KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillaahirabbil aalamin. Berkat rahmat dan ridho Allah SWT,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi merupakan suatu tulisan atau karya ilmiah yang harus diselesaikan melalui serangkaian penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang diharapkan maka dengan kerendahan hati, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat dan bantuan lain baik secara moril
maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution SE., M.Acc Ak. selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Drs. Ramly Nasution, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pemikiran untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak. selaku Dosen pembanding dan
penguji I
5. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak. selaku Dosen pembanding dan
penguji II
6. Ibu Dr. Erlina MSi Ak. selaku Dosen Wali dan seluruh staf pengajar serta
administrasi dan perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. PT. Mara Jaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan riset dalam rangka penulisan skripsi ini beserta Bapak H.
Abumiarto selaku KTU dan seluruh staf yang telah turut mendukung penyelesaian penulisan skripsi ini.
8. Kedua orang tua penulis Drs. Ramly Nst dan Kartini Alm dan juga kepada kedua mertua yang sangat saya hormati Bapak Noman dan Ibu
Miatun yang telah memberikan segenap kasih sayang, dorongan semangat dan doa kapada penulis.
9. Suami yang sangat aku cintai, Saptono dan anak-anakku yang sangat ku sayangi, Azka Alif Rizky dan adik, selalu memberikan doa, kasih sayang
dan dorongan semangat yang tiada henti-hentinya. 10. Adik-adikku, Nur Amalia Nst, Suliani, Ana, Pina, iyik, Ayu, Budi.
Universitas Sumatera Utara
11. Sahabat-sahabatku, Eva Lumban Toruan, Gapri Bona, Fajri Srg, Al- Manar, Zuwina M, Elvira, Mia yang selalu ada untuk bercanda, bercerita,
berdiskusi, berbagi kesedihan, kekesalan, dan setiap rasa yang telah kita alami bersama.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Medan, 27 Maret 2008 Penulis,
Lily Karlina Nst NIM: 020503073
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Aktiva tetap merupakan bagian dari aktiva perusahaan yang penting dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan dan mempunyai nilai yang cukup
material dalam laporan keuangan sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Karena itu diperlukan kebijakan
pencatatan dan pelaporan aktiva tetap dan penyusutannya yang sesuai dengan PSAK No. 16 Tentang Aktiva Tetap dan PSAK No. 17 Tentang Akuntansi
Penyusutan Aktiva Tetap.
PT. Mara Jaya bergerak dalam bidang Perkebunan Kelapa Sawit dan perkebunan karet. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. Mara Jaya
menggunakan aktiva tetap yang terdiri dari tanah, tanaman, bangunan, mesin, dan inventaris.Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan Akuntansi
aktiva tetap dan penyusutannya yang diterapkan perusahaan terhadap aktiva tetapnya dan membandingkannya dengan PSAK No. 16 PSAK No. 17.
Dari hasil analisa yang dilakukan penulis dengan memahami kenyataan yang ada dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari penulis, dapat
diketahui bahwa perusahaan telah menerapkan kebijakan sepenuhnya menerapkan PSAK No. 16 PSAK No. 17,perusahaan sudah menerapkan kebijakan
penggolongan pengeluaran modal dan pendapatan, melakukan telaah umur manfaat aktiva dan penyajian aktiva tetap di neraca juga sudah sesuai.
Kata Kunci: Kebijakan akuntansi, aktiva tetap, perolehan, penilaian, penilaian kembali, pengeluaran, penyusutan, pelepasan,
penyajian.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Fixed assets are element of assets of the company, which are significant to support operational activity of the company and have enough material value in
financial statement thus can influence the decision making of the financial statement users. Therefore, the fixed assets and its depreciation recording and
reporting policy, which is accorded to PSAK No. 16 concern about Fixed Assets and PSAK No. 7 explained about depreciation of Fixed Assets Accounting, is
needed.
PT. Mara Jaya, make a move in the field of Plantation of palm and plantation of rubber. In running operational activity, PT. Mara Jaya use plant
assets which consist of lands, plants, building, machineries, and factories and other fixed assets.The objective of the research is to recognize fixed assets and its
depreciation accounting policy of the company and compare it to PSAK No. 16 and PSAK No. 17.
According to the writer’s analysis through studying the existing facts and comparing it to the theory studied, can be concluded that the company hasn’t
totally applied PSAK No. 16 and No. 17, such as, company hasn’t applied capital and revenue expenditure classification policy, not reviewing assets’ useful life,
and fixed assets presentation in balance sheet is not exactly accurate. Keywords: accounting policy, fixed assets, acquiring, valuation, revaluation,
expenditure, depreciation, discarding, presentation.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
Halaman
2.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus ……………………….. 36
2.2 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Angka Tahun …………….. 37
2.3 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun …………………… 38
2.4 Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Ganda …………… 38
2.5 Penyusutan Menurut Metode Jam Jasa ………………………….. 39
2.6 Penyusutan Menurut Metode Jumlah Unit Produksi ……………. 40
2.7 Penyusutan Menurut Metode Kelompok ………………………... 41
2.8 Penyusutan Menurut Metode Jenis ……………………………… 42
2.9 Present Value Of Rp. 1,- ………………………………………… 43
2.10 Present Value Of An Annuity Of Rp.1,- ………………………… 43
2.11 Penyusutan Menurut Metode Anuitas …………………………... 44
2.12 Penyajian Aktiva Tetap di Neraca 1……………………………... 51
2.13 Penyajian Aktiva Tetap di Neraca 2 …………………………….. 52
4.1 Penyajian Aktiva Tetap di Neraca PT. Mara Jaya ………………. 71
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual……………………….. 6
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Judul
1 Struktur Organisasi PT. Mara Jaya Medan.
2.a Jadwal Pemupukan Bibit Kelapa Sawit di Pre-Nursery dan di Main-Nursery.
