3. Reparasi luar biasa atau penambahan nilai Reparasi luar biasa extraordinary repair adalah pengeluaran yang
memperpanjang taksiran masa manfaat aktiva melebihi taksiran masa manfaat sebelumnya. Pengeluaran seperti ini haruslah didebit ke rekening akumulasi
penyusutan yang meningkatkan nilai buku aktiva. Rekening akumulasi penyusutan didebit karena dianggap bahwa penyusutan tahun-tahun
sebelumnya ditutupi oleh pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva.
4. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah pengeluaran untuk memelihara agar aktiva tetap yang
bersangkutan tidak cepat rusak atau usang dan tetap dalam kondisi yang baik agar dapat melaksanakan fungsinya dalam operasi perusahaan. Pengeluaran
tersebut dibukukan sebagai biaya seperti pemupukan dan pemberantasan hama penyakit untuk tanaman.
5. Penggantian Penggantian adalah pengeluaran yang dilakukan untuk mengganti bagian yang
rusak dari aktiva tetap. Biaya dari penggantian ini dapat dibebankan ke expenses atau dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap. Hal ini tergantung
pada besar kecilnya penggantian tersebut.
4. Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan di dalam proses produksi mempunyai umur dan manfaat yang terbatas, sehingga pada suatu waktu aktiva
Universitas Sumatera Utara
tetap ini dapat aus karena faktor fisik dan fungsinya. Keterbatasan ini semakin lama dapat menyebabkan semakin berkurangnya jasa yang diberikan. Untuk itu
perlu diambil kebijaksanaan mengalokasikan biaya aktiva tetap selama manfaat yang diberikannya. Pengalokasian biaya aktiva tetap ini disebut penyusutan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2004:17.2 “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat
yang diestimasi”. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan setiap tahunnya, ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yang akan mempengaruhi suatu penyusutan. Menurut Warren, Reeve dan Fess 2005:497 bahwa : “Empat faktor
yang harus dikenal untuk mendapatkan beban periodik : 1 biaya atau harga perolehan aktiva, 2 nilai residual atau nilai sisa, 3 masa manfaat, dan 4 pola
penggunaan”.
ad.1 Harga perolehan
Harga perolehan adalah semua jenis pengeluaran ataupun pengorbanan yang terjadi untuk memperoleh aktiva tetap sampai pada kondisi dan tempat siap
digunakan dalam operasi perusahaan.
ad.2 Nilai residual atau nilai sisa
Nilai residu adalah suatu jumlah yang diharapkan dapat diwujudkan bila aktiva tersebut tidak dapat digunakan lagi, tetapi dalam menghitung beban
penyusutan nilai ini dikurangkan dari harga perolehan. Nilai residu merupakan suatu taksiran.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Zaki Baridwan 2004:309 bahwa: ”Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau
cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual atau menukarnya”.
Dalam perhitungan beban penyusutan, nilai residu ini merupakan taksiran sisa nilai aktiva tetap apabila sudah habis disusutkan. Namun pada kenyataannya ada
juga perusahaan yang tidak menerapkan nilai sisa pada aktiva tetapnya, sehingga dalam perhitungan beban penyusutan faktor ini tidak diperhatikan.
ad.3 Masa manfaat
Masa manfaat disebut juga umur ekonomis, yaitu taksiran waktu suatu aktiva tetap mulai dioperasikan sampai aktiva tetap tersebut secara ekonomis tidak
menguntungkan lagi bila dipergunakan. Penetapan umur pemakaian ini didasarkan atas taksiran tersebut dipengaruhi oleh pemeliharaan, perbaikan-perbaikan dan
juga harus diperhitungkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.
ad.4 Pola penggunaan
Pola penggunaan berhubungan erat dengan umur pemakaian. Apabila penyusutan ditaksir menurut umur, maka digunakan metode garis lurus atau
metode saldo menurun. Bila ditaksir menurut hasil produk atau jam kerja, maka digunakan metode jam kerja atau jumlah produk.
Pemilihan metode penyusutan oleh suatu perusahaan tergantung pada keadaan- keadaan yang mempengaruhi aktiva tetap tersebut. Suatu perusahaan dapat
memilih salah satu diantaranya yang dianggap paling tepat asalkan dilaksanakan
Universitas Sumatera Utara
secara konsisten dari tahun ke tahun. Perhitungan besarnya beban penyusutan untuk satu periode dihitung dengan menggunakan metode tertentu.
