaya yang berhubungan dengan perolehan kebun tersebut. Ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2004:16.5 yang menyatakan Bahwa biaya perolehan aktiva yang dibangun sendiri di tentukan dengan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yang diperoleh, serta untuk perusahaan yang membuat aktiva serupa untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, maka biaya perolehan aktiva adalah sebesar biaya memproduksi aktiva untuk dijual tanpa menyertakan laba internal dalam menetapkan biaya tersebut.

2. Penilaian Kembali Aktiva Tetap