2.b Jadwal Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan.
3 Daftar Aktiva Tetap PT. Mara Jaya Medan Tahun 2004
4 Daftar Aktiva Tetap PT. Mara Jaya Medan Tahun 2005
5 Daftar Aktiva Tetap PT. Mara Jaya Medan Tahun 2006
6 Neraca PT. Mara Jaya Medan Tahun 2005 dan 2006
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Aktiva tetap merupakan bagian dari aktiva perusahaan yang penting dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan dan mempunyai nilai yang cukup
material dalam laporan keuangan sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan para pemakai laporan keuangan. Karena itu diperlukan kebijakan
pencatatan dan pelaporan aktiva tetap dan penyusutannya yang sesuai dengan PSAK No. 16 Tentang Aktiva Tetap dan PSAK No. 17 Tentang Akuntansi
Penyusutan Aktiva Tetap.
PT. Mara Jaya bergerak dalam bidang Perkebunan Kelapa Sawit dan perkebunan karet. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT. Mara Jaya
menggunakan aktiva tetap yang terdiri dari tanah, tanaman, bangunan, mesin, dan inventaris.Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan Akuntansi
aktiva tetap dan penyusutannya yang diterapkan perusahaan terhadap aktiva tetapnya dan membandingkannya dengan PSAK No. 16 PSAK No. 17.
Dari hasil analisa yang dilakukan penulis dengan memahami kenyataan yang ada dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari penulis, dapat
diketahui bahwa perusahaan telah menerapkan kebijakan sepenuhnya menerapkan PSAK No. 16 PSAK No. 17,perusahaan sudah menerapkan kebijakan
penggolongan pengeluaran modal dan pendapatan, melakukan telaah umur manfaat aktiva dan penyajian aktiva tetap di neraca juga sudah sesuai.
Kata Kunci: Kebijakan akuntansi, aktiva tetap, perolehan, penilaian, penilaian kembali, pengeluaran, penyusutan, pelepasan,
penyajian.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Fixed assets are element of assets of the company, which are significant to support operational activity of the company and have enough material value in
financial statement thus can influence the decision making of the financial statement users. Therefore, the fixed assets and its depreciation recording and
reporting policy, which is accorded to PSAK No. 16 concern about Fixed Assets and PSAK No. 7 explained about depreciation of Fixed Assets Accounting, is
needed.
PT. Mara Jaya, make a move in the field of Plantation of palm and plantation of rubber. In running operational activity, PT. Mara Jaya use plant
assets which consist of lands, plants, building, machineries, and factories and other fixed assets.The objective of the research is to recognize fixed assets and its
depreciation accounting policy of the company and compare it to PSAK No. 16 and PSAK No. 17.
According to the writer’s analysis through studying the existing facts and comparing it to the theory studied, can be concluded that the company hasn’t
totally applied PSAK No. 16 and No. 17, such as, company hasn’t applied capital and revenue expenditure classification policy, not reviewing assets’ useful life,
and fixed assets presentation in balance sheet is not exactly accurate. Keywords: accounting policy, fixed assets, acquiring, valuation, revaluation,
expenditure, depreciation, discarding, presentation.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah organisasi yang mempunyai kegiatan tertentu untuk pencapaian tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari
laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang semakin baik growth, kelangsungan hidup survival, kesan positif di mata publik image. Dalam
mencapai tujuan ini, perusahaan memerlukan pengelolaan faktor-faktor produksi yang baik sebagai sarana untuk memfasilitasi dan mendukung kelancaran aktivitas
perusahaan dalam menghasilkan produk baik barang maupun jasa. Salah satu diantara faktor-faktor produksi tersebut adalah faktor modal berupa aktiva tetap.