Metode penyusutan yang dapat digunakan perusahaan untuk mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetapnya menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
2004:17.1 dapat dikelompokkan dalam kriteria sebagai berikut:
a. Berdasarkan waktu: i metode garis lurus straight-line method
ii metode pembebanan yang menurun:
- metode jumlah-angka-tahun sum-of-the-years-digit method; - metode saldo-menurun dan saldo-menurun-ganda
decliningdouble-declining balance method. b. Berdasarkan penggunaan:
i metode jam-jasa service-hours method; ii metode jumlah unit produksi productive-output method.
c. berdasarkan kriteria lainnya: i metode berdasarkan jenis dan kelompok grup and composite
method; ii metode anuitas annuity method;
iii metode persediaan inventory systems.
Untuk menguraikan metode penyusutan di atas maka diberikan simbol sebagai berikut :
C = harga perolehan aktiva tetap S = nilai residu sisa
n = estimasi masa manfaat angka tahun, jumlah produksi, jam kerja r = Tarif penyusutan per periode, per jam pemakaian, per unit output.
D = Beban penyusutan periodik Contoh :
Sebuah mesin dengan data sebagai berikut : Harga perolehan
Rp.10.000.000,- Nilai residu
Rp. 500.000,-
Universitas Sumatera Utara
Taksiran masa manfaat : Dalam tahun
5 tahun Dalam jam kerja
60.000 jam Dalam jumlah produksi
90.000 unit
ad. a. Berdasarkan Waktu
Dalam metode penyusutan berdasarkan waktu, pencatatan biaya penyusutan sejalan dengan umur aktiva tetap tanpa dipengaruhi oleh produktivitas
atau efisiensi. a. Metode garis lurus
Cara penyusutan dengan metode ini sangat sederhana dan paling mudah sehingga dalam praktek sering digunakan. Besarnya jumlah penyusutan setiap periode
adalah sama sampai akhir masa manfaat aktiva tersebut. Berdasarkan contoh di atas maka besarnya beban penyusutan dapat dihitung dengan rumus:
C - S D =
n
D = C – S x Tarif garis lurus 100
Tarif garis lurus = Taksiran masa manfaat
Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000 D =
= Rp. 1.900.000,- 5
Penyusutan = Rp. 1.900.000,- per tahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus
Tahun Biaya
Tarif Beban Akumulasi Nilai
Perolehan Penyusutan Penyusutan
Buku 10.000.000
1 9.500.000
20 Rp. 1.900.000 1.900.000 8.100.000
2 9.500.000
20 1.900.000 3.800.000 6.200.000
3 9.500.000
20 1.900.000 5.700.000 4.300.000
4 9.500.000
20 1.900.000 7.600.000 2.400.000
5 9.500.000
20 1.900.000 9.500.000 500.000
Rp. 9.500.000
b. Metode pembebanan menurun Menurut metode ini, besarnya biaya penyusutan untuk tahun-tahun pertama akan
lebih besar dari pada beban penyusutan untuk tahun-tahun berikutnya. Hal berdasarkan anggapan bahwa penggunaan aktiva yang baru lebih efisien bila
dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua, karena biaya aktiva yang baru memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva
yang lama. Metode ini terdiri dari : i Metode jumlah-angka-tahun
Pada metode ini, beban penyusutan dihitung dengan mengalikan suatu pecahan, yang jumlah penyebutnya adalah jumlah urutan tahun masa manfaat dan sebagai
pembilang adalah kebalikan dari urutan tahunnya. Pembilang dari pecahan itu, yang setiap tahunnya berubah adalah jumlah sisa umur aktiva.
Beban penyusutan = Biaya perolehan x Periode manfaat yang tersisa yang tersusutkan
Jumlah angka - tahun
Jumlah angka tahun - n n + 1
Universitas Sumatera Utara
2 Berdasarkan data dari contoh sebelumnya, aktiva tersebut mempunyai umur 5
tahun, maka beban penyusutan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah angka Tahun
Tahun Biaya
Tarif Beban Akumulasi Nilai
Perolehan Penyusutan Penyusutan
Buku 10.000.000
1 9.500.000
515 Rp. 3.166.700 3.166.700 6.833.300
2 9.500.000
415 2.533.300 5.700.000 4.300.000
3 9.500.000
315 1.900.000 7.600.000 2.400.000
4 9.500.000
215 1.266.600 8.866.700 1.133.300
5 9.500.000
115 633.400 9.500.000 500.000
Rp. 9.500.000
ii Metode saldo-menurun dan saldo-menurun-ganda Metode saldo menurun
Pada metode ini, besarnya jumlah beban penyusutan setiap tahun dihitung dengan menggunakan persentase tetap dikalikan dengan nilai buku. Persentase tertentu
tersebut dihitung dengan rumus :
n
C S
r :
1 −
=
Berdasarkan data dari contoh sebelumnya, maka persentase beban penyusutannya adalah :
Tarif penyusutan =
000 .
000 .
10 .
: 000
. 500
. 1
5
Rp Rp
r −
=
= 30
Tabel 2.3 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun
Tahun Biaya
Tarif Beban Akumulasi Nilai
Universitas Sumatera Utara
Perolehan Penyusutan Penyusutan
Buku 10.000.000
1 9.500.000
30 Rp. 2.850.000 2.850.000 7.150.000
2 9.500.000
30 2.145.000 4.995.000 5.005.000
3 9.500.000
30 1.501.500 6.496.500 3.503.500
4 9.500.000
30 1.051.050 7.547.550 2.452.450
5 9.500.000
30 735.735 8.283.285 1.716.715
Tahun Biaya
Tarif Beban Akumulasi Nilai
Metode saldo menurun ganda Dalam metode ini, beban penyusutan dihitung dengan persentase yang tetap, yaitu
dua kali persentase metode garis lurus dan mengalikannya dengan nilai buku aktiva tetap, dengan mengabaikan nilai sisa. Berdasarkan data contoh sebelumnya,
maka persentasenya dapat dihitung : 2 x 20 = 40 Besar beban penyusutannya adalah
Tabel 2.4 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda
Perolehan Penyusutan Penyusutan
Buku 10.000.000
1 9.500.000
40 Rp. 3.800.000 3.800.000 6.200.000
2 9.500.000
40 2.480.000 6.280.000 3.720.000
3 9.500.000
40 1.488.000 7.768.000 2.232.000
4 9.500.000
40 892.800 8.660.800 1.339.200
5 9.500.000
40 535.680 9.196.480 803.520
ad. b. Berdasarkan penggunaan
Dalam metode ini, biaya penyusutan dihitung sesuai dengan tingkat penggunaanya dengan alasan bahwa aktiva tetap akan berkurang nilainya terutama
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena penggunaanya. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan ini terdiri dari :
a. Metode jam jasa Besarnya biaya penyusutan pada setiap periode tergantung pada jumlah jam kerja
aktiva tetap tersebut digunakan dalam operasi perusahaan, sehingga beban penyusutan setiap periode akan berbeda didasarkan pada jumlah jam kerja yang
digunakan dari aktiva tersebut. Berdasarkan data contoh sebelumnya, maka perhitungan beban penyusutannya
adalah : Biaya perolehan - Nilai Residu
Penyusutan per jam = Taksiran total jam kerja produktif
Beban Penyusutan = Jumlah jam kerja x Penyusutan per jam Rp.10.000.000 – Rp.500.000
r = 20.000
r = Rp. 475,- per jam
Tabel 2.5 Penyusutan Menurut Metode Jam Jasa
Tahun Jam Tarif
Beban Akumulasi Nilai
Kerja Penyusutan Penyusutan Buku
10.000.000 1
3.000 475 1.425.000 1.425.000 8.575.000
2 5.000 475
2.375.000 3.800.000 6.200.000 3
5.000 475 2.375.000 6.175.000 3.825.000
4 4.000 475
1.900.000 8.075.000 1.925.000 5
3.000 475 1.425.000 9.500.000 500.000
20.000 Rp. 9.500.000
Universitas Sumatera Utara
Seandainya pada tahun pertama digunakan 20.000 jam kerja, maka beban penyusutannya adalah : 20.000 x Rp. 475,- = Rp. 9.500.000,-
b. Metode jumlah unit produksi Dasar perhitungan menurut metode ini hampir sama halnya dengan metode jam
jasa. Perbedaannya hanya terletak pada satuan ukurannya, yaitu jumlah unit produksi.