Aktiva tetap merupakan harta berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan bukan untuk dijual, melainkan membantu aktivitas operasi
perusahaan serta mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Di dalam laporan keuangan, perkiraan aktiva tetap biasanya cukup material, sehingga sangat
mempengaruhi besar kecilnya jumlah aktiva yang tercantum di neraca yang akan mempengaruhi para pemakai laporan untuk mengambil keputusan. Oleh karena
itu, perusahaan perlu menerapkan kebijakan akuntansi aktiva tetap dan penyusutannya yang berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.16 dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.17 agar diperoleh laporan keuangan yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan kepada para pemakai
laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh aktiva tetap dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan pembelian tunai, dengan pembelian kredit jangka panjang,
pembelian dengan surat berharga, diterima sebagai sumbangan, dibangun sendiri dan tukar tambah yang selanjutnya harus disusutkan setiap periodenya menurut
metode penyusutan yang dipilih oleh perusahaan untuk mengalokasikan biaya perolehan aktiva tetap tersebut kedalam periode-periode dimana perusahaan
menerima manfaat dari aktiva tetap tersebut. Kemudian dalam masa pemakaian aktiva tetap tentu ada pengeluaran-pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan
pemakaian aktiva tetap tersebut baik yang menambah umur maupun kegunaannya seperti penambahan, perbaikan dan reparasi luar biasa dan lain-lain. Hal tersebut
harus dipertimbangkan dengan hati-hati, apakah layak untuk dikapitalisir sebagai pengeluaran modal capital expenditure atau dicatat sebagai beban revenue
expenditure. Aktiva tetap yang diperoleh dan dipergunakan dalam operasional
perusahaan terdiri dari berbagai jenis yang memiliki umur ekonomis yang berbeda-beda, dalam hal tersebut menentukan perhitungan beban penyusutannya,
dan selanjutnya beban penyusutan tersebut mempunyai pengaruh terhadap penentuan laba perusahaan.
Melihat begitu besarnya peranan aktiva tetap dalam membantu kelancaran aktivitas operasi perusahaan dan dana yang dikeluarkan untuk perolehan aktiva
tetap relatif besar, biaya pengawasan, pemeliharaan, reperasi, penyisipan tanaman, pemupukan, pergantian bagian-bagian tertentu dari aktiva tetap yang bersangkutan
dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut, sehingga
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan suatu penerapan akuntansi yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan khususnya PSAK No. 16 agar menyajikan jumlah wajar yang
sesungguhnya tentang aktiva tetap tersebut dan tidak memberikan informasi yang menyesatkan.
PT.Mara Jaya merupakan suatu perusahaan yang mengolah perkebunan karet dan kelapa sawit. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT.Mara Jaya
menggunakan fasilitas-fasilitas yang aktiva tetapnya terdiri dari: 1. Bangunan, sebagai kantor perusahaan
2. Rumah, sebagai tempat tinggal assisten dan karyawan 3. Tanah, sebagai tempat pengolahan tanaman
4. Peralatan dan kenderaan, berupa alat-alat yang digunakan untuk membantu operasional perusahaan.
5. Inventaris, berupa peralatan yang mendukung keperluan dikantor misalnya mesin ketik, meja, kursi,dll
Aktiva tetap berupa tanaman sawit, bangunan, yang dimiliki oleh PT.Mara Jaya diperoleh dengan cara membangun sendiri sedangkan peralatan, kenderaan
dan inventaris diperoleh dengan cara pembelian kemudian Tanah di peroleh dengan cara HGU hak guna usaha.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin memahami lebih jauh mengenai kebijakan akuntansi aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap yang diterapkan
perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari dalam hal ini PSAK No.16 dan PSAK No. 17 maka penulis melakukan penelitian dalam bentuk
skripsi yang berjudul: “Penerapan Akuntansi Aktiva Tetap PSAK No.16 dan
Universitas Sumatera Utara
Penyusutan Aktiva Tetap PSAK No.17 Pada PT.Mara Jaya, Medan”. Dengan demikian, penulis dapat membandingkan dan menilai sampai sejauh mana
perusahaan menerapkan kebijakan akuntansi aktiva tetap dan penyusutannya yang sesuai dengan PSAK No. 16 dan PSAK No.17 dalam aktivitas perusahaannya.
B. Perumusan Masalah
Guna memperjelas dan mengarahkan permasalahan yang mendasari penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah kebijakan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan oleh PT.Mara Jaya telah sesuai dengan PSAK No.16?
2. Apakah kebijakan akuntansi penyusutan aktiva tetap yang diterapkan oleh PT.Mara Jaya telah sesuai dengan PSAK No.17?
C. Batasan Masalah
Masalah yang dibahas oleh penulis dalam penelitian ini terbatas pada satu jenis kebun saja yaitu kebun kelapa sawit terfokus hanya pada Tanaman Belum
Menghasilkan TBM dan Tanaman Menghasilkan TM.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisa kebijakan akuntansi aktiva tetap pada PT. Mara Jaya
Medan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, dalam hal ini PSAK No.16
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk menganalisa kebijakan akuntansi penyusutan aktiva tetap pada PT. Mara Jaya Medan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku, dalam hal ini PSAK No.17
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan mengenai aktiva tetap secara
teoritis maupun aplikatif. 2. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan mengenai kelebihan dan
kelemahan kebijakan aktiva tetap yang diaplikasikan serta diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menghadapi permasalahan aktiva tetap
nantinya. 3. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi bagi yang ingin melakukan
penelitian sejenis lebih lanjut.
F. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka konseptual untuk
membantu melakukan pemahaman dan pembahasan masalah seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber : Data Olahan Penulis, 2007
PT.MARA JAYA MEDAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP
Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap yang
diterapkan perusahaan Kebijakan Akuntansi
Aktiva tetap menurut PSAK No.16 17
HASIL PENELITIAN
KESIMPULAN SARAN
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Aktiva Tetap
Salah satu bagian aset yang umumnya selalu dimiliki oleh setiap perusahaan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan perusahaan adalah aktiva tetap. Dalam pelaporan keuangan perusahaan, aktiva tetap dapat mempengaruhi neraca dan laporan laba rugi. Dalam neraca
perusahaan, aktiva tetap mempunyai jumlah yang signifikan sehingga dapat secara material mempengaruhi total aktiva pada neraca perusahaan. Sedangkan dalam
laporan laba rugi aktiva tetap menentukan hasil kegiatan perusahaan selama periode tertentu, sebab nilai aktiva tetap yang dialokasikan selama beberapa
periode sebagai beban penyusutan merupakan faktor pengurang pendpatan perusahaan sehingga pada akhirnya akan berpengaruh kepada laba rugi yang
diperoleh untuk periode tersebut. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pedoman yang harus
diacu dalam penyusunan laporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK sebagai pedoman pokok penyusunan dan penyajian laporan
keuangan agar lebih berguna, dapat dimengerti dan dapat dibandingkan serta tidak menyesatkan bagi sipemakai sesuai dengan prinsipnya.
Ruang lingkup PSAK No. 16 diterapkan dalam akuntansi aktiva tetap dan aktiva lain-lain, kecuali bila standar akuntansi keuangan lainnya mensyaratkan
suatu perlakuan akuntansi yang berbeda. Aktiva tetap merupakan harta
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang dipergunakan untuk membantu aktivitas operasi perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai.
Aktiva tetap didefinisikan Standar Akuntansi Keuangan 2004:16.2 sebagai “aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Sementara Soemarso 2005:20 mengartikan “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud
tangible fixed assets yang: 1 masa manfaatnya lebih dari satu tahun; 2 digunakan dalam kegiatan perusahaan; 3 dimiliki tidak untuk dijual kembali
dalam kegiatan normal perusahaan; 4 nilainya cukup besar. Berdasarkan kriteria yang ada di atas maka akan mudah untuk
membedakan aktiva tetap diantara aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan. misalnya, mobil pada perusahaan dealer mobil adalah persediaan yang
dikelompokkan sebagai aktiva lancar, sedangkan mobil yang dipergunakan dalam operasi perusahaan adalah merupakan aktiva tetap perusahaan.
B. Penggolongan dan Klasifikasi Aktiva Tetap
Untuk tujuan akuntansi, Machfoedz 1999:54 menggolongkan aktiva tetap menjadi dua yaitu: “ 1 aktiva tetap dengan umur terbatas depreciable
assets; 2 aktiva tetap dengan umur tak terbatas underpreciable assets”. 1. Aktiva tetap dengan umur terbatas depreciable assets, yaitu aktiva tetap
yang memberikan manfaat ekonomi pada perusahaan dalam jangka waktu
Universitas Sumatera Utara
tertentu dan harga perolehannya harus dialokasikan melalui penyusutan. Contoh: mesin, gedung, alat angkut, komputer dan sejenisnya.
2. Aktiva tetap dengan umur tak terbatas underpreciable assets, yaitu aktiva tetap yang tidak akan habis digunakan atau tidak diketahui kapan manfaat
ekonominya akan habis sehingga harga perolehannya tidak perlu dialokasikan atau disusutkan, Contohnya tanah.
Harahap 2002:20 juga melakukan pengelompokan aktiva tetap dalam berbagai sudut antara lain:
1. Sudut substansinya yaitu: Tangible assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung
dan peralatan. Intangible assets atau aktiva tidak berwujud seperti goodwill,
patents, copyright, hak cipta, franchise,dll.
2. Sudut disusutkan atau tidak yaitu: a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan
seperti building bangunan, equipment peralatan, machinery mesin, inventaris, jalan, dan lain-lain.
b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak disusutkan seperti land tanah.
3. Berdasarkan jenis yaitu: Lahan
a. Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan
tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus
dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khusus bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut
atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya, seperti riol, jalan dan lain-lain maka dapat digabungkan dalam nilai lahan.
b. Bangunan Gedung Bangunan adalah bangunan yang berdiri di atas bumi ini baik di
atas lahanair. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu.
c. Mesin Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari
mesin yang bersangkutan.
d. Kendaraan
Universitas Sumatera Utara
Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk grader, tractor, mobil, dua, dan lain-lain.
e. Perabot Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium,
perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.
f. InventarisPeralatan Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang
digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris gudang
dan lain-lain.
g. Prasarana Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan
membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, riol, pagar dan lain-lain
Umumnya Setiap perusahaan memiliki aktiva tetap, namun jenis aktiva tetap yang dimiliki mungkin satu sama lainnya dapat berbeda seperti perusahaan
jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan aktiva tetap perusahaan perkebunan, perkapalan, perminyakan, perdagangan dan lain sebagainya. Namun yang jelas
masing-masing perusahaan umumnya memiliki aktiva tetap.
C. Kebijakan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut PSAK No.16 PSAK No. 17 1. Perolehan dan Penilaian Aktiva Tetap
Perolehan aktiva tetap perusahaan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, yang menjadi permasalahan akuntansinya adalah dengan cara
bagaimana aktiva tetap itu diperoleh perusahaan sehingga menjadi miliknya. Proses perolehan disini dimaksudkan mulai sejak pembelian aktiva tetap,
pengangkutan aktiva tetap itu, pemasangan dan sampai aktiva tetap itu siap dipergunakan dalam proses produksi atau kegiatan perusahaan.
Harga perolehan didefinisikan Standar Akuntansi Keuangan 2004:16.2 sebagai “jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai wajar imbalan
Universitas Sumatera Utara
lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap
untuk digunakan”. Aktiva tetap dapat diperoleh perusahaan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Pembelian kontan atau tunai b. Pembelian secara angsuran atau kredit
c. Pembelian dengan surat berharga d. Pertukaran atau tukar tambah trade in
e. Sumbangan pihak lain donation f. Dibangun sendiri
ad. a. Pembelian dengan tunai atau kontan
Aktiva yang dibeli dengan uang kontan atau tunai dicatat sebesar uang yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-biaya lain
sehubungan dengan pembelian aktiva itu, dikurangi potongan harga yang diberikan.
Standar Akuntansi Keuangan 2004,16.14 bahwa :
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi
non refundable, dan setiap biaya yang diatribusikan secara langsung
dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan ; setiap
potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.
Berdasarkan definisi di atas harga perolehan terdiri dari harga faktur dikurangi dengan potongan tunai serta ditambah biaya-biaya lainnya yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan aktiva tetap tersebut. Berikut ini dijelaskan cara perhitungan aktiva tetap secara tunai.
Misal dibeli bangunan seharga Rp. 300.000.000,- dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan adalah : biaya akte notaries sebesar Rp. 200.000,- biaya perantara Rp.
500.000,- biaya pembersihan Rp. 100.000,-.
Transaksi ini akan dijurnal sebagai berikut ; Bangunan
Rp. 300.800.000,- Kas
Rp. 300.800.000,- Angka ini diperoleh dari penjumlahan sebagai berikut :
Harga beli Rp.
300.000.000,- Akte notaris
Rp. 200.000,-
Biaya perantara Rp.
500.000,- Biaya pembersihan
Rp. 100.000,-
Total Rp.
300.800.000,-
Jika ada potongan harga discount harus dikurangi dari nilai costnya. Jika potongan harga ini tidak dimanfaatkan perusahaan maka dilaporkan sebagai
discount lost atau interest expense . Contoh :
Sebuah peralatan dibeli seharga Rp. 2.000.000,-. Jika dibeli tunai harganya Rp. 1.900.000,-. Maka transaksi ini akan dijurnal :
a. Jika discount dimanfaatkan, maka jurnalnya :
Universitas Sumatera Utara
Peralatan Rp. 1.900.000,-
Kas Rp. 1.900.000,-
b. Jika potongan harga tidak dimanfaatkan, maka jurnalnya : Peralatan
Rp. 1.900.000,- Discount loss
Rp. 100.000,- Kas
Rp. 2.000.000,- Ada kalanya suatu perusahaan membeli aktiva secara borongan. Jika
beberapa aktiva tetap dibeli sekaligus dengan harga borongan basket purchase maka basket purchase harus dipisahkan nilai masing-masing aktiva tersebut.
Angka perbandingan yang dapat dipakai dalam menentukan nilai masing-masing aktiva tetap tersebut adalah:
1. Harga pasar yang wajar, jika harga ini tidak ada maka, 2. Harga penilaian menurut lembaga penilai yang objektif independent appraisal
company. Contoh :
Dibeli lahan, bangunan dan peralatan sekaligus dengan harga Rp. 750.000.000,. Berdasarkan informasi yang diketahui adalah harga pasar masing-masing aktiva
ini berbanding 3 : 2 : 1. Maka transaksi ini akan dijurnal sebagai berikut : Lahan
Rp. 375.000.000,- Bangunan
Rp. 250.000.000,- Peralatan
Rp. 125.000.000,- Kas
Rp. 750.000.000,- Angka ini dari perhitungan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Lahan 36 x Rp. 750.000.000,- Rp. 375.000.000,-
Bangunan 26 x Rp. 750.000.000,- Rp. 250.000.000,-
Peralatan 16 x Rp. 750.000.000,- Rp. 125.000.000,-
Total Rp. 750.000.000,-
ad. b. Pembelian dengan kredit jangka panjang
Saat ini kebanyakan transaksi pembelian aktiva tetap dilakukan dengan kredit jangka panjang. Sisa utang itu biasanya dibuktikan surat berharga, bukti
hutang hipotik dan lain-lain. Utang ini biasanya dibayar dalam beberapa kali angsuran ditambah dengan pembayaran bunga. Pembebanan bunga dapat
berdasarkan metode bunga flat dan sisa utang. Contoh :
Dibeli sebidang tanah seharga Rp. 400.000.000,- , pembayaran pertama adalah sebesar Rp. 100.000.000,- sisanya dibayar dalam 10 kali angsuran per semester,
bunga 18 per tahun. Jurnal saat pembelian :
Tanah Rp. 400.000.000,-
Kas Rp. 100.000.000,-
Utang kontrak pembelian aktiva tetap
Rp. 300.000.000,- Jurnal pembayaran angsuran:
a. Secara flat Utang Kontrak
Universitas Sumatera Utara
pembelian aktiva tetap Rp. 30.000.000
Beban bunga Rp. 27.000.000
Kas Rp. 57.000.000,-
Jurnal yang sama dicatat sampai angsuran kesepuluh. b. Secara sisa utang
Pada saat pembayaran angsuran semester pertama akan dijurnal sebagai berikut : Utang kontrak
pembelian aktiva tetap Rp. 30.000.000,-
Beban bunga Rp. 27.000.000,-
Kas Rp. 57.000.000,-
Angka ini diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Tanah
Rp. 400.000.000,- Pembayaran pertama
Rp. 100.000.000 Utang kontrak
pembelian aktiva tetap Rp. 300.000.000,-
Angsuran per semester Rp. 300.000.000 : 10 Rp. 30.000.000,-
Beban bunga 612 x 18 x Rp. 300.000.000 Rp. 27.000.000,-
Jumlah yang harus dibayar Rp. 57.000.000,-
Pada saat pembayaran angsuran semester kedua akan dijurnal sebagai berikut: Utang kontrak
Pembelian aktiva tetap Rp. 30.000.000,-
Universitas Sumatera Utara
Beban bunga Rp. 2.430.000,-
Kas Rp. 32.430.000,-
Beban bunga diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Utang kontrak pembelian aktiva tetap
Rp. 300.000.000,- Angsuran semester pertama
Rp. 30.000.000 Sisa utang kontrak
Rp. 270.000.000,- Beban bunga 612 x 18 x Rp. 270.000.000,- =
Rp. 24.300.000,- Selanjutnya beban bunga dihitung berdasarkan sisa utang kontrak dikalikan
dengan tarif bunga.
ad. c. Pembelian dengan surat berharga
Jika aktiva tetap diperoleh dengan mengeluarkan saham atau obligasi, maka aktiva tetap itu harus dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi pada
saat pembelian. Nilai saham atau obligasi dicatat sebesar nilai nominal atau seharga nilai pari. Jika harga pasar lebih besar dari harga pari selisihnya dicatat
sebagai premium agio saham dan jika harga pasar lebih kecil dari harga pari selisihnya dicatat sebagai discount disagio saham.
Contoh : Dibeli lahan dengan mengeluarkan 10.000 lembar saham Rp. 10.000 dengan
asumsi sebagai berikut : a. Jika harga pasar Rp. 9.500,- per lembar saham, maka transaksi ini akan
dijurnal: Tanah
Rp. 950.000,-
Universitas Sumatera Utara
Disagio saham Rp. 50.000
Modal saham Rp. 1.000.000,-
b. Jika harga pasar Rp. 11.000,- per lembar saham, maka transaksi ini akan dijurnal :
Tanah Rp. 1.100.000,-
Modal saham Rp. 1.000.000,-
Agio saham Rp. 100.000,-
ad. d. Tukar tambah trade in
Perolehan aktiva tetap dengan cara ini, yaitu aktiva tetap perusahaan ditukar dengan aktiva tetap lain, baik yang sejenis maupun yang berlainan jenis.
Cara pencatatannya, aktiva tetap yang baru, dicatat berdasarkan nilai pasar, jika nilai pasar aktiva tetap tersebut diketahui. Apabila penukaran yang dilakukan
ditambah dengan uang kas maka harga perolehannya adalah harga pasar barang yang diserahkan ditambah dengan uang tunai yang diserahkan. Perbedaan antara
nilai pasar yang baru dengan buku aktiva tetap yang lama dicatat sebagai keuntungan atau kerugian atas pertukaran. Berikut ini akan penulis jelaskan
beberapa transaksi pertukaran aktiva tetap : 1. Harga pasar aktiva tetap yang ditukarkan tidak diketahui
Apabila harga pasar tidak diketahui sedangkan jenis barang yang ditukarkan sejenis ataupun berbeda aktiva tetap yang diterima dicatat sebesar nilai
buku aktiva tetap yang diserahkan. Nilai aktiva tetap yang diserahkan bersama nilai akumulasi pernyusutannya dapat dihapuskan melalui jurnal.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Sebuah peralatan milik PT. X dengan harga Rp. 200.000,- dan nilai buku Rp.
60.000,- ditukar dengan mesin PT. Y, dimana mesin tersebut mempunyai harga Rp. 300.000,- dan nilai bukunya Rp. 100.000,- harga pasar tidak diketahui.
Maka transaksi ini akan dijurnal PT. X : Mesin
Rp. 60.000,- Akumulasi penyusutan
Rp. 140.000,- Peralatan
Rp. 200.000,- 2. Bila harga pasar diketahui maka pencatatan harganya adalah sebagai berikut :
a. Aktiva tetap yang diterima dicatat sebesar harga pasar dari aktiva yang diberikan
b. Tetapi jika harga pasar yang diterima lebih wajar, dalam arti lebih kuat nilai objektifitasnya dan buktinya, maka catatlah sebesar nilai aktiva tetap yang
diterima itu. c. Jika aktiva yang baru harga pasarnya lebih akurat dibandingkan dengan harga
pasar aktiva tetap bekas pakai, dalam hal ini yang dipakai sebagai harganya adalah harga aktiva tetap yang baru itu. Perlu diingat bahwa harga yang
dimaksud adalah harga kontan kas bukan harga faktur dan harga lainnya. d. Jika ternyata ada perbedaan antara harga pasar yang dicatat tadi dengan nilai
buku aktiva tetap yang diserahkan maka catatlah laba atau rugi. Laba berarti nilai buku ditambah uang kas jika ada lebih kecil dari harga pasar yang
dicatat. Rugi berarti nilai buku ditambah uang kas jika ada lebih besar dari harga pasar.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Sebuah mesin dengan harga pasar Rp. 4.000.000,- ditukarkan dengan sebuah
peralatan dengan menyerahkan uang kas Rp. 600.000,- peralatan itu mempunyai harga sebesar Rp. 5.000.000,- dan nilai buku Rp. 3.800.000,-
Maka transaksi ini akan dijurnal : Mesin
Rp. 4.000.000,- Akumulasi penyusutan peralatan
Rp. 1.200.000,- Rugi pertukaran
Rp. 400.000,- Peralatan
Rp. 5.000.000,- Kas
Rp. 600.000,- Rugi pertukaran peralatan dihitung sebagai berikut :
Nilai buku peralatan Rp. 3.800.000,-
Kas yang diserahkan Rp. 600.000,-
Total Rp. 4.400.000,-
Harga mesin yang diterima Rp. 4.000.000,-
Rugi pertukaran Rp. 400.000,-
ad. e. Diterima dari sumbangan
Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara dihadiahkan atau diterima dari sumbangan maka transaksi ini disebut non reciprocal transfer atau transfer yang
tidak memerlukan umpan balik. Contoh :
Universitas Sumatera Utara
PT. Piala Bakti menerima bantuan sebuah mesin dan peralatan dari pemerintah. Nilai mesin dan peralatan itu menurut harga pasar yang wajar masing-masing Rp.
3.000.000,- dan Rp. 1.000.000,-. Transaksi ini akan dijurnal sebagai berikut :
Tanah Rp. 3.000.000,-
Bagunan Rp. 1.000.000,-
Modal donasi donated capital Rp. 4.000.000,-
ad. f. Dibangun sendiri
Perolehan aktiva tetap dengan membuat sendiri dicatat sebesar biaya yang dikorbankan, yaitu meliputi biaya langsung dan biaya tak langsung. Untuk biaya
bahan dan upah yang berhubungan dengan kegiatan tersebut tidak menjadi masalah karena umumnya dapat dibebankan secara langsung, tetapi untuk
menentukan biaya tidak langsung cukup sulit, karena biasanya ada biaya yang dibebankan untuk semua atau beberapa kegiatan.
Ada dua cara yang biasanya dipergunakan untuk menetapkan berapa besar biaya tidak langsung yang akan dibebankan terhadap aktiva tetap yang dibangun sendiri,
yaitu : 1. Metode incremental cost
Pada metode ini overhead yang dibebankan adalah kenaikan tambahan overhead akibat adanya pembangunan aktiva tersebut.
2. Metode proportional
Universitas Sumatera Utara
Menurut metode ini biaya yang dibebankan bukan hanya kenaikan overhead itu tetapi dibebankan overhead tetap secara merata untuk kegiatan biasa
maupun untuk kegiatan pembangunan itu sendiri. Bila aktiva tetap yang dibangun sendiri itu dengan modal pinjaman maka selama
pengerjaan, bunga pinjaman dianggap sebagai cost aktiva atau dikapitalisasikan. Perhitungan biaya bunga yang dapat dikapitalisasi menurut Harnanto 2002:336
antara lain:
1. Hanya biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dapat dikapitalisasi. Bunga atas modal sendiri tidak untuk dikapitalisasi.
2. Jumlah maksimum biaya bunga yang dapat dikapitalisasi meliputi seluruh bunga yang dibayar dan terhutang dalam tahun berjalan.
3. Biaya bunga dihitung dari sejak terjadinya pengeluaran untuk kegiatan konstruksi sampai dengan tarif kegiatan konstruksi
berakhir dan aktiva siap untuk dipakai.
4. Jumlah rata-rata pengeluaran akumulatif dipakai sebagai dasar penghitungan biaya bunga. Biaya bunga dapat dihitung pada setiap
kali terjadi pengeluaran atau dapat diestimasi berdasar asumsi pengeluaran terjadi secara merata dalam masa berlangsungnya
kegiatan konstruksi. Pengeluaran adalah pembayaran kas bukan akrual.
5. Dalam hal kegiatan konstruksi meliputi jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, jumlah pengeluaran akumulatif meliputi
pengeluaran yang terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.
6. Suku bunga yang dipakai sebagai dasar penghitungan biaya bunga yang dapat dikapitalisasi adalah: a suku bunga pinjaman khusus
untuk kegiatan konstruksi aktiva tetap untuk pengeluaran akumulatif sampai dengan jumlah pinjaman khusus dan b suku
bunga rata-rata tertimbang pinjaman lain untuk pengeluaran akumulatif diatas pinjaman khusus.
7. Jika dana yang berasal dari pinjaman khusus di investasikan untuk sementara waktu sambil menunggu tanggal jatuh temponya
pembayaran, pendapatan dari investasi tidak dikurangkan dari biaya bunga untuk menentukan biaya bunga yang sesungguhnya
terjadi kecuali dana berasal dari pinjaman dengan fasilitas bunga bebas pajak.
8. Total biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dan bagian dari biaya bunga yang dapat dikapitalisasi dalam tahun berjalan harus
diungkapkan didalam laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Perusahaan membangun sendiri gedung pabrik yang baru. Di perkirakan kegiatan
konstruksi akan berlangsung selama dua tahun dan memerlukan biaya Rp. 800.000.000,- Untuk keperluan itu telah dipinjam kredit investasi sebesar Rp.
200.000.000,- dengan bunga 12 . Disamping kredit investasi tersebut, perusahaan mempunyai pinjaman dari bank sebagai berikut.
Hutang obligasi berjangka waktu 5 tahun Rp. 100.000.000,-
Dengan bunga 11 Hutang hipotik dengan bunga 9
Rp. 140.000.000,- Rp. 240.000.000,-
Pengeluaran untuk kegiatan konstruksi pabrik yang baru terjadi secara merata dimulai tanggal 1 Januari 2002 sampai dengan tanggal 31 Desember 2003.
Pengeluaran untuk kegiatan konstruksi dalam tahun buku tahun 2002 berjumlah Rp. 400.000.000,-. Biaya bunga yang sesungguhnya terjadi dalam tahun 2002
adalah Rp. 47.600.000,- yang dihitung sebagai berikut: Deskripsi
Pokok Pinjaman Suku Bunga Biaya Bunga Kredit investasi pabrik baru Rp. 200.000.000,- 12 Rp. 24.000.000,-
Hutang obligasi 100.000.000,- 11
11.000.000,- Hutang hipotik
140.000.000,- 9 12.600.000,-
Jumlah Rp. 440.000.000,-
Rp. 47.600.000,-
Suku bunga rata-rata tertimbang untuk pinjaman lain yaitu 7.9 yang dihitung sebagai berikut:
Deskripsi Pokok pinjaman
Suku bunga Biaya bunga
Hutang obligasi Rp. 100.000.000,-
11 Rp. 7.150.000,- Hutang hipotik
140.000.000,- Jumlah
Rp. 240.000.000,- 7.9 Rp. 19.100.000,-
9 8.100.000,-
Universitas Sumatera Utara
Suku bunga rata-rata tertimbang = Rp. 19.100.000 Rp. 240.000.000 x 100 = 7.9
Rata-rata jumlah pengeluaran akumulatif – tahun 2002 adalah sebesar Rp.200.000.000,- sedangkan biaya bunga yang dapat dikapitalisasi adalah sebesar
Rp. 24.000.000,- yang dihitung sebagai berikut: Akumulasi pengeluaran sd 1 Januari 2002
Rp. 0 Pengeluaran dalam tahun 2002
Akumulasi pengeluaran sd 31 Desember 2002 Rp.424.000.000,-
termasuk biaya bunga Rp. 400.000.000,-
Akumulasi pengeluaran sd 31 Desember 2002 Rp. 400.000.000,-
Rata-rata pengeluaran akumulatif – tahun 2002 Rp. 200.000.000,-
[Rp 0 + Rp.400.000.000 2] Biaya bunga yang dapat dikapitalisasi
Rp. 24.000.000,- [12 x Rp. 200.000.000]
Selanjutnya pengeluaran yang sesungguhnya terjadi dalam tahun 2003 adalah Rp. 300.000.000,- sehingga membuat total biaya konstruksi menjadi Rp.
700.000.000,-. Rata-rata pengeluaran akumulatif – tahun 2003 adalah sebesar Rp. 53.546.000,-
Akumulasi pengeluaran sd 31 Desember 2002 Rp.400.000.000,-
Biaya bunga di kapitalisasi tahun 2002 24.000.000,-
Pengeluaran dalam tahun 2003 Rp.300.000.000,-
Akumulasi pengeluaran sd 31 Desember 2003
Rata-rata pengeluaran akumulatif – tahun 2003 Rp.574.000.000,-
Rp.724.000.000,-
Universitas Sumatera Utara
[Rp. 424.000.000 + 724.000.000 2] Biaya bunga yang dapat dikapitalisasi – tahun 2003:
Pengeluaran sd jumlah kredit investasi Rp. 24.000.000,-
[12 x Rp. 200.000.000] Pengeluaran di atas kredit investasi
Rp. 29.546.000,- [9.8 x Rp. 374.000.000]
Total biaya bunga yang dapat dikapitalisasi dalam tahun 2003
Rp. 53.546.000,-
Dalam tahun 2002, biaya bunga yang sesungguhnya dibayar Rp. 47.600.000 lebih besar dari pada biaya bunga yang dihitung berdasarkan rata-rata
jumlah pengeluaran akumulatifnya Rp.24.000.000. Oleh karena itu seluruh biaya bunga yang dihitung berdasarkan rata-rata jumlah pengeluaran akumulatif
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya konstruksi pabrik. Sebaliknya dalam tahun 2003 lebih banyak dana internal perusahaan digunakan untuk kegiatan konstruksi
pabrik, sehingga perhitungan biaya bunga yang sebenarnya dapat dikapitalisasi Rp. 53.546.000 lebih besar dibandingkan dengan biaya bunga yang
sesungguhnya dibayar Rp. 47.600.000. Oleh karena itu, hanya biaya yang sesungguhnya dibayar dalam tahun 2003 dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya
konstruksi pabrik.
2. Penilaian Kembali Aktiva Tetap