Berdasarkan data contoh sebelumnya, maka perhitungan beban penyusutannya adalah :
Biaya perolehan - Nilai Residu Penyusutan per jam =
Taksiran total produk
Rp. 10.000.000 – Rp. 500.000 r =
= Rp. 38,- per unit 250.000
Tabel 2.6 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Unit Produksi
Tahun Unit Tarif
Beban Akumulasi Nilai
Produksi Penyusutan Penyusutan Buku
10.000.000 1
70.000 38 2.660.000 2.660.000 7.340.000
2 50.000 38
1.900.000 4.560.000 5.440.000 3
40.000 38 1.520.000 6.080.000 3.920.000
4 50.000 38
1.900.000 7.980.000 2.020.000 5
40.000 38 1.520.000 9.500.000 500.000
250.000 Rp.9.500.000
Universitas Sumatera Utara
Seandainya pada tahun pertama diproduksi 250.000 unit, maka beban penyusutannya adalah : 250.000 x Rp. 38,- = Rp. 9.500.000,-
ad. c. Berdasarkan kriteria lain
Metode ini merupakan kumpulan dari beberapa metode sebelumnya, dimana metode ini terdiri dari :
a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok Perusahaan biasanya mempunyai berbagai jenis aktiva tetap dengan berbagai
ragam bentuk, harga perolehan, lokasi, masa manfaat, nilai residu dan sebagainya, sehingga bila dihitung satu persatu akan mengalami kesulitan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka digunakan metode penyusutan : 1. Metode kelompok
Aktiva yang beraneka ragam tersebut dapat dikelompokkan atas kesamaan jenis, sifat dan manfaatnya. Untuk menentukan besarnya penyusutan tiap
periode terlebih dahulu ditentukan tarif penyusutannya. Tarif penyusutan didasarkan pada umur rata-rata aktiva tetap dalam kelompok itu dan dikaitkan
dengan harga perolehannya. Contoh penyusutan metode kelompok:
Dibeli 100 mesin yang serupa dengan masa manfaat yang ditaksir 5 tahun dibeli pada tahun 2003 dengan total harga perolehan Rp.200.000.000,-. Dari kelompok
ini 30 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke empat 2006, 40 pada akhir tahun kelima 2007 dan 30 sisanya pada akhir tahun keenam 2008.
Beban penyusutan 20, beban penyusutannya Rp.400.000 per mesin per tahun,
Universitas Sumatera Utara
dalam empat tahun pertama digunakan 100 tahun-mesin, dan beban penyusutan tahunannya adalah Rp. 40.000.000,- pada tahun kelima ketika hanya 70 mesin
yang beroperasi bebannya adalah:
Tabel 2.7 Penyusutan Menurut Metode Kelompok
Rp 000
Tahun penyusutan
Biaya Perolehan Akumulasi penyusutan
Nilai Buku
20 Debet
Kredit Saldo
Debet Kredit
Saldo Aktiva
200.000 200.000
200.000 1
40.000 200.000
40.000 40.000
160.000 2
40.000 200.000
40.000 80.000
120.000 3
40.000 200.000
40.000 120.000
80.000 4
40.000 60.000
140.000 60.000
40.000 100.000
40.000 5
28.000 80.000
60.000 80.000
28.000 48.000
1.200 6
12.000 60.000
60.000 12.000
200.000 200.000 200.000
200.000 200.000
2. Metode jenis dan kelompok Metode ini digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva-aktiva yang
tidak sejenis, berbeda sifat dan masa manfaatnya. Aktiva-aktiva tersebut kemudian digabungkan untuk mencari umur rata-rata.
Contoh penyusutan dengan metode jenis: Tiga aktiva A, B, C, mempunyai perolehan, nilai sisa dan umur ekonomis yang
berbeda-beda sbb:
Universitas Sumatera Utara
Aktiva Harga
Nilai H.
Perolehan Taksiran Penyusutan
Perolehan Sisa
di susutkan Umur
Per Tahun A
200.000 12.000
188.000 400
47.000 B
600.000 30.000
570.000 600
95.000 C
1.200.000 120.000
1.080.000 1.000
108.000 2.000.000
162.000 1.838.000
250.000
Rp. 250.000 Penyusutan per tahun =
x 100 = 12,5 Rp. 2.000.000
b. Metode anuitas Menurut metode ini nilai uang pada saat sekarang lebih besar dari pada masa yang
akan datang sehingga aktiva tetap tersebut akan bertambah nilainya berdasarkan tingkat bunga tertentu.
Metode ini biasanya dipakai untuk analisa, investasi atau proyek untuk kepentingan manajemen. Beban penyusutannya dihitung dengan memakai label
bunga majemuk. Metode ini jarang dipakai dalam praktek. Biaya Perolehan – PV Nilai Residu
Beban penyusutan = PVIFni
PVIFni : Present value dari anuitas selama taksiran umur pada tingkat bunga tertentu
Contoh: Perelatan dibeli seharga Rp.800.000.- dengan nilai residu Rp.67.338.- tingkat
bunga 10. Taksiran umur manfaat 5 tahun, maka : Beban Penyusutan = 800.000-PV 5 10 67.385
Universitas Sumatera Utara
= 800.000-67.388 x 0.620921 = 200.000.-
Present value nilai selama 5 tahun pada tingkat bunga 10 yaitu sebesar 0.62092.
Present value dari anuitas selama 5 tahun pada tingkat bunga 10 yaitu sebesar 3.7908.
Tabel 2.9 Tabel Present Value of Rp. 1,-
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 0.99010
0.98039 0.97007
0.96154 0.95238
0.94340 0.93458
0.92593 0.91743
0.90909 2
0.98030 0.96117
0.94260 0.92456
0.90703 0.89000
0.87344 0.85734
0.84168 0.82645
3 0.97059
0.94232 0.91514
0.88900 0.86384
0.83962 0.81630
0.79383 0.77218
0.75131 4
0.96098 0.92385
0.88849 0.85480
0.82270 0.79209
0.76290 0.73503
0.70843 0.68301
5 0.95147
0.90573 0.86261
0.82193 0.78353
0.74726 0.71299
0.68058 0.64993
0.62092 6
0.94204 0.88797
0.83748 0.79031
0.74622 0.70496
0.66634 0.63017
0.59627 0.56447
7 0.93272
0.87506 0.81309
0.75992 0.71068
0.66506 0.62275
0.58349 0.54703
0.51316 8
0.92348 0.85349
0.78941 0.73069
0.67684 0.62741
0.58301 0.54027
0.50187 0.46651
9 0.91434
0.83675 0.76642
0.70259 0.64461
0.59190 0.54393
0.50025 0.46043
0.42410 10
0.90529 0.82035
0.74409 0.67556
0.61391 0.55839
0.50835 0.46319
0.42241 0.38554
Tabel 2.10 Tabel Present Value of An Annuity of Rp. 1,-
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 0.99010
0.9804 0.9709
0.9615 0.9524
0.9434 0.9346
0.9259 0.7174
0.9091 2
1.9704 1.9416
1.9135 1.8861
1.8594 1.8334
1.8080 1.7833
1.7591 1.7355
3 2.9410
2.8839 2.8286
2.7751 2.7232
2.6730 2.6243
2.5771 2.5313
2.4868 4
3.9020 3.8077
3.7171 3.6299
3.5459 3.4651
3.3872 3.3121
3.2397 3.1699
Universitas Sumatera Utara
5 4.8535
4.7134 4.5797
4.4518 4.3295
4.2123 4.1002
4.9927 3.8896
3.7908 6
5.7955 5.6014
5.4172 5.2421
5.0757 4.9173
4.7665 4.6229
4.4859 4.3553
7 6.7282
6.4720 6.2302
6.0020 5.7863
5.5824 5.3893
5.2064 5.0329
4.8684 8
7.6517 7.3254
7.0196 6.7327
6.4632 6.2098
5.9713 5.7466
5.5348 5.3349
9 8.5661
8.1622 7.7861
7.4353 7.1078
6.8017 6.5152
6.2459 5.9852
5.7590 10
9.4714 8.9825
8.5302 8.1109
7.7217 7.3601
7.0236 6.7101
6.4176 6.1446
Tabel 2.11 Penyusutan Menurut Metode Annuitas
Tahun Penyusutan Interest
Akumulasi Akumulasi
Nilai Revenue Penyusutan Penyusutan
Buku 10
Per tahun 800.000
1 200.000
80.000 120.000
120.000 680.000
2 200.000
68.000 132.000
252.000 548.000
3 200.000
54.800 145.200
397.200 402.800
4 200.000
40.280 159.720
556.920 243.800.
5 200.000
24.308 175.692
732.612 67.388
c. Metode Persediaan Metode persediaan digunakan untuk menilai aktiva tetap yang bernilai
kecil. Aktiva tetap akan dinilai pada setiap akhir periode akuntasi pada kondisinya yang sekarang, melalui persentase keusangan dari aktiva yang digunakan atau
melalui penilaian pihak luar. Metode ini dinilai tidak sistematis dan rasiomal karena tidak ada seperangkat formula yang dipakai dan juga sulit untuk
menentukan nilai sesungguhnya aktiva tetap pada akhir periode.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Pembelian aktiva tetap pada awal tahun 1999 adalah sebesar Rp. 2.500.000,- dan
taksiran nilai aktiva tetap itu pada akhir tahun adalah Rp. 1.400.000,- maka penyusutannya adalah sebesar Rp. 1.100.000,- dan dijurnal:
Beban Penyusutan Rp. 1.100.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Rp.1.100.000
5. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap